PROGRESIF
Aulia Rachmanida
Aulia Fahmi
Hanna Monissa
Herda Bagus B
Dimas Kurniawan
Ervana DF
Riski Yuli
12 345 67 89
PERPUSTAKAAN
PROGRESIF
Aulia Rachmanida
Aulia Fahmi
Hanna Monissa
Herda Bagus B
Dimas Kurniawan
Ervana DF
Riski Yuli
ISBN : 978-256-9275-82-9
Diterbitkan oleh:
Jawa Tengah
v, 49 hlm, 20 cm
ISBN : 978-256-9275-82-9
1. Perpustakaan I. Judul
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Buku ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
perpustakaan terhadap mutu pendidikan.
Buku ini memuat tentang “Perpustakaan Progresif” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan
dari semua pihak yang peduli terhadap kemajuan perustakaan yang ideal.
Bersama ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan rekan-rekan mahasiswa semua yang telah banyak membantu penulis agar
dapat menyelesaikan buku ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan buku ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan buku selanjutnya. Semoga dengan adanya buku ini kita dapat
belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
PENGERTIAN PERPUSTAKAAN DAN PROGERSIF
Perpustakaan
Pada zaman modern seperti saat ini sumber informasi dapat diperoleh dari
mana saja, kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Sumber informasi dapat
diperoleh dari buku, situs web, maupun dari orang disekitar kita bahkan sosial media
pun dapat menjadi sumber informasi. Namun, tidak semua sumber informasi dapat
dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu kita perlu memastikan terlebih dahulu
kebenaran informasi tersebut, dengan cara tidak melihat dari satu sumber saja namun
beberapa sumber juga harus kita perhatikan. Ledakan informasi saat ini memungkin
kita untuk kesulitan dalam memastikan sumber informasi.
Setiap saat ilmu pengetahuan juga terus berkembang, informasi yang
didapatkan juga terus bertambah. Diperlukannya revisi-revisi pada setiap perubahan.
Namun, perubahan tersebut tentunya tidak langsung bisa diterima langsung oleh
masyarakat. Perlu tahap-tahapan dalam merevisi sebuah informasi misalnya saja buku
butuh waktu sekian lama untuk merevisi buku tersebut. Internet? Mungkin akan
bekerja lebih cepat dari pada buku dalam menyampaikan informasi namun itu hanya
berlaku bagi masyarakat informasi saja atau masyarakat modern, bagaimana dengan
masyarakat biasa yang tidak mengerti teknologi? Karena pada zaman sekarang
informasi dibuka selebar-lebarnya sehingga semua orang bisa mengunduh maupun
mengupload informasi ke web dan tentunya kebenaran yang disediakan belum dapat
terjamin.
Surat kabar dan media elektronik (seperti tv dan radio) dapat menjadi sumber
informasi juga, justru surat kabar dan media elektronik akan lebih cepat menyebar
informasi atau ilmu perngetahuan terbaru karena saat ini hampir setiap rumah telah
memiliki televisi dan mampu mengaksesnya dan surat kabarpun mudah untuk didapat.
Akan tempat itu telah tergeser oleh arus modernisasi saat ini? Padahal tempat itu bisa
diakses oleh berbagai pihak.
Perpustakaan mungkin bukan tempat yang menarik untuk dikunjungi dan sangatlah
membosankan, namun dibalik itu semua perpustakaan menyimpan beribu-ribu
informasi yang tercetak maupun yang tidak tercetak.
Sebenarnya apa itu perpustakaan?
Menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) perpustakaan berasal dari kata dasar
“pustaka” yang berarti pustaka atau buku. “perpustakaan” artinya kumbulan
buku(bacaan,dsb); bibliotek.
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaa adalah suatu tempat yang menyimpan koleksi
seperti buku, koleksi tercetak dan non tercetak lainnya yang disusun berdasarkan
sistematis yang telah ditentu sehingga dalam pengguna mencari bahan pustaka lebih
mudah.
Betapa pentingnya sebenarnya perpustakaan itu bagi kita, hanya saja kita belum
mampu memanfaatkan dengan maksimal fungsi perpustakaan.
Progresif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia progresi adalah ke arah kemajuan, berhaluan
ke arah perbaikan keadaan sekarang.
PERPUSTAKAAN PROGRESIF
Perpustakaan adalah tempat yang tidak menarik untuk dikunjungi dan membosankan.
Namun tahukah Anda bagaimana perpustakaan sekarang?
Kemajuan yang ada di perpustakaan tidak lepas dari kemajuan teknologi. Teknologi
sangat berguna untuk kemajuan perpustakaan, sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi
tempat untuk museum buku saja namun juga telah menjalankan fungsi perpustakaan yang
sesungguhnya yaitu menyediakan informasi untuk masyarakat. Teknologi yang ada di
perpustakaan memberikan dampak yang begitu besar bagi perpustakaan salah satunya
masyarakat mulai berkunjung kembali ke perpustakaan. Tersedianya berbagai layanan-
layanan di perpustakaan membantu meningkatkan minat kunjung masyarakat ke
perpustakaan dengan berkunjung ke perpustakaan sedikit banyak telah memberi informasi
kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan pepustakaan Progresif memamang bukan hal yang mudah tapi
bisa terlaksana dengan pencapaian hal-hal seperti dibawah ini :
4. Soal dana. Sampai saat ini masalah yang dihadapi perpustakaan adalah
kurangnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan dan sedikitnya subsidi dari
pemerintah. Alasan ini pula yang sering disebutkan untuk menjawab mengapa
perpustakaan kurang berkembang. Tapi seharusnya hal itu tak perlu terjadi
karena perpustakaan dapat memperoleh dana dari luar apabila pustakawannya
mampu dan mau berkreasi. Cara yang ditempuh banyak sekali, diantaranya
selain menajdi tempat peminjaman buku pada masyarakat, perpustakaan juga
membuka usaha lain seperti fotokopi, menjual peralatan sekolah, bahkan
makanan. Hal tersebut boleh-boleh saja asal tidak mengganggu tugas
utamanya sebagai tempat penyebar ilmu dan informasi. Tapi untuk
mewujudkan hal itu memang tidak mudah tapi bisa terlaksana. Usaha yang
pertama dilakukan tak perlu menyiapkan modal yang sangat besar tapi
dilakukan secara bertahap. Yang paling pokok yang menjadi pedoman adalah
tugas dan fungsi perpustakaan tidak terabaikan. Jangan sampai membuka
usaha lain sukses tapi tugas utama rusak. Jenis perpustakaan seperti ini telah
sukses dilaksanakan di luar negeri terutama di negara maju. Mereka
membangun perpustakaan seperti tempat belajar dan rekreasi yang tenang dan
nyaman, sehingga masyarakat sangat antusias untuk menggunakannya. Selain
membaca buku mereka dapat berbelanja untuk kebutuhan belajar-nya di
perpustakaan. Pada awalnya itu semua merupakan usaha kecil-kecilan tapi
berkat usaha, kerja keras dan didukung oleh SDM yang bermutu dan
berdedikasi tinggi maka perpustakaan ideal bisa terwujud.
5. Gedung Suatu perpustakaan tentu harus memiliki gedung atau ruangan yang
digunakan untuk menyimpan bahan pustaka sekaligus untuk melayankannya
kepada masyarakat penggunanya. Gedung suatu perpustakaan haruslah yang
benar-benar dirancang untuk perpustakaan dan diperhitungkan bagi
kemungkinan pengembangan ke masa depan. Dimana letak gedung itu
haruslah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya. Hal ini sesuai
dengan semboyan suatu perpustakaan yang pada perguruan tinggi adalah
“perpustakaan jantungnya perguruan tinggi”, sedangkan pada perpustakaan
umum semboyannya adalah “perpustakaan otaknya masyarakat”, oleh karena
itu maka selayaknya perpustakaan haruslah tepat berada ditengah-tengah
masyarakat yang dilayaninya. Gedung perpustakaan juga harus diperlengkapi
dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang
pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir yang memadai, serta
dirancang juga bagi pengguna penyandang cacat yang pakai kursi roda untuk
dapat menggunakannya atau memasuki ruangan perpustakaan. Penerangan di
perpustakaan juga harus cukup diperhatikan. Karena penerangan ini cukup
menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan
memanfaatkan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan sedapat mungkin
dirancang agar menggunakan cahaya alam dengan tidak mengabaikan
penggunaan cahaya listrik. Karena sewaktu-waktu listrik juga sangat
diperlukan apabila cuaca mendung dan lebih mengutamakan penggunaan
cahaya alam tentu akan turut menghemat penggunaan energi listrik yang
berdampak positif bagi pengalihan dana bagi kebutuhan perpustakaan yang
dianggap lebih penting.
6. Layanan Otomasi (menerapkan teknologi informasi)
7. Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka perpustakaan sudah selayaknya
mengaplikasikan komputer dalam pekerjaan pelayanannya. Penerapan
komputer diperpustakaan inilah yang dikatakan dengan otomasi perpustakaan.
Otomasi perpustakaan (library automation) ini adalah istilah yang sering
digunakan untuk pemanfaatan komputer atau teknologi informasi di
perpustakaan. Otomasi perpustakaan merupakan usaha mengalihkan pekerjaan
yang selama ini dilakukan oleh staf perpustakaan dengan cara manual, kepada
mesin sebagai alat bantu dengan memperkecil campur tangan manusia dalam
pengoperasiannya.
8. Sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh komputer dalam otomasi
perpustakaan ini terdiri dari : (a) Sistem akuisisi dan pemesanan bahan
pustaka, (b) Sistem sirkulasi, (c) Sistem pengatalogan, (d) Kontrol terbitan
berseri. Sedangkan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan atau
dipilih diantara yang beredar di pasaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan finansial perpustakaan itu sendiri. Perangkat lunak itu antara lain
adalah NCI-Bookman, INMAGIC, LIBRARIAN, Micro CDS/ISIS ataupun
versi Windowsnya yaitu Winisis, VTLS, TINLIB dan lain-lain. Penerapan
komputer atau otomasi perpustakaan tentulah berdasarkan pertimbangan
terhadap kemampuan komputer yang sangat cepat dan tepat dalam pekerjaan
yang sering dan selalu berulang-ulang. Sehingga dengan menggunakan
komputer biaya pengerjaannya akan lebih murah dibanding dengan tenaga
manusia (Davis, 1986:43).
9. Layanan Pandang Dengar (audio visual) Layanan pandang dengar adalah
kegiatan peminjaman atau pemutaran pustaka pandang dengar kepada
pengguna perpustakaan. Dimana koleksi perpustakaan yang termasuk dalam
pustaka pandang dengar ini adalah kaset, film, slide, piringan hitam, compact
disc (CD), kaset video dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut dapat saja
dipinjamkan atau diputarkan di perpustakaan sendiri. Perlunya layanan
pandang dengar (audio visual) ini disajikan perpustakaan adalah mengingat
perkembangan teknologi, terlebih-lebih pada sarana atau media penampung
informasi yang merupakan perpaduan antara citra (gambar) dan suara yang
memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya
ingat masyarakat pengguna perpustakaan.
10. Layanan hotspot (Wifi) internet Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa layanan internet merupakan suatu terobosan atau inovasi yang sangat
bagus dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pengguna perpustakaan
dewasa ini. Layanan internet (international network) yang merupakan
perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah menjadi
fenomena yang sangat menakjubkan terlebih-lebih sebagai salah satu media
untuk mendapatkan atau penelusuran informasi.
Internet merupakan jaringan informasi global yang dapat dimanfaatkan di
perpustakaan tanpa mengenal batas geografi, waktu, bangsa dan negara.
Internet dapat merupakan perwujudan library without wall atau perpustakaan
tanpa dinding. Keberadaan internet ini juga dapat menjadi salah satu
perpustakaan alternatif, karena sifatnya yang merupakan jaringan informasi
global ternyata dapat menembus batas antar negara secara geografis, politis
dan budaya.Dengan didukung oleh perkembangan teknologi informasi yang
pesat dan semakin meningkatnya jumlah pemilik komputer pribadi, internet
telah memasuki kehidupan manusia diseluruh dunia, dinegara-negara maju
dan juga berkembang. Dengan tampilan yang semakin canggih dengan
dukungan suara dan citra, dan bagi sebagian besar pengguna, internet
dianggap sebagai sarana hiburan yang baru. Dengan asas “bebas untuk siapa
saja”, setiap orang bisa mengakses informasi apapun yang tersedia di internet
walaupun ada kontroversi tentang prinsip kebebasan akses informasi ini.
Memang, jika disebagian besar negara maju akses ke internet telah tersedia di
perpustakaan dengan fasilitashotspot (Wifi) telah memungkinkan pengguna
perpustakaan menjelajah (surfing) di belantara internet tanpa bantuan
pustakawan. Tetapi perpustakaan di Indonesia yang telah menyediakan
layanan akses ke internet bagi pemustakanya masih bisa dihitung dengan jari.
Untuk itu perpustakaan perlu menerapkan layanan internet ini sebagai salah
bagian dari mewujudkan perpustakaan yang ideal bagi masyarakat
penggunanya
11. Layanan untuk orang dengan kondisi Khusus Yang dimaksud dengan orang
dengan kondisi khusus di sini adalah orang-orang yang secara fisik memiliki
kekurangan atau cacat. Sebagai contoh adalah tuna netra (buta), cacat fisik
seperti orang yang harus duduk dikursi roda dan lain-lain. Untuk orang-orang
seperti tersebut di atas perpustakaan perlu menyediakan layanan yang sesuai
dengan kekurangan atas kondisi fisik mereka itu. Seperti untuk orang tuna
netra (buta) misalnya perlu disediakan koleksi dengan huruf Braille, sehingga
mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan
perpustakaan sebagaimana halnya dengan masyarakat pengguna perpustakaan
lainnya. Pada kondisi lain seperti orang-orang yang cacat dan tidak dapat
bangkit atau keluar rumahnya untuk berkunjung ke perpustakaan, dalam hal
ini perpustakaan perlu bersikap pro aktif (jemput bola) dengan menyediakan
layanan dengan datang berkunjung ke rumah-rumah mereka sehingga
pelayanan perpustakaan dapat mereka peroleh yang tentunya hal ini
merupakan salah satu cara yang cukup baik dalam upaya pemerataan
pelayanan informasi kepada segenap anggota masyarakat tanpa membeda-
bedakan pekerjaan, jenis kelamin, agama, status sosial, kondisi fisik dan lain-
lain.
TUJUAN DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN PROGRESIF
Kemajuan yang ada ini supaya masyarakat dapat tertarik untuk berkunjung ke
perpustakaan dan mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Minat baca di Indonesia sendiri masih tergolong rendah, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan pengunjung di perpustakaan yang relatif sedikit. Perpustakaan
progresif telah membawa kemajuan-kemajuan pada masyarakat. Adanya perpustakaan
progresif minat baca masyarakat meningkat dan jumlah pengunjung di perpustakaan
juga meningkat.
1. OPAC, opac merupakan sistem temu kembali bahan pustaka yang dapat
digunakan pemusta. Dengan adanya opac koleksi yang dibutuhkan pengguna
akan mudah diketahui letaknya. Opac ini berfungsi seperti katalog
perpustakaan, adanya opac maka katalog manual sudah jarang digunakan lagi
bahkan sebagian perpustakaan sudah tidak mempunyai lagi katalog manual.
Hampir seluruh perpustakaan telah menggunakan OPAC.
2. Ruangan yang menyenangkan,
3. Tersedia sarana dan prasana yang memenuhi kebutuhan pengguna.
Untuk mendapatkan perpustakaan yang selalu Progresif perlu diadakan nya layout kantor
perpustakaan dan konsep nya yang terancang dengan baik menurut kebutuhan pustakawan
dan pemustaka. Sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
Adapun Menurut Bahri (2008:30) Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek dihadirkan dalam
kesadaran orang yang berbentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangakan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
Konsep kantor perpustakaan dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja,
markas, biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan
penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan
penyampaian/pendistribusian data/informasi. Konsep kantor dalam arti statis ini meliputi:
1. Lay out kantor
Lay out kantor atau tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor secara terperinci
untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang praktis untuk melaksanakan
pekerjaan kantor (Moekijat, 1989:14 dalam presentasi Fatchun Hasyim, 2013).
Tujuan lay out kantor menurut The Liang Gie (1998:188) antara lain:
a. Pekerjaan memiliki jarak tempuh sependek mungkin.
b. Aktivitas tata usaha mengalir secara lancar.
c. Ruang digunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
d. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
e. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik
tentang organisasi itu.
g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah
sewaktu-waktu diperlukan.
Sedangkan model lay out kantor menurut Hendi Haryadi (2009:126) dibedakan
menjadi dua, yakni model ruang kantor terbuka dan model ruang kantor tertutup.
Model ruang kantor terbuka merupakan ruangan untuk bekerja bersama-sama oleh
beberapa karyawan dan tidak dipisah-pisahkan, tetapi semua aktivitas dilaksanakan pada suau
ruangan yang besar.
Sedangkan model ruang kantor tertutup merupakan ruangan kerja yang dipisahkan
dalam kamar-kamar atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat
dari kayu.
3. Lingkungan kantor
Yang dimaksud dengan lingkungan kantor adalah semua faktor internal maupun
eksternal yang mempengaruhi faktor pengambilan keputusan kantor serta hasil
pelaksanaannya. Faktor internal terdiri dari faktor-faktor yang ada di dalam kantor tersebut.
Faktor-faktor tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan perkantoran tersebut dilakukan.
Sedangkan inti dari lingkungan eksternal adalah jaringan hubungan yang dilakukannya.
Hubungan tersebut meliputi transaksi yang dilakukan perpustakaan dengan pengguna,
pemasok, organisasi induk dan sponsor serta pemerintah.
2 Kantor dalam Arti Dinamis
1. Manjemen perkantoran
d. Bussiness Process Redesign (BPR), sistem dan prosedur kerja harus diupayakan agar
lebih efisien sekaligus dilakukan pengukuran dan penyederhanaan kerja.
h. Kesadaran kerja, bersamaan dengan konsep dasar manajemen ilmiah dalam pekerjaan
kantor harus dikembangkan.
a. Planning (merencanakan)
b. Organizing (mengorganisasikan)
Menyusun struktur kekuasaan formal dengan batasan jelas dan dikoordinasi untuk mencapai
objek tertentu. Objek ini dicapai dengan dengan gabungan usaha berbagai spesialis dalam
organisasi.
c. Actuating (melaksanakan)
d. Controlling (pengawasan)
Dilalaikannya fungsi ini akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi kinerja
departemen, divisi dan stakehodersyang lain.
· Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai dan dapat
dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Proses Komunikasi
a. Fungsi Kontrol
Komunikasi formal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan menanyakan ulang
diskripsi pekerjaannya. Komunikasi informal juga dapat mengontrol perilaku
karyawan (misalnya, bila ada karyawan yang memberi layanan dengan lambat/salah temanya
akan mengingatkan).
b. Fungsi Motivasi
c. Fungsi Emosi
Salah satu tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan
secara formal ataupun informal dimana masing-masing anggota organisasi dapat
mengekspresikan emosi seperti frustasi, tidak puas dengan pekerjaan yang ditanganinya
kepada teman kerja dan lain sebagainya.
d. Fungsi Informasi
Fungsi ini digunakan untuk memperlancar pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen.
1. Perencanaan perpustakaan
a. Membantu tercapainya tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu,
suatu perencanaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Struktur organisasi yang efektif akan merefleksikan tujuan dan sasaran. Dengan adanya
struktur, program-program dari kegiatan yang hampir sama akan dapat diidentifikasi lalu
dikelompokkan ke dalam suatu unit kerja dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan.
Ada beberapa macam struktur organisasi dalam perpustakaan. Hal ini dimengerti
karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang menaunginya, dana, sumber daya
manusia. Oleh karena itu struktur masing-masing jenis perpustakaan dapat disebutkan
sebagai berikut:
Anggaran erat hubungannya dengan proses perencanaan lembaga (dalam hal ini adalah
lembaga perpustakaan), karena sumber daya dan kegiatan akan memerlukan anggaran untuk
mencapai tujuan perpustakaan atau pusat informasi.
Penganggaran adalah suatu rencana yang membuat penerimaan dan pengeluaran yang
sudah dinyatakan dalam jumlah uang. Anggaran ini biasanya disusun setiap tahun.
a. Alat perencanaan
b. Alat koordinasi
c. Alat pengendalian
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif tergantung sejauh mana seorang pemimpin itu mampu
menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan yang
efektif tidak mesti tergantung pada pemilikan sifat tertentu, tetapi juga dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam menangani situasi tertentu yang dihadapinya.
5. Pengawasan
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab suatu perpustakaan perlu pengawasan agar
dapat diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, selain untuk memperoleh peningkatan
kualitas. Dengan peningkatan ini diharapkan mampu menjamin aktivitas-aktivitas yang
dilakukan sehingga memberikan hasil atau produk seperti yang diharapkan.
Adanya pengawasan yang baik dalam sistem perpustakaan dan tindakan korektif
menunjukkan bahwa sistem manajemen itu sehat. Apabila fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik,
berarti sistem manajemen perpustakaan itu sudah baik.
6. Komunikasi
e. Efek yang ingin dicapai adalah agar pengetahuan, sikap maupun perilaku komunikan
dapat berubah
http://faisolakha.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://galihmahendrasukma.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://library.uii.ac.id/sdm/publikasi-perpustakaan-uii/Buletin-Perpustakaan/Edisi-46-
Desember-2005/Analisis-Lingkungan-Perpustakaan/(diakses pada tanggal 29 Juni 2013).
http://putraews.blogspot.com/2012/01/pengawasan-dan-penilaian-perpustakaan.html (diakses
pada tanggal 29 Juni 2013).
Dimas Kurniawan
13040114120023
Semarang, 21 Januari 1996
Jl. Sidoluhur 6 No. 14 Semarang
085727795113
Riwayat Pendidikan :
TK Islam Bakti
SD Muktiharjo Kidul 2
SMP 4 Semaranng
SMA 10 Semarang