Anda di halaman 1dari 9

Keterkaitan Hukum dan Politik Dalam Penetapan Kebijakan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) Sebagai Upaya Pencegahan Covid 19

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan dan melindungi segenap bangsa adalah merupakan

kewajiban dari negara kita, seperti yang diamanatkan dalam alinea ke empat

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini mencerdaskan bukan berarti

menyangkut soal pendidikan saja, melainkan melindungi masyarakat baik langsung

maupun tidak langsung yang berkenaan dengan kesehatan. Kesehatan merupakan

salah satu sektor utama yang mempengaruhi tingkat kecerdasan, sekaligus gambaran

kualitas kenyamanan masyarakat terhadap serangan penyakit. Peristiwa

bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit menular

di suatu wilayah tertentu kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang

mengejutkan dan membuat heboh masyarakat di wilayah itu. Secara umum kejadian

ini disebut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapat menimbulkan suatu wabah

yang menyerang masyarakat luas dalam waktu singkat yang diakibatkan oleh

penyakit menular.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja menjadikan

kehidupan umat manusia semakin mudah, semakin maju, tetapi nampaknya umat

manusia juga diharapkan kepada tantangan-tantangan atau peringatan-peringatan baru


di bidang kesehatan, dimana pada kurun waktu tertentu akan ada jenis penyakit baru

yang muncul. Dari aspek tinjauan religi mungkin hal itu merupakan peringatan bagi

umat manusia bahwa di atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

yang telah dicapai, masih akan ada hal baru yang belum diketahui.

Mengingat seriusnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian luar biasa dan

wabah akibat penyakit menular, sehingga perlu diambil langkah-langkah

perlindungan bagi masyarakat. Perlindungan dimaksud dapat meliputi perlindungan

terhadap masyarakat umum, aparat kesehatan, korban dan pelapor. Untuk itu perlu

dilihat peraturan perundang-undangan yang komprehensip di bidang penanganan

wabah penyakit. Untuk itu perlu dilihat peraturan perundang-undangan yang sudah

ada, mencermati kenyataan yang sedang in saat ini dan mengantisipasinya. Kejadian

saat ini sedang dirasakan oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia dikarenakan

meluasnya wabah penyakit new corona atau yang sering disebut Covid-19 yang mana

telah menginfeksi warga dunia khususnya WNI maupun WNA yang tinggal di

Indonesia, akibat dari wabah ini lebih dari ratusan nyawa masyarakat Indonesia

dinyatakan meninggal dunia dan ribuan masyarakat dinyatakan positif Covid-19.

Kejadian ini memaksa pemerintah untuk melakukan suatu tindakan mengeluarkan

kebijakan pencegahan agar wabah ini tidak semakin menular ke masyarakat yang

lain, salah satunya ialah mengeluarkan kebijakan yang disebut Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan dibeberapa wilayah di Indonesia seperti

DKI Jakarta dan Jawa Barat, artinya pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian

rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Dalam

hal ini untuk mengeluarkan suatu kebijakan maka ada suatu proses politik yang pada

akhirnya mempengaruhi hukum itu sendiri.

Melihat uraian di atas untuk maka penulis tertarik untuk membahas

Keterkaitan Hukum dan Politik Dalam Penetapan Kebijakan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) Sebagai Upaya Pencegahan Covid 19.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kaitan Hukum dan Politik dalam Penetapan Kebijakan PSBB yang

dikeluarkan oleh Pemerintah?


PEMBAHASAN

1. Kaitan Hukum dan Politik dalam Penetapan Kebijakan PSBB yang

dikeluarkan oleh Pemerintah.

Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses hukum adalah

konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum sedikit banyak selalu

merupakan alat politik, dan bahwa tempat hukum dalam negara, tergantung pada

keseimbangan politik, defenisi kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi, sosial,

dan seterusnya. Walaupun kemudian proses hukum yang dimaksud tersebut di atas

tidak diidentikan dengan maksud pembentukan hukum, namun dalam prateknya

seringkali proses dan dinamika pembentukan hukum mengalami hal yang sama, yakni

konsepsi dan struktur kekuasaan politiklah yang berlaku di tengah masyarakat yang

sangat menentukan terbentuknya suatu produk hukum. Maka untuk memahami

hubungan antara politik dan hukum di negara mana pun, perlu dipelajari latar

belakang kebudayaan, ekonomi, kekuatan politik di dalam masyarakat, keadaan

lembaga negara, dan struktur sosialnya, selain institusi hukumnya sendiri. Pengertian

hukum yang memadai seharusnya tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu

perangkat kaidah dan azas-azas yang mengatur kehidupan manusia dalam

masyarakat, tetapi harus pula mencakup lembaga (institutions) dan proses (process)

yang diperlukan untuk mewujudkan hukum dalam kenyataan.


Dalam proses pembentukan peraturan hukum oleh institusi politik peranan

kekuatan politik yang duduk dalam institusi politik itu adalah sangat menentukan.

Institusi politik secara resmi diberikan otoritas untuk membentuk hukum hanyalah

sebuah institusi yang vacum tanpa diisi oleh mereka diberikan kewenangan untuk itu.

karena itu institusi politik merupakan alat dari kelompok pemegang kekuasaan

politik. Dalam pembentukan suatu kebijakan publik pun terjadi suatu proses politik

yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu produk kebijakan publik (public

policy).

Dalam perkembangannya hukum sangat dipengaruhi oleh politik, di era

demokrasi hukum merupakan salah satu produk politik dan proses politik itu sendiri

tidak akan berjalan apabila hukum tidak mengaturnya. Berdasarkan hal ini Kebjiakan

yang dikeluarkan oleh Pemerintah mengenai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala

Besar) merupakan suatu hasil dari proses poltik, yang mana pada akhirnya diterbitkan

Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Diterbitkannya Peraturan

Pemerintah tersebut juga atas desakan dari kalangan masyarakat yang mana

menginginkan adanya suatu tindakan cepat dari pemerintah untuk mencegah

meluasnya penularan wabah. Dalam sistem demokrasi terdapat kekuatan-kekuatan

diluar dari dari institusi politik, kekuatan tersebut ialah dari berbagai kalangan yaitu

para pengusaha, masyarakat biasa, tokoh ilmuan, organisasi profesi, organisasi

kemasyarakatan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat yang mana mempengaruhi


terbentuknya suatu peraturan perundang-undangan. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat juga sangat berperan penting dalam terbentuknya suatu peraturan

perundang-undangan. Berdasarkan hal ini tanpa disadari bahwa masyarakat juga

berpartisipasi dalam suatu proses politik yang pada akhirnya mempengaruhi

pemerintah untuk mengeluarkan suatu kebijakan. Hal ini dapat dilihat bahwa hukum

sangat berkaitan dengan politik karena baik atau buruknya suatu hukum tergantung

pada proses politik yang terjadi. Dalam rezim diktator, produk hukum yang

dihasilkan merupakan hasil dari suatu proses politik yang tidak melibatkan

masyarakat, sehingga peraturan perundang-undangan yang diterbitkan cenderung

tidak menguntungkan bagi masyarakat, bahkan menyengsarakan masyarakat itu

sendiri. Dimana masyarakat tidak diberikan hak untuk menyuarakan pendapatnya.

Hal ini mengakibatkan hukum yang disebut hukum represif yang mana hukum

digunakan untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah, pemerintah mengendalikan

penuh kekuasaan melalui hukum.

Akibatnya la bisa menjadi keras (represif) mengikat pihak tertentu, tapi juga

akan lunak terhadap pihak lain, tergantung siapa dulu "ibu" atau "bapak"- nya.

Hukum yang dihasilkan oleh suatu proses politik yang buruk akan cenderung

membuat hukum terebut sarat akan kekuasaan, hukum hanya digunakan untuk

mempertahankan kekuasaan semata, yang pada akhirnya cita-cita negara tidak akan

tercapai karena hukum yang dibentuk merupakan hukum yang hanya haus akan

kepentingan individu dan golongan. Beberapa prinsip penting dalam sistem politik
Indonesia yang terkait dengan uraian ini adalah sistem yang berdasarkan prinsip

negara hukum, prinsip konstitusional serta prinsip demokrasi. Ketiga prinsip ini

saling terkait dan saling mendukung, kehilangan salah satu prinsip saja akan

mengakibatkan pincangnya sistem politik ideal yang dianut. Prinsip negara hukum

mengandung tiga unsur utama, yaitu pemisahan kekuasaan - check and balances -

prinsip due process of law, jaminan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan jaminan

serta perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Prinsip konstitusional

mengharuskan setiap lembaga-lembaga negara pelaksana kekuasaan negara bergerak

hanya dalam koridor yang diatur konstitusi dan berdasarkan amanat yang diberikan

konstitusi Dengan prinsip demokrasi partisipasi publik/ rakyat berjalan dengan baik

dalam segala bidang, baik pada proses pengisian jabatanjabatan dalam struktur

politik, maupun dalam proses penentuan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh

berbagai struktur politik itu. Karena itu demokrasi juga membutuhkan transparansi

(keterbukaan informasi), jaminan kebebasan dan hak-hak sipil, saling menghormati

dan menghargai serta ketaatan atas aturan dan mekanisme yang disepakati bersama

Oleh karena itu, hukum dan politik tidaklah dapat dipisahkan, karena sejatinya

hukum merupakan produk dari politik, jadi yang harus dilakukan ialah bagaimana

membuat proses politik tersebut sesuai dengan apa yang sudah di cita-citakan

bersama, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan partisipasi dari masyarakat

untuk turut aktif dalam proses politik, karena masyarakat berpengaruh besar dalam

baik atau buruknya negara ini. Begitu juga dalam pengambilan keputusan yang
diambil oleh pemerintah untuk suatu kebijakan yang berprinsip perlindungan

terhadap masyarakat sebagaimana pertimbangan pemerintah dalam PP No 21 Tahun

2020 yang mempertimbangkan bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian telah meningkat dan

meluas lintas wilayah dan lintas negara dan berdampak pada aspek politik, ekonomi,

sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di

Indonesia dan bahwa dampak penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

telah mengakibatkan terjadi keadaan tertentu schingga perlu dilakukan upaya

penanggulangan, salah satunya dengan tindakan pembatasan sosial berskala besar.


PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hukum dan Politik merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan, karena

sejatinya hukum merupakan produk dari politik, jadi yang harus dilakukan ialah

bagaimana membuat proses politik tersebut sesuai dengan apa yang sudah di

cita-citakan bersama, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan partisipasi

dari masyarakat untuk turut aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan

politik, karena masyarakat berpengaruh besar dalam baik atau buruknya suatu

keputusan yang diambil. Dalam keadaan negara mengalami Bencana non alam

seperti wabah penyakit menular pun, agar pemerintah bisa bertindak diperlukan

suatu proses politik terlebih dahulu seperti merencanakan suatu aturan yang

mana tentunya dengan melihat keadaan dan mendengar suara dari masyarakat

agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan yang mana pada akhirnya aturan

tersebut melindungi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai