Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN: STUDI KASUS MANAJEMEN KEBERSIHAN MENSTRUASI (MKM) 30 MENIT

Jelaskan kepada siswa-siswi bahwa remaja perempuan memiliki kebutuhan kebersihan diri tambahan saat mengalami
menstruasi, atau lebih dikenal dengan sebutan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), yaitu pengelolaan kebersihan
dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. Remaja perempuan perlu mempraktikkan kebersihan
menstruasi yang baik dan mendukung teman-teman mereka untuk melakukan hal yang sama, dan remaja laki-laki harus
bersikap pengertian kepada remaja perempuan ketika menstruasi dan tidak mengejek mereka.

Beritahu siswa-siswi bahwa kebersihan menstruasi yang baik ditandai oleh perilaku-perilaku berikut:

Setiap perempuan memiliki kebutuhan kebersihan diri tambahan saat mengalami menstruasi. Kebersihan menstruasi
yang baik ditandai dengan perilaku-perilaku berikut ini:

• Mengganti pembalut secara berkala, sekurang-kurangnya tiap 4 jam sekali;


• Membuang pembalut secara tepat, ke tempat sampah, tidak di toilet, jamban atau sungai; atau
• Apabila menggunakan pembalut kain atau pembalut pakai ulang, maka cuci pembalut tersebut dengan
menggunakan air dan sabun, kemudian keringkan di bawah sinar matahari;
• Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum memasang pembalut baru dan setelah melepas
pembalut yang sudah dipakai maksimal 4 jam. Mencuci tangan pakai sabun juga perlu dilakukan pada waktu-waktu
tertentu, misalnya, setelah menggunakan toilet atau jamban (WC), sebelum makan, setelah bermain, dan setelah
memegang hewan.
• Sekolah harus menyediakan toilet atau kamar mandi yang dapat dikunci, dipisah berdasarkan jenis kelamin dan
dilengkapi dengan air mengalir. Di setiap toilet perempuan, harus terdapat tempat sampah tertutup, cermin dan
tempat cuci dengan sabun dan air mengalir
• Sekolah juga harus menyediakan pembalut cadangan, bisa dengan memberikan secara gratis atau menjualnya di
kantin.

Beberapa sekolah tidak mempunyai fasilitas toilet yang bersih. Seperti tidak ada pintu, tidak ada air. Hal ini bisa
membuat siswa perempuan merasa tidak aman dan nyaman untuk mengganti pembalut. Akibatnya banyak siswa
perempuan terpaksa tidak masuk sekolah pada saat menstruasi. Ini tentu sangat disayangkan.

Beritahu siswa-siswi manfaat menjaga kebersihan menstruasi yang baik, yaitu:

 Mencegah infeksi dan iritasi kulit;


 Memastikan bahwa remaja perempuan tetap masuk sekolah/dapat mengikuti pelajaran ketika menstruasi;
 Memperbolehkan remaja perempuan untuk ikut serta dalam olahraga dan kegiatan sosial seperti biasanya;
 Mencegah kerusakan pada toilet/jamban dan saluran air yang disebabkan ketika remaja perempuan membuang
pembalut mereka secara tidak tepat, seperti menyiramnya ke dalam toilet/jamban;
 Mencegah kerusakan pada lingkungan dan kehidupan laut yang disebabkan oleh pembuangan pembalut secara
tidak tepat.

Bagi siswa-siswi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Beri tiap-tiap kelompok waktu untuk membaca
bagian Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada Buku Cerita ‘Rahasia Dua Dunia’, halaman 1-10.
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-02/Rahasia-Dua-Dunia-2019.pdf

Lalu, bagikan salah satu kasus dari rangkaian Studi Kasus Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), dan beri mereka
waktu 15 menit untuk bekerja dengan kelompoknya guna membahas situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
diskusi yang ada dalamnya.
Minta seorang perwakilan dari tiap-tiap kelompok untuk membacakan rangkuman hasil diskusi dan solusi mereka di
hadapan kelompok-kelompok lainnya.

Pelajaran Keterampilan Hidup: Berempati


Ingatkan siswa-siswi bahwa berempati adalah kemampuan untuk ‘menempatkan diri pada sepatu orang lain’ dan
memikirkan bagaimana perasaan mereka. Sementara beberapa orang mungkin mengatakan kebersihan menstruasi
tidak menjadi urusan remaja laki-laki karena mereka tidak mengalaminya, sebenarnya penting bagi remaja laki-laki
untuk memikirkan tantangan-tantangan unik yang diakibatkan oleh menstruasi terhadap remaja perempuan dan
bagaimana mereka dapat mendukung remaja perempuan untuk hidup dengan rasa percaya diri dan dihormati.
Studi Kasus Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
Cerita Aya
Hari Buruk Mia
Aya sedang mengalami menstruasi namun keluarganya tidak memiliki
Mia sedang mengalami hari buruk. Ia sedang mengalami rasa kram karena penghasilan yang cukup, dan ia tidak memiliki biaya untuk mengganti
menstruasi dan baru saja bertengkar dengan temannya. Ia biasanya senang pembalutnya secara berkala seperti yang seharusnya dilakukan. Selain itu, Aya
berbicara di kelas namun hari ini ia diam saja. Hari ini di kelas, Toni teman sekelas juga tidak keramas selama mengalami menstruasi, karena percaya terhadap
Mia, bercanda dan bersikap mengganggu, seperti biasanya. Ia memperhatikan Mia mitos yang berkata demikian. Suatu hari di sekolah, Prita dan teman-temannya
sedang diam dan mulai mengejeknya. Mia kehilangan kesabarannya dan meminta melihat bahwa ada noda/bercak darah pada rok yang dikenakan Aya, dan
Toni untuk meninggalkannya sendiri. ‘Ibu Guru, tampaknya Mia sedang menstruasi!’ mencium bau yang tidak sedap dari rambut Aya ketika Aya melewati mereka.
seru Toni di hadapan seluruh teman sekelasnya. Semua orang tertawa dan Mia Bukannya memberitahu secara baik-baik, mereka justru menertawakan dan
merasa semakin tidak nyaman. mengolok-olok Aya karena ia kurang mampu dan ‘bau’.

Pertanyaan-pertanyaan diskusi: Pertanyaan-pertanyaan diskusi:

 Menurutmu, bagaimana perasaan Mia terhadap tingkah laku Toni?  Menurutmu, mengapa Prita dan teman-temanya bersikap seperti itu?
 Bagaimana seharusnya Toni bersikap pada situasi seperti itu?  Bagaimana dampak dari tindakan-tindakan mereka tersebut terhadap
Aya?
 Apa yang dapat kamu lakukan jika kamu adalah temannya Prita, dan
kamu mendengarnya berkata-kata seperti itu?

Dilema Nina
Fajar dan Adik Perempuannya
Nina sedang mengalami menstruasi tetapi tidak ingin bolos sekolah. Ia pergi ke
Fajar memiliki pekerjaan paruh waktu sepulang sekolah dan menabung penghasilan toilet/kamar mandi sekolah untuk mengganti pembalutnya, tetapi di dalamnya
yang ia peroleh untuk membeli sepeda motor. Suatu hari, Fajar mendengar adik tidak tersedia tempat sampah maupun tisu. Lebih parahnya lagi, pintunya
perempuannya, Mimi, menangis di kamarnya. Ia bertanya kepada ibunya, apa yang rusak dan para remaja laki-laki mengancam akan membuka pintunya jika Nina
terjadi pada adik perempuannya, dan ibunya menjawab, ‘Mimi ingin pergi ke tidak lekas keluar dari sana. Nina cepat-cepat memutuskan untuk menyiram
bioskop bersama teman-temannya malam ini, tapi ia tidak bisa pergi karena ia tidak
pembalutnya ke dalam toilet/jamban. ‘Tidak apa-apa,’ pikirnya. ‘Orang lain
memiliki persediaan pembalut yang cukup dan ia tidak memiliki uang untuk juga melakukannya.’
membelinya hingga minggu depan.’
Pertanyaan-pertanyaan diskusi:
Pertanyaan-pertanyaan diskusi:
 Bagaimana perasaan Mimi dalam situasi seperti itu?  Apakah yang dapat menjadi akibat dari perbuatan Nina tersebut?
 Bagaimana Fajar dapat membantu Mimi pada situasi seperti itu?  Bagaimana sekolah Nina dapat membantunya untuk mempraktikkan
Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang lebih baik?

Anda mungkin juga menyukai