Anda di halaman 1dari 3

ANTI TAWURAN

Kata tawuran sepertinya memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat
Indonesia. Kerap kali para pelajar memukuli sesamanya hanya dikarenakan gengsi dan ego.
Di Indonesia sudah banyak kasus tawuran pelajar yang terjadi antar sekolah.
Biasanya tawuran yang terjadi antar pelajar disebabkan oleh konflik kecil yang
kemudian berkembang menjadi ketegangan kelompok. Pelajar yang masuk dalam
kelompok ini tentu akan terkena pengaruh dan ikut dalam perkelahian. Sebaliknya ada
juga pelajar yang anti terhadap tawuran, dan memilih mengisi waktu luang mereka
dengan hal-hal postif. Seandainya semua pelajar bersikap anti terhadap tawuran bukankan
itu menyenangkan atau justru menyedihkan?

Manusia sebagai mahluk sosial tentunya tidak bisa hidup sendiri. Sama halnya dengan
pelajar yang memiliki teman untuk diajaknya bersosialisasi, namun terkadang pertemanan
inilah yang dapat membawa seorang pelajar untuk mengembangkan minat dan bakatnya
kearah positif ataupun negatif. Namun terkadang pertemanan ini sering disalah artikan,
sehingga menimbulkan tawuran sesama pelajar. Ketika satu pelajar bermasalah dengan
pelajar lainnya maka teman-temannya akan ikut membantunya atas nama solidaritas. Mereka
akan terus melakukan tawuran karena menganggap tawuran sebagai jalan satu-satunya dalam
penyelesaian masalah.

Secara singkat, tawuran diartikan sebagai aksi anarkis yang dilakukan antar
kelompok. Biasanya kelompok tersebut adalah oknum pelajar. Beberapa penyebab pencetus
tawuran biasanya merupakan hal sepele, seperti cekcok dan saling menghina, atau dendam
turun-temurun dari alumni sekolah masing – masing. Namun dari hal sepele tersebut,
tercipta masalah besar seperti kerusakan fasilitas umum bahkan korban jiwa.

Ada juga pelajar yang bersikap anti terhadap tawuran. Bagi para pelajar tersebut,
memilih untuk bersikap anti tawuran jauh lebih baik dibandingkan melakukan yang
sebaliknya. Dengan tidak mengikuti tawuran, mereka memfokuskan diri untuk melakukan
tindakan yang lebih bermanfaat, seperti belajar dan bekerja keras untuk mencapai prestasi
dan mengukir masa depan yang lebih baik. Daripada menggunakan waktunya untuk kegiatan
yang sia-sia, kelompok ini lebih peduli akan masa depan mereka. Meski mereka sendiri sadar
betul bahwa tindakan dan pandangan mereka bukan berarti tidak mendapat tekanan dari
pihak
- pihak yang mendukung tindakan tawuran. Tak jarang mereka pun 'terpaksa' mengikuti
pemikiran yang salah semata-mata untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Namun begitu,
keberanian mereka untuk bersuara sendiri pun sudah layak mendapat apresiasi dari
masyarakat.
Kelompok anti tawuran ini kerap kali menjadi contoh bagi siswa-siswi lainnya.
Tindakan mereka tentunya didukung oleh para guru. Tawuran yang sejak lama menjadi
keprihatinan seluruh masyarakat, terutama para guru, telah mendorong para guru untuk
melakukan segala daya upaya untuk mendorong terciptanya pola pikir antitawuran di
kalangan para pelajar. Setidaknya, menurut para guru, para siswa dan siswi mereka tidak
akan berisiko mengalami kecelakaan atau gangguan keselamatan dengan mengikuti tawuran.
Pendapat mereka tentunya bukan tanpa sebab. Sudah tidak sedikit kejadian tawuran yang
berujung petaka bagi para pelajar yang terlibat di dalamnya. Hal ini tentunya membawa duka
bagi dunia pendidikan, terutama para guru. Para siswa yang seharusnya menjadi tanggung
jawab mereka untuk dibimbing mencapai masa depan yang cerah malah menjadi sia-sia
hidupnya di tengah aksi tawuran.

Namun, banyak juga anak muda yang melihat tawuran sebagai sarana untuk
mengekspresikan eksistensi mereka. Mereka dengan bangga menyatakan keberanian mereka
dengan berpartisipasi dalam perkelahian, dan menganggapnya sebagai bentuk keberanian.
Menurut pandangan mereka tawuran dianggap sebagai tindakan yang wajar karena menjadi
saluran untuk menyampaikan protes dan pendapat yang tidak dapat diutarakan dengan baik.
Melalui tawuran juga, kelompok mereka dapat lebih efektif menyampaikan kekecewaannya
sehingga pihak yang berwenang dapat mengambil tindakan yang lebih tepat. Bagi pelajar
tawuran dianggap sebagai cara untuk membuat suara mereka didengar secara signifikan.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran. Misalnya
pembinaan dan konseling bagi siswa yang memerlukan bantuan dalam mengatasi masalah
pribadi atau konflik. Hal ini cukup membantu menghindari tawuran pelajar. Kemudian ada
pengawasan dan keamanan yang dilakukan pihak sekolah agar mencegah tawuran dengan
menggandeng pihak kepolisian untuk selalu memberikan arahan kepada siswa. Terakhir
melibatkan orang tua dalam upaya pencegahan tawuran.

Memang tidak mudah menyelesailan persoalan kekerasan secara damai. Dan ini lah
yang terjadi dikalangan pelajar sekarang. Akan tetapi, kita tetap harus berkomitmen kuat
menjadi bagian dari kelompok yang anti tawuran. Tawuran merupakan penyakit yang harus
diberantas secepatnya karena menyebabkan banyak kerugian baik kerugian materi bahkan
ancaman hilangnya nyawa. Melalui anti tawuran juga, kita dapat menciptakan lingkungan
belajar yang aman dan kondusif

Nama: Luh Putu Sinta Widyani Putri


No: 24
Kelas: IX.A

Anda mungkin juga menyukai