Anda di halaman 1dari 3

*MENGOLAH LELAH*

Belum lama kita mendengar berita seorang Ibu tega membunuh anaknya hanya karena merasa kesal
anaknya susah diajari saat belajar online

Ia nekat membunuh anak perempuannya yang berusia delapan tahun. Kelas 1 SD. Hanya karena Urusan
sepele . Kepada polisi, mereka mengaku murka karena anaknya susah belajar online.

Mereka memukul hingga lebih dari lima kali dihari terakhir itu, lalu "Dicubit bagian paha.
Selanjutnya sambil mukul bagian paha terus si anak ini dipukul juga menggunakan gagang sapu.
Dari kayu sebanyak lebih dari 5 kali. Hingga terakhir Dia dorong sehingga terbentur ke lantai :’(

Pertanyaannya, dimana letak Nurani kedua orangtua itu saat memukuli sang anak,seberapa berat
urusan hidup hingga mereka gelap mata melakukan itu semua.

Seberapa berat beban pikiran sang ibu hingga harus anaknya yang menjadi korban kelelahan hatinya?
Melampiaskan kerumitan hidupnya dengan menyiksa anak hingga berpulang, sungguh Hitung-hitungan
yang sangat amat keliru

Ibu yang gagal mengolah Lelah…

Setiap ibu dengan segala perannya memiliki cara untuk meraih keseimbangannya dalam hidup
dan menata rutinitas rumahtangganya.

Maka jangan sepenuhnya salahkan ibu yang lelah, ibu yang sesekali salah, bahkan ibu yang
mengeluh karena merasa bosan melakukan rutinitas yang sama bertahun-tahun dengan pasrah.
Mereka hanya mencoba untuk menyeimbangkan semua. Dan itu semua diawali dari pagi yang
berkualitas.

Mungkin bukan bab ikhlas dalam hal ini. Karena ikhlas mereka tak perlu dipertanyakan. Tapi
tentang bab pengertian dan kepekaan. Siapa lagi yang mampu peka atas kerepotan istri selain
suaminya (ya iyalah, masa suami orang😁).

Jadi para Ayaah...yuk bantu kerepotan para Bunda, minimal dengan tidak menaruh handuk diatas
kasur dan ngga ikut nyuruh cariin kaos kaki🧦😁.
Maksimalnya cobalah ketika pagi sesekali bantu memandikan anak, mencuci piring, ,
membetulkan atap bocor, menyeimbangkan kurs rupiah, mengatasi hewan punah, mengantisipasi
persebaran virus corona hehe😆

Team work antara suami istri yang baik dalam rutinitas sehari-hari akan menghasilkan karya
yang optimal dari setiap anggota keluarga.
Kualitas pagi yang baik akan menghasilkan karya terbaik.
Suami dapat bekerja dengan baik dan tenang, istri akan mengerjakan seluruh tugas rumah tangga
dengan lapang dan anak-anak akan berangkat sekolah dengan hati yang riang tanpa omelan dan
siap konsentrasi dalam belajarnya.

Setiap pasangan berbeda-beda dalam hal waktu untuk mencapai keseimbangan. Tapi paling tidak
setiap pasangan akan selalu saling mendukung dan memudahkan dalam menjalani peran masing-
masing sampai akhirnya keseimbangan itu diraih.

Komunikasi adalah kuncinya.


Para Bunda janganlah segan jika merasa berada dalam titik puncak kelelahan.
Mintalah waktu pada suami untuk beristirah, mengembalikan mood dan kewarasan😊. Dengan
cara apa? Banyak yang bisa dilakukan , setiap kita pasti punya cara untuk mengistirahkan hati
dan lelahnya badan

Setiap Bunda punya cara masing-masing untuk merefresh diri dan pikirannya.
Dan para suami, jangan lupa untuk mengingatkan kualitas ruhiyah istrinya. Karena penyebab
pertama depresi ibu rumah tangga adalah karena hilangnya kedekatan dengan Allah.

Sejarah membuktikan, kelelahan Fatimah dalam mengerjakan tugas rumah tangga seorang diri
tak membuatnya depresi karena hatinya penuh dengan iman, ikhlas, lapang dan kualitas
ibadahnya baik.

Maka mungkin kuncinya : Jaga kualitas ruhiyah untuk menghindari stress dan depresi.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak dengan ibu yang sedang depresi di "masa menengah
anak-anak" kemungkinan besar lebih cepat memiliki perilaku berisiko daripada anak-anak lain.

"Pengaruh depresi ibu pada perilaku remaja terkait dengan efek jangka panjang yang buruk di
masa dewasa," kata Ian Colman, seorang peneliti di Universitas Ottowa di Ontario.

Dalam pengasuhan ibu yang depresi dan perilaku orangtua yang negatif dapat membahayakan
perkembangan anak sendiri selama waktu sensitif tersebut dan menyebabkan "defisit abadi”.

Colman mengatakan bahwa tidak mudah meminta bantuan, tetapi bahkan hanya berbicara
tentang apa yang dia rasakan kadang-kadang bisa menjadi awal bantuan sebenarnya dalam
perjalanan menuju pemulihan bagi seorang ibu yang mengalami depresi. "Jangan lupa bahwa apa
yang baik bagi ibu terkadang juga baik untuk anak-anak mereka."

Maka para ayah, ajak istri anda bicara, tanyakan apakah ia lelah, apakah ia butuh mengistirahkan
fisik dan hatinya?

Jangan sampai terlambat peduli hingga akhirnya Anda harus mendapati belahan jiwa anda mati
rasa dan bergelung dalam kecewa hingga apa yang dipersembahkan untuk anda dan anak-anak
adalah bukan bagian terbaik dari dirinya...

Semoga setiap kita mampu menjaga kualitas terbaik jasmani dan rohani kita hingga selelah
apapun kita dalam menjalankan segala peran tak membuat kita menyerah...
Tulisan ini pengingat juga bagi diri saya untuk mensyukuri lelah, dan menjalani segala peran
dengan lapang tanpa keluh.

Semangat Bundaa🤗💕

Wallahu'alam Bishawab

@ameliashazfa

Anda mungkin juga menyukai