Sama seperti aku, pasti kamu sering dengar ketika orang tua kita atau
sekeliling kita berkata,
Aduhh, kesel gak sih dengernya. Pasti gak cuma aku, kamu juga
pernah ngalamin diomongin atau dengar perkataan seperti ini. Meski
sering kita dengar,tapi gak banyak loh remaja seperti kita tahu artinya
puber.
Awalnya, pada saat aku kelas 4 SD atau sekitar umur 9 tahun, aku
sempat merasa gatal dan nyeri di bagian payudaraku, aku juga mulai
merasa kalau payudaraku mulai membesar. Nah karena aku merasa
aneh, aku merasa harus bilang ke ina (ibuku) tentang perubahan
yang terjadi. Ina bilang aku sudah mulai masuk ke tahap masa
sebelum pubertas atau awal pubertas, salah satu tandanya adalah
membesarnya payudara pada anak perempuan. Bahkan kalau
besarnya payudara di kiri dan kanan tidak sama, itu juga bukan
sesuatu yang aneh, tapi kita harus waspada kalau ada benjolan di
payudara kita. Kita harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Selain itu, Ina juga bilang kalau aku sudah harus mulai pakai miniset
(bra remaja) agar pertumbuhan payudaraku bisa tambah baik. Ih, aku
mulai membayangkan kalau pakai miniset pasti gak nyaman dan
panas. Tapi, karena baik untuk pertumbuhan payudaraku, maka
mau gak mau aku mulai terbiasa memakainya. Dan ternyata,
menggunakan miniset malah membuatku makin nyaman untuk
mengikuti kegiatan di sekolah seperti aktif main basket dan
berolahraga lainnya, jadi aku gak malu lagi untuk bergerak karena
takut bakal “ngecap” payudaranya di baju dan
membuatku gak nyaman.
Tanda pubertas lainnya yang aku alami adalah mulai tumbuh rambut
di daerah kemaluan dan ketiak. Itu terjadi sekitar kelas 5 SD, aku
merasa risih, seperti ada yang menusuk-nusuk di ketiak dan di
celana, aku juga ngerasa keringatku jadi berlebihan dan
kalau gak segera mandi, badan akan jadi bau.
Aku tanya ke Ina, lagi-lagi katanya itu normal. Aku lalu diajarin cara
mencukur rambut kemaluan dan ketiak, dan ina berpesan agar aku
mulai lebih peduli terhadap kebersihan tubuhku, Harus lebih sering
mandi, paling tidak dua kali sehari setelah berkegiatan dan sering
mengganti baju yang sudah kotor serta menggunakan deodorant jika
memang keringat kita sangat berlebih dan bau. Tapi jangan salah
pilih deodorant ya kawan-kawan. Ada deodorant yang jka bercampur
dengan keringat kita, malah membuat badan jadi tambah bau.
Lanjut yaa, ketika naik kelas 6 SD, sekitar usia 11 tahun, Pagi harinya
sebelum dapat menstruasi pertama, aku merasa sakit perut dan
pinggang. Aku pikir itu sakit biasa saja, tapi pulang sekolah, pas mau
mandi, aku ngeliat ada darah di celana dalam. Aku ngerasa panik dan
bingung karena takut vaginaku sakit atau luka. Meski Ina sudah
sering kasih informasi soal menstruasi, tetapi pas beneran terjadi aku
tetap panik dan khawatir loh.
Balik lagi ke cerita menstruasiku, waktu itu Inaku sedang ada kegiatan
di Srilanka, jadi aku cerita ke nenek. Kemudian nenek membelikanku
pembalut dan ngasih tau cara pakainya. Padahal aku sudah tau sih
cara pakai pembalut itu gimana, tapi tetap saja ketika diulang cara
pakainya oleh nenek dan didampingi menggunakannya untuk
pertama kali, aku jadi lebih paham dan gak deg-degan lagi.
Malamnya ketika Ina telpon, aku cerita ke Ina kalau aku sudah
menstruasi. Ina kasih selamat dong ke aku, Ina bilang bahwa aku
sudah resmi jadi remaja dan ada di masa pubertas yang ditandai
dengan kematangan organ seksualku yaitu menstruasi.
Disemangati begitu ,aku jadi senang tapi juga mulai khawatir ketika
Ina juga bilang bahwa ada tanggung jawab lebih yang harus aku
lakukan ketika sudah menstruasi. Menstruasi merupakan peristiwa
sangat penting dalam kehidupan seorang remaja perempuan. Ketika
seorang remaja perempuan sudah menstruasi, mereka harus lebih
memperhatikan kesehatan menstruasinya.
Satu lagi ketika anak perempuan sudah menstruasi ,ia juga sudah
dimungkinkan untuk hamil, makanya selain menjaga kebersihan, kita
harus mulai juga memperhatikan keamanan diri kita agar terhindar
dari risiko kehamilan tidak diinginkan akibat perilaku seks bebas
ataupun kekerasan seksual.
Selain tiga hal di atas, aku juga sudah mulai berjerawat loh. Di masa
pubertas produksi kelenjar minyak meningkat, kadang suka
diketawain dan dibercandain sama teman-teman. Kalian tau gak sih
kalau itu termasuk perilaku bullying verbal (ungkapan perundungan,
red)?
Nah ini juga yang membuat perubahan mood kita terjadi lebih sering.
Pada masa remaja, kita sudah mulai dituntut untuk matang secara
emosional oleh orang tua dan orang dewasa lainnya yang bisa
membuat kita jadi remaja pemberontak di rumah. Emosi yang
bergejolak itu kalau tidak dikelola dengan baik, bisa membuat kita
terlibat perkelahian, ataupun perbuatan-perbuatan yang berdampak
buruk tidak saja bagi kita tapi juga bagi keluarga dan masyarakat.
“kok si A baik banget sih sama aku, duh jadi baper nih.”
Pokoknya kalo kamu mulai tertarik dengan lawan jenis, selamat! Itu
artinya kamu sedang puber. Sebagai remaja kita harus bersiap
membangun hubungan dengan lawan jenis.
Nah, biar kita tetap gembira menghadapi masa pubertas, simak yukk
tips dariku bagaimana menghadapi masa pubertas dengan gembira.
Tips ini aku buat berdasarkan pengalamanku loh hehehe.
Aku bersyukur memiliki orangtua yang terbuka dan tidak malu untuk
membicarakan hal-hal seputar pubertas kepadaku dan adik-adikku.
Kedua orangtuaku memberikan informasi yang cukup dan jelas
sehingga aku tidak perlu mencari informasinya sendiri lewat internet
atau bertanya kepada teman. Belum tentu informasi yang aku dapat
dari internet atau teman itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
Ketiga, pilih lingkup pertemanan yang baik dan positif. Orang tuaku
pesan untuk berteman dengan siapapun, mau itu teman yang terkenal
“nakal” di sekolah, teman yang keluarganya kurang beruntung serta
teman yang memiliki kebutuhan khusus, kita harus menghargai
mereka, tapi untuk menjadi teman dekat, aku ingin menegaskan
kembali bahwa penting buat remaja seperti kita untuk memilih teman-
teman baik yang mau bersama kita melakukan banyak kegiatan
positif dan menyenangkan.
Daftar Pustaka