Anda di halaman 1dari 43

BIOGRAFI KESUKSESAN MERRY RIANA

“ MIMPI SEJUTA DOLAR “

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
1. M. RIZAL AFRIALMAN G1D116054
2. RIZKA RAHMADANI G1D116057
3. LARAS AYU WULANDARI G1D116058
4. ULFA RISMAYENI G1D116061
5. NEYSA NUR ARSINDY G1D116066
6. APRI LUGITA G1D116069
7. NURSAFIRA RIANITA G1D116085
8. VIVI YUNITA G1D116130

DOSEN PENGAMPU :
RD. HALIM, SKM, MPH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB 1
TANTANGAN MENGEJUTKAN

Inti Cerita Bab 1


Pada bulan Juni tahun 1998, dimana pada masa itu sedang terjadi kerusuhan yang
mengerikan di Indonesia, kejadian itu terjadi setelah sebulan Merry Riana yang baru saja lulus
SMA yang mana hampir semua anak-anak muda pada masa itu lagi bergairahnya untuk
mengurus pendaftaran ke Universitas-Universitas idaman mereka yang ada di dalam negeri.
Namun akibat kejadian tragedi pada tahun 1998 tersebut, membuat orang-orang termasuk
Merry Riana beserta keluarganya cukup bergidik. Papa dan Mama Merry Riana menjelaskan
kondisi yang cukup mengkhawatirkan tersebut, akhirnya mereka menyarankan kepada Merry
Riana untuk tetap kuliah namun tidak di dalam negeri, melainkan di luar negeri tepatnya di
Nanyang Tecnology University (NTU) di Singapore.
Mendengar saran yang diberikan oleh orang tuanya, tentu membuat hati Merry Riana
terperangah setengah tidak percaya atas apa yang dibicarakan oleh orang tua kepada dirinya.
Tentu itu merupakan suatu niat yang muluk jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi keluarga
mereka yang saat itu sedang-sedang saja.
Namun sejujurnya, pada saat itu Merry Riana lebih mengharapkan agar rencana kuliah di
Singapura itu tidak akan terjadi, karena keputusan untuk mengambil kuliah di Singapura
merupakan suatu dobrakan yang besar dalam hidupnya, yang mana dia akan tinggal terpisah,
cukup jauh dari keluarga.
Namun akhirnya Merry Riana bisa mengerti maksud dan tujuan dari orang tua nya untuk
menyarankan dirinya kuliah ke luar negeri di Singapura karena kondisi di Indonesia pada saat itu
lagi tidak aman, tujuan orang tua Merry Riana tidak lain adalah untuk memperjuangkan agar
anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam hidup setiap manusia pasti akan dihadapkan pada sebuah keadaan sulit yang tidak
pernah tergambar di dalam benak. Disaat tidak ada lagi cara lain untuk bertahan itulah, kita
diperkenalkan pada kekuatan diri yang tersembunyi, kekuatan yang kadang tidak kita percaya.
BAB 2
DIHADANG KESULITAN

Inti Cerita Bab 2


Kondisi baru yang dialami oleh seorang Merry Riana untuk memulai hidup sebagai
mahasiswa di Nanyang Tecnological University (NTU) yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Pada saat itu dia dihadapkan pada dua kondisi yaitu bertahan eksis sebagai
mahasiswi dalam balutan kemiskinan atau menyerang dan pulang ke Jakarta. Namun karena
Merry Riana merupakan seorang yang tangguh, kuat serta pemberani tentu dia tidak akan
menyerah dan pulang ke Jakarta. Pada saat itulah dia menghadapi suatu masa transisi yang cukup
mencekam bagi seorang gadis yang masih berumur 18 tahun, namun transisi tersebut mampu
mengantarkan pada kehidupan baru dan keberanian yang sangat berpengaruh pada kelanjutan
hidupnya.
Masalah keuangan pun juga dialami oleh Merry Riana setelah beberapa lama tinggal di
Singapura, namun dia tidak berniat untuk meminta uang tambahan kepada orang tuanya, karena
dia berpendapat bahwa akan sangat mudah bagi ego remajanya untuk menenangkan diri hanya
dengan meminta tambahan dana kepada orang tuanya, dia juga dapat memahami bagaimana
kehidupan ekonomi keluarganya yang cukup susah pada saat itu. Sehingga dia tentu tidak mau
untuk menambah beban kepada orang tuanya mengingat dia masih memiliki dua orang adik yang
tentunya juga sama-sama membutuhkan biaya dalam bidang pendidikan.
Setelah sampai di Singapura, Merry Riana langsung menuju ke Nanyang Tecnological
University (NTU), jauh diluar dugaannya ternyata kawasan kampus ini sangat indah, tentu
mengingatkan dirinya pada Unoversitas Indonesia namun jauh lebih rimbun. Saat tiba di
Singapura hari telah malam, akhirnya Merry Riana beserta teman-temannya memutuskan untuk
makan malam berupa Nasi Goreng, namun ketika selesai dia makan dan ingin membayar
ternyata harga nasi goreng tersebut sebesar 2 dollar, yang mana pada saat itu 1 dollar nya setara
dengan 10 ribu rupiah artinya harga 1 porsi nasi goreng yaitu 20 ribu rupiah, tentu Merry Riana
cukup terkejut dengan harga tersebut, dan dia pun membayangkan bagaimana cara untuk bisa
hidup di Singapura dengan keadaan ekonomi yang lagi susah.
Keadaan tersebut ternyata tidak berhenti disitu saja, setelah memasuki perkuliahan di
NTU ternyata masih banyak biaya yang harus ditanggung oleh seorang Merry Riana, ketika
pihak fakultas memberitahu terkait buku-buku apa saja yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru
di semester awal, yang semakin membuat Merry Riana sendu yaitu tentu harga buku yang
membuatnya terperanjat.
BAB 3

Perjuangan-perjuangan Awal

Di bab ini Mariana menceritakan bagaimana pola pikir kita sangat berpengaruh terhadap lahirnya
kekuatan ketika badai cobaan datang. Pola pikir kitalah yang bisa merubah kita. Jika aku
memilih tetap berada dimasa nyaman dan tidak memilih menyerah serta bergantung dengan
orang tua tidak akan ada Mariana yang kita kenal sekarang.

Bertahan, dan bertahan

Dimasa itu mariana sanggup bertahan karena kekuatan alamiah yang muncul berkat pola pikir
yang dibentuk dalam keadaan darurat. Mariana bisa saja berlarut-larut dalam keadaan sedihnya
dan hanya membuang waktu dengan sia-sia. Seiring berjalannya waktu mariana melatih dirinya
untuk kuat hingga hari ke hari. Mariana membiasakan yang dihayati dengan iklas ternyata
mampu mengendalikan mental dan fisik untuk melakukan satu kerjasama yang kooperasif.
Marianan dapat mengambil hikmah yaitu dalam kondisi apapun yang kita bisa lakukan adalh
bertahan dan yang harus kita genjot adalah keiklasan dan kesabran yang kuat.

Pentingnya kita mengatur prioritas dan kita tau mana yang kita prioritaskan. Prioritas mariana
dan fokusnya pada saat itu adalah kuliah dengan uang yang 10 dolar perminggu yang digunakan
untuk belajar. Mariana juga menabung untuk memfoto copy buku sehingga banyak buku yang
bisa didapatkan di perpustakaan kampus.

Setelah kebutuhan kamous yang tercukupi barulah mariana memikirkan kebutuhan lain seperti
makanan dan kepentingan sehari-hari. Dimana sangat terasa semasa kuliah susahnya mengatasi
persoalan finansial tapi dia yakin ada masanya dia bisa mengatasi masalahnya yaitu masalah
finansial.

Mariana yang biasa mengonsumsi mi instan di pagi hari dan dan 2 lembar roti di siang hari dan
jika ada acara organisasi riana bisa numpang makan di acar itu walupun sangat jarang.
Jangankan untuk keluyuran sedangkan untuk makan sehari-haripun sangat susah.

Semasa kuliah mariana yang susah masalah makan sehari-hari tapi beda dengan temannya yang
di asrama yang sering makan di cafe-cafe atau hangout di luar sedangkan mariana menahan
godaan itu dengan pergi ke perpustakaan.

Mariana yang sudah biasa menepaki jalan dari asrama menuju kampus yang bisa terbilang jauh.
Mariana membiasakan diri dengan keadaan dan kondisinya saat ini sehingga lama-kelamaan
mariana sudah terbiasa.

Semakin lama kuliah di NTU semakin berat yang dialami tidak mudah buat merry riana keluar
dari kondisi itu. Dimana asupan merry riana yang bisa di bilang kurang tetapi nilai merry riana
terbilang bagus tetapi merry riana kecuali di tes bahasa inggris yang sangat terbatas.
Merry riana mencoba mengejar ketinnggalannya dimana faktor lingkungan juga mempengaruhi
kegigihan merry riana. Diaman orang singapur terkenal dengan prinsipnya yang tidak mau kalah.
Merry riana berfikir untuk bekerja walaupun itu susah untuknya dimana dia sedang kuliah.
Dimasa sulit itu merry riana tidak membenci Tuhan atau mengutuk dirinya sendiri tetapi diamsa
itu merry riana berusaha untuk keluar dari masalah itu keluar mencari celah ataupun cahaya.

Seseorang muncul

Kerinduannya pada Tuhan kian semakin menggebu-gebu dan sudah menjadi kebiasaan bagi
merry riana datang ke geraja. Dan ketika di singapura merry riana semakin haus dengan ilmu
agama.

Ketabahan yang dimilikinya tidak terlepas dari godaan. Seringkali merry riana merasakan
kosong dikala dia sendiri dan tidak aad kesibukkan. Merry riana adalah orang yang terbuka tetapi
merry riana tidak mudah mengeluh. Jika ada masalah merry riana lebih baik memendam apa
yang dirasa ketimbang menceritakan masalh dengan orang lain bahkan dengan teman sekamar
karena tidak semua orang bisa mencerna apa yang dirasa atau apa yang diceritakan.

Sikap itu kian mendewasakan diri sendiri bagi merry riana. Masalah yang dialami kian
membuatnya menghabiskan waktu untuk menonton televisi berjam-jam tetapi pikirannya
menerawang.

Dimasa itu merry riana mencari kedamian dengan memperdalam agamanya dan pelajaran
pedalaman Kitab Suci dan mengikutinya. Inilah pertemuan merry riana dengan sang suami.
Dikantin mereka awal bertemu dengan waktu yang singkat dan perkenalan yang sebentar.

Ketika dikelas mereka fokus dengan pelajaran. Cerita singkat dengan Alva dan ternyata dia sama
dengan merry dimana ada masalah finansial yang kurang mendukung.

Setelah mata kuliah agama. Mereka semakin dekat dan selalu menyempatkan wakru bertemu
usai jam kuliah. Kian lama mereka semakin dekat dan saling bercerta bagaimana pahitnya masa-
masa kuliah bagaimana makan setiap harinya. Merry riana yang takjub dengan kesungguhannya
dan sebaliknya alvan yang takjub dengan merry riana. Semakin hari merry riana semakin
nyaman bercerita dengan alvan dan sahabatnya di NTU.

Dengan hadirnya alva membuat merry semakin bersemangat dan mereka saling menyemangati
satu sama lain. Merry riana yang ingin bekerja sambil kuliah. Tetapi di kampusnya tidak
semudah itu membagi waktu antara kerja dan kuliah. Sehingga merry riana mengisi waktu
kosong untuk bekerja.

Resolusi penting!

Tahun 1999 merry riana yang semakin giat kuliah. Jadwal kuliah tahun kedua yang tidak
sekencang tahun pertama. Maka merry riana berfikir mengisi waktu luang untuk bekerja. Dimana
saat itu teman-temannya menghabiskan waktu libur untuk berkumpul dengan keluarga tetapi
beda merry riana yang bekerja di saat temannya liburan.

Merry riana yang bekerja sebagai pembagi brosur dijalanan pada bulan Mei 1999. Merry riana
yang mulai bekerja sebagai pembagi brosur di jalan dimana mencari yempat yang strategis. Awal
bekerja merry riana di hadapi dengan sikap orang yang akan meneri ma brosurnya tidak semua
orang yang mau manerima brosur yang diberikannya ada yang hanya lewat tanpa mengambil
brosur ada yang hanya melengos saja ada yang sengaja jalan cepat ada juga yang menjauh.
Dihari pertamanya yang dirasakannya malu emosi sedih semuanya menjadi satu. Di jam istirahat
dia menyampaikan keluh-kesahnya dengan temannya yang satu pekerjaan tetapi temannya
senyum dan berkata jangan kau pikirkan respon meraka kepada kita tetapi kita harus fokus
bagaimana kita membagikan poster itu. Dengan pekerjaannya merry riana menabung
penghasilannnya setiap hari. Di ulang tahunnya yang ke 20 dan pengalamannya yang 2 tahun di
singapura denga segala kekurangan. Tetapi dia berhasil dengan bekerja keras dengam mebagikan
brosur di jalanan denga penghasilan yang didapt di simpan. Hikmah kita daapat dari bab ini
dimana kita harus berusaha kita harus gigih dan ketika kita berusaha maka jalannya akan baik.
BAB 4

Merealisasikan Resolusi

Dengan kesulitan yang dilalui merry riana menjadi tangguh. Dengan semua yang dijalani nya.

Nilai-nilai penting

Pengalaman bekerja pertengahan tahun 2020 dengan pengalaman yang luar biasa. Semakin kita
mengerahkan tenaga dan waktu lebih banyak semakin banyak uang yang kita peroleh. Dari
pekerjaan ini bisa kita simoulkan kita harus bekerja keras untuk apa yang kita inginkan atau apa
yang kita capai. Ketabahan pun juga ikut serta kerja keras didalam bekerja kita juga harus tabah
dan pentingnya ilmu agama serta kita aplikasikan di kehidupan kita sehari-hari. Dengan kekuatan
iman yang kita punya kita akan semakin tabah dengan apa yang kiota hadapi.

Pekerjaan baru

Memasuki tahun ketiga atau semester lima semangat belajar kian meningkat.dimana merry riana
pindah ke asrama NTU yang jauh lebih baik dri seblumnya dengan dia berorganisasi dan yang
lain sehingga menambah point untuknya. Dan dia persiapan untuk magang. Semakin dekat
dengan alva selalu memberi semangat satu sama lain dan mereka pun pacaran. Dimana merry
riana tidak bekerja lagi di pencari jdoh tetapi di laundr dengan tetap menjadi pembagi brosur
tetapi di laundry. Bekerja di laundry sebagai pembagi brosur dengan gaji yang terbilang
lumayan. Dan suatu ketika merry riana berbincang-bincang dengan bosnya dan bosnya bercerita
tentang hidupnya dan dia juga mengala krismon dan jadi lah dia sekarang dengan kegigihannya
dan sungguh-sungguh dimana cerita si bos membuat merry riana semakin giat dan gigih.

Dimana merry riana mendftarkan diri di florest dan dia menjadi membersihkan bunga merawat
bunga dan merry riana sudah terbiasa dengan ditusk duri saat memotong atau membersihkan
bunga. Dan akhirnya merry riana pada akhirnya ntetap membagikan brosur kembali. Juga
mencoba menjadi pelayan di resto dimana mendapat tantangan baru karena jika menjadi pelayan
kita akan sering ditegur. Merry kian semakin dekat dengan alva. Dimana di bab ini kita di
ajarkan untuk benar-benar berjuang dengan apa yang kita jalani. Kita bisa keluar dari masalah
dengan niat dan usaha kita.
Bab 5

Keputusan ekstrem

Pergulatanku melewati keadaan sulit dengan berhemat dab bekerja telah mengantarkan
aku pada kesadaran yang tajam: sesungguhnya kesejahteraan bisa diperjuangkan sejak
muda. Resolusiku berkembang. Aku ingin menggapai kebebasan finansial di usia ke-30

Tak ada yang kusesali dari pekerjaan yang kulakukan mulai pembagi brosur,bekerja di toko
bunga,sampai menjadi pelayan banquet. Dulu aku memamng tidak asing dengan bisnis.
Pemandangan papa bekerja sudah memberi pelajaran bagiku bahwa untuk hidup orang perlu
bekerja terus. Hanya saja,membayangkan bahwa masa kulian pun, benakku tidak pernah berfikir
tebtag perjuangan untuk mengatasi keadaan dengan bekerja. Sejujurnya,aku bangga pada diriku
berkat kemajuan yang kucapai walau dalam bentuk upah 5 dolar per jam yang kemudian
berkembang mengikuti perubahan pekerjaan. Bukan dari nilai uangnya yang semata aku lihat,
tapi dari kenyataan bahwa diriki memiliki daya untuk menolong diri sendiri dan meringakan
beban orangtua. Obsesiku untuk lebih berhasil,berkembang tanpa bisa distop.

Bisnis pertama yang di tipu

Aku busa mengatakan bahwa dunia boleh memberikan kita modal,ilmu,dan relasi. Tapi
keberanian,hanya diri kita yang memproduksi.tidak ada seorang pun di dunia yang bisa menjual
atau memberikan software keberanian. Kemauan kita untuk bertindak murni harus dilahirkan
oleh tekad diri sendiri.

Tentang waktu yang temakan olh pekerjaanku, aku juga tidak merasa sayang. Apa yang harus
disesali? Tidak ada. Justru aku berpikir,selagi masih muda,belum menikah,belum disibukkan
oleh urusan rumah tangga,aku bisa memaksimalkan waktuku untuk bekerja apa saja yang halal.
Tidak ada kerugian sedikit pun,yang ada justru keuntungan berupa pengalaman.

Suatu hari aku mendapatkan tawaran yang sangat menggiurkan dari salah satu temankiu. Dia
menawarkan sebuah kesempatan bisnis mandiri yang potensial untuk meraup uang banyak dlam
waktu cepat. Hanaya dengan 200 dolar saja,peserta bisa segera mengembangkan potensi untuk
melipatgandakan uang dengan cepat. Yang dibutuhkan adalah kerja keras,ketekunan,dan fokus.

Saat mataku menatap layar komputer rasanya aku seperti dihadapkan pada dunia yang
mendebarkan. Dunia yang akan memberiku uang melalui pekerjaan yang sangat simpel.
Dalam pikiranku,jika bekerja di jalanan saja aku sanggup apalagi hanya duduk di depan
komputer

Setelah menyerahkan uang dan ngisi aplikasi, aku masih di ajak ngobrol. Mereka bercerita
bahwa perusahaab success forever tak lama lagi akan pindah ke gedung yang sangat megah
jarena begitu suksesnya. Mereka akan membuat gathering besar untuk mengumpulkan orang-
orang yang telah sukses menajdi sejahtera setelah bergabung dengan perusaan ini. Intinya siang
itu aku seperti telah berada di pintu gerbang menuju kaya raya. Aku sangat excited .

Aku mulai beroperasi saat mataku menatap layar komputer rasa nya kau seperti dihadapkan pada
dunia yang menvdebarkan Dunia yang akan memberiku uang melalui pekerjaan yang sangat
simpel. Dalam pikiranku,jika bekerja di jalanan saja aku sanggup apalagi hanya duduk di depan
komputer.tapi sistem online itu ternyata tidak semudah yang kubayangkan,bahkan terkesan
mengada-ada. Tak ada seorang pun yang bisa kuajak menjadi downline. Beberapa hari berkutat
dengan itu,pikiranku mulai senewen. Bayangan 200 dolar yang akan membengkak menjadi
ribuan dolar mulai meragukan.

Beberapa hari kemudian tersiar kabar bahwa perusaan success forever memang menjalankan aksi
penipuan. Mereka memgadopsi gaya bisnis MLM online untuk bisa menipu dan meninggalkan
korban tanpa jejak. Sebetulnya banyak bisnis sejenis itu yang berjalan dengan cara yang baik dan
sukses. Tapi perusahaan inti memang sudah niat menipu. S setelah beberapa hari menenangkan
pikiran, akhirnya aku bisa ikhlas dengan kejadian itu. Masih untung aku kehilanagan hanya 200
dolar. Bagailmana bila aku menuruti kemauan mereka membeli 10 password dan kehilangan
2000 dolar.

Peristiwa itu sungguh berharga bagiku. Satu hikmah yang bisa kutangkap, tidak ada kekayaan
yang bisa di raih dalam sekejap. Kita harus curiga ketika ada tawaran yang menggiurkan tanpa
membicarakan kerja keras. Sunggu sebuah hikmah yang penting bagi gejolak jiwa mudaku yang
sudah bersemangat untuk mengejar kemapanan. Yang paling penting, tak pelak lagi, adalah
membangun diri kita terlebih dahulu. Jiwa kita harus di bangunkan, keberanian kita harus di
hidupkan, motivasi kita harus di bentuk, tiada sukses yang datang tanpa kerja keras, tiada sukses
yang datang dengan mudah semua harus di perjuangkan.

Kerja magang

Erah magang ini sangat mengairahkan hampir semua mahasiswa tenggelam dalam gairah
mempersiapkan diri untuk mulai berlatih bekerja profesional di perusahaan besar. Hari pertama
bekerja magang terasa menggairahkan untukku, aku bercermin setalah mengenakan busana kerja
dengan buku yang kuanggap perlu seperti seorang tentara yang siap bertempur.

Perusahaan mikronmemproduksi beraneka produk semikonduktor seperti chiv untuk barang-


barang elektronik, perusahaan itu tengah sibuk untuk mencipkan chiv untuk X-BOX. Tugasku
mengawasi jalannya produksi dilab dan membuat laporan -laporan. Tak sulit bagiku untuk
beradaptasi

Aku cukup berbahagia bekerja di Micron karena lingkungannya yang sangat bersahabat. Rasa
kagumku pada perusahaan Micron bertambah ketika suatu kali Mr. Roslan memanggilku dan
mengata- kan bahwa dia telah mempromosikan aku untuk mendapatkan bea- siswa. Jadi, karena
hasil kerjaku cukup baik di Micron, dia akan meminta perusahaan membayarkan 25% dari total
biaya kuliahku, alias satu tahun terakhir kuliahku akan dibayarkan. Bukan main girangnya aku.
Itu berarti utangku berkurang sekitar 70 juta rupiah. Aku mengucapkan terimakasih
berulang-ulang pada Mr. Roslan.Selama berhari-hari pada bulan terakhir aku bekerja di
perusahaan itu, aku sering mencermati para karyawan yang hilir-mudik dan menggelar
pembicaraan kecil dengan mereka. Ya, tepat seperti dugaanku, kultur hidup mereka pada
akhirnya memang diatur oleh pendapatan mereka. Mereka harus berhemat karena ada begitu
banyak kebutuhan hidup yang bertumpu pada gaji. Mereka bisa sarapan dengan baik, mencukupi
kebutuhan makan dengan bahan makanan yang segar dan berkualitas, ke klinik dokter yang baik
bila sakit, sesekali berbelanja, namun mereka tidak bisa memiliki impian-impian lebih. Mereka
juga tidak berani berandai-andai jika mendadak terjadi perubahan ekonomi dan mereka di-PHK.
Gaji menjadi ”dewa” kehidupan dan mereka mengarahkan dedikasi setiap hari untuk itu. Aku
ingin bisa membahagiakan kedua orangtuaku, saat mereka masih sehat dan relatif belum terlalu
tua. Aku bisa mencukupi hidup mereka, membelikan barang-barang yang mereka butuhkan,
mengajak mereka liburan ke tempat-tempat yang indah. Jadi, jika aku ingin mencapai harapan
itu, aku harus bisa sukses di usia muda. Setidaknya sebelum usia menginjak 30 tahun.

Sore itu, aku seperti diceburkan ke dalam danau harapan yang lebih luas lagi, sekaligus lebih
menantang. Aku sadar bahwa tekad dan resolusiku bukan lagi sebatas slogan di bibir. Resolusi
itu secara nyata telah memengaruhi jiwaku begitu kuatnya. Aku dihampiri kegelisahan yang
menantangku bergerak, dan tidak ingin kubohongi perasaan itu. Kuanggap itu sebagai panggilan
alam yang terpantul dari cita-citaku sendiri. Diri kita harus selalu menghidupkan kemampuan
untuk berma- nuver dengan luwes di atas segala kondisi apa pun. Jangan terjebak diam dalam
satu keadaan yang buruk. Beranjaklah dan berpikirlah lagi untuk menemukan hal-hal positif
yang baru. Dengan demikian hidup kita moving.
Bab 6

Pertemuan dengan Anthony Robbins!

Dengan berani aku kemudian mengubah haluan dengan ekstrem dalam membidik masa depanku.
Aku sudah merencanakan sesuatu yang jelas setelah lulus kuliah. Wirausaha, walaupun tak ada
modal. Hampir semua temanku mentertawakan rencanaku

visiku ke depan telah begitu kritis dan tajam. Aku bertekad ingin meraih kebebasan finansial
sebelum usiaku menginjak 30 ta- hun, karena aku ingin bisa berbuat banyak selagi orangtuaku
masih muda.

Aku yakin, manusia memiliki kekuatan tersembunyi yang bisa diledakkan jika mau. Apa yang
sudah kualami telah membuktikan itu. Aku merasakan sendiri keajaiban itu pada diriku, walau
takarannya baru berupa mahasiswi miskin yang bisa menyiasati keadaan. Maka, kenapa aku
harus ragu? Kenapa aku harus berpikir standar?

Mungkinkah bertemu Anthony Robbins?

Pertengahan tahun 2001, setelah masa magang berakhir, aku benar-benar telah mengisi pikiranku
dengan rencana yang pasti ten- tang masa depan. Berjuang di atas kaki sendiri atau berwirausaha.
Itulah satu-satunya cara untuk meraih impianku, menjadi sukses dan menggapai kebebasan
finansial sebelum usia 30. Sebab pilihanku tentang masa depan hanya dua. Mengikuti cara yang
umum, menjadi karyawan, dan aku merendahkan impianku. Atau berkeras meraih impianku tapi
aku meningkatkan kadar perjuanganku, alias tidak mengikuti cara yang umum. Aku memilih
jalan kedua.

Kami berkhayal, seandainya kami tinggal di Amerika, pastilah kami akan berusaha keras untuk
bisa bertemu idola kami Anthony Robbins. Betapa indahnya jika kami bisa mendapatkan
beberapa kalimat saja dari motivator dahsyat itu untuk lebih membakar sema- ngat kami. Betapa
inginnya kami diyakinkan bahwa harapan untuk meraih kebebasan finansial di masa muda itu
bukan impian mustahil.

Kalimatku sepertinya merupakan sinyal yang memperlihatkan keraguan sekaligus keyakinanku.


Ya, aku kadang memang berada di batas keraguan dan keyakinan. Dan harapan bisa bertemu
Anthony Robbins seperti menjadi permainan yang memberikan jawaban. Seperti ada tantangan
yang lahir dari hatiku bahwa bila aku berhasil bertemu langsung dengan Anthony Robbins,
keraguanku akan jalan sukses segera tumbang. Jika aku sampai bisa meraih impianku ber- temu
Anthony Robbins, berarti impian-impian lain pun mungkin terjadi. Aku menjadi seseorang yang
begitu obsesif dalam membuat tarik- menarik harapan dan kenyataan. Selama ini aku bekerja,
menge- rahkan tenaga cukup besar, dan mendapat gaji yang pas-pasan saja. Namun semangatku
akan hari depan yang lebih baik bisa terbangun berkat tekad dan keyakinan pada bacaan-bacaan
inspiratif seperti buku yang dibuat oleh Anthony Robbins. Kemudian aku telah sam- pai pada
titik di mana kupertanyakan kembali sesuatu pada diriku, apakah aku bisa mencetak satu saja
bukti dari impianku? Bertemu Anthony Robbins.

Di pameran malam itu, saat aku dan Alva sudah merasa letih berkeliling hall, kami memutuskan
keluar sebentar. Ketika itulah kami melewati sebuah stand yang sangat mungil. Berbeda dengan
kebanyakan stand lainnya, stand ini kelihatannya tidak niat sama sekali. Sudah ukurannya
sempit, stand itu juga hanya meletakkan sebuah meja dengan tumpukan brosur di atasnya. Tidak
ada dekorasi sama sekali. Aku dan Alva penasaran. Hanya ada satu orang yang bertugas
membagikan brosur sekaligus pemberi penjelasan.

Aku membaca sekilas brosur yang dia berikan. Dan mataku ter- belalak seketika! Kuberikan
dengan cepat brosur itu pada Alva. Sama denganku, respons Alva juga terkejut. Wajahnya
sampai memerah menahan rasa girang.

”Anthony Robbins akan datang ke Singapura!” Aku memekik. Ya Tuhan, impianku sepertinya
tengah berlari mendekatiku.

Brosur itu dengan gamblang menjelaskan, Anthony Robbins akan datang ke Singapura dalam
waktu dekat dan menggelar sebuah seminar motivasi. Bukankah itu kabar yang dahsyat!
Bayangkan, beberapa hari sebelumnya aku berkhayal bisa bertemu dengan to- koh bisnis yang
sangat sukses itu, dan aku sempat tidak meyakini apakah khayalanku akan jadi kenyataan.
Keputusan membeli tiket seminar Anthony Robbins adalah keberanian dahsyat. Saat ini jika
kutilik jejak langkahku di masa itu, sadarlah aku betapa besar pengaruh keberanian dan tekad.
Sema- ngat kami telah sampai pada level keyakinan yang cukup tinggi terhadap niat untuk
berjuang secara mandiri. Tiket seminar yang sangat mahal itu menjadi bagian dari keyakinan
kami.

Seminar dimulai dengan sangat menakjubkan. Anthony Robbins adalah seorang motivator yang
seperti tahu bagaimana cara menyen- tuh dasar hati terdalam. Kalimat-kalimatnya bergerak,
menggeliat, menelusup dan meledakkan kesadaran dalam pikiran. Beberapa de- tik, menit, dan
jam lewat dengan petuah-petuahnya yang dahsyat.

Dia mengatakan, ”Kita hidup dibelenggu oleh banyak alasan yang menumbuhkan perasaan takut.
Takut adalah perasaan. Hanya perasaan, tidak lebih. Kita bisa menumpasnya, karena perasaan itu
hanya bergumul di hati kita.”Malam itu dia menggelar demo yang mendebarkan. Berjalan di atas
api! Dia membuat api unggun sepanjang tiga meter di luar gedung, dan peserta seminar diminta
berjalan di atasnya.”Pandanglah ke depan dengan fokus, melangkahlah dengan cepat dan berani.
Anggap kita sedang bergerak penuh energi menuju cita- cita kita yang besar. Jangan pikirkan api
di bawah!” Dia memulai demo dan berjalan dengan yakin dan cepat. Kakinya melangkah di
antara jilatan api di atas arang. Dan, dia sampai di ujung. Selamat, tak kurang suatu apapun juga.
Tepuk tangan membahana.
Seminar malam pertama itu sungguh memberikan energi yang sangat hebat di hatiku. Sepanjang
perjalanan pulang tak henti­henti­ nya aku mengoceh pada Alva. ”Aku bersyukur malam ini
disediakan Tuhan untuk kita, Alva. Malam ini luar biasa. Aku seperti diantar pada keberanian
yang lebih kuat!”Aku tertidur dengan kegelisahan yang menyenangkan. Di saat di mana hampir
seluruh mahasiswa asrama mungkin menghabiskan malam dengan pikiran-pikiran tentang
kehidupan masa muda, kuliah, dan lainnya, aku sudah berkutat dengan pemikiran-pemikiran
masa depan. Bisnis, perjuangan, strategi. Aku merasa diriku menjadi semakin kokoh dari waktu
ke waktu, walau kekokohan itu masih berupa sebentuk semangat.

Seminar dan pertemuan dengan Anthony Robbins di bulan Agustus tahun 2001 itu dengan telak
telah mencetak satu keberanian yang lebih dahsyat di diriku untuk menghadapi hari-hari
selanjutnya. Aku siap mengarungi ujian untuk meraih impianku. Sukses sebelum usiaku 30
tahun!
BAB 7

Memburu Peluang

Peluang awal yang terhambat

Setelah Marry dan Alva berpacaran dan banyak berdiskusi, Marry Riana menyadari
bahwa Alva memiliki sifat dan pembawaan yang berbanding terbalik dengannya. Semula Marry
dan Alva tidak pernah berpikir tentang pola kerjasama di dalam relasi mereka, kecuali berpikir
bahwa tujuan orang berpacaran ialah untuk menikah. Namun dalam konteks cita-cita meraih
masa depan di kala itu, Marry melihat konsep partner yang sangat baik antara ia dan Alva. Selain
Alva, Marry menyakini bahwa partner tertinggi dalam meraih cita-citanya adalah Tuhan.

Pada saat itu, Marry dan Alva merupakan mahasiswa Semester 7 NTU. Sambil
menyibukkan diri mempersiapkan skripsi, mereka memanfaatkan waktu luang yang cukup
banyak untuk belajar mempraktikkan hasrat bisnis mereka. Mahasiswa-mahasiswa NTU yang
mengenal Marry san Alva sudah hafal bahwa ia dan Alva adalah dua manusia yang sangat
identik dengan obrolan bisnis. Bisnis pertma yang mereka pikirkan adalah mencetak kaus dan
skripsi yang biasa dibuat menjelang kelulusan. Setelah melakukan perundingan tentang bisnis
tersebut Marry mempromosikan bisnis mereka di Kampus. Hasil dari promosi banyak
mahasiswa bersedia asalkan harga yang mereka tawarkan memang lebih murah. Namun, Marry
dan Alva harus mengubur harapan mereka karena mereka tidak dapat menemukan percetakan
dengan harga yang mereka inginkan.

Marry dan Alva tak patah semangat. Mereka memulai lagi dengan bisnis menjadi sales.
Melalui informasi temannya bernama Indri, Marry dan Alva mencoba berbisnis MLM dalam
pendistribusian Produk Thiansi dari Indonesia ke Singapura. Karena principan di Indonesia
belum bisa menyediakan sarana dan perangkat secara gratis Marry memutuskan untuk
berpatungan dengan Alva dan Indry. Masing-masing dari mereka berpatungan sebesar 750 dolar
sehingga,terkumpul uang sebanya 2.250 dolar atau setara dengan Rp 16 jt. Ketika dalam proses
menjalankan bisnis Marry dan Alva harus mengalami kegagalan lagi karena Produk Thiansi
tidak jadi masuk ke Singapura. Kegagalan tersebut cukup membuat kecewa Marry dan juga
Alva. Namun, semangat Marry Riana kembali muncul setelah ia berdoa khusyuk dan
berkunjung di Gereja Santo Francis Asisi di Jurong West. Dalam kegagalan keduanya Marry
mendapaktkan pelajaran bahwa kegagalan yang ia alamai bukanlah kesalahan dari siapa-siapa,
tetapi timmingnya saja yang belum tepat.

Kegagalan berikutnya

Setelah pulih dari perasaan kecewa karena kegagalan bisnis, Marry berkonsentraasi pada
penyelesaian skripsi dan mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir. Memasuki semester
terakhir,awal 2002 Marry dan Alva disibukkan oleh acar-acara mengasyikkan yang digelar NTU.
Kampus menggelar beraneka perlombaan yang memiliki nilai edukasi. Memang sudah menjadi
tradisi, mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir diaktifkan melakukan banyak permainan simulasi
yang berkaitan dalam dunia kerja seperti, Cashflow Game. Marry dan Alva sangat menikmati
permainan dan tidak disangka Marry selalu memenangkan permainan-permaianan yang
diselenggarakan. Setelah melakukan dan memenangkan permainan Marry dan Alva berpikir
untuk melakukan bisnis jual beli saham.

Marry dan Alva mulai menjalankan bisnis dengan berkonsultasi dengan bank mengenai biaya
yang digunakan dalam jual beli saham. Dalam memulai bisnis jual beli saham setidaknya Marry
dan Alvaharus mempunyai simpanan lima ribu dolar. Melalui diskusi dengan pihak Bank Marry
mendapat pinjaman dari pihak Bank sebesar 10 dolar dengan syarat transaksi jual beli saham
yang dilakukan Marry harus segera clear paling lama 3 hari dan Marry menyetujuinya.

Pada hari pertama, Marry dan Alva memperoleh keuntungan yang sangat besar.dan hal
itu memacu sengat mereka berdua. Namun dihari –hari selanjutnya merekaterus mengalami
kerugian. Dan hal ini terkadang memicu pertengkaran diantara mereka. Realita yang dihadapi
ternyata tidak semanis yang mereka harapkan. Setelah teru mengalami kerugian merekapun
memutuskan menyudahi bisnis jual beli saham. Dalam bisnis ini mereka memperoleh pelajaran
bahwa dalam jual beli saham dibutuhkan waktu agak panjang untuk bisa memainkan strategi
dan menjaga dana agar setidaknya aman. Pialang saham paling jago sekalipun tidak akan berani
bermain dengan dealine tiga hari. Dalam kegagalan yang kesekian kalinya ini Marry dan Alva
sempat merasa putus asa namun, tidak berlangsung lama. Mereka akhirnya dapat menyikapi
bahwa kegagalan harus disertai dengan kedewasaan.
Kegagalan dalam bisnis jual beli saham menjadi penutup perjalanan bisnis Marry Riana
dan Alva di masa kuliah. Bulan Mei 2002 Marry Riana melewatkan ujian akhir dengan persiapan
sangat serius. Marry dan Alva berhasil lulus dengan penghargaan Second Upper Honours.
Setingkat di bawam Cum Laude atau First Classdi NTU.
BAB 8

Pintu Pun Terbuka

Pertunangan dengan Alva

Selepas kegagalan berbisnis saham, Marry Riana tidak lama-lama menyiksa dirinya
dalam kesedihan. Marry Riana lulus kuliah dengan baik, dan tentu saja mensyukuri itu. Namun
tentu saja,pikiran kritisnya tetap berjalan. Kebahagiaanya bukan hanya lulus kuliah dengan baik
tetapi juga karena hubungannya dengan Alva sampai ke jenjang yang menyakinkan. Tepat
setelah acara wisudanya Marry dan Alva melangsungkan acara pertunangan mereka di Gereja St.
Francis Asisi di Jurong West.

Melawan Arus

Pasca pengumuman wisuda Marry dan Alva pindah dari asmara. setelah wisuda
sebenarnya Marry Riana bisa saja mengajukan surat lamaran ke Micron, perusahaan semi
konduktor tempatnya magang. Namun, saat itu Marry Riana tidak sama sekali tidak berpikir
untuk menjadi karyawan. Ia telah terlanjur memiliki niat yang teguh untuk meraih sukses
financial sebelum usia 30 Tahun dengan cara berwirausaha.

Niat untuk menjadi wirausahawan telah menjadi keputusan Marry dan Alva meski
mendapatkan cemooh dan tertawaan teman-teman mereka. Sebelum memulai berwirausaha
penting bagi Marry dan Alva untuk meminta restu pada orang tua mereka berdua. Diantara orang
tua Marry dan Alva hanya Ibu Marry yang kurang mendukung niat mereka dalam berwirausaha.
Kemudian Marry mengambil keputusan ia akan berjuang dengan niat wirausaha selama tiga
bulan dulu. Bila dalam tempo tiga bulan ia mengalami kegagalan maka, ia akan segera melamar
pekerjaan dan menjadi pegawai kantoran. Tapi jika ia dihampiri tanda-tanda sukses maka, ia
akan melanjutkan berwirausaha. Dan orang tua Marry pun menyetujuinya.

Menimbang kondisi Marry dan Alva yang tidak memiliki modal, mereka berpikir bidang
sales merupakan pilihan yang paling tepat. Dan mereka memantapkan pilihan pada financial
consultant tepatnya sales asuransi dan produk bank.
Menjadi orang sales

Tidak sulit bagi Marry dan Alva mencari kantor-kantor yang menaungi pekerjaan
pemasar produk financial. Tapi ternyata sulit untuk menemukan kantor yang mau menerima
lamaran mereka dan baru di kunjungan kantor ke 4 lah lamaran mereka diterima. Meski
penampilan kantor tersebut sederhana dan memprihatinkan mereka tak perduli, yang terpenting
bagi mereka adalah langsuung bekerja. Kantor tersebut dipimpin oleh seorang direktur dan
menjual produk-produk financial dari beraneka institusi keuangan seperti, asusansi, kartu kredit,
deposito, tabungan, dan produk-produk perbankan lainnya. Tanpa pertimbangan lama Marry dan
Alva memutuskanuntuk bekerja di kantor tesebut.

Seperti yang elah diatur dalam persyaratan Marry dan Alva harus mendapatkan lisensi
pemasaran produk financial dan harus lulus membawa 3 sertifikat serta diharuskannya menyusun
100 nama, lengkap dengan nomor telepon sebagai calon klien yang akan ditawarkan produk
financial. Namun dari 3 sertifikat yang diminta tidak satupun yang dapat diselesaikan Marry
tepat waktu, begitupun dengan persyaratan kedua ia juga gagal. Namun berbeda dengan Marry,
ternyata Alva berhasil memenuhi syarat. Marry tidak menyerah begitu saja, ia kemudian
mencoba lagi dan akhirnya berhasil. Dan Marry Riana pun mulai bekerja. Dalam menjalani
pekerjaan tersebut Marry Riana mendapat pelajaran tentang tidak cepat putus asa, terus mencari
jalan kelur terbaik, dan berani menghadapi tantangan.
Bab 9
1001 PENOLAKAN
Kepada orangtua, Merry Riana tidak pernah memberi tau perihal pekerjaan apa yang
sedang ia geluti, tujuan nya adalah agar orang tua nya tidak khawatir dengan apa yang sedang
anaknya lakukan entah nantinya akan berhasil atau tidak. Namun, nyatanya 3 bulan pertama
bekerja sebagai sales asuransi tidak bisa dibilang mudah. Untuk mendapatkan satu orang nasabah
dibutuhkan perjuangan yang luar biasa. Tetapi, untungnya seorang Merry Riana tidak pernah
mundur sehingga ia bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang ini.

Berjuang di Jalanan
Setiap orang memiliki alasan kuat sebagai pendorong semangat dalam bekerja. Untuk
seorang Merry Riana, alasan tersebut ialah kedua orang tuanya. Ia ingin membuat orang tuanya
bangga dan bahagia melihat kesuksesan yang ia dapatkan dimasa mendatang.
Setelah mantap memutuskan untuk terjun langsung ke jalanan untuk mencari klien,
Merry Riana dan temannya Alva langsung merealisasikan cara itu. Dalam hal ini, Merry Riana
diuntungkan oleh kultur Singapura, di mana kebanyakan orang lebih senang berjalan kaki dalam
keseharian mereka, baik dari golongan menengah maupun golongan atas, baik saat pergi bekerja
maupun hanya untuk sekedar jalan-jalan.
Terdapat pembagian tugas antara Merry Riana dan Alva. Yaitu Merry Riana bertugas
berdiri di lokasi-lokasi terbuka, sambil membawa beberapa lembar kertas kosong dengan
clipboard sebagai alas untuk menulis, dan menyetop orang-orang yang lewat, menawarkan
memberi presentasi asuransi. Sementara, Alva duduk sekitar lima atau sepuluh meter dariku
untuk mengawasi segala gerakku. Untuk kemudian, Alvalah yang akan menyesuaikan urusan
administrasi dan klien yang berhasil kami dapatkan, dan membuat sistem yang lebih baik dari
waktu ke waktu.
Hari pertama mereka beroperasi bertempat disebuah mal. Tangan seorang Merru Riana
dipenuhi oleh clipboard yang berisi kertas HVS, gunanya adalah untuk mencatat nama dan
nomor telepon. Jika mereka bersedia mendengarkan presentasi saat itu juga, maka akan diajak ke
sudut yang lebih tenang. Presentasi berjalan selama 5 menit, apabila klien bersedia untuk
mengetahui lebih lanjut, maka mereka akan bertemu lagi karena deal tidak dapat dilakukan pada
saat itu juga.
Seorang Merry Riana memang pernah bekerja sebagai pembagi brosur jalanan. Tetapi,
bekerja sebagai penjual asuransi tidak semudah yang dibayangkan. Sering kali orang-orang
menolak untuk berhenti, apalagi untuk mendengar presentasi. Merry Riana sempat menghampiri
Alva dan ia pun menangis. Tetapi, tak lama kemudia Merry Riana menghapus air matanya, ia
sadar bahwa tidak seharusnya ia menangis. Ia harus memenuhi tantangannya, yaitu mendapatkan
klien atau nasabah sebanyak-banyaknya. Ia sadar bahwa jika ia menyerah, maka semakin jauh
pula jaraknya untuk menuju kesuksesan.
Sayangnya, pada hari itu seorang Merry Riana tidak berhasil mempresentasikan produk
asuransinya satu kali pun. Tetapi, pada hari itu ia mendapatkan pelajaran yang paling berharga
tentang sebuah kesabaran.
Keesok harinya, Merry Riana kembali ke mal untuk mencoba lagi. Tapi, kali ini mereka
malah dihadang satpam dan tidak diperbolehkan untuk menawarkan asuransi di dalam mal. Tak
lantas putus asa, Merry Riana dan Alva malah pergi ke MRT untuk mencari peruntungan baru.
Benar saja, orang-orang di halte lebih terlihat rileks dan mood mereka lebih ringan. Akhirnya, di
MRT Merry Riana berhasil membuat sejumlah orang berhenti sejenak dan mendengarkan
presentasinya mengenai produk-produk yang ia jual. Dari sepuluh orang yang bersedia duduk
mendengarkan, hanya satu yang mau bertemu kagi untuk mendengarkan lebih jauh. Merry
Rianan segera mencatat nama dan nomor telepon nya dengan baik, kemudia catatan itu
diserahkan kepada Alva untuk proses yang lebih rapi.
Persoalan selanjutnya adalah memikirkan tempat yang akan dijadikan untuk presentasi
lebih lanjut. Sementara dana di dompet seorang Merry Riana bisa dibilang tidak ada. Akhirnya,
ia mendapatkan ide untuk mengatur pertemuan tersebut secara bergiliran di satu waktu dan
tempat. Akhirnya, dengan cara ini beberapa klien ia dapatkan dan satu demi satu orang
membubuhkan tandatangan yang menunjukkan mereka resmi menjadi nasabah asuransi. Bukan
hanya itu, beberapa orang juga tertarik untuk membuka deposito, memulai program tabungan
berkala atau mengisi formulir untuk kartu kredit yang ia tawarkan juga. Betapa bahagianya
seorang Merry Riana pada hari itu.
Setelah mendapatkan klien, Merry Riana dan Alva semakin gigih membuat strategi baru.
Bahasa Inggris seorang Merry Riana telah semakin bagus, Alva menyarankan untuk membuat
kalimat yang lebih kreatif yang lebih ke arah personal, misalnya menanyakan nama anak atau
semacamnya. Cara tersebut ternyata sangat jitu, seorang Merry Riana terus-menerus mengasah
kemampuannya dalam menjual, dan Alva juga teus-menerus memberikan buah pikirannya agar
ia semakin lancar bekerja. Masa-masa itu sangat merekatkan hubungan antara seorang Merry
Riana dan Alva.
Selain itu, survei lokasi juga harus rajin dilakukan, gunanya adalah untuk mencari
tempat-tempat yang sekiranya bisa untuk dijadikan sebagai tempat menjual asuransi. Akhirnya
mereka sampai kepada suatu tempat yang potensial dimana mereka akan menjual asuransi
kepada masyarakat kelas bawah di Singapura.
Strategi tersebut dijalankan. Dan benar saja, dengan kelincahan bicara yang semakin
terasah, seorang Merry Riana bergerak di kawasan yang agak kumuh tersebut. ia mendatangi
pedagang kios-kios kecil dan pekeja-pekerja pabrik yang baru turun dari kereta. Bahkan kepada
tukang sol sekalipun. Merry Riana kemudian memberikan penjelasan mengenai apa itu asuransi
dan seberapa perlu produk tersebut untuk menjamin hari tua mereka. Hasilnya ? mereka memberi
respon yang baik.
Merry Riana dan Alva bekerja dari pagi hingga malam hari. Mereka beristirahat saat
makan siang dan makan sore. Makanan yang dibeli mengikuti rezeki yang mereka dapatkan.
Karena mereka harus benar-benar berhemat karena mereka harus membayar apartemen dan lain
sebaginya. Dibulan pertama, mereka mendapat komisi 500 dollar. Bulan kedua tidak jauh dan
tidak beranjak dari jumlah tersebut.

Rentan down
Pekerjaan yang dijalani seorang Merry Riana kali ini dirasa sulit. Tapi bukan tidak
mungkin pekerjaan ini bisa memberikan masa depan yang cerah. Yang paling berat adalah di tiga
bulan pertama ia bekerja, yakni bulan Oktober sampai Desember 2002, adalah yang mental.
Dibutuhkan kekuatan mental mahadahsyat untuk bisa berdiri dengan wajah tegar dan penuh
pecaya diri, menenteng brosur asuransi dan menyetop orang yang lewat. Sebagian orang mentap
dengan pandangan iba, disamping orang yang mengacuhkan nya dengan tega. Jika ia memakai
mental Merry, putri sulung yang disayangi keluarga pastilah ia tidak akan kuat.
Tetapi sekarang ia telah menjelma jadi Merry Riana si pejuang yang telah berhasil
berkali-kali bangkit dari kesulitan. Maka dari itu ia tidak boleh kalah, karena perjuangan belum
berakhir.
Tantangan selanjutnya adalah fisik dan mood. Jika sudah letih dan orang-orang tidak mau
mendekat, perasaan mudah runtuh sangat menerjang. Rasanya seorang Merry Riana ingin
menyudahi pekerjaan tersebut dan tidur dirumah. Kejadian seperti itu sering sekali terjadi,
namun ia harus menyadarkan diri sendiri untuk bisa mengalahkan perasaan kecil. Salah satu
alasan yang membuat seorang Merry Riana semangat lagi adalah raut wajah orangtua yang selalu
terbayang.
Suatu ketika, hari yang kurang menguntungkan. Selama seharian beroperasi di stasiun
kereta dan halte-halte bus Jurong West dan Jurong East, tidak ada satupun orang yang berhasil
diajak oleh Merry Riana untuk mendengarkan presentasi. Sepulang nya dari bekerja, fisik
seorang Merry Riana tiba-tiba melemas, ia merebahkan diri dikamar dan memutuskan untuk
menelpon ibu nya. Ternyata ibu Merry Riana tau pekerjaan apa yang sedang ia lakukan di
Singapura. Merry Riana berusaha menjelaskan kepada ibunya bahwa ia sedang berjuang
sekarang, tetapi ibu nya menyarankan untuk bekerja kantoran saja.
Malam itu tak terbayangkan sudah perasaan seorang Merry Riana, setelah ia mematikan
telpon dari ibu nya pada saat itu pulalah air mata nya mengucur deras sekali. untungnya pada
saat itu ada Alva yang menenangkannya dan memberikannya motivasi sehingga membuat
semangat nya bangkit kembali.
Terdapat dua target seorang Merry Riana dalam bekerja sebagai sales asuransi, yaitu
ingin memenangkan perasaan ibu nya dengan meyakinkan bahwa ia bisa sukses dengan
perolehan pendapatan yang tidak kalah dengan teman-teman seangkatannya yang telah bekerja.
Yang kedua adalah karena ia ingin secepatnya menjadi manajer di bidang sales asuransi, di mana
dibutuhkan pencapaian 100 ribu dollar nilai investasi total dari klien-klien nya. Tentu saja, nilai
sebanyak itu tidak mudah bagi semua sales asuransi, apalagi harus dipenuhi dalam jangka waktu
satu tahun.
Tapi Merry Riana dan Alva memiliki pemikiran yang agresif. Mereka tidak bercita-cita
menjadi sales untuk selama-lamanya. Mereka mengerti betul bagaimana industri asuransi
berjalan. Intinya, semakin cepat mereka meraih target, semakin pendek pula kewajiban mereka
menjadi sales. Ambisi mereka, seorang Merry Riana menjadi manajer dalam tempo satu tahun
tiga bulan saja.
Jadi di akhir tahun 2002, mereka mengayuh semangat dengan sangat dramatis. Mereka
tidak putus asa.
Menjadi Manajer!
Pada akhir tahun 2002, Alva terus melakukan riset melalui pengamatannya. Alva juga
telah membuat database yang canggih bagi pekerjaan yang sedang mereka jalani. Dari apa yang
telah dijalani dua bulan terakhir, mereka mendapat kesimpulan bahwa setidaknya dalam sehari
Merry Riana harus mencapai target 20 presentasu. Sebab, dari pengalaman terlihat, dalam 20 kali
presentasi 5 orang tampak menunjukkan keseriusan. Dari 5 orang itu, 3 orang bersedia bertemu
kembali untuk diprospek. Dari 3 orang itu, 1 orang akhirnya deal.
Dengan menjalankan strategi tersebut, otomatis setiap hari nasabah Merry Riana semakin
bertambah. Bukan hanya itu, bahasa Inggris nya pun bertambah lancar.
Di masa-masa yang sulit itu Merry Riana dan Alva semakin merangkul iman. Mereka
sangat sering melakukan doa novena, sebuah doa khas umat Khatolik. Merry Riana datang ke
Gereja Novena yang bernama asli Chruch of St. Alphonsus. Di gereja yang sangat artistik,
seorang Merry Riana dapat berdoa dengan khusyuk.
Jadi, hari-hari mereka diisi dengan kerja keras, berdoa, kerja keras, dan hanya mencari
hiburan sesekali saja.
Di bulan Desember 2002 bisa dibilang mereka belum seutuhnya lega. Walaupun hasil
penjualan melonjak dengan pesat, tetapi akumulasi perolehan nilai investasi yang berhasil
dicapai dari nasabah-nasabah masih jauh dari kata angka 100 ribu dolar. Nilai investasi yang
berhasil dicapai oleh seorang Merry Riana pada saat itu adalah 75 ribu dolar, dan waktu hanya
tinggal 2 minggu sebelum tahun 2002 berakhir. Padahal ia ingin sekali pulang berlibur ke
Indonesia dan jika ia bisa meraih angka itu selama dua tahun berturut-turut, maka jabatan nya
akan bisa menjadi manajer pada tahun 2004 dan akan mendapat penghasilan tetap tidak kalah
dengan teman-teman sarjana yang sudah bekerja, bahkan bisa lebih.
Tetapi, mukjizat seakan tiba-tiba datang. Ketika Merry Riana hendak memenuhi target ia
mendekati wanita paruh baya berusia sekitar 60 Tahun. Tak diangka-sangka, perempuan tersebut
tertarik dan meminta bertemu dirumahnya. Kemudian sesampainya dirumah wakita tersebut,
ternyata wanita tersebut ingin berinvestasi sebanya seratus ribu dolar. Dan betapa terkejutnya
seorang Merry Riana dan berkat wanita tersebut maka tercapailah target yang telah ditetapkan
oleh seorang Merry Riana.
Orang-orang di kantor tak kalah terkejutnya melihat seorang sales baru, masih mudah,
berhasil mencapai target yang mencengangkan. Hampir bisa dipastikan bahwa Merry Riana akan
mencapai level manajer di awal tahun 2004. Sungguh pencapaian yang sangat luar biasa,
akhirnya Merry Riana dapat berlibur dan merayakan natal di Jakarta.
Ada banyak hikmah yang dapat diambil dari perjuangan seorang Merry Riana selama tiga
bulan pertama menjadi seorang sales. Pertama adalah betapa konkretnya dampak kegigihan dan
tekat. Komitmen, kemauan keras, disiplin, tidak pantang menyerah adalah sifat-sifat yang
mendukung tekad mencapai hasil.
Yang kedua, kekuatan mental. Betapa rentannya perasaan down yang bisa terjadi dalam
perjuangan menuju sukses. Ada jenis-jenis rasa down yang biasanya muncul. Terpuruk, malu,
terhina, marah, jengkel dan banyak lagi. Tapi jangan memanfaatkan perasaan down itu sebagai
alasan untuk mundur. Justru kita harus memakai itu sebagai alasan untuk bangkit. Kita harus
menyulapnya menjadi energi untuk maju. Perasaan terhina adalah obat yang manjur untuk
melecut diri, bangkit, bergerak, memenagkan kebanggaan diri. Jauhkan diri dari kehendak untuk
mundur karena itu akan membawa kita semakin jauh dari target sukses.
Ketiga, pada saat hendak sampai di pencapaian puncak, ada saja kesulitan dan tantangan
yang maha berat. Tapi biasanya setelah berhasil melewati rintangan berat itu, sukses pun diraih.
Pola ini banyak dialami oleh para pemburu kesuksesan dan dikenal dengan teori The Darknes
Hour. Tak ada pelangi kalau tidak didahului hujan. Jangan menyerah. Saat-saat yang luar biasa
sulit dalam perjuangan adalah pertanda bahwa kesuksesan sudah mendekat.
Bab 10
Jawaban Indah Itu Ada!
Perjuangan belum selesai. Setelah mencapai target meraih dana investasi sebesar 100 ribu
dolar, seorang Merry Riana harus mencapai prestasi yang sama di tahun berikutnya untuk bisa
mencapai jenjang manajer. Semangatnya berlipat ganda. Selain ingin menjadi manajer, ia juga
punya target jangka pendek yang segera ingin dicapai. Yakni, melunasi hutang pendidikan
sebanyak 40 ribu dolar Singapura, atau 300 juta rupiah.
Tiga bulan pertama melakukan sales, dari Oktober sampai Desember 2002, membuat
seorang Merry Riana sangat percaya diri menguak perjuangan di tahun 2003. Inilah tahun luar
biasa yang menghadirkan keberuntungan demi keberuntungan pada seorang Merry Riana.

Utangku Lunas!
Sebagai anak mudah usia 22 tahun, jelas seorang Merry Riana masih memiliki ego anak
muda yang khas. Itu adalah usia di mana orang merasa ingin mereguk nikmatnya dunia sebelum
masuk ke jenjang kedewasaan yang penuh dengan tuntutan hidup. Namun, ia kemudian berpikir
tajam, telah banyak pengorbanan dalam pekerjaan sales ini yang telah ia lakukan.
Dalam hal ini seorang Merry Riana mempunyai prinsip, pay now pay later, dan bukan
sebaliknya. Lebih baik bersusah-susah dahulu untuk merasakan kesenangan kemudian. Daripada
harus menghabiskan masa muda untuk bersenang-senang namun akan dihadang kesusahan di
hari tua.
Setelah meraih penghasilan 15 ribu dolar di tiga bulan pertama, seorang Merry Riana
kian semangat bekerja. Jadi, hari-hari seorang Merry Riana bergulir dengan rutinitas yang tidak
jauh berbeda. Setiap pagi bangun pukul 06:00, lalu tanpa sarapan berangkat ke kantor pukul
08:30. Di kantor, membereskan segara urusan administrasi seperti fotokopi berbagai dokumen,
pengecekan data, dan lain sebagainya. Sambil menyelesaikan urusan administrasi, Merry Riana
juga giat menelepon calon nasabah untuk membuat janji presentasi.
Pukul 10:00, ketika urusan administrasi beres, Merry Riana beranjak memenuhi janji
presentasi. Biasanya, sesi presentasi siang hari selesai pada pukul 14:00. Lalu presentasi sore
dimulai pukul 16:00 sampai pukul 19:00. Dan satu jam kemudian, pukul 20:00, presentasi lagi
sampai sekitar pukul 23:00. Biasanya dari presentasi yang dilakukan setiap hari, pasti ada yang
deal.
Antara pukul 14:00 sampai 16:00 dimanfaatkan untuk bunting calon nasabah dilokasi
yang berdekatan dengan area presentasi. Jadi, waktu diisi secara efektif. Secara mentalpun
seorang Merry Riana menjadi lebih tangguh. Dari sini kita dapat menarik hikmah, proses dan
waktu memang akan mengasah kita.
Hari demi hari berlalu, Merry Riana terus mencatat perolehan nasabah baru, bahkan ia
tidak menurunkan derajat kinerja sedikitpun. Tetap bekerja 14 jam sehari, 7 hari seminggu dan
20 presentasi dalam sehari. Selain itu, Alva juga semakin sering membagi ilmu dari hasil
bacaannya dan mereka pun melakukan diskusi aktif di malam hari. Dan tak lupa juga, mereka
juga semakin giat beribadah. Seorang Merry Riana merasakan pola yang menarik, bekerja keras,
berdoa dan bersyukur.
Sementara itu pada bulan Maret, triwulan kedua setelah Merry Riana mulai bekerja
sebagai sales, penghasilannya telah mencapai 25 ribu dolar. Ditambah dengan penghasilan
triwulan pertama yang 15 ribu dolar, total yang ia miliki di tabung adalah 40 ribu dolar. Dan
bertambah lagi pada bulan April 2003.
Suatu siang di bulan April, hari itu seorang Merry Riana memutuskan untuk melunasi
hutang pendidikan sebanyak 40 ribu dolar. Sebetulnya pemerintah Singapura memberi
kelonggaran bagi para mahasiswa yang mendapatkan hutang pendidikan untuk mencicil melalui
pemotongan gaji, atau pelunasan yang ditunda sampai setahun tanpa bunga. Tetapi seorang
Merry Riana merasa uangnya sudah cukup, jadi tidak ada alasan untuk menunda pembayaran.
Saat hendak menyetor uang sebanyak 40 ribu dolar kepada teller bank, jemari nya
bergetar. Penyerahan tersebut sangat banyak artinya bagi seorang Merry Riana. Telah lunas
hutang pendidikan yang dipakai untuk menyelesaikan kuliah di NTU. Telah tercapai cita-cita
yang menjadi titik tolak harapannya untuk membanggakan orangtuanya. Resolusi jangka pendek
telah dimenangkan.

Presiden Star Club


Hampir satu tahun seorang Merry Riana menyelami pekerjaan sebagai financial
consultant, dipertengahan tahun 2003 ia sudah semakin yakin dengan harapan yang ditancapkan
jika kegigihannya stabil, maka seorang Merry Riana bisa meraih pencapaian yang sangat
lumayan di akhir tahun.
Uang tabungan semakin bertambah. Setelah hutang pendidikan lunas, otomatis seluruh
penghasilan dapat ditabung, tentu setelah dipotong biaya hidup. Merry, Alva dan Danny
memutuskan untuk pindah apartemen ke kawasan Tiong Bahru yang lebih dekat jaraknya untuk
menuju ke kantor.
Sementara itu hidup tetap dikayur dalam kesederhanaan. Kesederhanaan telah menjadi
sebentuk koreo yang indah di dalam hidup. Tentu, Merry boleh saja menikmati kesenangan, tap
sikap penuh pertimbangan dalam mengatur keuangan, dan menabung, merupakan penjaga
keamanan hari esok.
Setelah melunasi hutang, targe selanjutnya adalah membahagiakan orangtua.
Pada bulan Juli, seorang Merry Riana melakukan sesuatu yang telah lama ia impikan.
Yaitu mengajak kedua orangtuanya berlibur keluar negeri dengan uang hasil jerih parahnya. Dan
negara yang dipilih adalah Korea Selatan.
Merry, Alva, dan kedua orangtua Merry terbang ke negeri ginseng pada pertengahan Juli
2003. Mereka menginap di hotel yang cukup baik. Merry membiarkan kedua orang yang ia cintai
menhabiskan waktu dan hari-hari nya di Seoul dan kota-kota lainnya. Mulai dari mencicipi
hidangan tradisional, masuk ke pasar-pasar tradisional yang menarik, mengunjungi tempat-
tempat wisata, belanja di pusat pertokoan ternama di Seoul. Kedua orangtuanya menemukan
kebahagiaan di titik ketenteramannya.
Merry pun menangis melihat kebahagiaan orangtuanya. Lima tahun yang lalu, ia harus
menahan lapar untuk bisa menjamin kelangsungan kuliah di NTU. Sulit dipercayai bahwa Merry
akhirnya mampu membawa kedua orangtuanya untuk berlibuh keluar negeri. Kepergian ke Seoul
mengartikan bahwa Merry telah menemukan pelabuhan yang pasti dalam pencarian nafkah, ini
adalah isyarat untuk sebuah masa depan yang jelas. Dan ini juga merupakan sebuah pembuktian
kepada kedua orangtuanya bahwa keputusan berwirausaha adalah keputusan yang tidak keliru.
Pencapaian demi pencapaian makin mengunggah seorang Merry Riana untuk bekerja
maksimal. Pada akhir 2003, Merry telah dipastikan menjadi manajer dan berhak merekrut anak
buah, karena pencapaian investasi yang telah diraih mencapai 900 ribu dolar. Jumlah yang cukup
fantastis di kalangan sales muda. Atas pencapaian itu Merry diundang oleh Star Club berlibur
sekaligus mengikuti konferensi di San Fransisco dan Roma.
Star Club adalah sibol standar pencapaian hasil yang dibentuk oleh industri produk
finansial untuk memberi penghargaan pada para sales yang mencetak prestasi. Star Club adalah
penghargaan berbasis apresiasi dan edukasi. Seorang sales bisa masuk dalam Star Club jika telah
meraih pencapaian investasi 150 ribu dolar per tahun. Melalui ajang yang digelar Star Club, para
sales berprestasi akan terus meningkatkan pencapaian mereka dan merasa dihargai. Pertemuan
akbar Star Club biasanya dilakukan di negara-negara berbeda di akhir tahun.
Sulit bagi seorang Merry Riana untuk beradaptasi dengan cepat atas pencapaian yang
telah ia dapatkan.ia sempat merasa bahwa itu semua terlalu mewah untuknya, tapi realitanya ia
memang dianggap pantas untuk menerima itu. Sehingga, kepercayaan dirinya berkembang saat
itu dan Alva menjadi sosok yang sangat berbahagia. Alva terus-menerus menggenggam tangan
Merry. Merry sungguh berterima kasih kepada Alva, karena sosoknyalah yang sangat
mempengaruhi sukses seorang Merry Riana.
Tahun 2004 disambut dengan suka cita. Merry Riana dipastikan menjadi President Star
Club karena pencapaiannya yang terus bertambah. Saat itu penghasilan tetap yang didapatkan
Merry sudah mencapai satu miliar rupiah per tahun. Gaji yang jauh melampaui teman-teman
seangkatannya dan nilainya akan terus bertambah mengiringi perkembangan pencapaiannya.
Penghargaan dan peresmian sebagai President Star Club dilakukan di Gold Coast,
Australia. Ini merupakan perjalanan impian dan tentu saja semua nya sudah diatur. Mulai dari
tiket pesawat bussines class yang Merry dan Alva dapatkan, penyambutan sewaktu tiba di
Australia, hotel bintang lima dan lain sebagainya.
Di Gold Coast, penghargaan yang diberikan kepada seorang Merry Riana terbilang luar
biasa. Merry mendapat gelar pencapaian target terbaik di kategori sales baru. Dan di kategori
seluruh sales pun ia mendapat pencapaian tertinggi. Merry berhasil memecahkan rekor
pencapaian di seluruh jajaran sales di industri keuangan Singapura. Ini melengkapi kebahagiaan
dalam mencapai jenjang manajer.
Saat memberikan kata sambutan, Merry mengatakan bahwa sebetulnya apa yang ia
lakukan adalah hal sederhana. Tapi semua itu dilakukan dengan tekad. Motivasi dan
kegigihanlah yang membuat impian besar itu tercapai. Serta kerja keras adalah harga mati sebuah
keberhasilan. Maka keinginan untuk bekerja keras merupakan modal terpenting sebelum
seseorang siap menggapai tujuan. Kebanyakan orang mempunyai cita-cita untuk sukses, tapi
keinginan untuk bekerja keras tidak dimiliki setiap orang.
Merry dan Alva menghabiskan waktu di Gold Coast selama 5 hari 4 malam dalam
suasana haru yang sangat menggetarkan. Sepulang dari Gold Coast, rupanya pemberitaan
mengenai keberhasilan Merry Riana sudah beredar di kalangan media masaa. Telepon genggam
milik Merry tak henti-henti berbunyi dari berbagai media yang hendak mewawancarainya.
Dalam waktu singkat, menjelang pertengahan 2004, artikel dan foto-foto Merry bertebaran di
media massa. Bahkan disebuah harian besar di Singapura memuat artikel mengenai seorang
Merry riana sebanyak setengah halaman di halaman depan. Mulai saat itu juga, seorang Merry
Riana mulai banyak dikenal orang.
Seorang Merri Riana telah membuktikan sesuatu yang sangat penting bagi keyakinannya
dalam menjalani masa depan. Tidak ada yang mustahil dari perjuangan. Tidak ada yang
mengatakan bahwa kita tidak boleh mempunyai impi besar. Kita memiliki kekuatan tersembunyi
yang bersemayam di dalam diri dan menanti kita bangunkan. Manusia boleh merentangkan
harapan sebesar-besarnya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Segenap pancaindra dan
semangat kita tersedia untuk bisa meraih itu.
Kita tidak akan mengetahui seberapa besar kekuatan yang kita punya sebelum kita berani
melakukan perjuangan maksimal untuk meraih impian besar.
BAB 11

MERAIH 1 JUTA DOLAR

Kehidupan Mery Riana berubah namun karakter dan kulturnya tetap sama, Mery Riana
tetaplah seseorang yang sederhana dan terbentu sebagai pekerja keras. Namun apa yang terjadi
dalam hidupnya benar – benar drastis, setelah menjadi tokoh muda yang sukses dan muncul di
media massa mery riana memasuki tahapan dalam kehidupannya yang baru, ia mulai akrab
dengan berbagai event yang megah dan terhormat. Mery kurang menyadari apa yang telah
dicapainya karena ia terlalu sibuk dan fokus terhadap pekerjaannya. Tapi begitu melihat laporan
riil mengenai apa yang diperolehnya ia tecengang. Etos kerja adalah prinsip yang sangat
dipegangnya, prinsip inilah yang dijalankannya ketika Mery dan Alva memasuki era baru
perjuangannya. Yakni, membentuk organisasi konsultan keungan sendiri.

MENDIRIKAN ORGANISASI DAN MENIKAH

Setelah Mery Riana menyandang gelar manajer dan President Star Club atas prestasinya
meraih pencapain targent invetasi tertinggi di industri produk finansial, ia banyak diundang ke
banyak tempat oleh berbagai kalangan untuk berbicara tentang bagaimana ia bisa meraih
kesuksesannya, bukan hanya di Singapura tapi juga di mancanegara, sementara di Singapura
Mery diburu oleh media massa untuk dilansir sebagai tokoh muda yang sukses.

Untuk melanjutkan perjuangannya, Mery mulai mempersiapkan lembaga sendiri sebagai


payung dari usaha konsultan keuangan yang dijalankannya, karena telah berhak untuk merekrut
anak buah. Mery menatap kantor kecil diatas gedung Realty Centre karena dari hal itu telah
menjadi cikal bakal dari perubahan yang telah terjadi dikehidupannya. Bersama Alva, Mery
sudah mendapatkan satu ruang perkantoran yang masih di kawawan Tanjung Pagor yang satu
kawasan dengan kantor lamanya, tepatnya di Fuji Xerox tower mereka menyewa lantai 29.

Tahun 2004, saat itu Mery sudah mendapatkan penghasilan hampir satu setengah
miliardan jumlah itu akan terus berkembang. Ia tidak berpikir untuk menikmati uang itu untuk
hal – hal yang menyenangkan , ia memilih menggunakan uang itu untuk mendanai kantor yang
segera didirikannya. Mery mendirikan biro konsultanya atas namanya sendiri yaitu Mery Riana
Organization, ia sangat senang ketika organisasi itu diresmikan dan mendapatkan pengesahan
dari lembaga – lembaga terkait untuk segera menjalankan usaha, hanya dalam waktu tak sampai
dua tahun Mery sudah bisa mendirikan Mery Riana Organization.

Mery dan Alva tidak membuang waktu, mereka langsung mengoperasikan kantornya
dengan sedikit melakukan survei dan berburu info ke sana – sini karena harus menyediakan
segala fasilitas kantor untuk kelancaran kerja para sales, anak buahnya. Para sales tidak digaji
melainkan mendapat komisi, namun mereka boleh memanfaatka fasilitas kantor. Pegawai yang
digaji hanyalah mereka yang bekerja mengerjakan administrasi atau mengasisteninya secara
langsung, seperti sekretaris dan staf keuangan.
Untuk memulai usaha mereka, Mery dan Alva tak tanggung – tanggung langsung
merekrut 18 orang, biasanya orang lain merekrut satu persatu dan kebanyakan hanya memiliki 10
anak buah. Namun karena keyakinan yang bulat Mery dan Alva percaya mereka dapat
memimpin dan mendidik anak buahnya dengan pola kerja yang sama dengan apa yang parnah
dilakukannya, ternyata tidak mudah. Mereka sepakat membentuk persyaratan ekslusif yang
mungkin hanya diterapkan di organisasinya. Mereka memberlakukan standar pendidikan D3,
dengan batasan usia 20 – 30 tahun karena mereka ingin menciptakan satu lembaga berbasis
profesionalisme yang berbeda degan yang lain. Mereka ingin lebih meningkatkan kualitas para
penjual produk finansial melaluai kekuatan intelektual yang berpadu dengan kelincahan menjual.

Kenapa harus D3? Karena mereka ingin mencetak hasisl yang memuaskan. Dibutuhkan
kecerdasa membuat strategi, selain mental yang tangguh. Bukan karena tidak menghargai orang
berpendidikan SMA, tapi berkaitan dengan organisasi yang Mery dirikan, ia ingin membuat
peningkatan dalam rata – rata performa sales produk keuangan. Mery dan Alva ingin menjadi
pionir dalam mencetak sales unggulan yang membanggaka berdasarkan konsep yang lahir dari
pengalaman nyata yang telah mereka lalui. Sementara untuk usia 20 – 30 tahun mereka tetapkan
karena ingin sebuah organisasi yang dinamis yang berjiwa muda dan penuh harapan khas kaum
muda. Dari sisi manajemen pun, menghimpun kerjasama orang – orang dengan usia setara akan
lebih mudah.

Mery dan Alva menerapkan sistem perekrutan anak buah dengan cara khas. Setelah
menyaring anak buah berdasarkan syarak pendidikan dan usia, mereka bertemu dengan satu
persatu untuk melihat bagaimana penampilan dan cara bicara para pelamar kerja. Setelah itu,
para pelamar dia ajak untuk melewatkan semacam “camp” di vila selama beberapa hari. Disana
digelarkan semacan ujian dengan konsep reality show, dengan mengajak bercakap – cakap,
berkegiatan, dan melakukan permainan – permainan edukasi untuk melihat pribadi yang bisa
diandalkan, dan melihat karakter dari para pelamar. Ujian camp ini Mery dan Alva menerapkan
cara eliminasi setiap beberapa jam sekali, dan bagi yang tidak lulus dipersilahkan kembali ke
rumah masing – masing.Dan dari proses seleksi inilah Mery mendapatkan 18 orang yang
dianggap sangat berpengharapan untuk dibina.

Ditengah kesibukan mengelola usaha, Mery menyiapkan sebuah acara yang sangat
dinantikannya bersama Alva. Ditahun 2004 Mery dan Alva berpikir untuk meresmikan
hubungannya. Tanggal 17 Juli 2004, mereka mengadakan resepsi pernikahan di Grand
Copthorne Hotel di Singapura, sekaligus Catatan Sipil ditempat yang sama. Dan tanggal 23
Oktober 2004, mereka menggelar upacara pernikahan di gereja serta resepsi di hotel JW Marriot
di Jakarta.

PENCAPAIAN GEMILANG

Setelah menikah Mery dan Alva menyewa aprtemen sendiridan tidak lagi berpatungan,
sering dengan perkembangan kondisi finansial mereka tidal lagi menyewa apartemen tua dalam
konsep rusun seperti apartemen sebelumnya melainkan mereka menyewa kondominium yang
sangat tinggi di lantai 11 lah mereka tinggal. Setelah cukup mapan Mery membeli sebuah sedan
Mercedes dengan harga 1,5 miliar rupiah, sedan itu sengaja dibeli dengan alasan khusus yaitu
untuk membuat anak buahnya terinspirasi untuk bisa menjadi suskses setelah melihat
keberhasilan Mery memapankan diri, dan sedan itu menjadi simbol kemapanan.

Sebagai manajer, Mery menjalankan hari yang tak kalah disiplinnya dengan saat ia masih
melakukan pekerjaan sales. Setiap pagi ia sudah dikantor jam 08.00, setelah membereskan
beragam urusan administrasi, pada pukul 10.00 ia memberikan training pada anak buah selama
dua jam, dan setelah makan siang masing – masing anak buahnya akan melakukan kegiatan
sesuai jadwalnya. Mery dan Alva merancang jaringan kerjasama seperti menjadi tutor sekaligus
pengamat anak buahnya dilapangan. Sambil membimbing mereka juga mendidik seorang kader
yang bisa diandalkan untuk menjadi semacam supervisor yang mengamati kerja anak buah selagi
mereka tidak bisa.

Mery dan Alva mengajarkan kepada anak buahnya bagaimana cara agar mereka mampu
untuk membangun keberanian, belajar jurus menjual, dan saling belajar dari kesalahan dengan
cara mengerjakan hal secara bersama. Mery dan Alva juga menceritakan kisah perjuangan
mereka kepada anak buahnya untuk mengajarkan bahwa sekolah yang baik adalah masa
perjuangan, serta menanamkan perasaan percaya dengan manajemen mental yang mereka
ajarkan. Dikantor Mery juga mengajarkan disiplin yang ketat. Dengan hal yang paling penting
adalah menghargai waktu “ time is money”, serta membangun metal yang ulet dan pantang
menyerah .

Ada banyak cerita haru yang Mery dapatkan selama bekerja, salah satunya ia dapat dari
seorang pekerja yang berassal dari Indonesia. Ia adalah seorang perempuan yang berhenti
bekerja karen ibunya menderita penyakit kanker dan ia mersa ia selalu gagal dalam bekerja
sebagai sales, akhirnya Merymemberi ia motivasi dan diajari apa yang salah dari yang ia lakukan
selama presentasi, tidak lama setelah itu iapun dapat memenuhi targetnya dan ibunya sembuh
dari penyakit, dari hasil penjualannya ia mendapatkan hadiah dari prestasinya untuk trip ke
Hawaii bersama ibunya.

Dari pengalaman itulah Mery menarik kesimpulan bahwa rahasia sukses sebetulnya ada
di poros hati kita, kita yang mengarahkan kemauan kita. Ada tiga prinsi yang dijalan Mery
bersama Alva, yaitu love, trust, and respect dari prinsi ini bisa diartikan bahwa segala yang
dilakukan semua bermuara dari pada cinta kasih, pekerjaan yang dijalankan membutuhkan
kepercayaan yang tinggi satu sama lain, dan kerja sama dalam organisasi harus didasari perasaan
saling menghormati. Disamping terus mengodok anak buahnya untuk bekerja keras, Mery dan
Alva juga memikirkan reward, berdasarkan asas “love” mereka rutin menggelar acara
penghargaan pada anak buah, caranya dengan mengundang anak buahnya beserta keluarga.
Pengharga diberikan kepada mereka yang berprestasi, peraih rewarda dan orangtua diberi
kesempatan untuk berpidato. Acara semacam ini sangat membuat semua orang terpacu untuk
menjadi lebih baik lagi dan bekerja keras agar orang tua mereka dapat berpidato saat mereka
mendapatkan reward.

Tentunya Mery bukanya tidak pernah mengalami coobaan perihal anak buah, perjalam
Mery dan Alva membentuk karkter manajemen di organisasi ternyata perlu ditinjau kembali, dan
hal ini memberikan mereka pelajaran yang sangat berharga. Hanya beberapa hari setelah menika
Meru harus terbang ke Bankok karena diundang utnk menjadi pembicara berkaitan dengan
gelarnya sebagai President Star Club, sesampainya di Bangkok ia dan Alva mendapatkan telfon
dari 5 anak buahnya yang yang ingin mengundurkan diri dari kantor karena merasa didiplin
dikantor membuat mereka sangat tertekan dan tak kuat, akhirnya alva pulang ke Singapur sendiri
karena Mery harus tetap hadir diacara seminar.

Dari kejadian ini Mery dan Alva berdiskusi dan kesimpulannya mereka tidak bisa
menyamaratakan harapan dan tekad orang sama dengan mereka, setiap anak buah memiliki
kehendak dan tujuannya sendiri saat menjalani pekerjaan. Dari pengamatan yang dilakukan dapat
kesimpulan bahwa ada 4 kategori umum yang membuat anak buahnya terpacu untuk bekerja
keras, yaitu. Ada yang berdasarkan ambisi mendapatkan uang banyak, ada yang alasan lifestye ,
ada yang mengejar reputasi, dan yang terakhir adalah yang bekerja dengan dasar relationship.
Untuk setiap alasan ini Mery dan Alva mengembangkan strategi pembangkitan semangat, disini
mereka belajar banyak tentang psikologi, ada banyak hal yang bisa terus digali dalam dunia sales
untuk menciptakan pembaruan demi pembaruan.

Banyak pelajaran hidup yang Mery dapatkan dari pengalaman membina anak – anak
buah, setiaphari didapatkannya hikmah baru. Melihat anak buahnya, Mery diingatkan kembali
dengan sosok dirinya yang dulu, bagaimana ia mengumpulkan keberanian dengan bahasa inggris
yang buruk untuk turun kejalan utnuk bisa maju. Dengan pengalaman dan pembelajaran lahir
selama menjalankan organisasi, Mery mampu melaju dengan bisnis ini. Kemajuan pesat
didapatkannya, pengahasilan terus bertambah, hingga ia bisa membeli apartemen yang cukup
bagus di kawasan elit dan bantuan pada keluarga yang talah menjadi hal rutin.

Segala yang dilakukan Mery berjalan dinamis. Pada tahun 2006, penghasilannya telah
mencapai 1 juta dolar, dan ia dinobatkan sebagai profesional termuda dengan penghasilan besara
di Singapura. Hariang The Sunday Times, korang nomor satu di Sigapura, memuat artikel
tentang Mery sebanyak setengah halaman dengan judul besar, “She’s made her firs million at
just age 26”. Harian The Straits Times menulis artikel juga denga jududl “Millionaire with a
heart”. Mery sangat bersyukur atas pencapaian yang diperolehnya dengan kerja keras dan
penyertaan –Nya.
BAB 12

JURUS – JURUS SUKSES

Setelah Mery meraih sukses, perubahan yang terjadi dalam kehidupannya sangat
signifikan, yang paling menonjol adalah ia menjadi sosok yang merupakan tumpuan harapan
untuk orang – orang bisa mendapatkan jalan yang baik bagi masa depan. Mery pernah berpikir
bahwa ia merasa tak pantas untuk mendapatkan kepercayaan seperti itu namun ia yakin Tuhan
telah memberikan kemampuan yang luar biasa pada dirinya untuk berani mendobrak situasi sulit
menuju yang lebih baik. Diluaran sana masih banyak orang yang belum bisa berani seperti Mery
dan memilih pasrah pada kehidupan tanpa melakukan apa-apa. Mery sangat prihatin pada kaum
muda khususnya di Indonesia, sebisa mungkin harus mampu menemukan kunci pembuka masa
depan mereka yang gemilang, untuk itulah Mery terpikir untuk membuat buku ini. Dan di bab
ini, Mery mencurahkan nilai perjuangan yang sudah dilaluinya, pemikiran yang mandasari setiap
langkahnya sehingga kerja keras dantekadnya terus bejalan stabil hingga targes sukses tercapai.

Siapa pun berhak untuk sukses

Sukses merupakan keinginan semua orang, keingunan itu bergradasi pada diri tiap orang.
Seberapa kuat keinginan seseorang untuk sukses, namun tidak semuanya mau atau sanggup
membayar harga dari kesuksesan itu. Suksek membutuhkan syarat. Kerja keras, komitmen,
kesungguhan, kegigihan, ketekunan, tekad, dan masih banyak lagi nilai yang dibutuhkan untuk
berhasil meraih kesuksesan. Banyak orang yang tak kuat untuk menerapkan nilai – nilai itu
dalam upaya mereka hingga yang hasil yang didapatkan jauh dari yang diharapkan.

Dalam setiap seminar yang dilakukan oleh Mery, ia selalu mengatakan apa trik suksesnya
dengan menceritakan apa yang telah dilalui, perjuangan apa yang telah dilewati. Yang pada
dasarnya nilai dan strategi suksesnya muncul dari perjuangan nyata bukan dari teori – teori.
Untuk menjadi suskses hanya harus berani melewati kondisi sulit, pertarungan menuju sukses
adalah rahasia dari kesuksesan itu sendiri, dan untuk menuju pertarungan itu dibutuhkan
keberanian, jika tidak berani maka kita tidak akan tau apakah menang atau tidak, dan bahkan
tidak akan menginjak arena pertarungan.

Jangan pernah takut gagal

Tidak ada sukses yang tidak diwarnai dengan kegagalan, banyak orang yang takut gagal
bahkan tanpa melakukan apa – apa, kegagalan adalah ciri perjalanan sukse. Dengan kegagalan
kita mendapatkan pelajaran untuk mengetahui cara – cara yang lebih baik. Yang penting
bergerak terus, berjuang terus, mencoba terus dan lakukan perubahan dan strategi agar kegagalan
yang sama tidak terulang lagi.

Ketika mery menjadi pembicara di Jakarta banyak peserta yang bertanya tentang kenapa
ia bisa mendapatkan banyak nasabah sedangkan mereka banyak mengalami penolakan, Mery
dengan tenang menjawab, bukan karena ia bisa dan orang lain tidak bisa, dari sekian banyak
pencapaian yang ia raih berasal dari sekian penolakan, kunci utamanya hanyalah mencoba
sebanyak mungkin dan berusaha sekeras mungkin. Banyak gagal, banyak belajar dan coba terus
– menerus, jangan patah semangat. Yang penting tidak melakukan kesalaha yang sama dan
mengambil pelajaran yang kemudian menjadi petunjauk untuk langkah selanjutnya.

Seberapa penting arti uang?

Mery banyak bertemu orang – orang yang mengatakan bahwa apa yang dilakukannya
terlalu berat dan tidak selayaknya orang mencari uang seperti itu untuk hidup. Bersama Alva,
Mery memiliki prinsip keseimbangan untuk mencapai kehidupan yang tentram. Yaitu cinta,
kesehatan, dan kemapanan. Hidup dikelilingi cinta kita akan bahagia, dan jika diberika kesehatan
hidup akan lebih mudah dan menyenangkan, dan jika kita dianugerahi kemapanan, kita dapat
menambah kualitas dari cinta dan kesehatan untuk kebahagiaan yang lebih utuh.

Mungkin banyak yang menanamkan pikiran untuk apa memikirkan uang rezeki sudah
ada yang atur. Bekerja demi uang kadang disandingkan dengan pikiran negatif seolah manusia
rakus atau hanya memikirkan materi, padahal dengan pemikiran yang bijaksana kita bisa melihat
bahwa bekerja untuk mendapatkan uang yang cukup bagi kehidupan akan membuat hidup
menjadi lebih berkualitas, uang yang dicari untuk lebih menyempurnakan sisi lain yang bisa
diraih dalam hidup.

Berorientasilah pada harapan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dalam
upaya mencari uang. Bukan tentang orang yang mencari uang untuk menumpuk kekayaan
sebanyak – banyaknya dan tidak melewatkan hidup dengan nilai yang baik. Yang Mery maksud
adalah mencari uang dengan cara yang sehat dan tujuan yang sehat pula. Jadi jangan ragu dan
malu menanamkan tekad bahwa “saya ingin kaya!” , tekad inilah yang secara otomatis
menstimulasi kita menciptaan inisiatif, keberanian dan strategi.

Berusahalah menjadi berbeda

Prinsip yang Mery pegang adalah keluar dari zona nyaman. Berpikir bahwa ada masa
dimana kita bisa berpikir berbeda. Untuk menatap masa depan dan berpikir untuk bisa meraih
kehidupan yang baik , kita tidak boleh mematok diri bertindak seperti orang pada umumnya. Kita
bisa membuat target diatas rata – rata orang yang setingkat dengan kita jika kita melakukan
upaya yang berbeda, dengan syarat bekerja lebih keras dengan cara – cara yang fokus menuju
sukses. Salah satu caranya dengan banyak bergaul dengan orang – orang sukses, pelajari ilmu –
ilmu sukses yang mereka miliki dan pakai mereka sebagai guru anda.

Jeli mengamati konsep kerja anda

Dalam buku pertama Mery Riana “ A Gift from a Friend” ia menulis tentang bagaimana
menghargai diri sendiri dalam membentuk konsep bekerja bagi diri kita. Dalam buku yang
ditulinya ia menulis tentang perumpamaan sapi dan kuda, sapi yang bekerja sangat keras,
membajak sawah, mengangkut beban pada akhirnya akan dipotong atau kuda yang yang
memiliki kemungkinan untuk dihargai lebih ketika kuda pacuan memperlihatkan dirinya dengan
menunjukkan ketangguhan dan kelebihan dirinya, dan bisa dihargai ketika memenangkan
kejuaraan.

Kita bisa menjadi sapi atau kuda tergantung bagaimana kita mengarahkan diri kita,
apakah kita akan bekerja none for five melakukan hal yang yang rutin tanpa menunjukkan diri
dan menerima gaji di akhir bulan yang kenaikannya begitu lambat. Atau memilih menjadi kuda
pacuan yang tangguh, membentuk diri untuk lebih berdaya, membekali diri dengan keberanian
untuk meraih capaian yang tidak standar, dengan mendapatkan penghasilan yang sepadan dengan
kerja keras serta upaya kita untuk menjadi lebih unggul.

Menghargai proses, dan lihatlah hasilnya!

Semua hal yang kita lakukan tidak terlepas dari proses, semua orang sukses mengalami
perjalanan dengan lika – likunya sendiri sebelum sampai ke titik yang memuaskan, dan dalam
perjalanan inilah ujian akan kesabaran dan kekuatan mentala akan muncul.

Ketekunan melewati proses dan kesabaran mampu mengalahkan ambisi besar dengan
modal besar sekalipun. Ada satu perumpaan yang bisa dicontohkan yaitu kelinci dan kura – kura
yang melakukan lomba untuk mencapai jarak tertentu. Dari kisah ini dapat dicontohkan sikap
kura – kura yang sabar, tekun hingga ia bisa mengalah kelinci. Kerjakan saja apa yang telah kita
yakini dengan sunguh – sungguh, disiplin, dan tekun mustahil jika tidak membuahkan hasil.

Kebebasan finansial, visi yang jelas

Mery telah memikirkan keinginan untuk mencapai kebebasan finansial melalui


pendapatan pasif, sejak ia kritis melihat pengaruh jenis pendapatan didalam hidup. Setelah
melalui banyak pekerjaan dan belum juga mencapai kesejahteraan, Mery mulai berpikir tentang
konsep generator-pendapatan atau income-generator yaitu suatu konsep kita akan mendapatkan
pendapatan secara terus – menerus tanpa harus membanting tulang. Yang diperlukan adalah kita
harus membangun usaha itu dulu dengan kerja keras, untuk kemudian mendapatkan hasilnya
dalam jangka waktu yang panjang, selama income-generator bekerja dengan bisa bekerja dengan
baik maka penghasilan akan selalu mengalir. Contoh konsep itu seperti uang sewa properti,
royalti hak cipta, waralaba, sales asuransi, dan lain sebagainya.

Kisah hidup seorang Mery merupak perjalanan niat yang terus bermetamofosis. Bermula
dari mahasiswa miskin yang bekerja demi mendapatkan simpanan uang untuk membeli makan
dan buku kemudian pikirannya terus berkembang hingga ke tahap ia harus memiliki pendapatan
penghasilan pasif, yang walaupun ia tidak bekerja penhasilan akan mengalir terus – menerus.
Keputusannya memilih bidang sales produk asuransi berdasarkan pertimbanga hal itu.Mery bisa
meraih pencapaiannya hari ini karena telah melewatkan perjuangan yang etos kerjanya yang
sangat dijaga, tetap fokus, kerja keras, dan gigih mencapai target.

Disiplin, sebuah keharusan

Disiplin adalah harga mati dari sebuah kesuksesan. Disiplin akan menjaga kinerja kita
untuk berjalan diatas pola yang berpengaruh langsung pada kesuksesan. Ketika Mery mulai
meyakini pekerjaan sales produk finansial sebagai pilihan hidupnya, ia dan Alva membuat satu
perhitungan yang matang dan mendapatkan pola kerja yang pasti untuk meraih tujuan pasti. Jika
dalam satu hari ia melakukan 20 presentasi, makan akan ada kemungkinan mendapatkan 1 klien
setiap hari, ia tidak membiarkan disiplinnya bergerak naik turun karena tidak ingin pola yang
telah ditetapkannya akan tidak terbentuk lagi dan akhirnya tidak membuahkan hasil akhir seperti
yang diharapkan.

Disiplin adalah sikap, bukan modal seperti uang atau relasi. Tapi sikap disiplin bisa
mengalahkan modal uang dan relasi.orang – orang yang biasa disiplin biasanya memiliki
jaminan pasti pada hasil, karena mereka telah terbiasa melakukan sesuatu sesuai jalurnya, tepat
waktunya dan dengan kesungguhan untuk memenuhi itu hingga tuntas.

Miliki passion!

Jika kita mencintai dan meyakini sebuah pekerjaan, tumbuhkan passion atau hasratnya
dalam bekerja. Passion atau hasrat untuk melakukan pekerjaan dengan rasa cinta adalah point
penting yang bisa menjadi malaikat penyelamat saat berkutat dengan proses. Passion membuat
kita tidak mudah jatuh ketika apa yang kita lakukan belum menunjukkan hasil yang bagus.
Untuk orang yang sudah memiliki passion dalam pekerjaannya, ia tinggal mengemasnya dengan
disiplin dan menajamkan target agar tahu pola kerja seperti apa yang harus dilakukan.

Peka pada peluang

Peluang ibarat misteri alam yang belum tentu bisa kita tentukan kehadirannya. Kita bisa
merencanakan sukses kita dengan melihat peluang – peluang yang ada dan memastikan diri kitan
akan meluncur diatas salah satu peluang itu. Namun seringkali peluang menghampiri tanpa rupa
yang jelas. Kepekaanlah yang diperlukan dalam mendapatkan peluang yang kemudian
menyibakkan tabirnya menjadi sesuatu yang jelas.

Dalam setiapa seminar Mery selalu mengatakan bahwa kepekaan melihat suatu peluang
merupakan salah satu “tabiat sukses”, selalu asah kepekaan terhadap peluang. Suatu peluang
akan selalu disadari oleh orang – orang yang yang peka dan membuka dirinya untuk menangkap
kesempatan. Rangsang kepekaan untuk menangkap getaran panggilan dari peluang dan
manfaatkan kesempatan itu.

Berhemat dan menabung


Berhemat dan menabung merupakan kebiasaan yang sangat menunjang pencapaian
sukses. Jika kita terbiasa memboroskan uang berarti kita tidak menghargai proses pencariannya,
dan akhirnya tidak yang jelas antara kerja keras dan hasil. Bekerja keras, berhemat dan
menabung merupakan serangkaian mata rantai yang tidak terputus, tentu saja berhemat yang
dimaksud bukan berarti menjauhkan dari kesempatan melakukan tindakan sosial. Berhemat
mendidik kita untuk menghormai cashflow dan menghargai proses kerja. Berhemat merupakan
cara kita untuk mengapresiasi pencapaian – pencapaian dalam pekerjaan, berhemat juga melatih
kita utnuk berlaku efisien dalam keuangan ketika kita sudah memiliki anak buah dan menjalani
suatu badan usaha.

Sementara menabung adalah sikap yang sangat mendukung keselamatan masa depan.Kita
tidak akan apa yang akan terjadid di masa depan. Menabung merupakan cara kita menhargai
masa depan, manfaat lainnya, tabungan bisa dijadikan modal usaha. Hingga sekarang seorang
Mery Riana masih mempertahankan kebiasaan berhemat dan menabungnya, ia menjalani
kehidupan yang wajar dan biasa – biasa saja di Singapura walaupun penghasilan yang
diperolehnya lebih dari cukup.

Kekuatan iman

Point terakhir yang diterapkan oleh Mery adalah iman, diletakkan di point terakhir bukan
karena tida penting tapi karena ini lah yang memayungi segalanya. Menurut Mery, iman
merupakan fondasi yang mengendalikan emosi dan ketangguhan mental kita. Iman akan menjaga
gerak kita untuk selalu berjalan diatas norma yang baik, iman juga membuat kita tabah dan
berpengharapan, serta iman membuat kita mampu melihat hari esok sebagai kesempatan indah
yang dijanjikan Tuhan.

Selalu serta Tuhan dalam setiap yang kita kerjakan. Hidupkan rasa syukur dalam setiap
pencapaian kecil dan berharaplah itu akan merujuk pada kesempatan besar. Kita akan merasakan
bahwa harmoni hidup, termasuk sukses pekerjaan yang diatur oleh –Nya merupakan skenario
yang sangat agung. Akan Anda rasakan itu jika Anda telah menjalankan perjuangan dengan kerja
keras dan mencapai hasil yang diidamkan. Mari terus bekerja, berjuang, dan berdoa.
BAB 13

Beliau telah sukses & diundang dalam berbagai acara dan diberikan banyak penghargaan.
Tahun 2004 dalam acara seminar prudential di Jakarta diundang sebagai pembicara yang
menceritakan bagaimana ia sukses. Dan sekilas ia mengingat kembali masa lalu yang ia rasakan
hingga menjadi perubahan nyata di masa sekarang serta menyatakan bahwa kerja keras itu tidak
mustahil, pencapaiannya meraih gelar president star club hingga sampai ke jangkauan Asia
Tenggara telah ia raih. Tahun 2006 meraih 1 juta dolar, tahun itu juga meraih penghargaan
alumni muda berprestasi di kampusnya NTU singapura. Tahun 2008 meraih spirit of enterprise
award oleh 40 pengusaha sukses dari berbagai bidang di Singapura dan menteri perdagangan &
industri. Tahun 2009 mndapat 5 most gorgeous female oleh majalah female singapura. Tahun
2010 diberikanpenghargaan oleh my paper executive look readers choice award, penghargaan
Great Women Of Our Time Award, serta LG Asia life’s good Ambassador. Tahun 2011
mendapatkan penghargaan women of substance award oleh TOUCHE perusahaan spa &
kecantikan singapura, penghargaan inspirational women of the month oleh magazine
internasional, serta menjadi duta watsons south east asia oleh perusahaan farmasi singapura. Ia
bertanya-tanya kepada yang telah memberikannya penghargaan dan jawaban mereka adalah
memang begitu banyak orang sukses, tapi tidak banyak orang yang bisa mengukir perubahan
hidup dengan cara yang luar biasa dan telah membuat banyak orang mempercayai janji dari kerja
keras dan doa.

Di buku pertamanya yang berisi kisah dan semangat perjuangannya, lengkap dengan
pembentukan pola pikir menuju sukses dan semangat sosial didalamnya, gratis bagi mereka
yanng membutuhkan, buku pertamanya a gift from a friend ia berkata “jangan memohon kepada
tuhan untuk menolong dunia, tapi mohonlah agar tuhan mau memakai diri kita untuk menolong
dunia” yang memberdayakan diri kita untuk menolong sesama. Dengan itu ia jadi lebih semangat
dalam memperjuangkan idealisme danmendorong orang-orang untuk mengubah hidupnya
dengan melayani konseling bagi orang-orang yang ingin kunsultasi dengan dirinya, menariknya
kebanyakn bukanlah orang yang ingin sukses saja mendatanginya, melainkan mereka yang
candu narkoba, mantan napi sampai ibu rumah tangga yang mengalami depresi.

Namun, disamping banyaknya kisah yang telah ia peroleh atau prestasi yang telah ia capai,
Merry Riana masih merasa “kosong” merasa hampa ditengah kesuksesan dan kesibukan yang ia
alami. Bertanya kepada sang kekasih, beliau disarankan untuk mengikuti seminar ke Gold Coast
yang bertema tentang bagaimana kita mengeluarkan kekuatan tersembunyi di dalam diri, bahkan
menyorot tentang kehampaan yang dialami oleh orang-orang sukses dan bukan hanya Merry
Riana saja.

“kemapanan uang bukan satu-satunya penanda kekayaan dalam hidup. Tentu juga butuh cinta
kasih, dan iman sehingga hidup tak dipimpin oleh uang”

Selepas dari acara seminar tersebut beliau menyadari bahwa manusia memiliki target. Tapi tuhan
pasti memberikan tugas pada orang-orang yang mampu melewati ujian berat dan mencapai
keberhasilan, maka target itu sesungguhnya tidak pernah selesai, bukan finis yang membuat kita
merasa telah mencapai hal terpenting dalam hidup setelah berhasil mencapainya. Target kita
sebagai manusia adalah berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan, tanpa batas waktu.

Niat beliau untuk lebih sering menggelar seminar di Indonesia merupakan caranya untuk
membuktikan rasa cinta pada negeri. Harapannya, akan lebih banyak anak-anak muda yang
mengenali benih cita-cita dan konsep perjuangan mereka. Yang tahu untuk apa mereka
melakukan suatu pekerjaan, tahu apa arti kewibawaan dari sebuah kemandirian. Kualitas diri kita
akan berkontribusi membentuk kualitas bangsa.

Beliau bersyukur telah dipertemukan oleh kekasihnya, Alva sang penyemangat beliau. Ketika
kaum perempuan mencari jodoh berdasarkan fisik dan materi, beliau hanya melihat kerendahan
hati, semangat, pikiran positif, dan konsep yang jelas tentang arah hidup dari Alva yang semua
itu adalah sekumpulan bekal yang powerful untuk menghadapi dunia dan melewati kehidupan.

Hidup adalah proses, didalamnya ada pergumulan yang mengacu pada cita-cita untuk
menciptakan kodisi baik dari waktu ke waktu. Tak ada seorangpun yang bercita-cita hidupnya
akan mengarah pada situasi yang lebih buruk, bayangkan jika dalam pergumulan mencapai
kondisi yang semakin baik itu, kita didampingi oleh orang yang negatif. Betapa beratnya hidup
harus diarungi.

Beliau merasa sangat bersyukur yang tiada terkira pada anugerah tuhan yang luar biasa. Beliau
juga merasakan pembuktian dari kekuatan doa dan kerja keras. Dalam benaknya kembali teringat
pada kalimat sang bunda “serahkan segalanya kepada tuhan, dan dia akan memberikan petunjuk
selangkah demi selangkah. Semua akan indah pada waktunya” yang benar adanya.
Kesimpulan

Merry riana adalah sosok perempuan biasa dari keluarga yang biasa-biasa saja karena
factor kekbatiran orang tua karena tragedy 1998 membuatnya harus berkuliah di Singapore,
ymembuat Merry Riana bermasalah dengan financial nya, sedih tentunya menghampiri namun
kesedihan-kesedihan tersebut tidak lah berarti jika tidak ada upayah yang di lakukan untuk
merubahnya, diapun berusaha keras untuk membatu beban orang tuanya, mengingat banyak
sekali keperluan di dalam perkulihan. Beliaupun berusaha berkerja dan beberpa perkejaan telah
dia lakukan, dianatarnya pembagi brosur,bekerja di toko bunga,sampai menjadi pelayan
perkejaan lainya telah ia coba, namun selalu saja gagal.

Keinginan yang sangat kuat untuk memperbaiki hidup dan usaha yang selalu dia gencarkan serta
tidak perduli dengan omongan dan hinaan, ejekan, dari kawan-kawannya membuat ia menjadi
semakin kuat, beberapa kali ia perna berwirausaha sebagai jual beli saham, dan lainya walapun
berakhir gagal, namun semangat yang ia miliki tak perna padam, sampai suatu ketika ia selesai
dari kampus, dan pulang meminta izin untuk mencoba berwirausaha walaupun hutang sudah
banyak ia lakukan, namun kegigihannya selalu sama, konsisten dan tak perna berubah,
semangatnya untuk berusaha lagi, lagi dan lagi membuat ia memahami lebih banyak arti
perjuangan dan kegagalan. Sehingga suatu ketika dia berkerja, dan berkerja sebagai consultan,
dan telah membuatnya menjadi lebih baik, sedikit demi sedikit mendoronganya untuk melangkah
lebih jauh, Mery mendirikan biro konsultanya atas namanya sendiri yaitu Mery Riana
Organization, ia sangat senang ketika organisasi itu diresmikan dan mendapatkan pengesahan
dari lembaga – lembaga terkait untuk segera menjalankan usaha, hanya dalam waktu tak sampai
dua tahun Mery sudah bisa mendirikan Mery Riana Organization. sampai akhirnya ai mampu
menghasilkan uang yang bisa membayar hutangnya pada kampusnya terdahulu, dan menabung
untuk membahagiakan orang tua nya, mengajak kedua orang tuanya berlibur korea selatan, dan
banyak hal yang telah di lakukannya.

“jangan takut untuk mencoba, dan jangan berhenti ketika gagal, lihat lah lebih jeli peluang dan
lebih peka lah terhadap peluang yang ada, mental seseorang akan kuat beriringan dengan
kegagalan, namun bkan berarti tidak akan berhasil”

Anda mungkin juga menyukai