Anda di halaman 1dari 14

BAB V

A. PERTEMUAN KE ENAM

Deskripsi Materi : Materi ini bertujuan untuk membahas mengenai Teks


Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan Prinsip-
Prinsip yang Terkandung di Dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa Mampu menjelaskan tentang Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah dan Penjelasannya, Prinsip-
Prinsip yang terkandung di dalam ADM.
Pokok Bahasan : Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan
Penjelasannya

Sub Pokok Bahasan : 1. Teks Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

2. Prinsip- Prinsip Yang Terkandung di Dalam Anggaran


Dasar Muhammadiyah.

Materi :

1. Teks Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.







Artinya: “ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang..Yang
menguasai di hari Pembalasan.Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan.Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fateha ayat 1- 7)

1
Artinya: “ Saya ridla : ber-Tuhan kepada Allah, ber-Agama Islam, dan ber-Nabi kepada
Muhammad Rasullullah SAW.”
Amma Ba‟du bahwa sesungguhnya ke Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata ber-
Tuhan dan beribadah dan taat kepada Allah adalah satu-satu ketentuan yang wajib atas tiap-
tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qadrat-iradat) Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini.
Agama Allah yang dibawah dan diajarkan oleh Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci,
adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-bainya.
Agama Islam adalah agama Allah yang dibawah oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad SAW, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk
mendapatkan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Syahdan untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai tersebut di
atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan Hari
Kemudian, wajiblah mengikuti jejak Nabi yang suci: beribadah kepada Alllah dan berusaha
segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan
masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-
mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridlaNya belaka, serta mempunyai rasa
tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya. Untuk melaksanakan
terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat rahmat Allah didorong oleh
firman Allah dalam al-Qur‟an:



Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah
orang-orang yang beruntung”( QS. Al-Imran ayat 104).
Pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriah atau 18 November 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KH. Ahmad Dahlan didieikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan
nama “Muhammadiyah” yang disusun dengan Majelis-majelis (Bagian-bagian) nya,
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “Syura” yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, guna mendapat karunia dan ridlaNya, di Dunia dan

2
Akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan
rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan:



Artinya: “ Suatu Negara Indah, Bersih, Suci, dan Makmur dibawah perlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampunan.” (QS. Saba‟ ayat 15).
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke
pintu gerbang Syurga “ Jannatun Na‟im” dengan keridlaan Allah YaRahman dan Rahim.

2. Prinsip- Prinsip Yang Terkandung di Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah.


1) Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid, Ibadah dan Taat Kepada Allah.
a. Pengertian Tauhid
Istilah tauhid berasal dari kata „a-ha-da’ artinya satu, tunggal.Dilihat dari arti
bahasa tauhid bermakna menunggalkan atau mengesakan. Sedangkan tauhid
menurut istilah adalah “mengesakan Allah SWT” baik dari segi zat (subtansi),
nama dan sifat maupun perbuatannya.
Secara sederhana tauhid dapat dibagi tiga yaitu:
(1).Tauhid Rububiyah, yaitu mengimani Allah sebagai satu-satunya Robb, yang
mencakup pengertian Khaliq (Maha Pencipta), Raziq (Maha Memberi Rezeki),
Hafidz (Maha Mememelihara), Muddabbir (Maha Mengelola), dan Malik (Maha
Memiliki).
(2). Tauhid Mulkiyah, yaitu mengimani Allah sebagai satu-satunya Raja yang
berdaulat bagi seluruh Alam, yang mencakup pengertian wali (Pemimpin), Hakim
(Penguasa yang menentukan hukum dan semua peraturan kehidupan dan
qhayah (Yang menjadi tujuan segala sesuatu).
(3). Tauhid Illahiyah, yaitu mengingat Allah sebagai satu-satunya Al-Mabud (Yang
disembah. Ibadah dalam arti tunduk, patuh kepada Allah SWT dalam seluruh
aspek kehidupan.
Setiap manusia terlahir ke dunia telah membawah fitrah keberagaman
(Tauhid). Fitrah tersebut berupa kesaksian untuk mengakui Allah sebagai Tuhan
manusia dan akan merealisasikannya dalam dikehidupan kelak dikemudian hari.
Kesaksian yang dilakukan manusia dijelaskan Allah dalam Al-Qur‟an:

3




Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak


Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al-Araf ayat
172).
Dan berdasarkan ayat Al-Qur‟an di atas, bahwa fitrah yang dimiliki manusia
berupa nilai-nilai pendidikan tauhid yang merupakan potensi dasar bagi manusia.
M. Arifin menjelaskan bahwa potensi psikologis yang terdapat dalam setiap
pribadi manusia yang bersifat alami dan mengandung kebijaksanaan dan
keadilan khaliqnya.
Benih menyakini terhadap eksistensi Allah merupakan fitrah atau sesuatu
yang bersifat kodrati.Dan karena bertuhan itu merurupakan fitrah manusia.Fitrah
bertuhan inilah yang oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, dinamakan “God Spot”
atau titik Tuhan.Fitrah ini gejalanya universal dapat diamati cukup signifikan
disepanjang perjalanan hidup manusia. Dan fitrah bertuhan ini akan semakin
bertambah jelas bila dikaji lewat kajian filsafat, suatu kajian yang didasarkan pada
pemikiran keritis, radikal, koheren, spekulatif, rasional lagi komprehensif untuk
mendapatkan apa yang disebut hakekat.
Akal yang diberikan Allah kepada manusia merupakan alat yang dipercaya
dan diandalkan untuk menganalisa dan menyelesaiakn berbagai obyek dan
problem yang dihadapinya. Fitrah bertuhan dalam arti keinginan untuk
mengetahui dan mengenal Allah, yang kemudian didukung oleh akal pikiran yang
kritis dan radikal akan melahirkan kegairahan yang luar biasa untuk menatap dan
menguak ayat-ayat Allah yang tergelar dalam jagat raya.



4
Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu”.(QS. Fusilat ayat 53).





Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia


diciptakan,dan langit, bagaimana ia ditinggikan?,dan gunung-gunung bagaimana
ia ditegakkan?dan bumi bagaimana ia dihamparkan?Maka berilah peringatan,
karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al-
Grosiyah ayat 17-21)



Artinya: “Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah


yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?. (QS. Al-Waqiah‟
ayat 63-64).



Artinya: “Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi


kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir
bagimu?".(QS. Al-Mulk ayat 30).
Ayat-ayat di atas menjadi renungan manusia dengan menggunakan akal
pikiran yang kritis disertai dengan pengamatan intuisi yang halus dan tajam pasti
akan membuahkan hasil semakin bertambah kuat keyakinanya bahwa
sesungguhnya jagat raya beserta seluruh isinya ini adalah makhluk Allah, yang
diciptakan oleh yang Maha Pencipta dengan penuh perencanaan dan tujuan.
Para filsuf mengemukakan bahwa ada empat argumentasi yang menyatakan
pembuktian terhadap eksistensi Allah SWT, yaitu:
(a). Pembuktian kosmologis, yaitu suatu bukti yang berhubungan dengan ide
tentang kualitas atau sebab.Plato adalah salah seorang filosuf Yunani

5
mengatakan bahwa tiap-tiap benda yang terjadi pasti dikarenakan dan
didahului oleh suatu sebab.
(b). Pembuktian Ontologis, yaitu pembuktian adanya Tuhan berdasarkan
refleksi atas kenyataan obyektif dengan berpedoman pada konsep mengenai
“Ada Yang Sempurna”. Dan Tuhan adalah yang Maha Sempurna yang dapat
dipikirkan sebagai “ Ada Yang Universal”, yang melebihi dari yang parti kular.
(c). Pembuktian Teleologis, yaitu pembuktian tentang adanya Tuhan
berpedoman pada konsep keterpolaan (desain) di dalam Alam Semesta yang
mebutuhkan desainer. Wiliam Paley menyatakan bahwa didalam dunia yang
kongkrit kita melihat kompleksnya unsur-unsur dunia ini, akan tetapi terlihat
sangat teratur sekali. Alam semesta menunjukkan bentuk keteraturan itu,
dimana planet-planet yang bertaburan namun tidak saling berbenturan satu
sama lainnya.
(d). Pembuktian Moral, yaitu pembuktian adanya Tuhan dengan berpegang
pada pengadaian adanya hukum moral umum yang memperlihatkan adanya
“Penjamin Moral”. JH.Newman menyatakan bahwa adanya kesadaran
manusia untuk melakukan perbuatan yang utama semata-mata didorong oleh
suara hati.Tiap-tiap orang pasti mengalami pada dirinya sendiri, bahwa
terdapat perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan.Berkat suara hati
manusia merasa sungguh-sungguh bertanggung jawab atas tindakkannya.

b. Pengertian Ibadah
Ibadah menurut Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah ibadah ialah
bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan jalan mentataati segala
perintanNya, menjauhi laranganNya dan mengamalkan segala diinginkanNya
(diizinkanNya).
Dan ibadah itu terbagi dua yaitu ammah (umum) dan khassah (khusus), yaitu:
Ibadah ammah (umum) ialah segala amal yang di izinkan Allah.
Ibadah khassah (khusus) ialah yang telah dibatasi Allah dengan bagian
bagiannya, keadaan dan tata caranya yang tertentu.
Dari segi bahasa ibadah berarti merendahkan diri, tunduk patuh dan
taat.Jelasnya ibadah ialah pengabdian diri sepenuhnya kepada Allah.Ibadah yang
secara awam menurut Zuharini (1991) diartikan sesembahan, pengabdian,
sebenarnya adalah istilah yang paling luas dan mencakup tidak hanya

6
penyembahan, tetapi juga berhubungan dengan laku manusia meliputi
kehidupan.
Kedudukan ibadah dalam Islam menempati posisi yang paling utama dan
menjadi titik sentral seluruh aktivitas muslim. Seluruh kegiatan muslim pada
dasarnya merupakan bentuk ibadah kepada Allah, sehingga apa saja yang
dilakukannya memiliki nilai ganda yaitu nilai material dan nilai spiritual. Nilai
material adalah imbalan nyata yang diterima di dunia, sedangkan nilai spiritual
adalah ibadah yang hasilnya akan diterima di akhirat.
Pada hakekatnya maksud dan tujuan ibadah umum ini adalah untuk
mengemban amanat Allah, berupa melakasanakna misi khalifah Allah di muka
bumi, yang tugas utamanya adalah:
1). Membangun kemakmuran dan kesejahteraan hidup umat manusia.
2). Menciptakan perdamaian dan ketertiban antar umat manusia.
Amanat Allah dengan dua tugas diemban pada diri khalifah sebagaimana di
atas didasarkan pada firman Allah berikut ini:
a). Manusia diberi amanah Allah selaku khalifahNya tercermin dalam firman Allah:





Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,


bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.”(QS. Al-Ahzab ayat 72).

Tugas utama melaksanakan amanat Allah selaku khalifah di atas bumi


tercermin dalam firman Allah:





Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:


"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka

7
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-
Baqarah ayat 30)
Tugas Khalifah sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat di atas telah
mengisyaratkan secara tersirat dari apa yang diungkapkan oleh malaikat dengan
jalan pemahaman sebaliknya (mafhum mukhalafah).
Menurut Muhammadiyah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim
tidaklah semata-mata hanya yang bersifat hubungan langsung (hablu minallah),
antara manusia dengan Allah seperti ibadah Shalat, Puasa, Haji, dan sebagainya,
melainkan juga berjuang dan membangun kesejahteraan hidup dan menciptakan
perdamaian antar umat manusia di atas prinsip-prinsip syari‟at Islam.
Bagi Muhammadiyah, amal ibadah yang bersifat muammalat duniawiyah
adalah merupakan kelengkapan dan kesempurnaan amal ibadah langsung kepada
Allah.
c. Ibadah yang Ikhlas
Pengabdian yang mutlak yang semata-mata hanya untuk mencari ridha dan
maunah Allah akan ditunaikan dengan hati dan niat yang suci serta bersih dari
berbagai macam motivasi atau pamrih. Kehidupan yang semacam ini yang
dituntut Allah untuk ditunaikan hambanya sebagaimana ditegaskan dalam Al-
Qur‟an :



Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinah ayat 5).

2) Hidup Manusia Bermasyarakat


Sesungguhnya manusia itu berasal dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, lalu berkembang jadi keluarga, masyarakat dan bangsa. Karena asal
manusia itu sama, maka secara kodrat manusia tidak dapat hidup sendirian, ia
adalah makhluk social yang mesti bersama-sama dengan kelompokny, seperti

8
keluarga, suku atau bangsa, dengan kata lain manusia hidup tidak dapat terpisah
dengan masyarakat. Sebagaimana digambarkan dalam firman Allah:





Artinaya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat
ayat 13).
Islam memberikan pedoman atau cara hidup agar selalu menjaga persatuan dan
kesatuan dalam bermasyarakat, serta saling tolong menolong antara satu dengan
yang lainnya. Sebagaimana uraian berikut:
a. Agar menjaga kesatuan dan persatuan, sebagaimana firman Allah:



Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Al-Hujurat ayat 103).
b. Agar saling tolong menolong, sebagaimana firman Allah:



Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya.” (QS. Al-Maidah ayat 2)

3) Mematuhi Ajaran-ajaran Agama Islam dengan Keyakinan bahwa Ajaran Islam


itu satu-satunya Landasan Kepribadian dan Ketertiban Bersama untuk
Kebahagian Dunia dan Akhirat.

9
Hendaklah menjadi prinsip setiap Muslim bahwa hanya ajaran Islamlah yang diridhoi
Allah dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai kebahagian hidup di
dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah:



Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Al-
Imran ayat 19)



Artinya: “Pada hari iniorang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu.” (QS. Al-Maidah ayat 3)
Anjuran untuk mematuhi ajaran Islam sebagai kepribadian seorang muslim ini
telah disyariatkan sejak dahulu, sebagaiman nasehat Nabi Ibrahim as kepada anak-
anaknya, sesuai firman Allah:



Artinya: “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian
pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam".(QS. Al-Baqarah 132
4) Menegakkkan dan Menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan Ihsan kepada sesama manusia.
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat harus
menjadi prinsip seorang muslim sebagai perbuatan ibadah karena Allah. Kita sebagai
umat terbaik hendaklah masing-masing kita berbuat untuk manusia lainnya dengan
menyeru untuk kebajikan, mengajak berbuat yang ma‟ruf serta mencegah terhadap
hal-hal yang munkar.



Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah.” (QS.Al-Imran ayat 110)

10
5) Ittiba, kepada langka perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Tujuan Allah mengutus RasulNya, tidak lain agar berittiba‟kepadanya dalam
semua aspek kehidupan, baik yang berhubungan secara pertikal kepada Allah,
maupun yang berhubungan secara horizontal antara sesama manusia termasuk
terhadap alam sekitarnya. Perintah mengikuti Rasul ini termaktub di dalam
firmanNya:



Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati
dengan seizin Allah.(QS. An-Nisa‟ ayat 64)

6) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.


Mewujudkan misi muhammadiyah hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya jika dilakukan secara kolektif melalui tertib organisasi, sebagaimana tersirat
di dalam firman Allah:



Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran ayat 104)
Surat Ali-Imran ayat 104 diatas telah menginspirasi KHA.Dahlan untuk mendirikan
sebuah Organisasi sebagai alat perjuangan menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar
secara berjemaah. Sebab berdakwah secara sendiri-sendiri, akan terasa amat berat
dan hasilnya kurang maksima. Apabila dikerjakan bersama dan terorganisir, maka
seberat apapun beban yang dipikul semua akan lebih gampang dan ringan.
Oleh karena itu, seluruh warga muhammadiyah; kader, pimpinan, pengelola amal
usaha dan yang berada dalam struktur persyarikatan dituntut untuk meningkatkan diri
dalam komitmen pada garis misi dan tujuan muhammadiyah, serta harus berada
dalam system ideologis gerakan muhammadiyah, gerakan dakwah amar ma‟ruf nahi
munkar.Selain dari itu, dibutuhkan juga kesetian,pengorbanan dan kiprahnya dengan
sepenuh hati ke dalam satu barisan organisasi secara teratur.

11
3. Latihan Soal Essay
1). Jelaskan teks dari Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
2). Jelaskan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Muqadimmah Anggaran Dasar
Muhammadiyah?
3). Jelaskan apa itu tauhid rubbubiyah, tauhid mulkiyah, dan tauhid illahiyah?
4). Apa yang dimaksud dengan ibadah ammah dan ibadah khasah?
5). Jelaskan empat argumentasi yang menyatakan pembuktian terhadap eksistensi Allah
SWT menurut para filosofi?

4. Rangkuman
Teks Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.





Artinya: “ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang..Yang
menguasai di hari Pembalasan.Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan.Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fateha ayat 1- 7)

Artinya: “ Saya ridla : ber-Tuhan kepada Allah, ber-Agama Islam, dan ber-Nabi kepada
Muhammad Rasullullah SAW.”

Amma Ba‟du bahwa sesungguhnya ke Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata ber-
Tuhan dan beribadah dan taat kepada Allah adalah satu-satu ketentuan yang wajib atas
tiap-tiap makhluk, terutama manusia.

Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qadrat-iradat) Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini.

Agama Allah yang dibawah dan diajarkan oleh Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci,
adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-bainya.

12
Agama Islam adalah agama Allah yang dibawah oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad SAW, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk
mendapatkan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

Syahdan untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai tersebut di
atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan Hari
Kemudian, wajiblah mengikuti jejak Nabi yang suci: beribadah kepada Alllah dan
berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk
menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena
Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridlaNya belaka, serta
mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya.

Adapun Prinsip-Prinsip Yang Terkandung di Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah


sebagai berikut.

1. Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid, Ibadah dan Taat Kepada Allah.
2. Hidup manusia itu bermasyarakat.
3. Mematuhi Ajaran-ajaran Agama Islam dengan Keyakinan bahwa Ajaran Islam itu
satu-satunya Landasan Kepribadian dan Ketertiban Bersama untuk Kebahagian
Dunia dan Akhirat.
4. Menegakkkan dan Menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan Ihsan kepada sesama manusia.
5. Ittiba, kepada langka perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

5. Latihan Soal Pilihan Ganda


1) Sistematika Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah diawali dengan....
a. Surah Alfateha
b. Pernyataan Diri
c. Pendahuluan
d. Hamdalah
2) Tauhid pada pokok pikiran pertama Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah
artinya....
a. Beribadah Kepada Allah
b. Beriman Kepada Allah
c. Mengesakan Allah

13
d. Bertakwa Kepada Allah
3) Pada pokok pikiran kedua Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah bahwa
hidup bermasyarakat adalah sunnah Allah atas hidup manusia di dunia ini. Hal ini
sesuai dengan ayat Al-quran Surat ....
a. Al-Hujurat ayat 12
b. Al-Hujurat ayat 13
c. Al-Hujurat ayat 14
d. Al-Hujurat ayat 15
4) Jika kita pahami dengan baik Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah
menjelaskan bahwa hakekatnya menurut Islam manusia adalah makhluk....
a. Sosial
b. Individu
c. Yang Lemah
d. Spritual
5) Surah dalam Al-Quran yang dijadikan dasar dakwah amar makruf nahi munkar dalam
Organisasi Muhammadiyah adalah....
a. Ali-Imran ayat 104
b. Ali-Imran ayat 114
c. Ali-Imran ayat 211
d. Ali-Imran ayat 219

6. Referensi

Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahan.

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan
Praktis. 2005, Jakarta: Ciputat Press.

Hidayat, Syamsul. Dkk, Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis Ideologi dan Organisasi,
2009. Surakarta: LSI UMS.

Muqadimmah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, 1999,


Diperbanyak oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih, 1974, Yogyakarta, Penerbit Suara


Muhammadiyah

14

Anda mungkin juga menyukai