Anda di halaman 1dari 16

Solusi masalah anak dengan Islamic

Hypnoparenting bersama Ust. Ucu


Najmudin
February 14, 2017 Shanty Dewi Arifin 0 Comments #ODOPfor99dats #post17, Fotus HDI,
Islamic Hypnoparenting, Mami Ubii Grace Melia, Masalah anak, Ust. Ucu Najmudin

Setiap anak membawa masalahnya sendiri-sendiri. Ada yang pemarah, pemalu, penakut,
tidak mau belajar, pemalas, sulit fokus, dan hal lain yang memicu emosi kita sebagai orang
tua. Walau bukan tidak mungkin sebenarnya masalah anak ini cerminan dari masalah kita
sebagai orang tua juga. Bukan kah banyak dari kita yang juga gampang marah, minder
menghadapi orang lain, susah untuk mempelajari hal baru, atau sekedar bosan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga? Kalau mau jujur, beda-beda tipis sama masalah anak sebenarnya.
Cuma gengsi ah buat ngaku…

Ketika Kelas 2 Forum Orang Tua Siswa (FOTUS) Has Darul Ilmi mengundang Ust. Ucu
Najmudin – penulis buku Multiple Therapy for Muslim, Jurus sakti mengatasi masalah dan
emosi anak dalam hitungan menit (Pembela Islam Media, 2012) pada 11 Februari 2017 untuk
berbagi ilmu, para orang tua menjadi begitu antusias. Tidak kurang dari 28 orang tua dan
seorang guru sudah duduk manis di Aula Has Darul Ilmi untuk mendapatkan ilmu dari ayah
13 anak ini (5 anak kandung dan 8 anak angkat yang diasuh sejak kecil).

Serius menyimak pemaparan Ust. Ucu Najmudin untuk mengatasi solusi masalah anak

Pada pukul 8.30 di Sabtu pagi yang dingin gerimis, Ust. Ucu membuka materinya dengan
mengenalkan 4 jenis stress yang dialami setiap orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Keempat stress tersebut (bisa juga dibaca dalam buku Adi W. Gunawan, The Miracle of
Mindbody Medicine, GPU 2012) adalah:

#1 Eustress adalah stress jangka pendek yang positif karena dapat meningkatkan kreatifitas,
motivasi, antusiasme dan aktifitas fisik. Familiar kan dengan istilah the power of kepepet?
Nah ini contohnya eustress yang sehat, karena bisa mengeluarkan sisi terbaik dari diri kita.

#2 Distress adalah stress dirasa terlalu berat sehingga menimbulkan rasa putus asa dan
frustasi untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Ada 2 jenis distress yaitu jangka pendek
seperti ketakutan karena dikejar anjing dan jangka panjang seperti stress menghadapi ujian
akhir. Setelah tekanan berhasil dilalui, maka stressnya akan hilang.

#3 Hyperstress adalah kondisi bila seseorang didorong melampaui batas kemampuannya


mengatasi tekanan. Hal-hal sepele bisa jadi pemicu meledaknya emosi orang yang mengalami
hyperstress.

#3 Hypostress adalah kebalikan dari hyperstress. Orang yang mengalami hypostress merasa
hidupnya monoton, membosankan, tidak ada tantangan dan kehilangan semangat hidup.
Anak yang mengalami hypostress terlihat begitu pendiam. Mungkin ini yang sering saya
katakan sebagai masa-masa ‘nge-hang’, diam nggak tahu mau ngapain.
Menurut ustad Ucu, bentuk stress pada setiap orang berbeda-beda. Ada anak yang
mengompol, anak menangis lebih dari 7 menit, anak pendiam berat di sekolah tapi di rumah
hebohnya minta ampun, sampai mengamuk hanya karena masalah sepele, itu bisa jadi karena
stress. Bahkan ibu-ibu yang sering lupa naruh barang dimana atau mulai kebingungan mau
masak apa di tukang sayur bisa jadi menunjukkan tanda stress juga.

Solusi masalah umum anak


Dalam kesempatan ini Ust. Ucu meminta peserta menuliskan 1 saja masalah anak dalam
selembar kertas untuk dikumpulkan. Dari situ terlihat bahwa masalah umum yang dihadapi
orang tua adalah anak yang pemarah, penakut, dan kurang fokus. Ehm rasanya ini bukan
hanya masalah anak deh, banyak orang tua yang mengalaminya juga.

Masalah anak menangis

“Biasanya cara gampang yang dipilih untuk mengatasi adalah memberi anak jajanan. Apalagi
kalau diasuh Bapaknya,” kata Ust. Ucu. Sebenarnya durasi anak menangis itu cukup 7 menit.
Biarkan saja ia meledakkan emosinya. Sabar saja menunggu 7 menit. Anak yang menangis
lebih dari 7 menit biasanya karena ada gangguan di usus atau mengalami tekanan psikologis.

Masalah anak mengompol

Mestinya anak umur 5-6 tahun sudah tidak mengompol. Jika di atas usia itu masih ngompol,
bisa jadi ia mengalami stress. Saat anak tertekan, ginjalnya menjadi lemah. Ini yang membuat
anak menjadi sering ngompol. Ditambah lagi jika ia merasa ketakutan ke toilet.

Solusi untuk anak yang masih suka ngompol adalah dengan menghangatkan ginjalnya.
Berikan perasan air kencur yang diberi madu secara rutin selama 1 minggu.

Masalah anak kurang fokus

Anak kurang fokus karena supply oksigen ke otak tidak lancar. Untuk mengatasinya cobalah
anak untuk minum air putih minimal 4 gelas sehari atau sekitar 1 liter (kalau orang dewasa 2
liter). Menurut wikipedia, 55-78% tubuh manusia terdiri dari air. Kurang air akan
menyebabkan kurang konsentrasi. Jadi iklan itu benar adanya…

Kalau anak tidak suka air putih, bisa digantikan dengan melon atau semangka yang banyak
mengandung air. Sebaiknya di juice biar pencernaannya tidak berat. Menurut Ust. Ucu, 2
potong besar semangka bisa setara dengan 3-4 gelas air. Bagaimana dengan memberikan
minuman manis? “Minuman manis malah akan membuat anak menjadi pemarah karena kadar
tanin yang tinggi,” kata ustad yang telah menulis 8 buku terapi ini.
Masalah anak pemarah

Kalau anak pemarah, coba untuk melihat siklus BABnya. Anak yang sehat BABnya harus
rutin sehari sekali dan tidak keras. Anak yang emosional atau pemarah biasanya BABnya 2
hari atau 3 hari sekali. Ada racun yang tidak terbuang sempurna dari badannya.

Anak yang BABnya tidak lancar bisa diterapi dengan minum minyak zaitun (Virgin oil/VCO)
yang dicampur madu selama 1 minggu rutin setiap hari. Ust. Ucu juga mengingatkan bahwa
untuk terapi yang berkaitan dengan perut, harus diminum sebelum tidur. Biasanya setelah 7
hari detox secara konsisten masalah anak akan beres. Solusi lain dari anak yang pemarah
coba kurangi susu formulanya. Atau ganti dengan susu yang dari tumbuhan.

Masalah anak susah bangun pagi

Coba di lihat apakah ada contoh susah bangun pagi di rumah? Biasanya anak mencontoh.
Selain juga bisa juga karena pola tidur yang salah karena tidur kemalaman. Perlahan ubah
pola tidurnya. Perbanyak makan buah agar ususnya tidak dingin. Beri minum air hangat
sebelum tidur.

Masalah anak sulit calistung

“Punya anak TK jangan disuruh baca tulis dulu,” pesan Ust. Ucu. Soal membaca dan menulis
itu gampang sekali. Ustad Ucu menceritakan pengalamannya tentang salah satu anaknya yang
tidak bisa baca tulis saat masuk kelas 1. Cukup dengan diterapi menulis huruf d dan b secara
berdampingan dalam 1 lembar kertas tidak bergaris, hanya dalam 3 bulan, masalah baca tulis
bisa dilalui. Ustad Ucu memang pernah mempelajari 18 huruf yang dapat dijadikan terapi
dalam Grafologi. Jadi bukan asal menulis, memang ada huruf-huruf tertentu yang bermanfaat
untuk terapi.

Masalah anak ceroboh

Anak yang ceroboh (suka jatuh atau menumpahkan barang) biasanya terjadi karena otak kiri
dan kanannya tidak seimbang. Bisa di coba dengan terapi berenang 1 minggu dua kali.

Kedekatan dengan anak

Penting buat orang tua mengelap keringat anak dengan tangannya sendiri. Adanya hormon
feromon dalam keringat membuat anak dekat dengan orang tuanya. Bukan dengan
pembantunya atau orang lain. “Begitu juga kalau suami pulang kantor ya, jangan dibiarkan
keringatnya diusap orang lain,” guyon pak ustad. Menyuapi anak itu juga bisa merangsang
kedekatan dengan anak. Ada banyak hormon di mulut yang bertemu dengan jari-jari orang
tuanya.

Jika anak memiliki teman yang menurut kita memberi pengaruh kurang baik, jangan
langsung dimusuhi dan meminta anak menjauhinya. Karena bisa jadi malah anak kita
‘dicekokin.’ Sebaiknya dekati teman anak tersebut. Bawa mereka ke rumah kita. Rangkul
mereka dengan memberi tanggung jawab, kasih makan, agar hatinya terbeli dan bisa diajak
bekerja sama.

3 buku terapi terbaru Ust. Ucu Najmudin

Terima masalah anak dengan ikhlas


Coba ngacung siapa yang senang kalau anaknya tidak di rumah? Karena kalau anak di rumah
berarti menambah pekerjaan dan masalah. Semakin lama di sekolah itu semakin baik.
Menurut Ust. Ucu terimalah masalah anak dengan ikhlas. Bagaimana pun ini akan terekam
dalam otak dan perasaan anak. Orang tua yang ikhlas menerima kekurangan anaknya,
biasanya masalahnya akan lebih mudah diselesaikan. Jika orang tua ridho, maka Allah akan
ridho.

Janganlah memberikan rasa negatif pada anak, dengan memberi label pada anak seperti anak
saya nakal, anak saya pemalas, atau anak saya susah di atur. “Beda efeknya ke anak ketika si
anak disembunyikan karena dianggap memalukan, dengan yang bisa menerima anaknya apa
adanya. Yang oleh mamanya disuruh “Jangan turun dari mobil ya, nanti Mama malu.”
biasanya bisa ngamuk tuh setiba di rumah. Berbeda dengan yang ikhlas dan bangga
menerima kekurangan anaknya,” cerita Ust. Ucu.

Saya jadi teringat Mami Ubii Grace Melia yang putrinya menderita Congenital Rubella
Syndrome (kebocoran jantung, celebral palsy, global development delay, tuna rungu akut).
Penerimaan Mami Ubii terhadap kondisi putri sulungnya ini ternyata tidak hanya menjadi
berkah buat si anak, tapi juga buat kehidupan si Mami yang bisa menginspirasi dan
bermanfaat buat banyak orang. Cerita keseharian Mamii Ubii mendampingi anaknya yang
berkebutuhan khusus bisa diikuti di blognya Mami Ubii.

Ikhlas adalah kuncinya. Ikhlas menerima kondisi anak. Ikhlas menerima setiap
masalah. Ikhlas terhadap penyakit yang kita derita. Jika sudah ikhlas, biasanya sembuhnya
lebih cepat.

Mendidik anak itu harus dilakukan berdua dengan ayah dan ibu. “Bagaikan berjalan itu harus
dengan 2 kaki. Kalau satu kaki, pastinya akan lelah dan tidak terasa seimbang.” Ada 17 ayat
dalam Al Quran mengenai pendidikan anak diantaranya 14 dialog ayah dan anak yang
menunjukkan pentingnya hubungan antara Ayah dan anak. Kumpulan ayat Al Quran tentang
dialog Ayah dan Anak ini pernah saya tulis di sini.

Fotus Has Darul Ilmi bersama Ust. Ucu Najmudin

Doa untuk anak


Ustad lulusan S2 Manajemen Pendidikan Islam dari Universitas Islam Nusantara Bandung ini
menyampaikan bahwa kekuatan terapi penyembuhan dipengaruhi oleh spiritual (50%), sikap
mental (20%), kondisi emosi (20%), dan obat (10%).

Titipkanlah anak kepada Allah sambil berdoa:

“Ya Allah, sholehkan anak saya dan jadikan saya perantara untuk kesolehan anak saya.”

Lakukan sambil memegang anak saat ia tidur. Doakan anak setiap hari selama 14 hari selama
konsisten. Lebih afdol jika dilakukan oleh kedua orang tua.

Sebagai penutup, Ust. Ucu menyampaikan 3 kunci menghadapi masalah anak:


1. Usahakan BAB anak lancar setiap hari
2. Minum air putih 1 liter/hari
3. Minum juice tomat untuk kestabilan emosi dan strawberry untuk meningkatkan
konsentrasi seminggu 2 kali sebagai terapi perutnya. Karena masalah anak sekarang
umumnya di perut.

Ust. Ucu Najmudin membuka praktek konseling dan terapi di Klinik Moeslim Therapy, Jl.
Gumuruh Belakang 55A Gatot Subroto Bandung. Beliau bisa dihubungi di 0857 2125 3744 /
0812 3047 47432.

Sebagai penutup, simak lah video mengenai anak yang peniru berikut. Semoga kita semua
bisa dituntun menjadi role model yang baik bagi anak tercinta.
Dialog Ayah dan Anak dalam Al Quran
May 7, 2016 Shanty Dewi Arifin 9 Comments #day59, #ODOPfor99days, Dialog Ayah Anak
Al Quran, Kisah Nabi, Superdad

Dalam sebuah seminar parenting berjudul The Power of Superdad dengan pembicara Tjatur
Hendry Juliadi yang diadakan di Sekolah Has Darul Ilmi Bandung, 5 Mei 2016 disebutkan
mengenai 17 dialog antara orangtua dan anaknya dalam Al Quran. 14 diantaranya adalah
dialog ayah dengan anaknya, 2 dialog antara ibu dengan anaknya, dan sebuah dialog lagi
tidak jelas apakah itu dialog antara ayah atau ibu.

Pernyataan ini mengandung pesan yang sangat penting mengenai peran serta para ayah untuk
ikut berpartisipasi aktif dalam membesarkan putra-putrinya. Para orangtua dibuka matanya
untuk lepas dari paradigma menyesatkan yang memberi batas kaku bahwa ayah bertugas
mencari uang saja dan ibu mengurus anak saja. Sejumlah ayat dalam Al Quran membuktikan
bahwa peletakan dasar tauhid dan keimanan adalah tanggung-jawab seorang Ayah.

Saking terkesannya, saya langsung menuliskannya dalam status facebook. Seorang teman
langsung memberi comment, “Mau dilihatin dong contoh percakapannya….”

Benar juga sih, saya sendiri juga jadi penasaran, kira-kira seperti apa detil percakapan yang
diabadikan Allah dalam Al Quran? Pastinya bukan percakapan, “Tadi di sekolah belajar
apa?” atau “PR-nya sudah dikerjakan apa belum?”

Yang bikin takjub adalah, setelah saya browsing mengenai 17 dialog orangtua dan anak ini,
ternyata hanya menemukan 1 tulisan yang membahas detil mengenai hal ini. Ditulis oleh Dwi
Rahmi Wijihsanti di blognya tahun 2015. Sisanya hanya sebatas
menyebutkan kesimpulannya saja.

Ternyata pernyataan mengenai dialog ini dikutip dari sebuah tesis S2 karya Sarah binti Halil
Al Muthairi di Universitas Ummul Quro Mekah. Judulnya Dialog antara orangtua dan anak
dalam Al Quran dan Aplikasi pendidikannya (Hiwar al Aba’ma’al Abna fil Quranil Karim
wa Tathbiqotumut Tarbawiyah). Sebuah tesis yang menarik, sayangnya tidak bisa saya
browsing keberadaannya. Kalaupun ada, mungkin masih dalam bahasa aslinya.

Jadi, kalau kita ingin tahu mengenai 17 dialog yang dimaksud dalam tesis tersebut, terpaksa
harus bolak balik Al Quran dulu. Terus terang saya sendiri punya pendapat yang berbeda
dengan yang sudah ditulis Dwi dalam blognya mengenai ayat-ayat mana saja termasuk dalam
17 dialog tersebut. Saya bahkan menemukan lebih banyak dari 17 ayat mengenai percakapan
ayah dengan anaknya. Saya tidak yakin apakah yang dimaksud dengan satu dialog itu apakah
dalam satu adegan atau dalam satu ayat. Berikut sejumlah ayat mengenai dialog antara
orangtua dan anak tersebut yang berhasil saya temukan:

Dialog Luqman kepada anaknya


Siapakah Luqman al Hakim yang namanya diabadikan Allah dalam surat ke-31 Al Quran ini?
Sebenarnya ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai orang suci yang bukan nabi ini.
Penjelasan tentang ini bisa dibaca dalam sebuah artikel di wikipedia tentang Luqman al
Hakim.

Memang dalam rangkaian ayat dibawah ini tidak semua dimulai dengan kata “Wahai
anakkku…”, namun karena letaknya berurutan, saya mengambil asumsi ini semua dalam
konteks Luqman menasehati anaknya. Berikut beberapa nasehat Luqman kepada anaknya
yang terdapat dalam QS Luqman ayat 12-19:

#Ayat ke-1 QS Luqman 31:12 (Perintah untuk bersyukur kepada Allah)

Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: “Bersyukurlah
kepada Allah! Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

#Ayat ke-2 QS Luqman 31:13 (Nasihat agar tidak mempersekutukan Allah)

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

#Ayat 3 QS Luqman 31:14 (Perintah berbuat baik kepada orangtua)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun* (*selambat-lambatnya waktu menyapih ialah sampai anak
berumur 2 tahun) bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.

#Ayat 4 QS Luqman 31:15 (Larangan mengikuti perintah menyekutukan


Allah, tapi tetap menghormati orangtua)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Aku beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.

#Ayat 5 QS Luqman 31:16 (Allah membalas perbuatan hamba-Nya)


(Luqman berkata): “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Halus (ilmu Allah meliputi segala sesuatu
bagaimanapun kecilnya) lagi Maha mengetahui.

#Ayat 6 QS Luqman 31:17 (Nasihat untuk mendirikan salat, mengerjakan


kebaikan, dan bersabar)

Wahai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).

#Ayat 7 QS Luqman 31:18 (Nasihat untuk tidak sombong)

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

#Ayat 8 QS Luqman 31:19 (Nasihat untuk sederhana dalam berjalan dan


melunakkan suara)

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan (tidak berjalan terlalu cepat atau terlalu lambat)
dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Dialog Ayah
Anak dalam Alquran QS Luqman 31

Dialog Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail

#Ayat 9 QS As-Saffat 37:102 (Berdiskusi tentang perintah dari Allah)

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersamanya, Ibrahim berkata:
“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar.”
Dialog Nabi Nuh dengan anaknya
Dalam penjelasannya, Nabi Nuh memiliki beberapa anak yang diajak naik ke kapal untuk
menghindari air bah. Anak yang kafir bernama Qan’an, sedang putra-putranya yang beriman
bernama Sam, Ham, dan Jafis.

#Dialog ke-10 QS Hud 11:42-43 (Allah sebagai pelindung)

42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku,
naiklah (ke kapal) bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang
kafir.”

43. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya; Maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Dialog Nabi Ibrahim dan Yakub kepada anak-anaknya

#Ayat 11 QS Al Baqarah 2:132 (Nasehat untuk mati dalam keadaan Islam)

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”

Dialog Nabi Yakub bin Ishak bin Ibrahim dengan anak-


anaknya

#Ayat 12 QS Al Baqarah 2: 133 (Wasiat sebelum wafat)

Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Kisah Nabi Yusuf dalam QS Yusuf 12
Dalam surat ini ada banyak dialog antara Nabi Yakub dan anak-anaknya (Nabi Yusuf dan
saudara-saudaranya) yang terjalin dalam sebuah kisah yang indah. Terus terang saya tidak
bisa memecahnya dalam ayat per ayat, tapi harus dibaca utuh secara keseluruhan.

#Dialog 13 QS Yusuf 12: 4-5 (Mimpi Nabi Yusuf)

4. (ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

5. Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-
saudaramu, maka mereka membuat tipu daya untuk membinasakanmu. Sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

#Dialog 14 QS Yusuf 12: 7-18 (Meminta ijin untuk membawa Yusuf)

7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.
8. (yaitu) ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
(Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini)
adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan
yang nyata.
9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu
menjadi orang-orang yang baik* (*bertaubat serta mengerjakan amal saleh).”
10. Seorang diantara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi
masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir,
jika kamu hendak berbuat.”
11. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan
kebaikan baginya.
12. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang
dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.”
13. Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat
menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu
lengah dari padanya.”
14. Mereka berkata: “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang Kami golongan
(yang kuat), Sesungguhnya Kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi*
(*pengecut yang hidupnya tidak berarti).
15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur
(lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan
kepada Yusuf: “Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan
mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi.”
16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.
17. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan
kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-
orang yang benar.”
18. Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.
Ya’qub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
(yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah
sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”

#Dialog 15 QS Yusuf 12: 63-67 (Meminta ijin membawa Bunyamin)

63. Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka (Ya’qub) mereka berkata:
“Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat gandum lagi, (jika tidak membawa
saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama-sama kami supaya
kami mendapat jatah. Dan sesungguhnya kami benar benar akan menjaganya.”
64. Berkata Ya’qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada
kamu dahulu?” Maka Allah adalah Sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha
Penyanyang diantara Para Penyanyang.
65. Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-
barang (penukaran) mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: “Wahai
ayah kami apa lagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada
kita, dan kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat
memelihara saudara kami, dan kami akan mendapat tambahan gandum seberat
beban seekor unta. Itu adalah hal yang mudah (bagi raja Mesir)”.
66. Ya’qub berkata: “Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama
kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah,
bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu
dikepung musuh”. Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya’qub berkata:
“Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)”.
67. Dan Ya’qub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari
satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;
Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada
(takdir) Allah. keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-
lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakkal berserah diri”.

#Dialog 16 QS Yusuf 12: 81-100 (Dialog pertemuan Yusuf dengan


keluarganya)

81. Kembalilah kepada ayahmu dan Katakanlah: “Wahai ayah kami! Sesungguhnya
anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan
sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib.
82. Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang kami
datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar”.
83. Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; Sesungguhnya Dia-lah yang
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
84. Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka
citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan. Dia
diam menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).
85. Mereka berkata: “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf,
sehingga engkau mengidap penyakit yang berat atau engkau termasuk orang-orang
yang binasa.”
86. Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya.”
87. Hai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
88. Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: “Hai Al Aziz, Kami
dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-
barang yang tak berharga, maka penuhilah jatah gandum dan bersedekahlah kepada
kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah”.
89. Yusuf berkata: “Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan
terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu
itu?”
90. Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?”. Yusuf menjawab: “Akulah
Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”
91. Mereka berkata: “Demi Allah, Sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas
kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)”.
92. Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, Mudah-
mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara
Para Penyayang”.
93. Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia kewajah
ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya
kepadaku”.
94. Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
“Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal (tentu kamu membenarkan aku)”.
95. Keluarganya berkata: “Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu
yang dahulu “.
96. Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke
wajah Ya’qub, lalu Kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: “Tidakkah aku
katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak
mengetahuinya”.
97. Mereka berkata: “Wahai ayah Kami, mohonkanlah ampun bagi Kami terhadap dosa-
dosa Kami, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)”.
98. Ya’qub berkata: “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
99. Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu (bibi) bapanya,
dan dia berkata: “Masuklah kamu ke negeri Mesir, Insya Allah dalam keadaan
aman”.
100. Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan diri seraya sujud penghormatan kepada Yusuf. Dan berkata
Yusuf: “Wahai ayahku Inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya
Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah
berbuat baik kepadaKu, ketika dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika
membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan)
antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha lembut terhadap
apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.

#Dialog 17 QS Maryam 19:41-50 (Dialog Nabi Ibrahim dengan ayahnya)

41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat mencintai kebenaran dan lagi seorang
Nabi.
42. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu
menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong
kamu sedikitpun?
43. Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan
yang tidak datang kepadamu. Maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan
kepadamu jalan yang lurus.
44. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka
kepada Tuhan yang Maha Pemurah.
45. Wahai bapakku, Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari
Tuhan yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan”.
46. Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu
tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu
yang lama”.
47. Berkata Ibrahim, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan
memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
kepadaku.
48. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah,
dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah-mudahan aku tidak akan kecewa
dengan berdoa kepada Tuhanku.”
49. Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka
sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. dan masing-
masingnya Kami angkat menjadi Nabi.
50. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.

***

Demikianlah beberapa ayat yang saya temukan sebagai pemahaman saya terhadap sejumlah
dialog antara Ayah dengan anaknya yang terdapat dalam Al Quran. Hingga tulisan ini
diposting, saya belum berhasil menemukan dialog antara Ibu dengan anaknya dalam Al
Quran. Mudah-mudahan ada teman-teman yang bisa membantu.

Wallahu A’lam Bishawab (Dan hanya Allah yang Maha Mengetahui)

Anda mungkin juga menyukai