Anda di halaman 1dari 9

PENGAUDITAN II

Rangkuman Materi Kuliah


Audit Siklus Investasi

AULIA SU ASTIKA DEWI


190221100138

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021/2022
A . SIKLUS INVESTASI

1. Tujuan Audit
Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan
dalam tabel 1. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam
kebanyakan audit

Kategori

Tujuan Audit
atas
Asersi
Tujuan Audit Saldo Akun
Kelompok Transaksi
Keberadaan Akuisisi yang tercatat Aktiva tetap yang tercatat
atau dari transaksi aktiva merupakan aktiva produktif yang
Keterjadian tetap (EO1), pelepasan digunakan pada tanggal neraca
aktiva tetap (EO2), dan (EO4)
reparasi serta

pemeliharaan (EO3)
merupakan
transaksi yang
terjadi
selama
tahun berjalan.
Kelengkapan Semua Saldo aktiva tetap
mencakup pengaruh
transaksi akuisisi
semua transaksi yang
aktiva tetap (C1) dan
terjadi selama periode berjalan (C4).
pelepasan aktiva
tetap (C2) serta
reparasi
dan
pemeliharaan (C3)
yang telah terjadi
selama

periode

berjalan telah dicatat.


Entitas itu memiliki atau
Hak
mendapatkan hak atas semua
dan Kewajiban
aktiva tetap yang dicatat pada
tanggal

neraca (RO1).
Transaksi untuk Aktiva tetap dicatat pada harga
Penilaian atau
beban penyusutan pokok dikurangi akumulasi
Alokasi
penyusutan (VA2) dan diturunkan
dan penurunan nilai
nilainya sebesar penurunan nilai
aktiva tetap telah
yang material (VA3).
dinilai

dengan tepat (VA1).


Transaksi penyusutan,Aktiva tetap dan lease modal telah
Penyajian dan
reparasi, dan pemeliharaandiidentifikasi dalam laporan keuangan
Pengungkapan serta lease operasi telah (PD2). Pengungkapan yang
diidentifikasi dengan benar berkaitan dengan harga pokok,
dan diklasifikasikan dalamnilai buku, metode penyusutan, dan
laporan keuangan (PD1). umur manfaat dari kelas utama
aktiva tetap,penggadaian aktiva tetap
sebagai agunan, dan syarat-syarat
utama dari kontrak lease modal sudah
memadai (PD3).

2. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT

2.1 Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini
adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi
keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak.
Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan.

2.2 Risiko Inheren

Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi


eksistensi/keberadaan seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak
mudah dicuri. Risiko inheren akan keberadaan dapat meningkat
sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva
dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan.
Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi
dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang
mungkin dicatat sebagai lease operasi Karena kerumitan
akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan tingkat
kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai
sisa serta kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang
menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi
berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan
estimasi beban penyusutan.

2.3 Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat
membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan laporan
keuangan. Aktiva tetap secara relative harus stabil, dan
akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang
kewajaran penyajian laporan keuangan.

2.4 Risiko Pengendalian


Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi
tanah atau bangunan, atau pengeluaran modal yang besar,
biasanya merupakan pokok dari pengendalian terpisah yang
mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris.
Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi
keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan
asersi penilaian mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi
menyangkut beban penyusutan.

B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih


ekstensif dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan
dengan penugasan yang berulang. Dalam audit pertama, harus
diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan kepemilikan
aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan
dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-
saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak
terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.

Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan


perhatian pada transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko
deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien
mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan
penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu.
Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian
dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya risiko
deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada
pengendalian internal siklus pengeluaran.
2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

2.1 PROSEDUR AWAL

Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh


pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur
ini memberikan sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan
diperoleh pada tahap audit berikutnya.

Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk


akun-akun aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode
sebelumnya. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan
matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang
disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan
saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode
berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu
dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat
jurnal dalam buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar
ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian
yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku
tersebut telah dilakukan.

2.2 PROSEDUR ANALITIS

Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah


menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit
konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan
prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat
skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil
yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan
ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk
mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.
2.3 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang


berkaitan dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan,
dan (3) reparasi serta pemeliharaan.

2.3.1 Memvouching Penambahan Aktiva Tetap

Semua penambahan yang normal harus didukung oleh


dokumentasi berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher,
faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang
dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi
(EO1). Vouching atas penambahan memberikan bukti
tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian
(existence and occurrence-EO1), hak dan kewajiban (rights
and obligations – RO1) dan penilaian atau alokasi (valuation
or allocation – VA2).

2.3.2 Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap

Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah


harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran
kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi
tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan
ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk
pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.

2.3.3 Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan

Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah


untuk menentukan kelayakan dan konsistensi pembebanan
ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan
mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang
tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-
pos ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung,
seperti faktur penjual, pesanan kerja perusahaan, dan
otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban
atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (EO3).

2.4 PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1)


menginspeksi aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan
kontrak hak kepemilikan.

2.4.1 Menginspeksi Aktiva Tetap

Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk


mendapatkan pengetahuan pribadi yang langsung mengenai
eksistensinya (EO4). Dalam penugasan yang berulang,
inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang
tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.

2.4.2 Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan

Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan


memeriksa sertifikat hak (BPKB), sertifikat pendaftaran
(STNK), dan polis asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan
furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti
terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti tentang
kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat
ditemukan dalam akte pembelian, polis asuransi pemilikan,
tagihan pajak property, tanda terima pembayaran hipotek
dan polis asuransi kebakaran.

2.5 PENGUJIAN RINCIAN SALDO: ESTIMASI AKUNTANSI

Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah


pengujian substantif untuk (1) mereview penyisihan penyusutan
(VA1,2) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap (VA3).

2.5.1 Review Penyisihan untuk Penyusutan

Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang


kelayakan, konsistensi, dan ketepatan beban penyusutan.
Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi
pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu
klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur
manfaat yang tersisa atas aktiva yang ada.

2.5.2 Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah


memperhitungkan secara layak penurunan nilai (impairment)
aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material
bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi
perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.

3. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan
bersifat ekstensif (PD1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai
jaminan atas pinjaman harus diungkapkan. Kelayakan
pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva menurut lease
dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman
akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai