Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI ISLAM

XII PERBANKAN SYARIAH

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KOMPETENSI DASAR

3.11 Memahami riba dalam lembaga keuangan non bank


4.11 Melakukan pengelompokan riba dalam lembaga
keuangan non bank
Memahami definisi riba
TUJUAN 01 dan lembaga keuangan
non bank dengan tepat
PEMBELAJARAN
02 Memahami jenis-jenis riba
dengan tepat

03 Memahami jenis-jenis riba


dalam lembaga keuangan
non bank dengan tepat

04 Melakukan
pengelompokan riba dalam
lembaga keuangan non
bank
Definisi Riba
 Menurut pengertian bahasa berarti tambahan (az-
ziyadah), berkembang (an-numuw), meningkat (
al-irtifa’), dan membesar ( al-’uluw)
 Riba : Penambahan, perkembangan,
peningkatan, dan pembesaran atas pinjaman
pokok yang diterima pemberi pinjaman dari
peminjam sebagai imbalan karena
menangguhkan atau berpisah dari sebagian
modalnya selama periode waktu tertentu.
Definisi Riba menurut para ahli
 Muhammad ibnu Abdullah ibnu al-Arabi al-Maliki
dalam kitab Ahkam Al-Qur’an mengatakan bahwa
tambahan yang termasuk riba adalah tambahan
yang diambil tanpa ada suatu ‘iwad
(penyeimbang/pengganti) yang dibenarkan
syariah.
 Badr ad-Dien al-Ayni dalam kitab Umdatul Qari
mengatakan bahwa tambahan yang termasuk
riba adalah tambahan atas harta pokok tanpa
adanya transaksi bisnis riil
Definisi lembaga keuangan non bank

Lembaga keuangan non bank adalah


lembaga keuangan yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Dasar Hukum Tentang Riba
1. AL-QUR’AN
 QS. Al Baqarah (2): 275 – 279
 QS. Ali ‘Imran (3) : 130
 QS. An-Nisaa (4) : 161
 QS. Ar-Rumm (30) : 39
Dasar Hukum Tentang Riba
2. HADIST
 Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli seorang budak yang
pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah kotor dari tubuh), ayahku
kemudian memusnahkan peralatan bekam si budak tersebut. Aku bertanya
kepada ayah mengapa beliau melakukannya. Ayahku menjawab, bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk menerima uang dari
transaksi darah, anjing, dan kasab budak perempuan, beliau juga melaknat
pekerjaan pembuat tato dan yang minta ditato, menerima dan memberi riba
serta beliau melaknat para pembuat gambar.” (Shahih al-Bukhari no. 2084
kitab Al-Buyu’)
• Diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, "Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma,
garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash).
Barangsiapa memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia
telah berurusan denga riba. Penerima dan pemberi statusnya sama
(berdosa)." (Shahih Muslim no. 2971, dalam kitab Al-Masaqqah)
Konsep Riba dalam Kalangan Nonmuslim
• Konsep Riba di Kalangan Yahudi :
Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang
dari umat-Ku orang yang miskin di antaramu, maka
janganlah engkau berlaku sebagai penagih utang
terhadap dia: janganlah engkau bebankan bunga uang
terhadapnya. (Kitab Exodus (keluaran) pasal 22 ayat
25 )
Konsep Riba dalam Kalangan Nonmuslim
• Konsep Riba di Kalangan Kristen
Dalam kitab perjanjian baru tidak menyebutkan permasalahan
bunga secara jelas. Namun, sebagaian kalangan Kristiani
menganggap larangan riba terdapat dalam Lukas.
“Dan, jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena
kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah
jasamu?. Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada
orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama
banyak. Tetapi kamu, kasihanilah musuhmu dan berbuat baik
kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan
balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi
anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap
orang-orang yang jahat.” (Lukas Pasal 6 ayat 34-35)
Macam-Macam Riba
Riba

Riba Utang-
Piutang Riba Jual Beli

Riba Riba Riba Riba


Qardh Jahiliyah Fadhl Nasiah
Macam-Macam Riba
1. Riba Qardh : suatu manfaat atau tingkat
kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap
yang berutang (muqtaridh)
2. Riba Jahiliyah : utang dibayar lebih dari
pokoknya karena si peminjam tidak mampu
membayar utangnya pada waktu yang
ditetapkan. Riba Jahiliyah dilarang karena
kaedah “kullu qardin jarra manfa ah fahuwa
riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat
adalah riba). Dari segi penundaan waktu
penyerahannya, riba jahiliyah tergolong riba
nasiah; dari segi kesamaan objek yang
dipertukarkan tergolong riba fadhl.
Macam-Macam Riba
3. Riba Fadhl : disebut juga dengan riba buyu yaitu riba
yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi
mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan
sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).
4. Riba Nasiah : Juga disebut riba duyun yaitu riba yang
timbul akibat utang-piutang yang tidak memenuhi
kriteria untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil
ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al
kharaj bi dhaman). Transaksi semisal ini mengandung
pertukaran kewajiban menanggung beban hanya karena
berjalannya waktu . Riba nasiah adalah penangguhan
penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya.
Prinsip-Prinsip Riba
1. Pertukaran barang yang sama jenis dan nilainya, tetapi berbeda
jumlahnya, baik secara kredit maupun tunai, mengandung
unsur riba. Contohnya : adanya unsur riba di dalam pertukaran
satu ons emas dengan setengah ons emas
2. Pertukaran barang yang sama jenis dan jumlahnya, tetapi
berbeda nilai atau harganya dan dilakukan secara kredit,
mengandung unsur riba. Pertukaran ini bukan riba apabila
dijalankan dari tangan ke tangan secara tunai
3. Pertukaran barang yang sama nilai atau harganya tetapi
berbeda jenis dan kuantitasnya, serta dilakukan secara kredit,
mengandung unsur riba. Secara tunai tidak riba. Contoh jika
satu ons emas mempunyai nilai sama dengan satu ons perak.
Kemudian dinyatakan sah apabila dilakukan pertukaran dari
tangan ke tangan tunai. Sebaliknya, transaksi ini dinyatakan
terlarang apabila dilakukan secara kredit karena adanya unsur
riba
Prinsip-Prinsip Riba
4. Pertukaran barang yang berbeda jenis, nilai dan
kuantitasnya, baik secara kredit maupun dari tangan ke
tangan, terbebas dari riba, sehingga diperbolehkan. Contoh :
garam dengan gandum, dengan kuantitas sesuai dengan
yang disepakati oleh kedua belah pihak
5. Jika barang itu campuran yang mengubah jenis dan
nilainya, pertukaran dengan kuantitas yang berbeda baik
secara kredit maupun tunai, terbebas dari unsur riba.
Contoh, perhiasan emas ditukar dengan emas atau gandum
ditukar dengan tepung gandum
6. Di dalam perekonomian yang berazaskan uang, di mana
harga barang ditentukan dengan standar mata uang suatu
negara, pertukaran suatu barang yang sama dengan
kuantitas berbeda, baik secara kredit maupun tunai,
keduanya terbebas dari riba, dan diperbolehkan
Alasan Melakukan Riba
1. Teori Abstinence, menganggap bunga adalah sejumlah uang
yang diberikan kepada seseorang karena pemberi pinjaman
telah menahan diri (abstinencei) dari keinginannya
memanfaatkan uangnya sendiri semata-mata untuk memenuhi
keinginan peminjam. Pengorbanan menahan keinginan
(abstinence) menuntut adanya kompensasi, dan kompensasi itu
adalah bunga.
2. Teori Bunga Sebagai Imbalan Sewa, menganggap uang
sebagai barang yang menghasilkan keuntungan bilamana
digunakan untuk melakukan produksi.
3. Teori Produktif-Konsumtif, menganggap setiap uang yan
dipinjamkan akan membawa keuntungan bagi orang yang
dipinjami
Alasan Melakukan Riba
4. Teori Opportunity Cost, meminjamkan uang berarti pemberi pinjaman menunggu
atau menahan diri untuk tidak menggunakan modal sendiri guna memenuhi
keinginan sendiri. Pemberi pinjaman berhak menikmati sebagian keuntungan
peminjam.
5. Teori Kemutlakan Produktivitas Modal, beranggapan bahwa :
a. modal mempunyai kesanggupan sebagai alat dalam memproduksi
b. Modal mempunyai kekuatan-kekuatan untuk menghasilkan barang-barang dalam
jumlah yang lebih besar dari apa yang bisa dihasilkan tanpa memakai modal
c. Modal sanggup menghasilkan benda-benda yang lebih berharga daripada yang
dihasilkan tanpa modal
4. Modal sanggup menghasilkan nilai yang lebih besar dari nilai modal itu sendiri.
Pemberi pinjaman layak mendapat imbalan bunga
Alasan Melakukan Riba
6. Teori Nilai Uang pada Masa Datang Lebih Rendah, menganggap
bunga sebagai selisih nilai (agio) yang diperoleh dari barang-
barang pada waktu sekarang terhadap perubahan atau penukaran
barang di waktu yang akan datang
7. Teori Inflasi, menganggap adanya kecenderungan nilai uang di
masa datang. Sehingga mengambil tambahan dari uang yang
dipinjamkan merupakan sesuatu yang logis sebagai kompensasi
penurunan nilai uang selama dipinjamkan
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi-hasil
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu a. Penentuan besarnya rasio/nisab bagi-
akad dengan asumsi harus selalu untung hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi
b. Besarnya persentase berdasarkan pada b. Besarnya rasio bagi-hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

c. Pembayaran bunga tetap seperti c. Bagi-hasil bergantung pada keuntungan


dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah kerugian akan ditanggung bersama oleh
untung atau rugi kedua belah pihak

d. Jumlah pembayaran bunga tidak d. Jumlah pembagian laba meningkat


meningkat sekalipun jumlah keuntungan sesuai dengan peningkatan jumlah
berlipat atau keadaan ekonomi sedang pendapatan
booming

e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak e. Tidak ada yang meragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama termasuk bagi-hasil
Islam
Dampak Riba
1. Menimbulkan permusuhan antara pribadi dan
mengurangi semangat kerjasama dengan
sesama manusia
2. Menimbulkan tumbuhnya mental pemboros dan
pemalas
3. Salah satu bentuk penjajahan
4. Gap si kaya dan si miskin makin lebar
5. Merupakan bentuk pencurian, karena uang
tidak melahirkan uang
6. Menurunkan minat untuk berinvestasi
SEKIAN
ASSALAMU’ALAIKUM
Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai