Anda di halaman 1dari 5

Tiba-Tiba Ngajak Nikah

Oleh : Sri Dayu Aprillah

Namaku Ranti Winanta, panggilan sehari-hariku ialah Ranti. Aku seorang mahasiswi
Jurusan Ekonomi Semester 6 disalah satu Universitas Negeri di Sumatera Utara. Aku tinggal
disebuah kontrakan dua lantai, dimana dalam kontrakan tersebut terdapat beberapa mahasiswi
lainnya dari berbagai kota maupun Provinsi, ada juga yang sudah bekerja, penghuni kontrakan
tersebut hanya boleh wanita saja, bahkan laki-laki tidak diperbolehkan masuk kedalam, tamu
hanya boleh sampai didepan teras kontrakan. Umurku sekarang 21 tahun. Aku tetap fokus kuliah,
untuk hal lain seperti pacaran bagiku tidaklah penting.
Bukan berarti aku tidak punya teman laki-laki atau kenalan, tapi untuk teman dekat aku memang
belum punya karena aku takut ketahuan Ibuku kalau aku kuliah sambil pacaran “hehee”

Kegiatan kuliah senin sampai dengan jumat aku kuliah kadang masuk dari pagi sampai siang,
yah kadang juga masuk dari siang sampai sore.

Notif Handphoneku berbunyi “Ting nung” sampai berulang kali. Saat itu aku belum merespon
suara inbok di facebook, aku sedang sibuk membalas pesan di whatssap. Beberapa menit
kemudian aku membuka pesan tersebut. Aku membuka mulut sambil berkata “Hahhhhh…
seperti hal yang tidak mungkin terjadi tapi ini beneran nyata.

Orang yang mengirim pesan itu adalah… senior waktu aku di SMA namanya Dian.

“Assalammualaikum Ranti”

“waalaikumsalam kak”

“Masih ingat saya”

“masih kak”

Saling berbalas pesan pun berlanjut, dengan rasa penasaran aku pelan-pelan bertanya pada teman
ku Nia yang saat itu duduk disebelah.

“Nia, bagaimana ini kenapa dia menghubungi saya dengan tiba-tiba ?

“ mungkin saja ingin bersilaturahmi sama kamu ranti. Apakah dulu dia pernah suka sama kamu”
“Ahh Tidak.. bahkan saya hanya mengenal dia senior saya di sekolah saja dan bahkan hamper
tidak bertegur sapa”

“yah mungkin saja dia ingat kamu, atau dia sudah memperhatikan kamu waktu di SMA.(goda
Nia terhadapku)

Walaupun penasaran aku tetap membalas pesan seniorku itu, senja pun mulai menampakkan
dirinya menandakan langit akan segera menggelap dan malam hari akan tiba.

Setelah hampir sejam berhenti tidak berbalas pesan. Handphoneku kembali berbunyi
menandakan pesan facebook, sebelum membukanya hatiku sempat menerka itu adalah dia, dan
ternyata benar, sebuah pesan telah kirimkan.

“ranti, bolehkah saya menjumpai kamu besok setelah pulang kuliah?”

“braakkk” handphone yang tadi saya genggam terlempar ke tempat tidur, dengan penuh rasa
semakin penasaran dan kaget banget saat dia ngajak ketemuan.

Dengan cepat aku membalas “maaf kak, aku sibuk. Besok setelah kuliah lanjut mau ke
perpustakaan ngerjain makalah. Mungkin itu salah satu alasan paling tepat bagi seorang
mahasiswi kalau sedang kepepet banget pertama kali diajak ketemuan. Bersyukur kak dian
menerima alasan itu tanpa melajutkan pertanyaan lain.

Keesokan harinya aku kira cukup tenang dengan penolakan tersebut, tiba-tiba saja handphoneku
berdering menandakan ada panggilan masuk. “mak jlep” aku melihat nomor baru awalnya aku
sama sekali tidak kepikiran siapapun bahkan saja aku hamper tidak akan menjawabnya. Tapi
karena aku khawatir takut panggilan dari rumah atau kerabatku, lalu aku angkat.

“Hallo”

“hallo, benar ini dayu ?”

Sempat berpikir jangan-jangan dia!? karena dia berpirasat aku akan mematikan teleponnya, tiba-
tiba dia langsung bilang. “jangan kamu matikan yah. Plissss aku mau ngomong sesuatu” ohhhh
okey… aku tidak akan mematikan teleponnya. Karena penasaran juga akan kupastikan banyak
hal yang akan aku tanyakan kepadanya, kenapa tiba-tiba saja menghubungi dan ingin sekali
berbicara denganku.

“Ranti,, aku mau berbicara sebentar mohon dengarkan yah, kenapa aku ngajak kamu ketemuan
ada sesuatu yang ingin aku sampaikan sama kamu ranti. Kamu jangan terkejut yah kalau nanti
aku bilang”

“yaelah, santai aja kak gak papa, emang mau ngomong apa sih. Kitakan gak pernah saling sapa
juga dan tiba-tiba kakak ngajak ketemuan, makanya saya kaget banget.”

“Ranti aku mau serius sama kamu!”

“maksud kakak?”

“iya,, aku mau ngajak kamu nikah, bukan pacaran.

Tersontak aku bengong tanpa kata sepatahpun, aku langsung menolak dengan nada lembut dan
berbicara padanya aku tidak akan menerima ajakan itu, dan pasti tidak diizinkan oleh kedua
orang tua ranti untuk menikah sebelum selesai kuliah, mengingat kuliah ranti masih beberapa
semester lagi baru selesai. Rasanya tidak siap jika harus menikah sambil kuliah. Sambil menutup
telepon dan mengucapkan maaf padanya.
Liburan Berubah Jadi Rebahan
Oleh : Sri Dayu Aprillah

Pembagian rapor telah terlaksana di sekolah. Akhirnya setelah riweh beberapa hari
menuliskan rapor akhirnya selesai juga. Telah terbayang olehku bahwa liburan semester gasal ini
bisa pergi berlibur walaupun tidak jauh dan tidak perlu keluar kota.
Bahkan aku sudah menyiapkan beberapa persiapan lainya untuk pergi berlibur ke tempat wisata
yang menyenangkan seperti yang sudah ada dalam bayanganku. “kali ini aku akan berlibur
kemana yah?” Tanyaku dalam hati. “Ah, kemana aja itu yang penting liburanku bakal
menyenangkan!”
Aku pun menelepon teman-temanku dan merencanakan akan berlibur kemana.
“Nelpon sambung tiga Mau kemana kita. Enaknya main air deh, iyaya lebih enak main di alam
bebas saja .
Tiba-tiba ibuku mendengar percakapan kami di telepon. Dan ibuku berkata dibalik pintu
kamarku. “Jangan pergi kemana-mana dulu kalian, kalau mau liburan ditunda dulu sampai bener-
bener aman, kita harus menjaga. Ingat penyebaran virus covid-19 masih meluas loh.”
“aku kecewa mendengar pernyataan ibuku. Tapi, aku hanya dapat menerima apa yang dikatakan
ibuku. Kemudian temanku mengatakan “sepertinya ada benarnya juga apa kata ibumu, sebaiknya
kita di rumah saja dulu, inget loh, kita harus nurut apa kata orang tua.
Akhirnya rencana liburanku hanya sebuah wacana saja. Dan kini berubah menjadi rebahan setiap
hari, waktu liburan Cuma bisa ku lewati di rumah saja dan rebahan. Kalaupun aku keluar,
bisanya Cuma ke warung saja. Itu pun juga sesekali.
Hampir sepekan liburan, dan aku masih di rumah saja dan tidak kemana-mana. Bahkan untuk
keluar mencari angin saja harus banyak mikir. Akhirnya setiap har selesai melakukan pekerjaan
rumah hanya bisa rebahan dan main handphone. Hanya melihat teman-teman yang bisa
berpergian bareng keluarganya atau kerabatnya.

Sampai kapan virus ini berlalu, agar manusia bisa dengan bebas kesana-kemari tanpa takut virus
covid-19 lagi. Yang mau berpergian jauh juga gak takut lagi orang lain juga gak ikutan parno.
Segala aktivitas banyak terhenti. Bahkan rencana untuk liburan menghabiskan waktu akhir tahun
bersama orang-orang terdekat juga gak bisa dilakukan, memikirkan keadaan dan keamanan
bersama.

Pada suatu sore, ibuku mengetuk pintu kamar dan menyuruhku mandi.
“kamu sekarang mandi, ibu tunggu di depan”
“mau kemana Bu?”
“Temani Ibu ke simpang, biar kamu tau dunia luar gak di dalam kamar saja, Ibuku sambil
menggodaku dengan senyuman kecil manis yang sedikit ada lesung pipinya.” Aku pun bergegas
pergi mandi dan siap-siap.
Habis mandi. Aku dan Ibu pun langsung bergegas pergi ke simpang. Walaupun cumin jalan-jalan
nemani Ibu membeli sesuatu, entah kenapa aku merasa seneng banget!. Entah mungkin karena
beberapa hari ini tidak keluar dan melihat kendaran berlalu lalang. Ah, apapun itu, gimanapun
suasananya aku harus menikmati liburan ini, mudah-mudahan saja liburan yang akan datang aku
bisa pergi liburan kemana yang aku mau, gumamku dalam hati,

Anda mungkin juga menyukai