Anda di halaman 1dari 8

Yess, Aku Remaja dan Menjalani Masa

Pubertas Dengan Gembira!


Oleh: Alyaa Khofifah Putri Hardana[1]

Halo semua, namaku Alyaa Khofifah Putri Hardana, siswa kelas 9 di


salah satu SMPN di Bandar Lampung.

Awalnya aku merasa malu menuliskan pengalamanku ketika


memasuki masa Pubertas. Tapi aku pikir tidak ada salahnya berbagi
pengalamanku kepada kalian, agar teman-teman tidak khawatir dan
siap menghadapi masa pubertas dengan gembira.

Sama seperti aku, pasti kamu sering dengar ketika orang tua kita atau
sekeliling kita berkata,

“maklumin ajalah namanya juga lagi puber!” atau

“kalau lagi puber memang gitu, pada genit-genitan sama kawannya,”


atau

“Kalau lagi puber memang suka pada ngelawan nih anak-anak!”

Aduhh, kesel gak sih dengernya. Pasti gak cuma aku, kamu juga
pernah ngalamin diomongin atau dengar perkataan seperti ini. Meski
sering kita dengar,tapi gak banyak loh remaja seperti kita tahu artinya
puber.

Puber itu berasal dari kata latin Pubescere berarti


mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin
sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual[1]. Nah
sedangkan Pubertas adalah periode kehidupan di mana terjadi
kematangan organ seks untuk siap melakukan fungsi-fungsi
reproduksi[2]. Pubertas adalah masa peralihan yang akan dialami
oleh anak-anak baik anak perempuan maupun anak laki-laki untuk
menjadi dewasa secara seksual.

Setiap anak akan mengalami masa pubertasnya di usia berbeda-


beda. Beberapa dari kita memasuki masa pubertas lebih awal dan
beberapa belum memasuki masa pubertasnya. Ada yang puber saat
kelas 1 SMA, ada yang kelas 2 SMP, dan bahkan ada juga loh yang
mulai puber saat kelas 3 SD. Meski kamu tidak mengalami pubertas
berbarengan dengan temanmu, tenang saja, gak usah
panik ,kamu gak salah dan gak ada yang aneh dengan dirimu kok.

Ketika memasuki masa pubertas, banyak sekali perubahan yang


terjadi pada diri kita, baik perubahan fisik, emosi dan sosial.
Perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan
berbeda. Karena aku perempuan, aku akan cerita perubahan-
perubahan yang terjadi pada anak perempuan ya.

Awalnya, pada saat aku kelas 4 SD atau sekitar umur 9 tahun, aku
sempat merasa gatal dan nyeri di bagian payudaraku, aku juga mulai
merasa kalau payudaraku mulai membesar. Nah karena aku merasa
aneh, aku merasa harus bilang ke ina (ibuku) tentang perubahan
yang terjadi. Ina bilang aku sudah mulai masuk ke tahap masa
sebelum pubertas atau awal pubertas, salah satu tandanya adalah
membesarnya payudara pada anak perempuan. Bahkan kalau
besarnya payudara di kiri dan kanan tidak sama, itu juga bukan
sesuatu yang aneh, tapi kita harus waspada kalau ada benjolan di
payudara kita. Kita harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Selain itu, Ina juga bilang kalau aku sudah harus mulai pakai miniset
(bra remaja) agar pertumbuhan payudaraku bisa tambah baik. Ih, aku
mulai membayangkan kalau pakai miniset pasti gak nyaman dan
panas. Tapi, karena baik untuk pertumbuhan payudaraku, maka
mau gak mau aku mulai terbiasa memakainya. Dan ternyata,
menggunakan miniset malah membuatku makin nyaman untuk
mengikuti kegiatan di sekolah seperti aktif main basket dan
berolahraga lainnya, jadi aku gak malu lagi untuk bergerak karena
takut bakal “ngecap” payudaranya di baju dan
membuatku gak nyaman.

Tanda pubertas lainnya yang aku alami adalah mulai tumbuh rambut
di daerah kemaluan dan ketiak. Itu terjadi sekitar kelas 5 SD, aku
merasa risih, seperti ada yang menusuk-nusuk di ketiak dan di
celana, aku juga ngerasa keringatku jadi berlebihan dan
kalau gak segera mandi, badan akan jadi bau.
Aku tanya ke Ina, lagi-lagi katanya itu normal. Aku lalu diajarin cara
mencukur rambut kemaluan dan ketiak, dan ina berpesan agar aku
mulai lebih peduli terhadap kebersihan tubuhku, Harus lebih sering
mandi, paling tidak dua kali sehari setelah berkegiatan dan sering
mengganti baju yang sudah kotor serta menggunakan deodorant jika
memang keringat kita sangat berlebih dan bau. Tapi jangan salah
pilih deodorant ya kawan-kawan. Ada deodorant yang jka bercampur
dengan keringat kita, malah membuat badan jadi tambah bau.

Lanjut yaa, ketika naik kelas 6 SD, sekitar usia 11 tahun, Pagi harinya
sebelum dapat menstruasi pertama, aku merasa sakit perut dan
pinggang. Aku pikir itu sakit biasa saja, tapi pulang sekolah, pas mau
mandi, aku ngeliat ada darah di celana dalam. Aku ngerasa panik dan
bingung karena takut vaginaku sakit atau luka. Meski Ina sudah
sering kasih informasi soal menstruasi, tetapi pas beneran terjadi aku
tetap panik dan khawatir loh.

Aku jadi membayangkan apa yang akan terjadi dengan kawan-kawan


lain di luar sana yang sama sekali tidak mendapatkan informasi soal
ini, pasti mereka juga sangat takut sekali bahkan ada yang panik
hingga menangis dan takut jadi hamil.

Temanku pernah cerita pas dia dapat menstruasi pertama, dia


nangis ,bingung kenapa ada darah di celananya. Bahkan karena takut
dimarahi dan gak mau cerita sama orang tuanya, esoknya
dia gak pergi sekolah. Aduhh sedih yaa.

Balik lagi ke cerita menstruasiku, waktu itu Inaku sedang ada kegiatan
di Srilanka, jadi aku cerita ke nenek. Kemudian nenek membelikanku
pembalut dan ngasih tau cara pakainya. Padahal aku sudah tau sih
cara pakai pembalut itu gimana, tapi tetap saja ketika diulang cara
pakainya oleh nenek dan didampingi menggunakannya untuk
pertama kali, aku jadi lebih paham dan gak deg-degan lagi.

Malamnya ketika Ina telpon, aku cerita ke Ina kalau aku sudah
menstruasi. Ina kasih selamat dong ke aku, Ina bilang bahwa aku
sudah resmi jadi remaja dan ada di masa pubertas yang ditandai
dengan kematangan organ seksualku yaitu menstruasi.

Disemangati begitu ,aku jadi senang tapi juga mulai khawatir ketika
Ina juga bilang bahwa ada tanggung jawab lebih yang harus aku
lakukan ketika sudah menstruasi. Menstruasi merupakan peristiwa
sangat penting dalam kehidupan seorang remaja perempuan. Ketika
seorang remaja perempuan sudah menstruasi, mereka harus lebih
memperhatikan kesehatan menstruasinya.

Tapi kebanyakan, karena ketidaktauan remaja perempuan tentang


menstruasi dan apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan untuk
menghadapinya, kesehatan dan kebersihan terkait menstruasi sering
diabaikan. Belum lagi banyak mitos-mitos terkait menstruasi yang
tidak benar tapi diyakini oleh perempuan secara turun menurun,
membuat menstruasi menjadi sesuatu yang menakutkan, kotor, jorok
dan menurunkan tingkat kehadiran anak perempuan di sekolah[3].
Padahal kesehatan dan kebersihan ketika menstruasi merupakan
bagian penting dari kesehatan reproduksi seorang perempuan[4]
karena jika tidak ditangani dengan benar, remaja perempuan akan
mengalami risiko kesehatan terkait organ reproduksinya. Gatal-gatal,
iritasi bahkan infeksi di vagina karena tidak menjaga kebersihan pada
saat menstruasi akan mempengaruhi fungsi reproduksi kita nantinya.

Satu lagi ketika anak perempuan sudah menstruasi ,ia juga sudah
dimungkinkan untuk hamil, makanya selain menjaga kebersihan, kita
harus mulai juga memperhatikan keamanan diri kita agar terhindar
dari risiko kehamilan tidak diinginkan akibat perilaku seks bebas
ataupun kekerasan seksual.

Selain tiga hal di atas, aku juga sudah mulai berjerawat loh. Di masa
pubertas produksi kelenjar minyak meningkat, kadang suka
diketawain dan dibercandain sama teman-teman. Kalian tau gak sih
kalau itu termasuk perilaku bullying verbal (ungkapan perundungan,
red)?

Bullying verbal adalah ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh


pelaku bullying yang bisa merendahkan harkat dan martabat
korbannya. Meskipun mungkin maksudnya becandaan, tapi kan
kita gak tau apa yang korban bullying rasakan. Jadi terkadang
bawaannya minder kalau pas lagi jerawatan, tapi kita harus
membentuk citra diri yang positif ya teman-teman, jangan jadikan
kekurangan yang kita miliki itu membuat kita rendah diri dan merasa
tidak berharga. Pede aja. Kalau ada yang ngata-ngatain jangan
didengerin, biarin aja. Kita harus mencintai diri kita apapun
bentuknya, kita harus mampu berdiri untuk diri kita sendiri.
Speak Up, jangan mau jadi korban bullying!

Anak laki-laki maupun anak perempuan sama-sama mengalami


perubahan emosi ketika kita ada di masa pubertas. Pernah gak sih
ketika kamu lagi merasa senang, lalu sesaat kemudian kamu merasa
sedih? Atau kamu jadi suka banget marah-marah tanpa alasan yang
jelas? itu namanya moodswing. Moodswing itu maksudnya perubahan
emosi secara cepat. Remaja seperti kita mengalami perubahan emosi
yang tidak stabil dan penuh gejolak. Menurut ahli, mood swings ini
terjadi karena remaja sedang mengalami kematangan hormon dalam
tubuhnya. Selebihnya menurutku, stress yang dialami remaja juga
sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik yang terjadi begitu
cepat dan luas pada tubuh kita tanpa dibarengi pengetahuan yang
lengkap dan benar tentang perubahan yang terjadi.

Nah ini juga yang membuat perubahan mood kita terjadi lebih sering.
Pada masa remaja, kita sudah mulai dituntut untuk matang secara
emosional oleh orang tua dan orang dewasa lainnya yang bisa
membuat kita jadi remaja pemberontak di rumah. Emosi yang
bergejolak itu kalau tidak dikelola dengan baik, bisa membuat kita
terlibat perkelahian, ataupun perbuatan-perbuatan yang berdampak
buruk tidak saja bagi kita tapi juga bagi keluarga dan masyarakat.

Terakhir adalah perubahan yang terkait dengan hubungan sosial.


Ketika kita mulai berada di masa pubertas kamu akan mulai tertarik
dengan lawan jenis. Pasti kalian pernah denger temen kalian atau
malah kalian sendiri yang bilang,

”Eh liat deh kakak itu ganteng banget ya.” Atau,

“kok si A baik banget sih sama aku, duh jadi baper nih.”

Pokoknya kalo kamu mulai tertarik dengan lawan jenis, selamat! Itu
artinya kamu sedang puber. Sebagai remaja kita harus bersiap
membangun hubungan dengan lawan jenis.

Selain itu kita juga bakal mulai memilih berteman secara


berkelompok. Kita bakal mulai pilih-pilih mana yang sekiranya satu
sifat atau hobi sama kita, dan mulai bergaul dengan kelompok
tersebut. Kita akan sangat membutuhkan teman sebaya untuk
bersama-sama mengenal dunia di luar selain keluarga. Tapi kalau kita
tidak hati-hati, dalam bergaul, remaja sering mengalami tekanan
untuk mengikuti teman sebayanya atau yang sering disebut para ahli
sebagai konformitas (conformity) yang sangat kuat.

Konformitas muncul ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku


orang lain dikarenakan ada tekanan dari kelompoknya. Konformitas
ini sendiri ada yang positif dan negatif . Kebanyakan remaja merasa
“tidak enak” atau “tidak gaul”, kalau tidak berperilaku sama dengan
teman-teman di kelompoknya sehingga mereka ikut-ikutan
berperilaku menyimpang seperti berbuat onar, nonton film porno
bersama, dan lain-lain. Jika kalian diajak melakukan hal yang akan
berakibat buruk, kalian harus berani berkata “TIDAK” dengan tegas
dan lantang.

Nah, biar kita tetap gembira menghadapi masa pubertas, simak yukk
tips dariku bagaimana menghadapi masa pubertas dengan gembira.
Tips ini aku buat berdasarkan pengalamanku loh hehehe.

Pertama, cobalah untuk terbuka dengan orang tuamu. Meski banyak


orang tua merasa tabu, malu dan tidak penting membicarakan seks
dan seksualitas dengan anak-anaknya, kamu tetap perlu bersikap
terbuka pada orang tuamu. Cobalah membicarakan tentang
perubahan yang terjadi pada dirimu selama masa pubertas ini.
Yakinkan mereka bahwa kamu butuh informasi tentang apa yang
terjadi dengan dirimu terkait masa pubertas. Bilang pada mereka,
kalau kamu butuh didampingi untuk melalui masa pubertas ini dengan
gembira.

Aku bersyukur memiliki orangtua yang terbuka dan tidak malu untuk
membicarakan hal-hal seputar pubertas kepadaku dan adik-adikku.
Kedua orangtuaku memberikan informasi yang cukup dan jelas
sehingga aku tidak perlu mencari informasinya sendiri lewat internet
atau bertanya kepada teman. Belum tentu informasi yang aku dapat
dari internet atau teman itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Kedua, kenali perubahan-perubahan yang terjadi pada dirimu. Aku


sudah menuliskan perubahan-perubahan yang terjadi padaku saat
pubertas. Nah aku harap kalian juga dapat mengenali perubahan-
perubahan tersebut sehingga kalian tidak bingung dan kaget. Ingat
ya, semua perubahan yang akan terjadi, dari segi fisik, emosi, dan
sosial itu normal. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Untuk remaja
perempuan sepertiku, menjaga kebersihan ketika menstruasi sangat
penting ya teman-teman, dan mulailah untuk menjaga keamanan diri
kita dari kekerasan seksual dengan tau bagian-bagian dari tubuh kita
yang tidak boleh diperlihatkan dan disentuh oleh orang lain seperti
mulut, payudara, vagina dan anus dan berlatih waspada jika berada
dalam situasi yang membuat kita tidak nyaman dan tidak aman.

Ketiga, pilih lingkup pertemanan yang baik dan positif. Orang tuaku
pesan untuk berteman dengan siapapun, mau itu teman yang terkenal
“nakal” di sekolah, teman yang keluarganya kurang beruntung serta
teman yang memiliki kebutuhan khusus, kita harus menghargai
mereka, tapi untuk menjadi teman dekat, aku ingin menegaskan
kembali bahwa penting buat remaja seperti kita untuk memilih teman-
teman baik yang mau bersama kita melakukan banyak kegiatan
positif dan menyenangkan.

Keempat, mulailah untuk BISA bilang TIDAK untuk sesuatu yang


kamu tidak sukai ataupun tidak mau kamu lakukan. Jangan takut
untuk dianggap gak keren, gak gaul, gak kompak karena berani
bilang TIDAK ketika kawanmu ngajak membolos. Jangan takut untuk
bilang TIDAK ketika diajak untuk nonton film porno. Jangan malu
untuk bilang TIDAK ketika kawanmu ngajak merokok, dan lain-lain.

Nah aku sudah berbagi pengetahuan, pengalaman dan tips untuk


menghadapi masa pubertas dengan gembira. Aku yakin kamu juga
pasti punya cara sendiri untuk menjalani masa remajamu tapi dengan
sedikit tips dariku, aku berharap kita semua gembira menjalani masa
pubertas ini[].

Daftar Pustaka

1. Panuji & Umami, 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara


Wacana Yogya.
2. C.P Chaplin (Penerjemah Dr.Kartini Kartono). 1993. Kamus
Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers
3. Ernawati Sinaga ,dkk. Management Kesehatan
Reproduksi,Universitas Nasional
4. UNICEF,2015 , Penelitian management kesehatan reproduksi
remaja,
[1] Penulis adalah pemenang pertama lomba menulis tingkat remaja
SMP yang diadakan oleh Lets Talk dan Yayasan PerDIK, pada
Agustus 2020. Penulis berasal dari daerah Lampung.

Anda mungkin juga menyukai