Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT VARISES

MEMENUHI TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN II

OLEH

I KADEK AGUS JUNIARTA

(18C10073)

B – S1 KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Varises merupakan pembuluh darah balik yang mengalami pelebaran. Kita bisa
melihat varises di bawah kulit kita. Bentuknya biasanya memanjang dan menonjol,
menyerupai bentuk kabel yang agak panjang. Pembuluh darah tersebut berwarna biru gelap
bahkan cenderung ungu karena kadar oksigennya sedikit.

Varises tidak hanya timbul di kaki tapi juga pada bagian lainnya seperti vulva (bibir vagina),
testis pada lelaki, anus yang berujung pada ambien dan juga daerah kerongkongan.
Meskipun urat-urat halus ini tidak berbahaya namun seringkali menimbulkan masalah
dengan penampilan.

I.II TUJUAN

1. Untuk mengetahui lebih detail mengenai penyakit varises


2. Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit varises
3. Untuk mengetahui pengebotan dan pencegahan penyakit varises
BAB II
PEMBAHASAN

II.I DEFINISI PENYAKIT VARISES

Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang


disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai
dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau
menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling
sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau
berjalan. Varises juga dapat muncul di bagian panggul, anus (wasir), vagina, rahim, atau
kerongkongan (varises esofagus).
varises-alodokter

Sebagian besar kasus varises di tungkai dialami oleh wanita dibandingkan pria. Selain
itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises,
yaitu pertambahan usia, berat badan berlebih (obesitas), faktor keturunan, dan lingkungan
kerja yang menyebabkan seseorang harus berdiri dalam jangka waktu lama.

II.II ETIOLOGI PENYAKIT VARISES

Pembuluh darah pada tubuh manusia terbagi menjadi dua, yaitu pembuluh arteri
dan pembuluh vena. Pembuluh arteri bertugas membawa darah yang mengandung nutrisi
dan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan pembuluh vena bertugas
mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke dalam jantung.

Berdasarkan anatomi tubuh, bagian terjauh dari jantung adalah kaki. Dalam hal ini,
pembuluh vena di kaki memiliki tugas berat karena harus melawan gravitasi dalam
mengalirkan darah kembali ke jantung. Namun, tugas pembuluh vena tersebut mendapat
bantuan dari katup vena. Cara kerja katup vena menyerupai sistem kerja pintu satu arah,
yaitu darah yang naik menuju jantung dapat melintas, tetapi tidak dapat kembali lagi karena
katup yang dilalui akan langsung terkunci.
Varises umumnya berawal dari adanya tekanan tinggi pada dinding pembuluh vena
yang dipicu oleh beberapa faktor. Efek dari tingginya tekanan ini menjadikan dinding vena
merenggang (kehilangan elastisitas) dan katup di dalamnya menjadi lemah. Kondisi ini
menyebabkan fungsi katup tidak lagi berjalan normal dan aliran darah ke jantung menjadi
terganggu. Darah yang seharusnya mengalir ke jantung menjadi berbalik arah dan akhirnya
mengendap di satu titik dalam pembuluh vena. Seiring waktu, endapan darah ini akan
menyebabkan pembuluh vena membengkak, merusak katup, dan terjadilah varises.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memicu kerusakan pada katup
pembuluh vena dan meningkatkan risiko seseorang terkena varises. Di antaranya adalah:
-Posisi berdiri terlalu lama. Kebiasaan ini menyebabkan darah di pembuluh vena bagian kaki
sulit mengalir ke jantung.
-Usia. Risiko varises semakin tinggi seiring pertambahan usia. Penuaan menyebabkan fungsi
katup vena semakin lemah ketika membantu pembuluh vena untuk mengalirkan darah ke
jantung.
-Wanita. Sebagian besar varises dialami oleh wanita. Hal ini disebabkan oleh perubahan
hormon yang terjadi selama masa kehamilan, menstruasi, atau menopause. Perubahan
hormon menyebabkan dinding pembuluh vena merenggang, sehingga berdampak pada
melemahnya katup vena.
-Faktor keturunan. Varises merupakan salah satu jenis penyakit yang diturunkan. Jika
seseorang memiliki anggota keluarga penderita varises, maka peluang orang tersebut untuk
terkena penyakit ini menjadi lebih tinggi.
-Obesitas. Tekanan pada pembuluh vena akan semakin bertambah jika bobot tubuh
semakin besar. Selain mempersulit pembuluh vena dalam mendorong darah kembali ke
jantung, tekanan akibat berat badan berlebih juga dapat memperlemah katup vena
sehingga darah berbalik arah dan mengendap di dalam vena.
-Masalah kesehatan lain, misalnya cacat pembuluh darah, pembengkakan atau tumor di
dalam rongga pinggul, dan penyakit yang disebabkan oleh penggumpalan darah.

II.III PATOFISIOLOGI PENYAKIT VARISES

pada keadaan normal katup vena bekerja satu arah dalam mengalirkan darah vena
naik keatas dan masuk kedalam. Pertama darah dikumpulkan dalam kapiler vena
superfisialis kemudian dialirkan ke pembuluh vena yang lebih besar, akhirnya melewati
katup vena ke vena profunda yang kemudian ke sirkulasi sentral menuju jantung dan paru.
Vena superfisial terletak suprafasial, sedangkan vena vena profunda terletak di dalam fasia
dan otot. Vena perforata mengijinkan adanya aliran darah dari vena superfisial ke vena
profunda. Di dalam kompartemen otot, vena profunda akan mengalirkan darah naik keatas
melawan gravitasi dibantu oleh adanya kontraksi otot yang menghasikan suatu mekanisme
pompa otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena profunda sekitar 5 atm.
Tekanan sebesar 5 atm tidak akan menimbulkan distensi pada vena profunda dan selain itu
karena vena profunda terletak di dalam fasia yang mencegah distensi berlebihan. Tekanan
dalam vena superfisial normalnya sangat rendah, apabila mendapat paparan tekanan tinggi
yang berlebihan akan menyebabkan distensi dan perubahan bentuk menjadi berkelok-kelok.
Varises vena pada kehamilan paling sering disebabkan oleh karena adanya perubahan
hormonal yang menyebabkan dinding pembuluh darah dan katupnya menjadi lebih lunak
dan lentur, namun bila terbentuk varises selama kehamilan hal ini memerlukan evaluasi
lebih lanjut untuk menyingkir adanya kemungkinan disebabkan oleh keadaan DVT akut.
Peningkatan tekanan di dalam lumen paling sering disebabkan oleh terjadinya insufisiensi
vena dengan adanya refluks yang melewati katup vena yang inkompeten baik terjadi pada
vena profunda maupun pada vena superficial. Peningkatan tekanan vena yang bersifat
kronis juga dapat disebabkan oleh adanya obstruksi aliran darah vena. Penyebab obstruksi
ini dapat oleh karena thrombosis intravaskular atau akibat adanya penekanan dari luar
pembuluh darah. Pada pasien dengan varises oleh karena obstruksi tidak boleh dilakukan
ablasi
II.IV GEJALA PENYAKIT VARISES
Jika varises masih tergolong ringan, pengidap jarang merasakan gejala. Gejala varises
terutama akan makin terasa ketika pengidap berdiri terlalu lama atau tinggal di daerah dengan cuaca
hangat. Untuk sedikit meredakannya, cobalah melakukan jalan kaki santai sebentar atau beristirahat
sambil duduk atau berbaring dengan meletakkan kaki di atas bantalan sebagai penyangga agar posisi
kaki terangkat.

Varises tidak boleh dianggap enteng dan harus ditangani dengan benar. Jika varises sudah
terjadi selama bertahun-tahun, maka terganggunya aliran darah di dalam pembuluh vena berpotensi
menimbulkan komplikasi, seperti:
Tromboflebitis, yaitu penggumpalan darah dan peradangan pada pembuluh vena kecil yang
letaknya berdekatan dengan permukaan kulit. Gejalanya ditandai dengan rasa sakit di dalam bagian
yang terkena varises dan kulit tampak memerah.

Trombosis vena dalam. Penyebabnya hampir sama dengan tromboflebitis, yaitu


penggumpalan darah di dalam pembuluh Gejala trombosis vena dalam berupa bengkak dan nyeri
pada kaki.

Tukak atau luka terbuka. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam jaringan yang
mengarah pada meningkatnya tekanan darah di dalam pembuluh pena. Lambat laun, luka akan
terbentuk pada kulit sekitar area varisesdan akan terasa sangat sakit. Bagian yang biasanya rentan
mengalami komplikasi ini adalah pergelangan kaki.

Kondisi ini terjadi ketika pembuluh vena yang mengalami varises mengalami pecah. Pendarahan
yang terjadi biasanya bersifat ringan.

II.V DIAGNOSIS PENYAKIT VARISES


Langkah awal diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan riwayat kesehatan. Dokter akan
mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami pasien dan beberapa faktor yang memengaruhi
munculnya varises, seperti lingkungan kerja yang menyebabkan pasien terlalu lama berdiri, memiliki
latar belakang keluarga penderita varises, atau pernah mengalami luka serius pada kaki.
Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengamati kondisi varises yang dialami pasien.
Dokter akan menginstruksikan pasien untuk berdiri, kemudian memeriksa tanda-tanda
pembengkakan pada kaki, perubahan warna kulit, bahkan luka jika ada.

Pemeriksaan lanjutan atau tes penunjang biasanya tidak perlu dilakukan, kecuali dokter
mencurigai adanya komplikasi terkait varises, misalnya trombosis vena dalam. Namun, terkadang
pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk memastikan diagnosis. Di antaranya adalah:

-USG Doppler. Tes diagnosis varises paling akurat dan detail. Melalui metode pemindaian ini, dokter
mampu melihat aliran darah di dalam pembuluh vena melalui gambar yang dihasilkan oleh
gelombang suara berfrekuensi tinggi.

-Angiografi. Dalam tes diagnosis ini, dokter akan menyuntikkan cairan kontras ke pembuluh vena
agar ikut mengalir dengan darah. Selanjutnya, dokter akan menggunakan sinar X untuk melihat
tingkat kelancaran cairan kontras tersebut. Jika aliran darah tidak lancar, kondisi tersebut
mengindikasikan adanya gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena.
II.VI PENATALAKSANAAN PENYAKIT VARISES

Varises yang tergolong ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan medis


secara khusus, sehingga pengobatan dapat dilakukan di rumah. Namun, jika varises telah
menimbulkan gejala atau menyebabkan komplikasi, maka tindakan medis mungkin perlu
dilakukan. Metode pengobatan yang akan digunakan tergantung pada beberapa faktor,
yaitu:

Kondisi pasien secara keseluruhan


Ukuran dan posisi varises
Tingkat keparahan varises.
Pengobatan varises bertujuan untuk meredakan gejala, mengurangi tingkat keparahan, dan
mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa metode pengobatan varises yang dapat
dilakukan adalah:

-Terapi obat. Dokter akan memberikan obat antiperadangan, seperti asam mefenamat atau
ibuprofen untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan.

-Pemakaian stoking. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan stoking kompresi khusus
untuk menangani varises. Stoking kompresi bekerja dengan cara memberi tekanan pada
otot kaki dan vena sehingga aliran darah lebih lancar. Stoking ini juga dapat meredakan
pembengkakan dan nyeri akibat

-varises. Dokter umumnya menganjurkan pasien untuk menggunakan stoking kompresi


sejak pagi hari hingga menjelang tidur pada malam hari. Gunakan krim pelembap jika
stoking kompresi menyebabkan kulit kering.

-Prosedur khusus. Ada beberapa jenis prosedur yang dapat dilakukan untuk mengobati
varises, yaitu:
-Skleroterapi, yaitu metode pengobatan yang dilakukan dengan menyuntikkan cairan
khusus ke dalam vena secara langsung, sehingga pembuluh darah menyusut atau
mengempis. Metode ini juga dilakukan untuk meredakan nyeri dan mencegah
komplikasi, seperti perdarahan vena dan ulkus. Selain dengan cairan khusus,
skleroterapi juga dapat dilakukan dengan menyuntikkan zat yang menyerupai busa.
Metode ini biasanya dilakukan untuk mengobati varises pada pembuluh vena
berukuran besar. Dokter akan dipandu dengan USG ketika melakukan penyuntikkan.
-Terapi laser. Metode pengobatan dengan menembakkan sinar laser ke arah
pembuluh darah yang mengalami varises untuk mengecilkan dan menghilangkan
varises tersebut. Terapi laser umumnya dilakukan jika varises berukuran kecil
.
-Terapi ablasi endotermal (radiofrekuensi). Prosedur pengobatan dengan menggunakan
gelombang radio berfrekuensi tinggi yang diarahkan ke area varises. Dokter akan membuat
sayatan kecil di dekat varises, kemudian memasukkan kateter kecil ke dalam vena.
Perangkat di bagian ujung kateter akan memanaskan bagian dalam vena dan menutupnya.
Setelah pembuluh vena tertutup, darah akan mengalir secara alami melalu pembuluh vena
lain yang sehat.
-Ambulatory phlebectomy. Dokter akan membuat sayatan kecil di kulit untuk
menghilangkan varises berukuran kecil. Prosedur ini biasanya digunakan untuk
menghilangkan varises yang dekat dengan permukaan kulit.
-Transenduminated power phlebectomy. Prosedur pengobatan dengan memasukkan serat
optik yang dilengkapi cahaya ke bawah kulit. Melalui serat optik ini, dokter akan
menyuntikkan larutan garam dan memasukkan sebuah jaringan untuk memotong vena yang
mengalami varises.
-Ligasi pembuluh vena. Tindakan operasi yang dilakukan dengan mengikat dan mengangkat
pembuluh vena melalui sayatan kecil. Pengangkatan pembuluh vena tidak akan
memengaruhi sirkulasi darah di kaki karena pembuluh vena dalam akan menjaga pasokan
darah dalam jumlah besar.
-Endoskopi pembuluh vena (endoscopic vein surgery). Tindakan ini umumnya dilakukan jika
varises telah menyebabkan ulkus di bagian tungkai dan jika metode pengobatan lain tidak
efektif. Dokter akan menggunakan tabung elastis berkamera yang dimasukkan ke dalam
kaki. Melalui alat ini, dokter akan memperoleh gambaran visual kondisi varises, kemudian
menutup dan mengangkat jaringan vena melalui sayatan kecil.
BAB III
PENUTUP

III.I KESIMPULAN

Varises adalah pelebaran pembuluh balik yang berkelok-kelok ditandai oleh katup
didalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Varises juga
dapat timbul apabila katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu
lemah dan kalah sehingga darah lebih banyak yang kembali.

Faktor resiko terjadinya varises antara lain kehamilan, berat badan yang berlebihan,
umur, ataupun pekerjaan tertentu yang kurang gerakan. Patofisiologi varises primer
bermula pada kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar,
Sedangkan varises sekunder bermula dengan insuvisiensi vena perforantes, vena dalam
kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/varises

https://www.alodokter.com/varises/penyebab

https://www.googleadservices.com/pagead/aclk?
sa=L&ai=DChcSEwiqp9Lx5uPiAhVbDisKHcp0BjwYABAAGgJzZg&ae=1&ohost=www.google.co.jp&cid=
CAASE-
Rohz_5oHO_uLpEPgSLD20uKeo&sig=AOD64_1ct_kVK3UuW7ksDvD3xiC6F7HjwA&q&adurl=https://
www.halodoc.com/kesehatan/varises?gclid
%3DEAIaIQobChMIqqfS8ebj4gIVWw4rCh3KdAY8EAAYASAAEgKUaPD_BwE&ved=2ahUKEwjHl8vx5uPi
AhVo63MBHSUHCXgQ0Qx6BAgMEAE

https://www.halodoc.com/kesehatan/varises
PENYAKIT BATU GINJAL

MEMENUHI TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN II

OLEH

I KADEK WAHYU SUMERTAYASA

(18C10128)

B – S1 KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai