Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode Iva Test di Kampung KB Purwosari Kenali Asam

Bawah

Latar belakang

Hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 237,6 juta
jiwa (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011). Jumlah penduduk yang cukup
besar tersebut harus diimbangi pula dengan upaya peningkatan kualitas hidup penduduk. Penyebaran
penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang belum memadai,
menyebabkan masyarakat kurang mampu menjangkau tingkat kesehatan tertentu. Salah satu masalah
kesehatan yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah kesehatan reproduksi

Dalam kesehatan reproduksi terdapat masalah gangguan pada kesehatan reproduksi yang terjadi
khususnya pada wanita, yaitu salah satunya adalah kanker serviks. Kanker serviks adalah kegananasan
yang mengenai leher rahim yang merupakan bagian bawah rahim yang menonjol ke puncak liang
senggama (vagina). Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh adanya infikesi virus Human
Papilloma Virus (HPV), sering terdapat pada ibu yang aktif secara seksual sejak usia muda, berganti-ganti
pasangan seks, riwayat IMS, HIV-AIDS, perokok dan sosial ekonomi rendah (KEPMENKES, 2010).

Pencegahan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan deteksi dini melalui Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Tes IVA adalah suatu
metode skrining kanker serviks dengan menggunakan larutan asam asetat 3-5% pada serviks dan
melihat perubahan warna yang terjadi setelah melakukan olesan yang bertujuan untuk melihat adanya
sel kanker yang mengalami dysplasia. Tes IVA merupakan tindakan medis yang mudah dan sederhana
tetapi sangat penting. Hasil positif apabila ditemukan plak putih yang tebal atau epitel aseto white pada
mulut rahim, hasil negatif apabila permukaan polos, kaku warna merah jambu

Permasalahan

Data World Health Organization (WHO) (2019) kasus tertinggi kanker serviks terjadi di Afrika sub-Sahara,
Amerika Latin dan Karibia, Asia Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara. WHO juga menjelaskan kasus
kanker serviks menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Disisi lain penderita
kanker serviks di dunia mengalami peningkatan sekitar 7 juta orang setiap tahunnya, dan dua per tiga
diantaranya berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di Indonesia kasus kanker serviks
sangat tinggi dan setiap tahunnya tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks yang
teridentifikasi.Salah satu pendorong tingginya angka-angka tersebut, menurut Laila (2017) adalah
karena tidak adanya proses pemantauan sejak dini. Kanker serviks merupakan penyakit yang sangat
berbahaya oleh karena itu sangat diperlukan adanya tindakan penanganan dan pencegahan untuk
menekan angka kejadian tersebut

Perencanaan dan pemilihan intervensi: kegiatan diwali dengan skrining mengenai risiko CA Serviks
dilanjutkan dengan proses tindakan pemeriksaan dengan IVA test.
Pelaksanaan

Deteksi dini Ca servic dilakukan di Kampung KB Purwosari Kenali Asam Bawah yang diikuti oleh >15
orang WUS yang diawali dengan skrining risiko.

Monitoring dan evaluasi:

Selama proses berlangsung masih sedikitnya sasaran yang mengikuti peemriksaan sehingga kesadaran
WUS untuk melakukan tes IVA harus diimbangi dengan penyampaian informasi dan edukasi atau
sosialisasi yang lebih gencar lagi.

dalam hal pelaksanaan teknis, fasilitas yang digunakan masih jauh dari kelayakan misalnya lampu
penerangan yang kurang, ruangan yang sempit dan sirkulasi udara yang kurang yag membuat
ketidaknyamanan antara pasien dan petugas kesehatan. hal ini perlu mendapat perhatian bagi semua
pihak agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai