Anda di halaman 1dari 34

PERPUSTAKAAN

PROGRESIF
Aulia Rachmanida
Aulia Fahmi
Hanna Monissa
Herda Bagus B
Dimas Kurniawan
Ervana DF
Riski Yuli

Penerbit PT Sinar Pustaka


Semarang,2015
PERPUSTAKAAN
PROGRESIF
Perpustakaan bukan hanya
tempat buku-buku
dimuseumkan, bukan tempat
untuk buku-buku hanya sebagai
sebagai pajangan saja.

Perpustakaan sekarang telah berubah menjadi perpustakaan yang


menarik untuk dikunjungi. Ruangan direnovasi sedemikian rupa
sehingga menarik dan nyaman untuk dikunjungi, koleksi yan
tersedia dilengkapi sehingga informasi yang ada dapat memenuhi
kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan juga mengikuti
perkembangan zaman yang ada, koleksi yang ada tidak hanya
sekedar buku tercetak saja namun perpustakaan telah berubah
menjadi perpustakaan yang menyediakan e-book, pelayanan di
perpustakaan sendiri sudah menggunakan teknologi modern
seperti penelusuran bahan pustaka sudah banyak perpustakaan
yang menggunakan OPAC , daftar kunjungan pemustaka sudah
menggunakan komputer, dan masih banyak lagi layanan
perpustakaan yang telah menggunakan teknologi modern dan
meninggalkan sistem manual.

Penerbit PT Sinar Pustaka


ISBN : 978-256-9275-82-9

12 345 67 89
PERPUSTAKAAN

PROGRESIF
Aulia Rachmanida
Aulia Fahmi
Hanna Monissa
Herda Bagus B
Dimas Kurniawan
Ervana DF
Riski Yuli

Penerbit PT Sinar Pustaka


Semarang,2015
PERPUSTAKAAN PROGRESIF

Copyright © 2015, ILPUS A

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

All Right Reserved

ISBN : 978-256-9275-82-9

Diterbitkan oleh:

PT. Sinar Pustaka

Jl. Abimanyu No. 12, Semarang

Jawa Tengah

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Perpustakaan Progresif / Dimas Kurniawan .—


Jakarta: Sinar Pustaka, 2015

v, 49 hlm, 20 cm

ISBN : 978-256-9275-82-9

1. Perpustakaan I. Judul
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Buku ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
perpustakaan terhadap mutu pendidikan.
Buku ini memuat tentang “Perpustakaan Progresif” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan
dari semua pihak yang peduli terhadap kemajuan perustakaan yang ideal.
Bersama ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan rekan-rekan mahasiswa semua yang telah banyak membantu penulis agar
dapat menyelesaikan buku ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan buku ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan buku selanjutnya. Semoga dengan adanya buku ini kita dapat
belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Penulis
 PENGERTIAN PERPUSTAKAAN DAN PROGERSIF
 Perpustakaan
Pada zaman modern seperti saat ini sumber informasi dapat diperoleh dari
mana saja, kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Sumber informasi dapat
diperoleh dari buku, situs web, maupun dari orang disekitar kita bahkan sosial media
pun dapat menjadi sumber informasi. Namun, tidak semua sumber informasi dapat
dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu kita perlu memastikan terlebih dahulu
kebenaran informasi tersebut, dengan cara tidak melihat dari satu sumber saja namun
beberapa sumber juga harus kita perhatikan. Ledakan informasi saat ini memungkin
kita untuk kesulitan dalam memastikan sumber informasi.
Setiap saat ilmu pengetahuan juga terus berkembang, informasi yang
didapatkan juga terus bertambah. Diperlukannya revisi-revisi pada setiap perubahan.
Namun, perubahan tersebut tentunya tidak langsung bisa diterima langsung oleh
masyarakat. Perlu tahap-tahapan dalam merevisi sebuah informasi misalnya saja buku
butuh waktu sekian lama untuk merevisi buku tersebut. Internet? Mungkin akan
bekerja lebih cepat dari pada buku dalam menyampaikan informasi namun itu hanya
berlaku bagi masyarakat informasi saja atau masyarakat modern, bagaimana dengan
masyarakat biasa yang tidak mengerti teknologi? Karena pada zaman sekarang
informasi dibuka selebar-lebarnya sehingga semua orang bisa mengunduh maupun
mengupload informasi ke web dan tentunya kebenaran yang disediakan belum dapat
terjamin.

Surat kabar dan media elektronik (seperti tv dan radio) dapat menjadi sumber
informasi juga, justru surat kabar dan media elektronik akan lebih cepat menyebar
informasi atau ilmu perngetahuan terbaru karena saat ini hampir setiap rumah telah
memiliki televisi dan mampu mengaksesnya dan surat kabarpun mudah untuk didapat.

Lantas bagaimana dengan tempat informasi yang memiliki jutaan informasi?

Akan tempat itu telah tergeser oleh arus modernisasi saat ini? Padahal tempat itu bisa
diakses oleh berbagai pihak.

Perpustakaan mungkin bukan tempat yang menarik untuk dikunjungi dan sangatlah
membosankan, namun dibalik itu semua perpustakaan menyimpan beribu-ribu
informasi yang tercetak maupun yang tidak tercetak.
Sebenarnya apa itu perpustakaan?

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 3)”perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian


sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku
dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca, bukan untuk dijual.”

Menurut Sutarno NS (2006 : 11)”perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari


gedung/bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang
disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan
sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.”

Menurut IFLA(International of Library Associationsand Institution)”perpustakaan


merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi
dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.”

Menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) perpustakaan berasal dari kata dasar
“pustaka” yang berarti pustaka atau buku. “perpustakaan” artinya kumbulan
buku(bacaan,dsb); bibliotek.

Menurut UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan


adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam
secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Dapat disimpulkan bahwa perpustakaa adalah suatu tempat yang menyimpan koleksi
seperti buku, koleksi tercetak dan non tercetak lainnya yang disusun berdasarkan
sistematis yang telah ditentu sehingga dalam pengguna mencari bahan pustaka lebih
mudah.

Betapa pentingnya sebenarnya perpustakaan itu bagi kita, hanya saja kita belum
mampu memanfaatkan dengan maksimal fungsi perpustakaan.

 Progresif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia progresi adalah ke arah kemajuan, berhaluan
ke arah perbaikan keadaan sekarang.
 PERPUSTAKAAN PROGRESIF

Perpustakaan adalah tempat yang tidak menarik untuk dikunjungi dan membosankan.
Namun tahukah Anda bagaimana perpustakaan sekarang?

Perpustakaan bukan hanya tempat buku-buku dimuseumkan, bukan tempat untuk


buku-buku hanya sebagai pajangan saja.

Perpustakaan sekarang telah berubah menjadi perpustakaan yang menarik untuk


dikunjungi. Ruangan direnovasi sedemikian rupa sehingga menarik dan nyaman untuk
dikunjungi, koleksi yan tersedia dilengkapi sehingga informasi yang ada dapat memenuhi
kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan juga mengikuti perkembangan zaman yang ada,
koleksi yang ada tidak hanya sekedar buku tercetak saja namun perpustakaan telah berubah
menjadi perpustakaan yang menyediakan e-book, pelayanan di perpustakaan sendiri sudah
menggunakan teknologi modern seperti penelusuran bahan pustaka sudah banyak
perpustakaan yang menggunakan OPAC , daftar kunjungan pemustaka sudah menggunakan
komputer, dan masih banyak lagi layanan perpustakaan yang telah menggunakan teknologi
modern dan meninggalkan sistem manual.

Kemajuan yang ada di perpustakaan tidak lepas dari kemajuan teknologi. Teknologi
sangat berguna untuk kemajuan perpustakaan, sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi
tempat untuk museum buku saja namun juga telah menjalankan fungsi perpustakaan yang
sesungguhnya yaitu menyediakan informasi untuk masyarakat. Teknologi yang ada di
perpustakaan memberikan dampak yang begitu besar bagi perpustakaan salah satunya
masyarakat mulai berkunjung kembali ke perpustakaan. Tersedianya berbagai layanan-
layanan di perpustakaan membantu meningkatkan minat kunjung masyarakat ke
perpustakaan dengan berkunjung ke perpustakaan sedikit banyak telah memberi informasi
kepada masyarakat.

Perpustakaan Progresif itu berarti “Menuju Perpustakaaan ideal” yan berarti


perpustakaan menyiapkan dirinya ke arah kemajuan dengan adanya keinginan yang kuat
untuk bergerak ke arah perbaikan , lebih maju , modren , daripada sebelumnya untuk
memenuhi informasi pemustaka yang semakin modren.

Untuk mewujudkan pepustakaan Progresif memamang bukan hal yang mudah tapi
bisa terlaksana dengan pencapaian hal-hal seperti dibawah ini :

1. Sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan. Komponen ini adalah


sesuatu yang sangat penting dalam proses pengembangan diri perpustakaan.
Keluwesan dalam menanggapi dinamika perubahan jaman oleh pustakawan
mutlak diperlukan jika perpustakaan ingin maju. Sekarang ini jalan yang
ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah SDM dalam dunia
perpustakaan adalah menetapkan ketentuan calon pustakawan harus
berpendidikan minimal D-2 perpustakaan. Tapi walaupun begitu ternyata
perpustakaan belum dapat berkembang secara optimal. Rupanya dengan hanya
berpendidikan D2 perpustakaan saja belum cukup. Hal yang terpenting dalam
pengadaan SDM untuk menuju perpustakaan yang ideal adalah pustakawan
yang berdedikasi tinggi pada tugas dan mempunyai kemampuan plus. Mereka
tidak hanya bermodalkan tanda lulus dari D2. perpustakaan tapi juga harus
bisa menguasai ketrampilan lain yang ada hubungannya dengan pengolahan
perpustakaan seperti komputer. Di jaman yang serba canggih ini komputer tak
bisa ditinggalkan begitu saja, karena komputerlah yang menguasai semua
jaringan informasi global. Padahal kita tahu bahwa perpustakaan adalah pusat
dan penyebar informasi. Alangkah menyedihkan jika perpustakaan yang
merupakan gudang ilmu dan informasi tidak bisa melakukan tugasnya
memberikan informasi pada masyarakat, hanya karena SDM-nya yang tak
mempunyai kemampuan untuk melayaninya. Rupanya alasan itulah yang
membuat masyarakat beropini kurang baik terhadap perpustakaan dan
memandang sebelah mata pada perpustakaan.

2. Manajemen perpustakaan yang digunakan. Manajemen ini juga tergantung


pada SDM dalam perpustakaan tersebut. Jika SDM-nya cukup berkemampuan
untuk membuat kebijakan yang membuat perpustakaan maju, maka
perpustakaan akan cepat berkembang. Manajemen yang terkesan berbelit-belit
dan kolot tak lagi berlaku di jaman sekarang. Untuk itu dibutuhkan segalanya
yang serba praktis dan efektif termasuk dalam mengatur perpustakaan .
Penambahan pegawai perpustakaan yang tidak dapat berperan banyak
seharusnya dihilangkan, karena tidak efektif. Biaya yang dikeluarkan untuk
menggaji mereka sia-sia saja. Bila perpustakaan benar-benar membutuhkan
tambahan tenaga baru maka sistem penerimaannya harus dilakukan secara
selektif bukan menggunakan sistem kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan
untuk menghindari kesalahan yang fatal. Dengan kata lain bahwa
perpustakaan mementingkan kualitas dari pada kuantitas pengelolanya. Selain
itu pengaturan struktur organisasinya juga harus jelas. Masing-masing bagian
harus mengerti tugas dan kewajibannya. Bagian pengadaan bahan pustaka,
pengolahan, penyimpanan dan redistribusi harus tahu kedudukannya dan
peranannya dalam perpustakaan. Kalau mereka sudah tahu dan menyadari
akan hal itu maka proses temu kembali informasi akan terjadi secara cepat dan
tepat. Selain itu manajemen yang ada juga harus mengutamakan komunikasi
yang baik antara bawahan dan atasan. Bentuk komunikasi seperti ini penting
agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalankan tugas. Sikap atasan
yang terkesan "galak" pada bawahannya kurang baik walaupun sikap tegas
juga diperlukan. Sikap yang tidak bersahabat dari atasan pada bawahan akan
menyebabkan bawahan tidak bisa berkembang karena merasa terkekang.
Bryson (1990) menyatakan bahwa manajemen perpustakaan merupakan upaya
pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi,
sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen,
peran dan keahlian. Dari pengertian ini, ditekankan bahwa untuk mencapai
tujuan, diperlukan sumber daya manusia, dan sumber-sumber nanmanusia
yang berupa sumber dana, teknik atau sistem, fisik, perlengkapan, informasi,
ide atau gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen tersebut dikelola melalui
proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian, yang diharapkan mampu mengahsilkan
produk berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
pengguna.

3. Sesuatu yang tak kalah pentingnya dalam mewujudkan perpustakaan ideal


adalah lengkapnya koleksi yang dimiliki oleh perpusta-kaan. Kita mungkin
sering mengalami kekecewaan manakala kita datang ke perpustakaan untuk
mencari informasi ternyata kita di sana tidak memperoleh apa-apa hanya
karena perpustakaan tersebut tidak lengkap. Sebetulnya hal itu tidak perlu
terjadi apabila perpustakaan rajin mengadakan kerjasama di antara mereka.
Perpustakaan tak perlu membeli semua bahan koleksi untuk melayani
pemakai, karena hal itu tak mungkin. Tapi dengan adanya kerjasama antar
perpustakaan yang baik dan konsisten maka biaya pengadaan bisa ditekan.
Bentuk kerjasama tentu saja ber-macam-macam mulai dari pengadaan bahan
pustaka sampai kerjasama pengolahan. Kerjasama antar perpustakaan tidak
hanya menguntungkan pemakai saja tapi juga para pustakawannya, karena
antar pustakawan dapat saling bertukar informasi atau seputar dunia kerja di
perpustakaan sehingga pengalaman mereka menjadi lebih banyak.

4. Soal dana. Sampai saat ini masalah yang dihadapi perpustakaan adalah
kurangnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan dan sedikitnya subsidi dari
pemerintah. Alasan ini pula yang sering disebutkan untuk menjawab mengapa
perpustakaan kurang berkembang. Tapi seharusnya hal itu tak perlu terjadi
karena perpustakaan dapat memperoleh dana dari luar apabila pustakawannya
mampu dan mau berkreasi. Cara yang ditempuh banyak sekali, diantaranya
selain menajdi tempat peminjaman buku pada masyarakat, perpustakaan juga
membuka usaha lain seperti fotokopi, menjual peralatan sekolah, bahkan
makanan. Hal tersebut boleh-boleh saja asal tidak mengganggu tugas
utamanya sebagai tempat penyebar ilmu dan informasi. Tapi untuk
mewujudkan hal itu memang tidak mudah tapi bisa terlaksana. Usaha yang
pertama dilakukan tak perlu menyiapkan modal yang sangat besar tapi
dilakukan secara bertahap. Yang paling pokok yang menjadi pedoman adalah
tugas dan fungsi perpustakaan tidak terabaikan. Jangan sampai membuka
usaha lain sukses tapi tugas utama rusak. Jenis perpustakaan seperti ini telah
sukses dilaksanakan di luar negeri terutama di negara maju. Mereka
membangun perpustakaan seperti tempat belajar dan rekreasi yang tenang dan
nyaman, sehingga masyarakat sangat antusias untuk menggunakannya. Selain
membaca buku mereka dapat berbelanja untuk kebutuhan belajar-nya di
perpustakaan. Pada awalnya itu semua merupakan usaha kecil-kecilan tapi
berkat usaha, kerja keras dan didukung oleh SDM yang bermutu dan
berdedikasi tinggi maka perpustakaan ideal bisa terwujud.
5. Gedung Suatu perpustakaan tentu harus memiliki gedung atau ruangan yang
digunakan untuk menyimpan bahan pustaka sekaligus untuk melayankannya
kepada masyarakat penggunanya. Gedung suatu perpustakaan haruslah yang
benar-benar dirancang untuk perpustakaan dan diperhitungkan bagi
kemungkinan pengembangan ke masa depan. Dimana letak gedung itu
haruslah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya. Hal ini sesuai
dengan semboyan suatu perpustakaan yang pada perguruan tinggi adalah
“perpustakaan jantungnya perguruan tinggi”, sedangkan pada perpustakaan
umum semboyannya adalah “perpustakaan otaknya masyarakat”, oleh karena
itu maka selayaknya perpustakaan haruslah tepat berada ditengah-tengah
masyarakat yang dilayaninya. Gedung perpustakaan juga harus diperlengkapi
dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang
pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir yang memadai, serta
dirancang juga bagi pengguna penyandang cacat yang pakai kursi roda untuk
dapat menggunakannya atau memasuki ruangan perpustakaan. Penerangan di
perpustakaan juga harus cukup diperhatikan. Karena penerangan ini cukup
menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan
memanfaatkan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan sedapat mungkin
dirancang agar menggunakan cahaya alam dengan tidak mengabaikan
penggunaan cahaya listrik. Karena sewaktu-waktu listrik juga sangat
diperlukan apabila cuaca mendung dan lebih mengutamakan penggunaan
cahaya alam tentu akan turut menghemat penggunaan energi listrik yang
berdampak positif bagi pengalihan dana bagi kebutuhan perpustakaan yang
dianggap lebih penting.
6. Layanan Otomasi (menerapkan teknologi informasi)
7. Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka perpustakaan sudah selayaknya
mengaplikasikan komputer dalam pekerjaan pelayanannya. Penerapan
komputer diperpustakaan inilah yang dikatakan dengan otomasi perpustakaan.
Otomasi perpustakaan (library automation) ini adalah istilah yang sering
digunakan untuk pemanfaatan komputer atau teknologi informasi di
perpustakaan. Otomasi perpustakaan merupakan usaha mengalihkan pekerjaan
yang selama ini dilakukan oleh staf perpustakaan dengan cara manual, kepada
mesin sebagai alat bantu dengan memperkecil campur tangan manusia dalam
pengoperasiannya.
8. Sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh komputer dalam otomasi
perpustakaan ini terdiri dari : (a) Sistem akuisisi dan pemesanan bahan
pustaka, (b) Sistem sirkulasi, (c) Sistem pengatalogan, (d) Kontrol terbitan
berseri. Sedangkan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan atau
dipilih diantara yang beredar di pasaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan finansial perpustakaan itu sendiri. Perangkat lunak itu antara lain
adalah NCI-Bookman, INMAGIC, LIBRARIAN, Micro CDS/ISIS ataupun
versi Windowsnya yaitu Winisis, VTLS, TINLIB dan lain-lain. Penerapan
komputer atau otomasi perpustakaan tentulah berdasarkan pertimbangan
terhadap kemampuan komputer yang sangat cepat dan tepat dalam pekerjaan
yang sering dan selalu berulang-ulang. Sehingga dengan menggunakan
komputer biaya pengerjaannya akan lebih murah dibanding dengan tenaga
manusia (Davis, 1986:43).
9. Layanan Pandang Dengar (audio visual) Layanan pandang dengar adalah
kegiatan peminjaman atau pemutaran pustaka pandang dengar kepada
pengguna perpustakaan. Dimana koleksi perpustakaan yang termasuk dalam
pustaka pandang dengar ini adalah kaset, film, slide, piringan hitam, compact
disc (CD), kaset video dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut dapat saja
dipinjamkan atau diputarkan di perpustakaan sendiri. Perlunya layanan
pandang dengar (audio visual) ini disajikan perpustakaan adalah mengingat
perkembangan teknologi, terlebih-lebih pada sarana atau media penampung
informasi yang merupakan perpaduan antara citra (gambar) dan suara yang
memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya
ingat masyarakat pengguna perpustakaan.
10. Layanan hotspot (Wifi) internet Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa layanan internet merupakan suatu terobosan atau inovasi yang sangat
bagus dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pengguna perpustakaan
dewasa ini.  Layanan internet (international network) yang merupakan
perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah menjadi
fenomena yang sangat menakjubkan terlebih-lebih sebagai salah satu media
untuk mendapatkan atau penelusuran informasi.
Internet merupakan jaringan informasi global yang dapat dimanfaatkan di
perpustakaan tanpa mengenal batas geografi, waktu, bangsa dan negara.
Internet dapat merupakan perwujudan library without wall atau perpustakaan
tanpa dinding. Keberadaan internet ini juga dapat menjadi salah satu
perpustakaan alternatif, karena sifatnya yang merupakan jaringan informasi
global ternyata dapat menembus batas antar negara secara geografis, politis
dan budaya.Dengan didukung oleh perkembangan teknologi informasi yang
pesat dan semakin meningkatnya jumlah pemilik komputer pribadi, internet
telah memasuki kehidupan manusia diseluruh dunia, dinegara-negara maju
dan juga berkembang. Dengan tampilan yang semakin canggih dengan
dukungan suara dan citra, dan bagi sebagian besar pengguna, internet
dianggap sebagai sarana hiburan yang baru. Dengan asas “bebas untuk siapa
saja”, setiap orang bisa mengakses informasi apapun yang tersedia di internet
walaupun ada kontroversi tentang prinsip kebebasan akses informasi ini.
Memang, jika disebagian besar negara maju akses ke internet telah tersedia di
perpustakaan dengan fasilitashotspot (Wifi) telah memungkinkan pengguna
perpustakaan menjelajah (surfing) di belantara internet tanpa bantuan
pustakawan. Tetapi perpustakaan di Indonesia yang telah menyediakan
layanan akses ke internet bagi pemustakanya masih bisa dihitung dengan jari.
Untuk itu perpustakaan perlu menerapkan layanan internet ini sebagai salah
bagian dari mewujudkan perpustakaan yang ideal bagi masyarakat
penggunanya
11. Layanan untuk orang dengan kondisi Khusus Yang dimaksud dengan orang
dengan kondisi khusus di sini adalah orang-orang yang secara fisik memiliki
kekurangan atau cacat. Sebagai contoh adalah tuna netra (buta), cacat fisik
seperti orang yang harus duduk dikursi roda dan lain-lain. Untuk orang-orang
seperti tersebut di atas perpustakaan perlu menyediakan layanan yang sesuai
dengan kekurangan atas kondisi fisik mereka itu. Seperti untuk orang tuna
netra (buta) misalnya perlu disediakan koleksi dengan huruf Braille, sehingga
mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan
perpustakaan sebagaimana halnya dengan masyarakat pengguna perpustakaan
lainnya. Pada kondisi lain seperti orang-orang yang cacat dan tidak dapat
bangkit atau keluar rumahnya untuk berkunjung ke perpustakaan, dalam hal
ini perpustakaan perlu bersikap pro aktif (jemput bola) dengan menyediakan
layanan dengan datang berkunjung ke rumah-rumah mereka sehingga
pelayanan perpustakaan dapat mereka peroleh yang tentunya hal ini
merupakan salah satu cara yang cukup baik dalam upaya pemerataan
pelayanan informasi kepada segenap anggota masyarakat tanpa membeda-
bedakan pekerjaan, jenis kelamin, agama, status sosial, kondisi fisik dan lain-
lain.
 TUJUAN DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN PROGRESIF

Tujuan perpustakaan menurut UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan


dijelaskan bahwa tujuan perpustakaan memberikan layanan kepada pemustaka,
meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas wawasan dan pengetahuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perpustakaan progresif adalah perpustakaan yang menuju kearah kemajuan,


perpustakaan ini telah merubah paradigma lama tentang perpustakaan. kemajuan yang
berkembang ini diharapkan mampu melaksanakan tujuan dari perpustakaan yang
tertuang dalam undang-undang. Perpustakaan progresif tidak hanya melibatkan pihak
dalam perpustakaan saja, namun juga melibatkan secara aktif masyarakat. Sehingga
apa yang menjadi tujuan perpustakaan dapat terwujud, diperlukannya kerjasama
antara pengurus perpustakaan dengan masyarakat.

Fungsi perpustakaan menurut UU No. 43 tahun 2007:

1. Fungsi pendidikan, pendidikan merupakan salah satu aspek maju atau


tidaknya suatu negara. Dengan adanya pendidikan yang tinggi diharapkan
masyarakat mempunyai wawasan yang luas pula. Fungsi pendidikan di
perpustakaan diwujudkan dengan perpustakaan mampu meningkatkan
minat baca masyarakat. Karena dengan membaca pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki pun juga akan bertambah.
Perpustakaan progresif dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang ada
diharapkan mampu menarik minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan
dan mendapatkan informasi-informasi yang dapat menambah wawasan.
2. Fungsi penelitian, perpustakaan menyediakan banyak koleksi dari buku
umum, buku pelajaran, buku pengetahuan dan masih banyak lagi.
Perpustakaan sebagai penyedia informasi memiliki fungsi penting dalam
penelitian, karena di perpustakaan menyediakan banyak referensi sebagai
bahan dalam melakukan penelitian.
Perpustakaan sebagai kemajuan sekarang telah melanggan berbagai jenis
journal dari berbagai penerbit hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna, bahkan sekarang ini tela terdapat journal non
tercetak atau disebut dengan e- journal. E-journal dapat diakses
menggunakan situs web yang telah dilanggan oleh perpustakaan.
3. Fungsi pelestarian, perpustakaan sebagai tempat melestarikan bahan
pustaka (bahan pustaka merupakan sumber ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya). Perpustakaan menyimpan khasanah kebudayaan bangsa
seperti foto, kased-kased, dan buku-buku sejarah. Berbeda dengan
museum karena koleksi yang disimpan di museum berupa benda-benda
yang harus dilestarikan.
4. Fungsi informasi, perpustakaan memiliki fungsi informasi ditunjukkan
dengan memiliki banyak koleksi dan bermutu. Koleksi-koleksi ini yang
nantinya akan memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Dengan
banyaknya koleksi akan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat.
5. Fungsi rekreasi, koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan tidak semua
tentang pengetahuan, banyak perpustakaan yang menyedia koleksi hiburan
seperti novel, dongeng, cerita rakyat, film(video yang membangun). Tata
ruang yang bersifat rekreatif juga menunjukan bahwa perpustakaan
memiliki fungsi rekreasi, pengelolaan ruang yang nyaman dan
mengasyikan membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di
perpustakaan. kemajuan teknologi juga berdampak pada perpustakaan,
perpustakaan yang progresif telah menyedia berbagai layanan agar
pengunjung mendapatkan layanan yang baik sehingga dalam perpustakaan
kita masih dapat menikmati layanan internet, wifi secara gratis.

Perpustakaan juga memiliki tugas pokok selain menjadi penyedia informasi


bagi masyarakat yaitu mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan semua ilmu
pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman.

Kemajuan-kemajuan perpustakaan yang ada diharapkan agar fungsi


perpustakaan kembali seperti tujuan perpustakaan yang utama yaitu penyedia
informasi untuk masyarakat.

Kemajuan yang ada ini supaya masyarakat dapat tertarik untuk berkunjung ke
perpustakaan dan mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

Perpustakaan progresif adalah perpustakaan Mewujudkan masyarakat yang


berbudaya ilmu, mencintai ilmu dan menghargai maklumat serta berpandangan positif
dan progresif terhadap pembangunan diri, masyarakat, agama dan
Negara.Perpustakaan progresif sistem Bergerak (pinjaman kelompok) dan sebuah
Perpustakaan Bergerak e-Pustaka. sebagai salah sebuah pusat penyebaran ilmu dan
maklumat khususnya untuk para pustakawannya.

perpustakaan progresif itu sendiri merupakan perpustakaan yang termasuk


bagus karena perpustakaan progresif bisa menilai mana pustakawan yang handal dan
mana pustakawan yang cuman sekedar tau-tau doang. Perpustakaan progresif juga
bisa dipandang mana yang bener-bener niat dan gak sekedar omong kosong.

Progresif sendiri sering menunjukkan perilaku menarik diri, terisolasi, sulit


diatur dan cemas.dan sifat progresif itu adalah sifat pustakawan dimananya
pustakawan itu terlihat sangat dipercayai sama orang-orang dan bisa
dibangakan.Perpustakaan progresif adalah para penyiar baru membutuhkan banyak
bantuan agar ia merasa percaya diri dalam menyampaikan informasi kepada
pustakawan.perpustakaan progresif juga sangat membutuhkan informasi kepada para
si pemustaka dan selalu meng up to date informasi yang terbaru.Pepustakaan progresif
memperoleh manfaat dari pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis, sifat-sifat yang
ditonjolkan dalam Firman Allah hendaknya semakin nyata sewaktu Saudara berbicara
dan mengajar. Teruslah perhatikan aspek-aspek pertumbuhan pustakawan. Ya,
bersukacitalah atas kemajuan, dan kemajuan pustakawan yang pun akan nyata.

Perpustakaan progresif termasuk dalam pertumbuhan itu adalah bahwa


pustakawan ’diperbarui dalam hal kekuatan yang menggerakkan pikiran para si
pemustaka. Ini mencakup membangun kecenderungan mental yang selaras dengan
pikiran si pemustaka. Untuk itu,pustakawan perlu terus-menerus membuka diri
terhadap pikiran si pemustaka, agar dapat ”mengenakan kepribadian sang pstakawan
yang baru”.

Perpustakaan progressif pertama kali diterapkan prinsip sang pemustaka, pola


berpikir, tutur kata, dan perilaku sang pemustaka yang telah berurat berakar lambat
laun mulai berubah. Perubahan itu sebagian besar telah berlangsung. Apakah itu
berarti bahwa sng pustakawan dapat berhenti membuat kemajuan? Sama sekali tidak.
Baptisan san pustakawan barulah permulaan yang ribet dan beakhiran menjadi bagus.
Perpustakaan progresif memiliki ”sepenuhnya memahami secara mental
berapa lebar dan panjang dan tinggi dan dalamnya” kebenaran. Untuk itu, pustakawan
memberikan pemberian berupa manusia untuk mengajar, mengadakan penyesuaian
kembali, dan membina sidang. Merenungkan yang terilham secara teratur, disertai
bimbingan dari para pengajar yang berpengalaman, dapat membantu sang pemustaka.

Topik perpustakaan progresif sendiri adalah san pemustaka tersebut masukkan


dalam percakapan dapat menjadi petunjuk seberapa jauh pustakawan telah membuat
kemajuan. Orang-orang yang telah mengenakan kepribadian baru tidak akan menuruti
hasrat untuk mengatakan hal-hal yang tidak jujur, kasar, cabul, atau negatif.
Sebaliknya, tutur kata mereka ’baik untuk membangun sehingga itu memberikan apa
yang baik kepada para pendengar.

Kemajuan perpustakaan progresif dalam melakukan segala sesuatu menurut


cara sang pemustaka hendaknya jelas terlihat di sidang maupun di rumah. Hal itu juga
hendaknya nyata di sekolah, di tempat umum, dan di tempat pekerjaan duniawi
pustakawan. Jika dalam keadaan-keadaan itu sang pemustaka memperlihatkan sifat-
sifat yang saleh dalam kadar yang penuh, kemajuan pustakawan akan terpancar
dengan sendirinya dan bakal kelihatan dengan kesendiriannya.

Pustakawan hendaknya tidak mengukur kemajuan berdasarkan berapa banyak


pokok nasihat orang lain yang berhasil sang pemustaka memenuhi atau jenis
penugasan apa yang telah diberikan kepada pustakawan, tetapi sebaliknya mengamati
sejauh mana pelatihan itu telah meningkatkan mutu sang pemuustaka puji-pujian
pustakawan. Sekolahan mempersiapkan kita agar menjadi lebih efektif dalam dinas
pengabaran. Jadi, tanyakan kepada diri sendiri, ’Apakah saya mempersiapkan sebaik-
baiknya apa yang hendak saya katakan dalam dinas pengabaran? Apakah saya telah
belajar untuk memperlihatkan minat pribadi terhadap orang-orang yang saya beri
kesaksian? Apakah saya membubuh dasar untuk kunjungan kembali dengan
meninggalkan sebuah pertanyaan untuk didiskusikan di kemudian hari? Jika saya
memberikan pengajaran Allah kepada seseorang, apakah saya berupaya
mengembangkan diri sebagai pengajar yang dapat mencapai hati?’

Jangan pandang kemajuan pustakawan semata-mata dari hak istimewa dinas


yang diberikan kepada sang pemustaka. Kemajuan perpustakaan progresif terlihat,
bukan dari tugas sang pustakawan, melainkan dari cara sang pemustaka
menjalankannya. Jika diberi tugas yang menyangkut pengajaran, tanyakan kepada diri
sendiri, ’Apakah saya benar-benar mengembangkan seni mengajar? Apakah saya
membawakan bahannya sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi kehidupan
orang-orang yang mendengarkannya?’

Jadi perpustakaan progresif iu sendiri adalah program perpustakaan yang


sangat hebat dan bisa menilai karakter saang pemustaka dan pustakawannya.
 BAGAIMANA PERPUSTAKAAN PROGERSIF ITU?

Perpustakaan progresif telah berkembang pesat saat ini, hampir setiap


perpustakaan telah menggunakan teknologi komputer. Peranan teknologi sangatlah
penting dalam mendukung perpustakaan progresif. Perpustakaan bukanlah suatu
tempat menyimpan buku saja namun sebagai sumber informasi, perpustakaan akan
lebih berkembang apabila didalamnya terdapat layanan-layanan yang dapat memenuhi
kebutuhan pengguna. Pada saat ini peran perputakaan telah digantikan dengan adanya
komputer, internet serta gagdet. Dengan adanya perpustakaan progresif ini diharapkan
fungsi perpustakaan dapat dikembali.

Minat baca di Indonesia sendiri masih tergolong rendah, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan pengunjung di perpustakaan yang relatif sedikit. Perpustakaan
progresif telah membawa kemajuan-kemajuan pada masyarakat. Adanya perpustakaan
progresif minat baca masyarakat meningkat dan jumlah pengunjung di perpustakaan
juga meningkat.

Layanan-layanan yang disediakan perpustakaan progresif antara lain:

1. OPAC, opac merupakan sistem temu kembali bahan pustaka yang dapat
digunakan pemusta. Dengan adanya opac koleksi yang dibutuhkan pengguna
akan mudah diketahui letaknya. Opac ini berfungsi seperti katalog
perpustakaan, adanya opac maka katalog manual sudah jarang digunakan lagi
bahkan sebagian perpustakaan sudah tidak mempunyai lagi katalog manual.
Hampir seluruh perpustakaan telah menggunakan OPAC.
2. Ruangan yang menyenangkan,
3. Tersedia sarana dan prasana yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Untuk mendapatkan perpustakaan yang selalu Progresif perlu diadakan nya layout kantor
perpustakaan dan konsep nya yang terancang dengan baik menurut kebutuhan pustakawan
dan pemustaka. Sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan.

Adapun Menurut Bahri (2008:30) Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek dihadirkan dalam
kesadaran orang yang berbentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangakan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

Konsep kantor perpustakaan terbagi dua yaitu:

1.   Kantor dalam Arti Statis

Konsep kantor perpustakaan dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja,
markas, biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan
penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan
penyampaian/pendistribusian data/informasi. Konsep kantor dalam arti statis ini meliputi:

1.             Lay out kantor
Lay out kantor atau tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor secara terperinci
untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang praktis untuk melaksanakan
pekerjaan kantor (Moekijat, 1989:14 dalam presentasi Fatchun Hasyim, 2013).
Tujuan lay out kantor menurut The Liang Gie (1998:188) antara lain:
a.         Pekerjaan memiliki jarak tempuh sependek mungkin.
b.        Aktivitas tata usaha mengalir secara lancar.
c.         Ruang digunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
d.        Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
e.         Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
f.         Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik
tentang organisasi itu.
g.        Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah
sewaktu-waktu diperlukan.
Sedangkan model lay out kantor menurut Hendi Haryadi (2009:126) dibedakan
menjadi dua, yakni model ruang kantor terbuka dan model ruang kantor tertutup.

Model ruang kantor terbuka merupakan ruangan untuk bekerja bersama-sama oleh
beberapa karyawan dan tidak dipisah-pisahkan, tetapi semua aktivitas dilaksanakan pada suau
ruangan yang besar.
Sedangkan model ruang kantor tertutup merupakan ruangan kerja yang dipisahkan
dalam kamar-kamar atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat
dari kayu.

2.             Peralatan dan mesin


Peralatan adalah alat yang digunakan seseorang (dalam hal ini adalah staff ataupun
karyawan yang bekerja di kantor) untuk menyelesaikan tugas utamanya sehingga kegiatan di
kantor berjalan secara optimal dan sesuai tujuan yang diharapkan.
Peralatan yang terdapat di kantor digolongkan dalam dua jenis yaitu yang bersifat habis
pakai dan yang bersifat tahan lama. Pengertian peralatan yang habis pakai maksudnya adalah
peralatan yang relatif cepat habis seperti bolpoint, pena, pensil, kertas, kertas untuk membuat
surat dan lain sebagainya. Jenis peralatan ini biasanya diadakan setahun sekali. Sedangkan
peralatan yang bersifat tahan lama maksudnya adalah peralatan yang dapat digunakan terus-
menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, misalnya mesin ketik, pelubang kertas,
gunting, penggaris, mesin cetak, mesin pengganda (mesin fotokopi), mesin scanner, mesin
pemotong kertas dan lain sebagainya.
Selain kedua jenis peralatan tersebut, di suatu kantor yang sudah maju (modern) banyak
menggunakan peralatan elektronik sebagai penunjang kegiatan perkantorannya, misalnya
komputer, telepon, pendingin ruangan (Air Conditioner) dan lain sebagainya.

3.             Lingkungan kantor
Yang dimaksud dengan lingkungan kantor adalah semua faktor internal maupun
eksternal yang mempengaruhi faktor pengambilan keputusan kantor serta hasil
pelaksanaannya. Faktor internal terdiri dari faktor-faktor yang ada di dalam kantor tersebut.
Faktor-faktor tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan perkantoran tersebut dilakukan.
Sedangkan inti dari lingkungan eksternal adalah jaringan hubungan yang dilakukannya.
Hubungan tersebut meliputi transaksi yang dilakukan perpustakaan dengan pengguna,
pemasok, organisasi induk dan sponsor serta pemerintah.
2   Kantor dalam Arti Dinamis

Kantor dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan manajemen


perkantoran yang meliputi kegiatan Planning (merencanakan), Organizing
(mengorganisasikan), Actuating (melaksanakan), Controlling (pengawasan). Selain kegiatan-
kegiatan manajemen perkantoran tersebut, ada satu kegiatan penting yang wajib dilaksanakan
dalam  beraktivitas di lingkungan perkantoran. Kegiatan tersebut adalah komunikasi.

1.             Manjemen perkantoran

Manajemen perkantoran merupakan suatu cabang manajemen yang berhubungan


dengan pelayanan (service) dalam perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi,
perencanaan dan pengkomunikasian dengan fungsi-fungsi itu manajemen organisasi merawat
aktivanya, mengembangkan fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya dan mencapai sasaran-
sasarannya.

Ada beberapa prinsip dalam manajemen perkantoran, diantaranya:

a.         Manajer kantor, seorang eksekutif yang harus membuat rencana, menyusun


organisasi, dan melakukan pengawasan terhadap sebagian besar pekerjaan kantor yang harus
dilaksanakan, serta memimpin para pegawai dalam melaksanakan tugas mereka.

b.        Tata ruang kantor.

c.         Mesin dan perlengkapan-perlengkapan yang otomatis.

d.        Bussiness Process Redesign (BPR), sistem dan prosedur kerja harus diupayakan agar
lebih efisien sekaligus dilakukan pengukuran dan penyederhanaan kerja.

e.         Sistem manajemen arsip harus dikembangkan sesuai dengan pengawasan arsip,


termasuk menghilangkan metode pengarsipan yang tidak efisien, penetapan jadwal
pemusnahan arsip, perbaikan sistem penelusuran arsip, dan perencanaan perbaikan formulir
kantor.

f.         Hubungan kepegawaian yang lebih ilmiah harus dikembangkan melalui analisis


pekerjaan, program diklat, nasihat kepegawaian, dan panduan perintah.
g.        Standar kualitas dan kuantitas pekerjaan kantor harus dikembangkan dan digunakan.

h.        Kesadaran kerja, bersamaan dengan konsep dasar manajemen ilmiah dalam pekerjaan
kantor harus dikembangkan.

Yang termasuk dalam proses manajemen perkantoran antara lain:

a.         Planning (merencanakan)

Membuat perencanaan untuk diproyeksikan pada masa mendatang. Perencanaan memerlukan


pengetahuan dan pengalaman yang luas. Hasilny akan tampak pada keputusan apa saja yang
akan dilakukan serta metode pelaksanaan untuk mencapai sasaran.

b.        Organizing (mengorganisasikan)

Menyusun struktur kekuasaan formal dengan batasan jelas dan dikoordinasi untuk mencapai
objek tertentu. Objek ini dicapai dengan dengan gabungan usaha berbagai spesialis dalam
organisasi.

c.         Actuating  (melaksanakan)

Pengarahan dan pengawasan secara efektif aktivitas-aktivitas dalam perkantoran, mengadopsi


dan menerapkan kebijakan kepegawaian yang dapat dikerjakan sehingga akan memelihara
suatu tingkatan pelatihan moral yang diinginkan.

d.        Controlling  (pengawasan)

Pengawasan administrasi perkantoran berfungsi untuk membantu memastikan apakah


aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Dilalaikannya fungsi ini akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi kinerja
departemen, divisi dan stakehodersyang lain.

Tujuan dari pengawasan adalah:

·       Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinyu, karena persaingan usaha yang


semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
·       Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan
pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan.

·       Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai dan dapat
dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.

·       Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan.

·       Meningkatkan keterikatan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.

2.             Komunikasi

  Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).

 Proses Komunikasi

a.         Develop an idea (berfikir, mengembangkan ide). Sebelum pengiriman


pesan, sender berfikir dahulu mengenai apa yang akan disampaikan.

b.        Encoding (merubah pesan ke dalam bentuk sandi). Mengubah pesan informasi ke


dalam simbol-simbol (sandi) misalnya tulisan, angka, gerakan tubuh, yang mampu
memindahkan pengertian.
c.          Transmitting the message (pengiriman berita/penyampaian pesan) baik verbal
maupun non verbal atau bagaimana pesan akan disampaikan.
d.        Memilih channel (saluran) untuk mengirimkan pesan agar saluran komunikasi
terbebas dari hambatan.
e.         Receiver (penerima berita). Penerimaan pesan oleh receiver (penerima) melalui panca
inderanya.
f.         Decoding (pengertian atau penterjemahan pesan). Receiver mengerti atau memahami
akan isi pesan yang disampaikan olehsender dengan mengartikan atau menterjemahkan
simbol-simbol atau sandi.
g.        Feedback (respon, tanggapan, umpan balik).
Fungi komunikasi

a.         Fungsi Kontrol

Komunikasi formal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan menanyakan ulang
diskripsi pekerjaannya. Komunikasi informal juga dapat mengontrol perilaku
karyawan  (misalnya, bila ada karyawan yang memberi layanan dengan lambat/salah temanya
akan mengingatkan).

b.        Fungsi Motivasi

Fungsi ini biasanya diberikan melalui feedback kepada bawahan (sebaik apa mereka


mengerjakan pekerjaan, dan pemberian motivasi untuk memperbaikinya atau meningkatkan
kinerjanya di masa yang akan datang).

c.         Fungsi Emosi

Salah satu tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan
secara formal ataupun informal dimana masing-masing anggota organisasi dapat
mengekspresikan emosi seperti frustasi, tidak puas dengan pekerjaan yang ditanganinya
kepada teman kerja dan lain sebagainya.

d.        Fungsi Informasi

Fungsi ini digunakan untuk memperlancar pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen. 

Aktivitas Perkantoran di Perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga informasi akan memiliki


kinerja yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai. Dengan adanya
manajemen, seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha
memfungsikan diri sesuai ketentuan lembaga/perpustakaan.
Setiap organisasi memerlukan manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengatur
aktivitas seluruh elemen dalam suatu lembaga. Oleh karena itu, dalam proses manajemen
diperlukan perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan dan pengendalian.

1.             Perencanaan perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga yang selalu berkembang memerlukan perencanaan


dalam pengelolaan, meliputi bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang,
sistem dan perlengkapannya. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak jelas
tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan dan lambannya perkembangan
perpustakaan.

Sumber daya manusia merupakan unsur pendukung utama dalam kegiatan


organisasi/lembaga. Maju mundurnya perpustakaan tergantung pada kualitas sumber daya
manusianya. Kebutuhan sumber daya manusia untuk perpustakaan perlu direncanakan
dengan mempertimbangkan jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi,
pemanfaatan teknologi informasi, dana dan tingkat pendidikan pemakai. Oleh karena itu,
kebutuhan tenaga untuk satu jenis perpustakaan berbeda dengan jenis perpustakaan yang lain.

Menurut Lasa Hs dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan


menyebutkan pentingnya perencanaan bagi suatu perpustakaan disebabkan karena hal-hal
berikut ini:

a.        Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas dalam perpustakaan.

b.        Perencanaan merupakan alat pengawasan.

c.        Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan efisiensi.

Perencanaan dalam perpustakaan dapat berfungsi untuk:

a.       Membantu tercapainya tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu,
suatu perencanaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.

b.       Tercapainya efektivitas dan efisiensi yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam


merumuskan tujuan dan alat yang tepat untuk mencapai tujuan.
2.       Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan


dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Penyatuan langkah ini penting agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.proses pengorganisasian suatu
perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber dana,
prosedur, koordinasi dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Koordinasi sebenarnya
merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam
suatu lembaga untuk mencapai tujuan lembaga perpustakaan secara efisien.

Sementara itu Sulistyo-Basuki (1993:193) menyatakan bahwa koordinasi merupakan


pengaitan berbagai bagian organisasi untuk mencapai pelaksanaan yang harmonis. Oleh
karena itu diperlukan penyesuaian terus menerus antar bagian dalam suatu organisasi.

Struktur Organisasi Perpustakaan

Organisasi timbul karena adanya kebutuhan untuk mengumpulkan orang-orang dalam


rangka pencapaian tujuan bersama melalui pembagian kerja. Pembagian kerja ini akan efektif
apabila di dalam organisasi yang jelas, baik secara makro maupun mikro.

Struktur organisasi yang efektif akan merefleksikan tujuan dan sasaran. Dengan adanya
struktur, program-program dari kegiatan yang hampir sama akan dapat diidentifikasi lalu
dikelompokkan ke dalam suatu unit kerja dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan.

Ada beberapa macam struktur organisasi dalam perpustakaan. Hal ini dimengerti
karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang menaunginya, dana, sumber daya
manusia. Oleh karena itu struktur masing-masing jenis perpustakaan dapat disebutkan
sebagai berikut:

a.         Struktur organisasi perpustakaan sekolah

b.        Struktur organisasi perpustakaan khusus

c.         Struktur organisasi perpustakaan umum

d.        Struktur organisasi perpustakaan perguruan tinggi

e.         Struktur organisasi perpustakaan masjid


3.             Penganggaran

Anggaran erat hubungannya dengan proses perencanaan lembaga (dalam hal ini adalah
lembaga perpustakaan), karena sumber daya dan kegiatan akan memerlukan anggaran untuk
mencapai tujuan perpustakaan atau pusat informasi.

Penganggaran adalah suatu rencana yang membuat penerimaan dan pengeluaran yang
sudah dinyatakan dalam jumlah uang. Anggaran ini biasanya disusun setiap tahun.

Penganggaran berfungsi sebagai:

a.         Alat perencanaan

b.        Alat koordinasi

c.         Alat pengendalian

d.        Menetapkan standar kegiatan yang akan dilaksanakan

4.             Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif tergantung sejauh mana seorang pemimpin itu mampu
menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan yang
efektif tidak mesti tergantung pada pemilikan sifat tertentu, tetapi juga dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam menangani situasi tertentu yang dihadapinya.

Perpustakaan sebagai lembaga informasi, dalam proses manajemennya terdiri dari


perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan pengawasan. Dalam
pelaksanaan semua hal di atas memerlukan interaksi pemimpin dan yang dipimpin.
Hubungan kedua elemen ini mempengaruhi kinerja perpustakaan yang amat ditentukan oleh
kepemimpinan yang berfungsi atas dasar kekuasaan untuk mengajak dan mengerakkan orang
lain untk melakukan kegiatan demi mencapai tujuan tertentu.

Seorang pemimpin perpustakaan harus memiliki kekuasaan dan wewenang untuk


mempengaruhi dan memotivasi bawahan. Motivasi merupakan proses pengembangan dan
pengarahan perilaku baik indvidu maupun kelompok agar mereka meningkatkan produk yang
diharapkan sesuai tujuan dan sasaran organisasi/perpustakaan.
Keberhasilan kepemimpinan perpustakaan dipengaruhi oleh kualitas pimpinan dalam
memotivasi bawahan agar mampu bekerja dengan baik dan mencapai prestasi puncak sesuai
kemampuan dan keahlian masing-masing.

5.             Pengawasan

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab suatu perpustakaan perlu pengawasan agar
dapat diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, selain untuk memperoleh peningkatan
kualitas. Dengan peningkatan ini diharapkan mampu  menjamin aktivitas-aktivitas yang
dilakukan sehingga memberikan hasil atau produk seperti yang diharapkan.

Adanya pengawasan yang baik dalam sistem perpustakaan dan tindakan korektif
menunjukkan bahwa sistem manajemen itu sehat. Apabila fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik,
berarti sistem manajemen perpustakaan itu sudah baik.

6.             Komunikasi

Proses komunikasi di perpustakaan:

a.         Pustakawan sebagai komunikator, menyampaikan pesan baik secara langsung maupun


tidak langsung. Menyampaikan pesan-pesan berisi informasi.

b.        Informasi perpustakaan sebagai pesan. Pesan yang disampaikan berwujud


lisan/ucapan, tulisan di buku atau bahan cetak lainnya.

c.         Koleksi perpustakaan sebagai media yang digunakan dalam proses komunikasi.

d.        Masyarakat pengguna atau pustakawan sebagai komunikan

e.         Efek yang ingin dicapai adalah agar pengetahuan, sikap maupun perilaku komunikan
dapat berubah

Lay out dalam Perpustakaan

Yang dimaksud dengan penggunaan lay out dalam perpustakaan adalah:


1.             Lay out tertutup adalah dimana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri
melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia. Pada akses
tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi
pengunjung (ruang baca) dengan menyimpan koleksi perpustakaan, penggunaan penyekat
kaca antara stock dan ruang baca menurut seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe
merupakan wujud dari konsep tranparasi yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi
diding melainkan dengan kaca. Ada beberapa dasar pola ruang berdasarkan dinding
pembatasanya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004:194) yaitu:
a.         Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah
digeser  seperti dinding dan jendela.
b.        Ruang berbatas semi adalah yang pembatasnya bisa berpindah pindah.
c.         Ruang informal adalah ruang berbentuk singkat jika diperlukan.  
                                          
2.             Lay out terbuka adalah pengunjung dapat bebas memilih atau mencari buku yang
diinginkan tanpa bantuan dari petugas. kelemahannya adalah buku bisa cepat rusak atau
hilang.
Dewasa ini, akan lebih cocok menggunakan lay out yang terbuka karena ini tidak
akan membuat repot pengunjung dan pustakawan dan juga lay out terbuka akan sangat efektif
mungkin karena apa yang diinginkan pegunjung maka mereka akan mengambil sendiri yang
mereka mau baca dan sesuai. Lay out yang baik adalah yang berhasil menarik banyak
pengunjung untuk datang ke perpustakaan karena mereka juga melihat tata ruang
perpustakaan yang bagus dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Badudu-Zain. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.


Ensiklopedia Nasional Indonesia Vol. 16. 1990. Jakarta: PT Cerah Pustakatama.

http://faisolakha.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://galihmahendrasukma.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://library.uii.ac.id/sdm/publikasi-perpustakaan-uii/Buletin-Perpustakaan/Edisi-46-
Desember-2005/Analisis-Lingkungan-Perpustakaan/(diakses pada tanggal 29 Juni 2013).

http://putraews.blogspot.com/2012/01/pengawasan-dan-penilaian-perpustakaan.html (diakses
pada tanggal 29 Juni 2013).

Lasa Hs. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Murniati. 2006. Skripsi Proses Komunikasi di Perpustakaan. Medan: Fakultas Perpustakaan


dan Sistem Informasi USU http://repository.usu.ac.id/handle/1234567889/6412 (diakses pada
tanggal 29 Juni 2013).

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.


Aulia Rachmanidah
13040114120002
Palembang, 20 Juni 1996
Jl. Cahaya Belian Banyuasin
Palembang SumSel
087794970136
Riwayat Pendidikan :
SD Percotohan
SMP 1 Banyuasin III
SMA Plus 2 Banyuasin

Dimas Kurniawan
13040114120023
Semarang, 21 Januari 1996
Jl. Sidoluhur 6 No. 14 Semarang
085727795113
Riwayat Pendidikan :
TK Islam Bakti
SD Muktiharjo Kidul 2
SMP 4 Semaranng
SMA 10 Semarang

Riski Yuli Haryanti


13040114120036
Demak, 13 Juli 1996
Jl. Sumberejo Karangasem
Mranggen Demak
085712475146
Riwayat Pendidikan :
TK Pertiwi Jaya
SD Karangasem
SMP 2 Karangasem
SMA Institut Indonesia
Hanna Monissa
13040114120018
Jakarta, 15 Februari 1996
Jl.Sirojudin No 20
089693577321
Riwayat Pendidikan :
TK Santa Maria Tarutung
SD Santa Maria Tarutung
SMP 3 Tarutung
SMA 1 Tarutung

Aulia Fahmi Dienillah


13040114120003
Jl. Bahagia No. 547 Sragi
Pekalongan
085741143400
Riwayat Pendidikan :
TK PG 2 Sragi
SD 3 Sragi
SMP 1 Sragi
SMA 1 Kajen Pekalongan

Herda Bagus Bramantya


13040114120020
Jepara, 16 Agustus 1996
Jl. Jepara – Bangsri, Kec.
Bangsri Kab. Jepara
081390552654
Riwayat Pendidikan :
SD Bangsri 01/04
SMP 1 Bangsri
SMA 1 Bangsri
Anis Dewi Kurniawati
13040114120039
Sleman III Triharjo Sleman
Yogyakarta
085728151581
Riwayat Pendidikan :
SD Sleman 3
SMP 4 Sleman
SMA 1 Mlati

Ervana Dwi Fitriana


13040114120025
Kudus, 3 Februari 1997
Ds. Kirig Mejobo Kudus
Riwayat Pendidikan :
RA Suryawiyyah
MI NU Suryawiyyah
SMP 1 Mejobo Kudus
SMA 1 Mejo bo Kudus

Anda mungkin juga menyukai