Anda di halaman 1dari 3

Bullying bisa terjadi dimana saja, akan tetapi umumnya terjadi di sekolah.

Maka dari itu bullying


merupakan salah satu alasan yang membuat siswa siswi tidak nyaman untuk menempuh ilmu di
sekolah. Ini terutama berlaku bagi siswa siswi baru yang sering menjadi korban bullying. Siswa
siswi menghabiskan setengah dari harinya di sekolah, oleh sebab itu sekolah harus menjadi
tempat yang nyaman bagi siswa siswi, bukan malah menjadi tempat yang membuat mereka tidak
nyaman.

Di SMA Yos Sudarso, Irvan Aidi Saputra Tohir adalah seorang siswa baru yang bergabung di
kelas sepuluh. Irvan sangat berharap ia bisa mendapatkan teman teman baru disana.
Namun harapannya seketika hancur ketika dia melakukan satu kesalahan kecil yang tidak
disengaja dengan beberapa kakak kelas yang kasar dan suka mengintimidasi. Irvan tidak sengaja
menyenggol salah satu siswa senior tersebut, sehingga membuat salah satu pembully tersebut
mengajak teman - temannya untuk membully Irvan.

Mereka mulai memanggilnya dengan julukan-julukan yang tidak sopan, menyembunyikan


barang - barangnya, dan membuatnya menangis di depan kerumunan orang. Irvan merasa sangat
hancur dan tidak semangat, ia merasa diasingkan oleh orang-orang di sekitarnya. Ia tidak punya
siapa-siapa untuk diandalkan atau diajak bercerita.

Suatu hari, saat Irvan sedang merenung dan menangis di kelas, seorang siswa bernama Wawa
tidak sengaja melihatnya. Jadi wawa mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi. Irvan pun
menceritakan semua keluh kesahnya kepada Wawa. Wawa merasa sangat sedih dan tidak terima
dengan tindakan bullying yang dilakukan oleh para siswa siswi senior tersebut.

Wawa adalah siswa senior yang cukup dihormati disekolah. Dia sangat dihormati oleh orang-
orang di sekitarnya karena sifatnya yang sangat baik, perhatian, dan menjunjung tinggi keadilan
terhadap orang-orang di sekitarnya. Wawa merasa bertanggung jawab dan sangat yakin bahwa ia
harus membantu Irvan agar terlepas dari bullying-bullying yang ia alami di sekolah.

Wawa mengajak teman-teman terdekatnya untuk membantunya menghentikan tindakan bullying


yang terjadi di sekolah. Mereka bersepakat untuk membantu dan mencari cara untuk
menghentikan masalah bullying-bullying yang terjadi disekolah. Mereka menyadari bahwa
ternyata tindakan bullying yang terjadi tidak hanya berdampak pada korban saja, akan tetapi juga
berdampak kepada siswa - siswi lain yang menyaksikan aksi bullying tersebut disekolah. Wawa
dan teman - temannya mulai menggali lebih dalam tentang situasi bullying yang terjadi di
sekolah dan siapa yang bertanggung jawab.
Mereka berdiskusi dengan guru-guru dan pihak sekolah tentang masalah bullying di sekolah ini
dan meminta mereka untuk mengambil beberapa tindakan. Namun, menurut mereka tindakan
dari pihak sekolah saja tidak akan cukup. Mereka perlu melakukan tindakan yang lebih untuk
membantu Irvan dan siswa-siswi lainnya yang menjadi korban bullying. Mereka mulai
memperkenalkan diri pada siswa - siswi baru lainnya untuk membantu mereka merasa nyaman di
lingkungan sekolah. Wawa dan teman - temannya juga memutuskan untuk membuat kampanye
anti bullying di sekolah. Mereka mencetak brosur - brosur dan menyebarkan brosur kampanye
tersebut ke seluruh siswa di sekolah, yang menyatakan bahwa bullying tidak diperbolehkan di
sekolah SMA Yos Sudarso serta kita semua harus saling menghormati dan menghargai satu sama
lain. Jika pihak sekolah mendapat pelaku bullying yang terhitung berat akan dikenakan sanksi
skors selama 2 hari dan pembinaan terhadap murid tersebut.

Setelah beberapa waktu, Wawa dan teman - temannya mulai melihat perubahan yang terjadi
secara perlahan di sekolah. Para siswa senior yang sebelumnya membully Irvan dan siswa - siswi
baru lainnya, mulai menghiraukan bahkan menghormati mereka dan mulai memperlakukan
mereka dengan baik. Irvan merasa sangat terbantu dengan tindakan - tindakan yang dilakukan
oleh Wawa dan kawan - kawannya. Ia merasa bahwa dia akhirnya memiliki teman - teman yang
bisa di ajak berbincang di sekolah. Dia tidak lagi merasa kesepian dan diasingkan.
Irvan akhirnya merasa bahwa ia sekarang sudah menjadi bagian dari komunitas di sekolah SMA
Yos Sudarso. Pada akhirnya, segala kerja keras serta upaya yang dilakukan Wawa dan teman -
temannya dianggap berhasil dan membantu sekolah.

Dalam perjalanan pulang, Irvan memikirkan segala perjuangan dan derita yang sudah ia lalui
selama di sekolah. Dia merasa sangat berterima kasih pada Wawa dan teman - temannya yang
sudah banyak membantunya dan membawa perubahan positif ke sekolah. Irvan yakin bahwa
sekarang dia akhirnya bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik tanpa
gangguan lagi. Di lain tempat, Wawa dan teman - temannya juga merasa puas dengan hasil yang
mereka capai dengan kerja keras mereka. Mereka merasa bahwa mereka telah membantu sekolah
menjadi lingkungan yang lebih baik dan aman bagi semua siswa untuk menimbah ilmu. Mereka
berjanji untuk terus memperjuangkan hak - hak siswa dan memastikan bahwa bullying tidak
akan pernah terjadi lagi di sekolah SMA Yos Sudarso.

Sekolah SMA Yos Sudarso terus mengadakan kampanye anti bullying secara rutin setiap
tahunnya. Semua siswa di sekolah diharapkan untuk menghormati satu sama lain dan tidak
melakukan tindakan bullying. Siswa - siswi baru yang bergabung dengan sekolah juga diberikan
pengenelan dan sosialisasi mengenai aturan - aturan beserta sanksi - sanksinya tentang kampanye
anti bullying sejak awal. Wawa dan teman - temannya terus berperan aktif dalam kampanye anti -
bullying yang mereka buat. Mereka juga membentuk kelompok pengawas yang bertanggung
jawab untuk menjaga dan memantau tindakan bullying di sekolah dan memberikan bantuan
kepada siswa - siswi yang membutuhkan. Kelompok ini juga berperan sebagai mediator ketika
terjadi konflik antara siswa - siswi di sekolah.

Irvan dan Wawa menjadi sahabat yang sangat dekat setelah semua jerih payah melawan bullying
yang terjadi di sekolah. Mereka terus membantu dan mendukung satu sama lain dalam
perjuangan mereka selama di sekolah. Irvan sangat berterima kasih terhadap Wawa dan teman -
temannya karena telah membantunya keluar dari situasi yang tidak menyenangkan dan selalu
memberi dukungan selama masa - masa sulit di sekolah.

Selain itu, para siswa - siswi senior pun mulai menebus kesalahan yang mereka perbuat dengan
cara mulai berperan aktif dalam membantu siswa - siswi baru dan menghindari bullying. Mereka
sadar bahwa menjadi siswa senior tidak hanya menguasai kekuasaan dan merasa dihormati
sehingga dapat merendahkan siswa - siswi baru. Mereka juga harus menjadi panutan dan teladan
bagi siswa - siswi lainnya di sekolah.

Dengan adanya kampanye anti - bullying dan dukungan dari siswa - siswi , sekolah SMA Yos
Sudarso menjadi tempat yang lebih baik bagi semua siswa.Tidak ada lagi tindakan bullying dan
para siswa - siswi dapat belajar dan berkembang dengan nyaman. Semua murid merasa dihargai
dan diterima oleh teman - teman mereka di sekolah

Dalam akhir cerita ini, kita bisa menyimpulkan bahwa bullying adalah sebuah masalah serius
yang perlu segera diatasi. Kita semua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman bagi semua siswa di sekolah. Dengan saling menghormati dan menghargai
satu sama lain, kita sudah berperan untuk membantu membuat lingkungan yang aman dan
tentram di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai