Anda di halaman 1dari 2

Prokariotik yang berhubungan dengan kebidanan

1. Pada kasus ketuban pecah dini

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Kriteria yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri secara mikroskopis didasarkan pada bentuk, ukuran,
kelompok, reaksi pengecatan gram dan motilitas. Dengan mengidentifikasi bakteri
melalui bentuk, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga yaitu coccus, bacillus, dan spiral. Kelompok
bakteri coccus merupakan kelompok bakteri yang heterogen yang terdiri dari 20 jenis bakteri.
Beberapa jenis memiliki kapsul polisakarida yang mengandung asam hyaluronat yang akan berfungsi
sebagaimolekul penyaring untuk molekul larut air, sebagai sarana / tempat menempel bakteriofag
dan sel inang dan konyugasi bakteri (Bonang, 2011). Hal ini memungkinkan bakteri mendapatkan
sumber energi dan kebutuhan dalam berkembangbiak, seperti pada coccus yang terdapat pada lapisan
mukosa serviks. Bakteri akan menempel pada sel inang dan melakukan pertumbuhan. Diplococcus
intrasel serviks dapat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan menggunakan sediaan metilen
blue. Diplococcus intrasel serviks positif dinyatakan apabila didapatkan diplococcus intrasel lebih dari
sama dengan 1 pada setiap 1 lapang pandang besar (Kemenkes, 2012).
a. Proses terjadinya KPD diakibatkan oleh bakteri
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan penyebab terbesar persalinan prematur. Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum
dimulai tanda persalinan (Manuaba, 2010). Diagnosis ketuban pecah dini dapat ditegakan berdasarkan
hasil anamnesa dan pemeriksaan inspekulo. Dari hasil anamnesa, pasien akan merasakan adanya
cairan yang keluar secara tiba-tiba dalam jumlah banyak atau rembesan. Kemudian dari pemeriksaan
inspekulo dengan spekulum steril akan didapatkan adanya cairan yang keluar dari serviks atau
menggenang di forniks posterior. Jika tidak ada, gerakkan sedikit bagian bawah janin, atau minta ibu
untuk mengedan atau batuk maka akan keluar cairan dari serviks. Diagnosa ditegakan oleh Bidan /
Dokter yang melakukan pemeriksaan atau sebagai penolong persalinan. Fadlun (2012) menyebutkan
faktor predisposisi dari KPD diantaranya adalah serviks inkompeten, distensi rahim yaitu akibat
kehamilan ganda dan hidramnion, kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang dan letak
lintang, kemungkinan kesempitan panggul ditandai dengan perut gantung dan bagian terendah belum
masuk PAP, selaput ketuban mengalami kelainan, riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan
sebelumnya, stress maternal dan fetal, karena trauma atau coitus, merokok, dan infeksi. Pada
penelitian ini KPD dimungkinkan akibat infeksi dari bakteri yaitu diplococcus intrasel serviks yang
dapat mengakibatkan proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga
selaput ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah pecah. Pada ibu hamil terutama menjelang persalinan
pada genetalia eksterna maupun interna terdapat berbagai macam mikroorganisme patogen maupun
flora normal. Mikroorganisme patogen dapat menimbulkan berbagai masalah medis lainya seperti
adanya ketuban pecah dini, persalinan preterm serta menimbulkan masalah pada bayi seperti
terjadinya sepsis neonatorum paska persalinan (Goldenberg, 2008). Greggor; dkk (2014) menjelaskan
bahwa persalinan prematur atau ketuban pecah dini dapat diakibatkan oleh infeksi dan proses
inflamasi pada segmen bawah rahim, lapisan desidua ataupun pada selaput ketuban bayi. Infeksi dan
proses inflamasi terjadi akibat adanya bakteri atau mikroorganisme yang masuk, bakteri yang berada
pada genetalia eksterna masuk secara ascending cervical route dan berkembang biak dan menggeser
flora normal akan mengaktifkan dan menghabisi leukosit sehingga menghasilkan prostaglandin yang
akan merubah struktur dan metabolisme membrane sehingga selaput ketuban tipis, lemah, dan mudah
pecah secara spontan.

identifikasi hubungan bacterial vaginosis dengan kejadian ketuban pecah dini pada pasien KPD
dengan metodeobservasional dan didapatkan ibu dengan bacterial vaginosis positif 72,3% mengalami
KPD dan 27,7% tidak mengalami KPD. Pada ibu dengan bacterial vaginosis negative didapatkan
16,6% mengalami KPD dan 83,3% tidak mengalami KPD. Berbagai mikroorganisme seperti Glandela
Vaginalis, Chlamydia trachomatis, E. colli dan Grup Beta Streptokokus sering dihubungan dengan
ketuban pecah dini. Angka kejadian yang tinggi didominasi oleh golongan Bacteriocides, Garderella
vaginalis, ureplasma urelithicum, mycoplasma hominis, dan Grup B Streptokokus (Yulia rizki,2017).

2. Kasus ims
Salah satu penyebab penyakit infeksi, yaitu disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Bakteri pathogen.” Bakteri patogen ini yang
menyebabkan suatu penyakit infeksi pada manusia contohnya Neisseria gonorrhoeae,chlamydia
trachomatis, Klebsiella granulomatis . Bakteri merupakan organisme yang memiliki dinding sel dan
tidak memiliki membran inti sel. Bakteri adalah salah satu golongan mikroorganisme prokariotik
(bersel tunggal) dimana hidupnya berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti, namun bakteri
mampu hidup dimana saja (Adi Meyta ,2021)
Neisseria gonorrhoeae adalah diplokokus gram negatif yang sering ditemukan tetapi lebih jarang
dibandingkan klamidia. Pada wanita infeksi gonokokal sering asimptomatik. Gonokokus masuk ke
dalam tubuh dengan menempel pada sel epitel mukosa kolumnar nonsilian dengan menggunakan
struktur permukaan khusus pada bakteri yang disebut pili. Setelah menempel, gonokokus mengalami
endositosis oleh sel. Pada tahap ini, suatu peristiwa yang dimediasi oleh lipopolisakarida diaktivasi
dan sel-sel didekatnya dibunuh. Setelah endositosis bakteri, vakuola yang mengandung gonokokus
yang viable dan bereplikasi melewati sel dari permukaanmukosa menuju membran subepitel. Di
sini,bakteri dilepaskan ke dalam jaringan di bawahnya, sehingga merusak jaringan permukaan yang
memungkinkan untuk bakteri patogen lain masuk ke dalam jaringan ( Yulia rizki,2017).

Anda mungkin juga menyukai