Anda di halaman 1dari 26

LITERATUR REVIEW

OLEH :
I KADEK AGUS JUNIARTA
18C10073

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat merupakan sumber daya manusia yang ada di lingkungan
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan
mempunyai hubungan interaksi langsung dengan pasien. Risiko terpajan
penyakit dari pasien sangatlah tinggi sehingga keselamatan dan kesehatan
kerja haruslah diutamakan. Selain didukung oleh lingkungan kerja rumah
sakit, kesadaran dari setiap perawat sangatlah membantu demi tercapainya
keselamatan saat bekerja (Riyanto, 2016). Menurut Kemenkes RI Nomor 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
menyatakan bahwa potensi bahaya yang terdapat di rumah sakit disebabkan
oleh faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal, elektrikal,
dan limbah yang menyebabkan resiko tinggi terjadi Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sehingga perlu adanya standar
perlindungan bagi pekerja yang ada di rumah sakit.
Menurut WHO Salah satu cara dasar untuk mengurangi HAIS yaitu
dengan cara patient safety. Penerapan patient safety yaitu menggunakan Alat
pelindung diri (APD) ketika melakukan tindakan kepada pasien. Kejadian
HAIS dapat dicegah dengan penggunaan APD dengan baik dan tepat (WHO,
2011). Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat atau pakaian khusus
yang digunakan para petugas untuk melindungi dirinya dari luka atau penyakit
yang di timbulkan oleh adanya bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat
biologis, mekanik, kimia, fisik, radiasi, elektrik, dan sebagainya (KemenKes,
2012).
Pandemi Covid -19 ini telah menjangkit di lebih dari 215 negara di
dunia termasuk Indonesia. Tercatat data Covid – 19 di seluruh Dunia
pertanggal 25 Januari 2021 terkonfirmasi sebanyak 99.727.941 kasus, Dari
jumlah tersebut, sebanyak 71.705.935 pasien telah sembuh, dan 2.137.827
orang meninggal dunia (WHO, 2021). Mengingat dari hasil data Covid-19
yang kian hari terus bertambah maka, Adapun upaya yang dapat dilakukan
dalam pencegahan dan pengendalian pertambahan kasus baru, masyarakat
memiliki peran penting untuk memutus mata rantai penularan agar tidak
menimbulkan sumber penularan baru. Prinsip pencegahan dan pengendalian
secara individu seperti menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang
menutupi hidung dan mulut (Yurianto, 2020).
APD adalah peralatan khusus yang di pakai oleh pekerja medis untuk
melindungi dari agen infeksius. Kerugian yang ditimbulkan karena tidak
menggunakan APD tidak hanya berdampak bagi perawat tetapi juga bagi
rumah sakit sebagai tempat bertugas. Dampak yang dapat ditimbulkan untuk
instansi rumah sakit adalah mutu pelayanan di institusi pelayanan kesehatan
tersebut akan menurun. Perawat selain dituntut untuk selalu memberikan
pelayanan yang terbaik tetapi juga harus menjaga keselamatan sendiri,
sehingga dapat bekerja sesuai dengan Standar Operational Prosedure (SOP)
yang berlaku dirumah sakit tempat perawat bekerja (Siburian, 2012).
Faktor pertama pengetahuan, hal ini berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh penelitian Kharisma (2016) diperoleh bahwa semakin tinggi
pengetahuan maka semakin tinggi kepatuhan penggunaan APD. Hal ini
menunjukan pengetahuan memilki hubungan dalam mempengaruhi perilaku
seseorang apabila semakin dia tau apa yang dia perbuat maka semakin bagus
perilakunya. Faktor kedua sikap, sikap perawat dalam menggunakan APD
berpengaruhi dalam perilaku penggunaan APD. Dalam penelitian Apriliani
pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 53,3 % perawat IGD di Rumah Sakit
Pasar Rebo memiliki sikap negatif dalam pemakaian APD. Penyebabnya
adalah factor kebiasaan tidak menggunakan APD. Hal ini menunjukan bahwa
sikap memilki hubungan dalam mempengaruhi seseorang untuk menggunakan
APD.
B. Sesuai dengan uraian latar belakang maka dapat di rumuskan masalah yaitu
faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan perawat
menggunakan alat pelindung diri sesuai sop selama pandemi covid-19.?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Menggunakan Alat Pelindung Diri Sesuai SOP Selama
Pandemi Covid-19.

D. Manfaat
Penelitian bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang Tingkat
Kepatuhan Perawat Menggunakan Alat Pelindung Diri Sesuai SOP Selama
Pandemi Covid-19.

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan.
BAB II METODE
Bab ini berisi tentang teknik pencarian artikel dan kritical apparsial
BAB III HASIL
Bab ini berisi tentang sistesis tabel dan ringkasan sintesis tabel
BAB IV PEMBAHASAN
Menjelaskan dan membahas tentang hasil yang diperoleh, melakukan
perbandingan antara satu artikel dengan yang lainnya, termasuk kritik terkait
artikel-artikel yang anda review berdasarkan hasil penelitian/ survey, teori
(grand atau middle range theory), literature, atau konsep-konsep ilmu
pengetahuan.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KE TATANAN NYATA ATAU
PENELITIAN SELANJUTNYA
Pada bagian ini, jelaskan kesimpulan, dan implikasi pada tatanan nyata dari
keseluruhan artikel yang direview.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
METODE

A. Teknik Pencarian Artikel


Tahap 1: Menformulasi proses pencarian artikel yang sesuai pertanyaan
penelitian/ literature review yaitu
a. Database yang di gunakan yaitu Google scholer
b. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel yaitu faktor yang
berhubungan dengan tingkat kepatuhan perawat menggunakan alat
pelindung diri sesuai sop selama pandemi covid-19.
c. Batas pencarian artikel:
1. Tahun terbit maksimal 5 tahun terakhir
2. Artikel full text
3. Sesuai topik
Tahap 2: sleksi berdasarkan kesesuaian judul artikel. Judul artikel yang difokuskan
sesuai dengan judul literatur review ini, yaitu tentang faktor yang berhubungan
dengan tingkat kepatuhan perawat menggunakan alat pelindung diri sesuai sop
selama pandemi covid-19. Adan pun tata proses seleksi berdasarkan judul
artikel adalah dengan memilih judul artikel yang sesuai dengan batasan yang
terdapat di tahap 1.

Tahap 3: Menyeleksi berdasarkan judul dan abstact serta kesesuaian dengan


tujuan literature review
Tahap 4: Mendaftar judul artikel yang terpilih yaitu
1. tingkat kepatuhan perawat mengenai sop dalam penggunaan
apd di ruang rawat bedah lt.12 blok.d rsud koja jakarta
utara tahun 2016
2. faktor – faktor yang memengaruhi penggunaan alat
pelindung diri (apd) tenaga kesehatan perawat di rsud dr.
rm. pratomo bagansiapiapi kabupaten rokan hilir

3. analisis tingkat kepatuhan pemakaian alat pelindung diri


mahasiswa profesi dokter gigi di rumah sakit gigi dan mulut
unsoed
4. faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat
rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri di rsud
langsa tahun 2019
5. faktor-fakto yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan
perawat terhadap penggunaan alat pelindung diri (apd) di
rsup dr. kariadi semarang
6. analisis faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku
penggunaan alat pelindung diri (apd) pada perawat instalasi
gawar darurat di rumah sakit di kota bandar lampung tahun
2018

B. Critical appraisal
Petunjuk:
Berikan tanda (√) untuk jawaban Ya, dan (-) untuk jawaban tidak
Artikel Penelitian
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6
Latar belakang √ √ √ √ √ √
1. Apakah tujuan dari penelitian sudah
jelas?
Metodelogi
2. Apakah desain penelitian sesuai √ √ √ √ √ √
dengan tujuan?
3. Apakah jumlah sampel sudah besar? √ √ √ √ - -
4. Apakah target populasi didefinisikan √ √ √ √ √ √
dengan jelas?
5. Apakah kerangka sampel diambil √ √ √ √ √ √
dari basis populasi yang tepat
sehingga mewakili populasi
target/referensi yang sedang
diselidiki?
6. Apakah proses seleksi cennderung √ √ √ √ √ √
memilih subyek/peserta yang
mewakili populasi target/referensi
yang sedang diselidiki?
7. Apakah ada tindakan yang dilakukan √ √ √ √ √ √
untuk menangani dan
mengkategorikan bukan responden?
8. Apakah faktor risiko dan variabel √ √ √ √ √ √
yang diukur sudah sesuai dengan
tujuan penelitian?
9. Apakah faktor risiko dan variabel √ √ √ √ √ √
yang diukur sudah menggunakan
instrument/ alat ukur yang benar
yang sudah diuji coba, sudah melalui
study pendahuluan atau
dipublikasikan sebelumnya?
10. Apakah jelas apa yang digunakan √ √ √ √ √ √
untuk menentukan signifikansi
statistik dan / atau perkiraan presisi?
11. Apakah metode penelitian (termasuk √ √ √ √ √ √
metode statistic) cukup dijelaskan
pada kemungkinan untuk dilakukan
ulang?
Hasil penelitian
12. Apakah data dasar sudah dijelaskan √ √ √ √ √ √
dengan baik?
13. Apakah tingkat respons √ √ √ √ √ √
menimbulkan kekhawatiran tentang
bias non-respons?
14. Jika sesuai, apakah informasi √ √ √ √ √ √
tentang yang bukan responden
dijelaskan?
15. Apakah hasil penelitian konsisten √ √ √ √ √ √
secara internal?
16. Apakah hasil penelitian yang √ √ √ √ √ √
disajikan untuk semua analisis
dijelaskan dalam metode penelitian?
Pembahasan penelitian
17. Apakah pembahasan penulis dan √ √ √ √ √ √
kesimpulan sudah sesuai dengan
hasil penelitian?
18. Apakah keterbatasan penelitian telah √ √ √ √ √ √
dibahas?
Lainnya
19. Apakah ada sumber pendanaan atau √ √ √ √ √ √
konflik kepentingan yang bisa
mempengaruhi interpretasi peneliti
terhadap hasil penelitian?
20. Apakah persetujuan etik dan √ √ √ √ √ √
persetujuan partisipan tercapai?
BAB III

HASIL
A. Sintesis Tabel
No Penulis Metode Hasil penelitian Kritik
/tahun penelitian
1 Egeria Jenis penelitian ini Hasil yang di dapatkan Kurangnya
Dorina menggunakan adalah bahwa dari 24 sosialisasi SOP
Sitorus dan penelitian responden menjawap terhadap
Asnah Deskriptif dengan pertanyaan dengan baik, perawat baru.
Sunengsih pendekatan berdasarkan sikap hampir
(2016) metode cross dari sebagian responden
sectional. adalah D3 dan mempunyai
tingkat kepatuhan patuh
(68%), cukup patuh (21%)
dan tidak patuh
(11%).dengan demikian
tingkat kepatuhan perawat
rata-rata patuh (68%).
2 Muhamma Jenis penelitian Hasil uji regresi Kepada perawat
d Zaki, yang digunakan menunjukkan ada pengaruh untuk
Agnes adalah penelitian ketersediaan APD dan meningkatkan
Ferusgel, analitik dengan pengawasan terhadap pengetahuan,
Dian Maya desain cross penggunaan APD pada sikap positif
Sari sectional. Populasi perawat dengan nilai R2 terhadap
Siregar dalam penelitian =0,300. Adapun faktor yang penggunaan alat
(2018) ini sebanyak 134 paling dominan pelindung diri,
perawat dan berpengaruh adalah variabel menjalin
sampel sebanyak ketersediaan APD terhadap hubungan kerja
100 orang dengan penggunaan alat pelindung yang baik
pengambilan diri (APD) tenaga kesehatan sesama perawat
sampel perawat RSUD Dr. RM. serta mematuhi
menggunakansimp Pratomo. Disarankan peraturan yang
le random kepada pimpinan Rumah telah dibuat oleh
sampling. Analisis Sakit agar menambah pihak
data uji chi- ketersediaan APD dan manajemen
square dan uji memberikan sanksi tegas Rumah Sakit
regresi berganda jika perawat tidak RSUD Dr. RM
binary. menggunakan alat Pratomo
pelindung diri. Bagansiapiapi
Kabupaten
Rokan Hilir.
3 Ina Metode penelitian Hasil penelitian Untuk
Permata ini adalah menunjukkan bahwa ada pengembangan
Dewi1, kuantitatif dan hubungan antara usia dan penelitian
Wiwiek R. pendekatannya kepatuhan penggunaan selanjutnya
Adawiya, adalah cross APD dengan nilai p = dapat
dan Lantip sectional yang 0,001. Tidak ada korelasi ditambahkan
Rujito bertujuan untuk antara masa kerja dan variabel lain dan
(2019) mengetahui faktor- kepatuhan penggunaan juga
faktor terkait APD dengan nilai p = 0,74. memperluas
kepatuhan Ada hubungan pengetahuan populasi
penggunaan kepatuhan penggunaan responden pada
perlindungan APD dengan nilai p = seluruh
pribadi peralatan 0,008. Ada hubungan sikap mahasiswa
untuk mahasiswa terhadap kepatuhan profesi dokter
kedokteran gigi di penggunaan APD dengan gigi ataupun
Rumah Sakit Gigi nilai p = 0,001. Ada menambah jenis
Universitas hubungan ketersediaan responden
Jenderal fasilitas dengan kepatuhan terhadap seluruh
Soedirman penggunaan APD dengan civitas
Purwokerto nilai p = 0,000. Ada hospitalia di
(RSGM Unsoed). hubungan pelatihan Rumah Sakit
Populasi penelitian kepatuhan penggunaan Gigi dan Mulut
adalah siswa gigi APD dengan nilai p = Universitas
di RSGM Unsoed 0,003. Ada hubungan Jenderal
tahun IX-XIII pengendalian terhadap Soedirman
dengan sampel kepatuhan penggunaan Purwokerto.
111 siswa APD dengan nilai p =
menggunakan 0,001. Kepatuhan
simple random mahasiswa kedokteran gigi
sampling. RSGM Unsoed dalam
Pengambilan data penggunaan alat pelindung
penelitian diri (APD) masih harus
menggunakan ditingkatkan dengan
kuesioner dan sosialisasi dan pengawasan
lembar observasi berkala oleh RSGM Unsoed
sebagai ukuran untuk melindungi siswa
penelitian. profesional dari risiko
Analisis data penularan infeksi di rumah
penelitian yang sakit.
digunakan adalah
analisis Somers'd.
4 Indra Penelitian ini Hasil menunjukkan bahwa Agar para
Agussama, bersifat analitik terdapat adanya hubungan perawat lebih
Maya Sari, dengan desain yang signifikan antara memperhatikan
dan cross sectional pengetahuan, pengawasan, dan mentaati
Nursiah study dengan motivasi, sikap dan peraturan
(2019) jumlah sampel 72 ketersediaan alat terhadap tentang
perawat dengan kepatuhan perawat rawat penggunaan alat
menggunakan inap dalam menggunakan perlindung diri
teknik simple alat pelindung diri sehingga
random dengan(p-value< 0,05). diharapkan
sampling,dan semakin dapat
penelitian ini menekan risiko
secara univariat terjadinya
dan bivariat paparan
dengan Chy- penyakit bagi
Square yang perawat.
disajikan dalam
bentuk tabel.
5 Salma Penelitian ini Variabel yang berhubungan Perlu
Adilah dilaksanakan dengan tingkat kepatuhan diadakannya
Putri, dengan perawat dalam pelatihan secara
Bagoes menggunakan menggunakan Alat berkala
Widjanarko penelitian Pelindung Diri (APD) mengenai
dan Zahroh analitik dengan adalah tingkat pendidikan penggunaan
Shaluhiyah analisis kuantitatif dengan pvalue 0,021 dan Alat Pelindung
(2018) dan rancangan pengaruh teman sejawat Diri, serta
Cross Sectional. dengan p-value 0,040. memastikan
Analisis dilakukan Variabel yang tidak seluruh perawat
dengan memiliki hubungan dengan mengetahui dan
menggunakan uji tingkat kepatuhan perawat memahami
Chi-Square Test. dalam menggunakan Alat seluruh
Pelindung Diri (APD) yaitu, informasi
umur responden dengan p- yang didapatkan
value 0,779, masa kerja dari pelatihan
dengan p-value 0,871, tersebut dengan
pengetahuan dengan p mengadakan
value 0,516, sikap dengan pre-test dan
p-value 0,354, kebijakan post-test
dengan p-value 0,207,
ketersediaan alat pelindung
diri dengan p-value 1,000,
pengawasan dengan pvalue
0,642, beban kerja dengan
p-value 0,059.
6 Juniarti Desain penelitian Hasil analisis bivariat Bagi kepala
Mega Putri, ini adalah analitik didapatkan faktor yang ruangan untuk
Dewi observasional berhubungan dengan meningkatkan
Rahayu analitik dengan pemakaian APD adalah pengawasan
(2021) pendekatan cross pengetahuan (p-value = dalam
sectional. 0,000), motivasi (p-value = penggunaan alat
Populasi dalam 0,004), sikap (p-value = pelindung diri
penelitian ini 0,021) dan pengawasan (p- secara rutin
adalah seluruh value = 0,034), sedangkan dalam
tenaga kesehatan yang tidak berhubungan melakukan
di Rumah Sakit adalah, masa kerja (p-value pelayanan
Bandar Lampung, = 0,948), dan ketersediaan kesehatan
dengan jumlah APD (p-value = 0,183). terhadap pasien
sampel adalah 35 di rumah sakit
orang. Uji analisis di Bandar
univariat Lampung.
menggunakan chi-
square.

B. Ringkasan Sintesis Tabel


Dari hasil 6 penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Menggunakan Alat
Pelindung Diri Sesuai SOP adalah sikap, pengetahuan, ketersediaan APD,
pengawasan terhadap penggunaan APD pada perawat, usia, pelatihan,
pengendalian terhadap kepatuhan penggunaan APD, motivasi, tingkat
pendidikan, masa kerja dan pengaruh teman sejawat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian oleh Egeria Dorina Sitorus dan Asnah


Sunengsih (2016) dengan judul Tingkat Kepatuhan Perawat Mengenai Sop
Dalam Penggunaan Apd Di Ruang Rawat Bedah Lt.12 Blok.D RSUD Koja
Jakarta Utara Tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
Deskriptif dengan pendekatan metode cross sectional. Hasil yang di dapatkan
adalah bahwa dari 24 responden menjawap pertanyaan dengan baik,
berdasarkan sikap hampir dari sebagian responden adalah D3 dan mempunyai
tingkat kepatuhan patuh (68%), cukup patuh (21%) dan tidak patuh
(11%).dengan demikian tingkat kepatuhan perawat rata-rata patuh (68%).
Tingkat kepatuhan Perawat terhadap SOP penggunaan APD menurut
pengetahuan adalah patuh 18 perawat (75%),cukup patuh 4 perawat (17%)
kurang patuh 2 perawat (8%). Tingkat kepatuhan perawat di dapat 2
responden yang tidak patuh di karenakan kurangnya APD dan tidak adanya
SOP di ruangan. Dalam penelitian ini terdapat kekurangan bahwa sosialisasi
SOP terhadap perawat baru.
Berdasarkan penelitian oleh Muhammad Zaki, Agnes Ferusgel, Dian
Maya Sari Siregar (2018) dengan judul faktor – faktor yang memengaruhi
penggunaan alat pelindung diri (apd) tenaga kesehatan perawat di RSUD DR.
RM. Pratomo bagansiapiapi kabupaten rokan hilir. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 134 perawat dan sampel sebanyak 100 orang
dengan pengambilan sampel menggunakansimple random sampling. Analisis
data uji chi- square dan uji regresi berganda binary.hasil menunjukkan ada
hubungan pengetahuan, sikap, ketersedian APD, dukungan rekan kerja dan
pengawasan diperoleh nilai < 0,05 dengan penggunaan APD. Hasil uji regresi
menunjukkan ada pengaruh ketersediaan APD dan pengawasan terhadap
penggunaan APD pada perawat dengan nilai R2 =0,300. Adapun faktor yang
paling dominan berpengaruh adalah variabel ketersediaan APD terhadap
penggunaan alat pelindung diri (APD) tenaga kesehatan perawat RSUD Dr.
RM. Pratomo. Disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit agar menambah
ketersediaan APD dan memberikan sanksi tegas jika perawat tidak
menggunakan alat pelindung diri. Dalam penelitian ini perawat agar dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap positif terhadap penggunaan alat pelindung
diri, menjalin hubungan kerja yang baik sesama perawat serta mematuhi
peraturan yang telah dibuat oleh pihak manajemen Rumah Sakit RSUD Dr.
RM Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir.
Berdasarkan penelitian oleh Ina Permata Dewi1, Wiwiek R. Adawiya,
dan Lantip Rujito (2019) dengan judul Analisis Tingkat Kepatuhan
Pemakaian Alat Pelindung Diri Mahasiswa Profesi Dokter Gigi Di Rumah
Sakit Gigi Dan Mulut Unsoed. Populasi penelitian adalah siswa gigi di RSGM
Unsoed tahun IX-XIII dengan sampel 111 siswa menggunakan simple random
sampling. Pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner dan lembar
observasi sebagai ukuran penelitian. Analisis data penelitian yang digunakan
adalah analisis Somers'd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara usia dan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p = 0,001. Tidak ada
korelasi antara masa kerja dan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p =
0,74. Ada hubungan pengetahuan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p
= 0,008. Ada hubungan sikap terhadap kepatuhan penggunaan APD dengan
nilai p = 0,001. Ada hubungan ketersediaan fasilitas dengan kepatuhan
penggunaan APD dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan pelatihan kepatuhan
penggunaan APD dengan nilai p = 0,003. Ada hubungan pengendalian
terhadap kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p = 0,001. Kepatuhan
mahasiswa kedokteran gigi RSGM Unsoed dalam penggunaan alat pelindung
diri (APD) masih harus ditingkatkan dengan sosialisasi dan pengawasan
berkala oleh RSGM Unsoed untuk melindungi siswa profesional dari risiko
penularan infeksi di rumah sakit. Dalam penelitian ini menyarankan bahwa
pengembangan penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel lain dan
juga memperluas populasi responden pada seluruh mahasiswa profesi dokter
gigi ataupun menambah jenis responden terhadap seluruh civitas hospitalia di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Berdasarkan penelitian oleh Indra Agussama, Maya Sari, dan Nursiah
(2019) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Perawat Rawat Inap dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri di RSUD
Langsa Tahun 2019. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross
sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan
teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat
dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan
bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan,
pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan
perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value<
0,05). Agar para perawat lebih memperhatikan dan mentaati peraturan tentang
penggunaan alat perlindung diri sehingga diharapkan semakin dapat menekan
risiko terjadinya paparan penyakit bagi perawat.
Salma Adilah Putri, Bagoes Widjanarko dan Zahroh Shaluhiyah
(2018) dengan judul Faktor-Fakto Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
RSUP DR. Kariadi semarang (Studi Kasus di Instalasi Rawat Inap Merak).
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian analitik dengan
analisis kuantitatif dan rancangan Cross Sectional. Analisis dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-Square Test. Variabel yang berhubungan dengan
tingkat kepatuhan perawat dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
adalah tingkat pendidikan dengan pvalue 0,021 dan pengaruh teman sejawat
dengan p-value 0,040. Variabel yang tidak memiliki hubungan dengan tingkat
kepatuhan perawat dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu,
umur responden dengan p-value 0,779, masa kerja dengan p-value 0,871,
pengetahuan dengan p value 0,516, sikap dengan p-value 0,354, kebijakan
dengan p-value 0,207, ketersediaan alat pelindung diri dengan p-value 1,000,
pengawasan dengan pvalue 0,642, beban kerja dengan p-value 0,059. Perlu
diadakannya pelatihan secara berkala mengenai penggunaan Alat Pelindung
Diri, serta memastikan seluruh perawat mengetahui dan memahami seluruh
informasi yang didapatkan dari pelatihan tersebut dengan mengadakan pre-
test dan post-test.
Berdasarkan penelitian oleh Juniarti Mega Putri, Dewi Rahayu (2021)
dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perawat Instalasi Gawar Darurat
Di Rumah Sakit Di Kota Bandar Lampung Tahun 2018. Desain penelitian ini
adalah analitik observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Bandar Lampung, dengan jumlah sampel adalah 35 orang. Uji analisis
univariat menggunakan chi-square. Hasil analisis bivariat didapatkan faktor
yang berhubungan dengan pemakaian APD adalah pengetahuan (p-value =
0,000), motivasi (p-value = 0,004), sikap (p-value = 0,021) dan pengawasan
(p-value = 0,034), sedangkan yang tidak berhubungan adalah, masa kerja (p-
value = 0,948), dan ketersediaan APD (p-value = 0,183). Bagi kepala ruangan
untuk meningkatkan pengawasan dalam penggunaan alat pelindung diri secara
rutin dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit di
Bandar Lampung.
Pengetahuan perawat yang kurang dapat disebabkan karena
ketidakpedulian perawat atas informasi- informasi mengenai pentingnya
penggunaan alat pelindung diri (APD) dan perawat tidak pernahnya mengikuti
pelatihan- pelatihan tentang pentingnya alat pelindung diri (APD). Seharusnya
semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin mudah pula seseorang
menerima informasi. Akan tetapi dalam hal ini pengetahuanperawat rata rata
kurang mengenai alat pelindung diri (APD) seperti manfaat APD, syarat-
syarat yang harus diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri yang
baik, faktor risiko dan akibat jika tidak menggunakan APD. Disertai dengan
tidak pernah disosialisasikan oleh manajemen Rumah Sakit bahwa akan
pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) guna dapat mencegah atau
meminimalisir kecelakaan kerja dan masalah kesehatan yang didapatkan saat
perawat melakukan tindakan terhadap pasien.
Kurangnya pengetahuan responden tentang penggunaan APD
disebabkan belum adanya informasi secara lengkap tentang keselamatan dan
kesehatan kerja ataupun penjelasan secara rinci potensi bahaya yang dihadapi
dalam pekerjaan. Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus. Sikap belum berupa tindakan, Newcomb mengatakan
dalam Setiawati bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan Allport juga menjelaskan dalam Setiawati bahwa sikap mempunyai tiga
komponen antara lain: kepercayaan, emosional, kecenderungan untuk
bertindak. Adapun tingkatan sikap adalah menerima, merespon dan
menghargai. Selain itu yang menjadi penyebab sebagian besar perawat telah
patuh menggunakan alat pelindung diri yaitu karena adanya pengawasan dari
kepala ruangan, kepala bagian keperawatan, dan dari pihakPPI/ K3 yang
melakukan kunjungan ke ruang rawat inap untuk melakukan pengontrolan
terhadap petugas kesehatan dalam menggunakan alat pelindung
diri.Pengawasan adalah bagian dan proses pengendalian, yang merupakan
tindak lanjut follow-up implementasi kegiatan untuk memastikan agar
pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana (patuh atau tidak terhadap
standar).Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan,
perintah, prosedur, dan disiplin.
Berdasarkan penelitian-penalitian diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa jenis penelitian yang banyak digunakan adalah kuantitatif dan
rancangan Cross Sectional dan dengan Uji analisis univariat menggunakan
chi-square. Dari hasil 6 penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Menggunakan
Alat Pelindung Diri Sesuai SOP adalah sikap, pengetahuan, ketersediaan
APD, pengawasan terhadap penggunaan APD pada perawat, usia, pelatihan,
pengendalian terhadap kepatuhan penggunaan APD, motivasi, tingkat
pendidikan, masa kerja dan pengaruh teman sejawat.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KE TATANAN NYATA ATAU
PENELITIAN SELANJUTNYA

Dari hasil 6 penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Menggunakan Alat
Pelindung Diri Sesuai SOP adalah sikap, pengetahuan, ketersediaan APD,
pengawasan terhadap penggunaan APD pada perawat, usia, pelatihan,
pengendalian terhadap kepatuhan penggunaan APD, motivasi, tingkat
pendidikan, masa kerja dan pengaruh teman sejawat. Kepada tenaga perawat
untuk terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan motivasinya terhadap
penggunaan APD sehingga dapat menekan perilaku yang tidak aman dalam
bekerja dan mampu memenuhi target dalam pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan. Kepada dinas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
manajemen dalam mengatur regulasi K3RS terkait dengan dana, kebijakan,
pengawasan, penghargaan, dan pengadaan APD di RS dengan cara
memberikan pendidikan serta pelatihan, sehingga pengetahuan responden
menjadi baik. Untuk variabel pengawasan merupakan salah satu variabel yang
tidak ada hubungannya dengan faktor karateristik, hal ini dibuktikan dengan
tidak adanya responden yang memberikan pengawasan, maka disarankan agar
pihak RS lebih meneaskan lagi dalm hal memberikan pengawasan tentang
penggunaan APD yang sesuai dengan SOP.
Kelima jurnal juga menyarankan bahwa perlu adanya penelitian lebih
lanjut dengan variable yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih besar di
kemudian hari.
Feasible (F) Ketersediaan subjek penelitian ini sudah banyak di
lakukan di Indonesia. Untuk masalah ketersediaan dana
tidak ada masalah. Tetapi yang kemungkinan menjadi
masalah asalah tentang pengawasan penggunaan APD.

Interesting (I) Masalah ini menarik bagi peneliti ini karena APD
adalah sangat penting bagi petugas kesehatan,
merupakan peralatan khusus yang di pakai oleh pekerja
medis untuk melindungi dari agen infeksius. Kerugian
yang ditimbulkan karena tidak menggunakan APD
tidak hanya berdampak bagi perawat tetapi juga bagi
rumah sakit sebagai tempat bertugas.
Novelty (N) Penelitian terkait topic ini sudah banyak dilakukan
diberbagai macam daerah. Dari ke enam penelitian
diatas, maka yang berbeda adalah karakteristik
respondennya, dan kondisinya yang sekarang sedang
pandemic Covid-19. Jadi penyebaran virus semakin
mudah ke petugas kesehatan.
Etical (E) Penelitian ini tidak bertentangan etika karena responden
sudah sesuai dengan prosedur dan aturan dalam proses
melakukan penelitian ini.

Relevant (R) Penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu


pengetahuan bagi masyarakat diharapkan pihak RS
lebih menegaskan lagi dalam hal memberikan
pengawasan tentang penggunaan APD yang sesuai
dengan SOP.

ANALISA GAP

Kesenjangan
No Judul Penelitian Data pendukung
Harapan Kenyataan
1 FAKTOR – Penggunaan Angka kecelakaan Badan Penyelenggara
FAKTOR YANG APD dapat kerja di Indonesia Jaminan Sosial (BPJS)
MEMENGARUHI mencegah masih tinggi. Ketenagakerjaan, hingga
PENGGUNAAN terjadinya Penggunaan alat akhir 2015 telah terjadi
ALAT kecelakaan pelindung diri kecelakaan kerja sebanyak
PELINDUNG kerja dan pada perawat di 105.182 kasus sementara itu
DIRI (APD) penyakit akibat RSUD DR. RM untuk kasus kecelakaan
TENAGA kerja. Pratomo masih berat yang mengakibatkan
KESEHATAN dikategorikan kematian tercatat sebanyak
PERAWAT DI kurang dalam 2.375 kasus dari total jumlah
RSUD DR. RM. pelaksanaan dan kecelakaan kerja.
PRATOMO penerapannya. Hal
BAGANSIAPIAPI ini bisa
KABUPATEN menyebabkan
ROKAN HILIR kecelakaan kerja
pada perawat
seperti tertusuk
jarum, tergores
dan penularan
penyakit infeksi.
2 TINGKAT Standar Kepatuhan Hasil studi pendahuluan
KEPATUHAN Operating petugas melalui wawancara yang
PERAWAT Procedure profesional dilakukan peneliti di ruang
MENGENAI SOP adalah instruksi (perawat) adalah perawatan bedah lt.12
DALAM atau langkah- sejauh mana blok.D RSUD KOJA jakrta
PENGGUNAAN langkah yang perilaku seorang dari bulan januari – februari
APD DI RUANG dilakukan untuk perawat sesuai di dapat data bahwa 4 dari
RAWAT BEDAH menyelesaikan dengan ketentuan 24 perawat di temukan,
LT.12 BLOK.D sesuatu proses yang telah bahwa perawat tidak patuh
RSUD KOJA kerja rutin diberikan dalam penggunan alat
JAKARTA tertentu. pimpinan perawat pelindung diri.
UTARA TAHUN Dimana ada ataupun pihak Menelaah hal tersebut diatas
2016 suatu rumah sakit. mendorong penulis untuk
kebijaksanaan Menurut Depkes meneliti tentang tingkat
yang ditetapkan RI, perawat adalah kepatuhan perawat
untuk mencapai seorang yang telah mengenai SOP dalam
tujuan ideal di persiapkan penggunaan APD di ruang
yang biasanya melalui perawatan bedahlt.12 blok.D
berupa pendidikan untuk RSUD Koja Jakarta utara.
pernyataan yang turut serta
baik dan merawat dan
mantap. menyembuhkan
orang yang sakit,
usaha rehabilitasi,
pencegahan
penyakit, yang di
laksanakannya
sendiri atau di
rawat pengawasan
dan supervise
dokter dan suster
kepala.
3 FAKTOR- Penggunaan Perawat Sepanjang tahun 2018
FAKTOR YANG Alat Pelindung merupakan kepatuhan pemakaian alat
BERHUBUNGAN Diri (APD) petugas kesehatan pelinding diri (APD) di
DENGAN sangat penting dengan presentasi RSUD Langsaterdapat:
KEPATUHAN untuk terbesar dan Januari capaian (62,22%),
PERAWAT melindungi memegang Februari capaian (61,11%),
RAWAT INAP mukosa - mulut, peranan penting Maret capaian (58,88%),
DALAM hidung dan dalam pemberian April capaian (61,9%), Mei
MENGGUNAKAN mata dari pelayanan capaian (55,55%), Juni
ALAT tetesan dan kesehatan.WHO capaian (60,22%), Juli
PELINDUNG cairan yang (2013) mencatat, capaian (68,6%), Agustus
DIRI DI RSUD terkontaminasi. dari 39,47 juta capaian (68,88%),
LANGSA TAHUN Mengingat petugas kesehatan September capaian
2019 bahwa tangan di seluruh dunia, (64,56%), Oktober capaian
dikenal untuk 66,7%-nya adalah (68,85%), November
mengirimkan perawat. Di capaian (70,55%), dan
patogen ke Indonesia, perawat Desember capaian (72,5%)
bagian lain dari juga merupakan padahal target pencapaian
tubuh ataupun bagian terbesar pemakaian alat pelindung
individu lainnya dari tenaga diri (APD) 100%
kesehatan yang perbulannya (PPI RSUD
bertugas di rumah Langsa, 2018).
sakit yaitu sekitar
47,08% dan paling
banyak
berinteraksi
dengan pasien.
4 FAKTOR-FAKTO Rumah sakit Berdasarkan data Diketahui bahwa angka
YANG sebagai sarana yang diambil dari infeksi nosokomial sudah
BERHUBUNGAN pelayanan hasil pengukuran berada di bawah dari standar
DENGAN kesehatan, juga kinerja RSUP Dr. kejadian infeksi nosokomial
TINGKAT dapat Kariadi tahun di rumah
KEPATUHAN menjadi sumber 2016. sakit yang ditetapkan oleh
PERAWAT infeksi. Infeksi KEPMENKES no. 129
TERHADAP yang tahun 2008, yakni _ 1,5 %
PENGGUNAAN diperoleh di angka infeksi nosokomial.
ALAT rumah sakit, Akan tetapi, masih terdapat
PELINDUNG atau yang 3 jenis Infeksi Nosokomial
DIRI (APD) DI dikenal sebagai di rumah sakit yakni,
RSUP DR. infeksi Phlebitis dengan haper
KARIADI nosokomial sebesar 0,12%,
SEMARANG ini dapat terjadi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Studi Kasus di pada penderita, 0,10% dan Infeksi Luka
Instalasi Rawat tenaga Operasi (ILO) 0,14%. Untuk
Inap Merak) kesehatan dan capaian indicator
juga setiap engendalian infeksi untuk
orang yang indicator Infeksi Daerah
datang ke Operasi (IDO) sebesar 0,14
rumah sakit. %, Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) sebesar
1,43%.5 Akan tetapi,
Berdasarkan data yang
diperoleh dari Tim
Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi (PPI)
RSUP Dr. Kariadi, pada
periode bulan November –
September, bahwa
untuk angka Insiden Rate
VAP dan IDO mengalami
kenaikan yang cukup
signifikan dari 0 % di bulan
November 2016 menjadi
0,13 % untuk IDO dan 3,72
% untuk VAP di bulan
Desember 2016. Selain itu,
sebanyak 12 petugas
kesehatan mengalami
kecelakaan kerja yaitu
insiden tertusuk jarum
(Needle Stick Injury).
5 ANALISIS Rumah sakit Rumah Sakit Gigi Dalam pelaksanaanya,
TINGKAT harus dan Mulut tingkat kepatuhan tenaga
KEPATUHAN mempunyai Universitas kesehatan dalam
PEMAKAIAN suatu program Jenderal melaksanakan kewaspadaan
ALAT yang dapat Soedirman standar terutama alat
PELINDUNG melindungi serupakan rintisan pelindung diri masih kurang,
DIRI tenaga rumah sakit dan tentunya dapat
MAHASISWA kesehatan pendidikan bagi membahayakan bagi para
PROFESI maupun pasien mahasiswa profesi petugas kesehatan untuk
DOKTER GIGI DI di rumah sakit yang sedang dapat tertular infeksi di
RUMAH SAKIT agar terhindar menempuh rumah sakit. Menurut
GIGI DAN dari bahaya pendidikan profesi laporan monitoring Tim
MULUT UNSOED infeksi yang dokter gigi di Pencegahan dan
salah satunya Universitas Pengendalian Infeksi di
dengan Jenderal Rumah Sakit Gigi dan Mulut
melaksanakan Soedirman yang Universitas Jenderal
kegiatan berkewajiban Soedirman rata rata
Pencegahan danuntuk kepatuhan penggunaan alat
Pengendalian menyelenggarakan penggunaan alat pelindung
Infeksi di kegiatan diri pada di tahun 2018
Rumah Sakit. pencegahan dan mahasiswa profesi dokter
Pencegahan pengendalian gigi rata-rata sebesar 88,4%
infeksi dan
bertanggung
jawab
memberikan
pelatihan yang
tepat bagi seluruh
petugas kesehatan
untuk dapat
mencegah
penularan infeksi
6 ANALISIS Standar Di rumah sakit Data statistik dari Badan
FAKTOR – pelayanan terhadap 30 Penyelenggara Jaminan
FAKTOR YANG kesehatan dan perawat, 23 Sosial (BPJS)
BERHUBUNGAN keselamatan perawat atau 80% Ketenagakerjaan mencatat
DENGAN kerja setidaknya kurang sepanjang tahun 2015
PERILAKU harus berperilaku baik jumlah pesertanya yang
PENGGUNAAN memenuhi dalam mengalami kecelakaan kerja
ALAT kriteria pelaksanaan sebanyak 50.089 orang.
PELINDUNG diantaranya prosedur Sebanyak 34,43% penyebab
DIRI (APD) PADA adalah penggunaan APD kecelakaan kerja karena
PERAWAT ketersediaan saat melakukan posisi tidak aman atau
INSTALASI SDM dan perawatan pasien. ergonomis dan sebanyak
GAWAR ketersediaan seperti tidak 32,12% perilaku pekerja
DARURAT DI sarana dan memakai sarung yang tidak memakai
RUMAH SAKIT prasarana. tangan saat peralatan yang safety.
DI KOTA Ketersediaan pemasangan infus, Sementara itu di Indonesia
BANDAR sumber daya pemberian obat, berdasarkan data dari
LAMPUNG manusia perawatan pasien, Riskesdas tahun 2013
TAHUN 2018 kesehatan dan pembersihan prevalensi HBSAg adalah
keselamatan cairan pasien dan 7,2%, diperkirakan 18 juta
kerja rumah lain – lain. orang memiliki Hepatitis B
sakit (K3RS) dan 3 juta orang menderita
dan Komite PPI Hepatitis C dan untuk
yang kompeten prevalensi HIV 74,2%
karena harus (Infodatin, 2014). Prevalensi
memenuhi hepatitis di provinsi
kualifikasi Lampung meningkat dari
persyaratan tahun 2007 yaitu 0,3%
menjadi 1% pada tahun
2014 dan prevalensi HIV
66%

Anda mungkin juga menyukai