Anda di halaman 1dari 13

 

MAKALAH

UKHUWWAH ISLAMIYYAH

( PERSAUDARAAN
PERSAUDARAAN DALAM ISLAM )

DOSEN PEMBIMBING
PEMBIMBING

Drs. Chotib Amrullah, M.Ag

DISUSUN OLEH

Kelompok 11

Deka Ramadhan (NIM:


( NIM: 41033402181124)

Muhamad Aldi Rifaldi (NIM: 41033403181004)

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2018
 

KATA PENGANTAR  

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan


kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati alam ciptaan-
 Nya. Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi
Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita
 jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi
seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena dapat merampugkan makalah yang menjadi tugas
dalam mata pelajaran Agama Islam dengan judul “ Ukhuwwah Islamiyyah”. Selain
itu, penyusun mengucapkan bacak terima kasih kepada berbagai
ber bagai pihak yang sudah
membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.

Bandung, 10 Maret 2019


 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai


makhluk individu ia memiliki karakter berbeda satu sama lain dengan fikiran dan
kehendaknya yang bebas. Dan sebagai makhluk sosial ia membutuhkan manusia
lain, membutuhan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal, yang
mengakui keberadaanya dan dimana dia dapat bergantung.

Kebutuhan untuk berkelompok ini merupakan naluri alamiah sehingga


kemudian muncullah ikatan-ikatan yang dalam islam dikenal dengan istilah
ukhuwah. Melihat minimnya pengetahuan tentang ukhuwah, keutamaan serta
 peranannya dalam islam, dalam makalah ini akan dibahas se
secara
cara singkat dan jelas
tentang hal-hal yang berkaitan dengan ukhuwah islamyiah.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan makalah ini antara lain:

1.  Apa pengertian ukhuwah?


2.  Bagaimana bentuk-bentuk ukhuwah?
3.  Bagaimana ukhuwah islamiah?
4.  Bagaimana merawat ukhuwah islamiah?
 

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG UKHUWAH

A. Pengertian

Kata ukhuwah dalam bahasa arab terambil dari kata dasar akha
akha (
 ( 
‫أأ‬ ) dari
sini melahirkan beberapa kata; akhu yang memiliki makna “memperhatikan
kata; al-akh, akhu yang
atau peduli”. Mungkin karena arti dasar ini, menyebabkan orang yang bersaudara
mengharuskan adanya perhatian diantara mereka.

Masih berdasarkan makna yang berkaitan dengan kata ukhuwah yang


 berasal dari kata akhun
akhun   ( ‫أخ‬  ) yang jamaknya ikhwatun
ikhwatun   ( ‫ة‬‫إ‬
‫إ‬  ), artinya saudara.
Kalau saudara perempuan di sebut ukhtun ( ‫ج‬‫أ‬ ), 
 ),  jamaknya akhwat ( ‫اث‬‫أ‬
akhwat ( ‫أ‬ ). Dari
kata ini kemudian terbentuk al-akhu,
al-akhu, bentuk
 bentuk mutsanna
mutsanna-nya
-nya akhwan
akhwan,, dan jamaknya
 ( ‫ان‬‫إ‬
ikhwan (
ikhwan ‫إ‬ ) artinya banyak saudara, dan dalam
dala m kamus bahasa indonesia kata ini
dinisbatkan pada arti orang yang seibu dan sebapak, atau hanya seibu atau ssebapak
ebapak
saja. Arti lainnya adalah orang yang bertalian sanak keluarga, orang yang
seglongan, sepaham, seagama, sederajat. Jadi tampak sekali bahwa kata akhun
tersebut semakin meluas artinya, yakni bukan saja saudara seayah dan seibu, berarti
 juga segolongan, sepaham, seagama, dan seterusnya.

Selanjutnya dalam konteks masyarakat muslim, berkembanglah istilah


ukhuwwah   islamiyyah. Menurut M. Quraish shihab, kata islamiah yang
ukhuwwah
dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva,
sehingga ukhuwah islamiah berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau
 persaudaraan yang diajarkan oleh islam.

Selama ini, masyarakat seringkali memaknai ukhuwah islamiyah sebagai


 persaudaraan terhadap sesama orang islam. Mestinya tidak demikian. Ukhuwah
islamiyah berbeda dengan ukhuwah baynal-muslimin atau al-ikhwanul-muslimun.

Makna persaudaraan antara sesama orang islam itu bukan ukhuwah


islamiyah, tetapi ukhuwah baynal -muslimin
muslimin// al -ikhwanul   muslimun
muslimun.. Maka pada
taraf ini ukhuwah islamiyah tidak sekedar persaudaraan dengan sesama
ses ama orang islam
saja, tetapi juga persaudaraan dengan setiap
s etiap manusia meskipun berbeda keyakinan.
 

dan agama, asalkan dilandasi dengan nilai-nilai keislaman seperti, saling


mengingatkan, saling menasehati dalam kebenaran, saling menghormati dan saling
menghargai.

Teknologi membuat dunia menjadi lebih kecil, lebih terbuka, lebih terlihat
dan lebih dekat, dengan mudah membuat siapa dengan siapa menjadi tetangga
sekaligus juga lebih mudah tersulut pada konteks yang provokatif. Tiap-tiap
masyarakat mempunyai struktur yang terdiri dari elemen-elemen yang relatif kokoh
yang berintegrasi antara yang satu dengan yang lain dengan baik. Pada dasarnya
tiap individu dalam sebuah masyarakat dapat saling bekerja sama dan saling
melengkapi. Mereka pun diharapkan dapat mengaktualisasikan tugas sesuai
fungsinya masing-masing, sehingga sistem yang dibangun akan berjalan dengan
 baik, sekalipun terdapat perubahan-perubahan karena adanya tuntutan dari sebuah
sistem sosial agar bisa semakin baik dan sempurna.

Berangkat dari hal tersebut, hubungan antar umat beragama dalam


 perspektif teori struktural-fungsional adalah
ad alah wujud harmoni dan kedamaian dalam
sebuah masyarakat. Semua pemeluk agama dalam kehidupan masyarakat akan
dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Apabila fungsi tersebut berjalan sesuai
dengan kesadaran dan tugasnya, maka agama tidak lagi dipahami sebagai sebuah
keimanan dan kepercayaan semata, tetapi juga dijadikan sebagai way
way   of   life
life   dan
kebutuhan asasi manusia. Di sinilah agama berfungsi sebagai penyelamat bagi
masyarakat, karena nilai-nilai dalam agama menjadi sebuah penghayatan dan
kedamaian bagi mereka.

B. bentuk-bentuk ukhuwah persaudaraan


persaudaraan

Dalam beberapa ayat dan hadis, kemudian merujuk kepada Al-Qur’an dan
sunnah, maka ukhuwah tersebut tercermin dalam empat hal berikut:  

1.  Ukhuwah ‘Ubudiyah 


‘Ubudiyah  atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada
Allah.

Bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan.


Seperti dalam Q.S Al-
Q.S Al- An’am :
 An’am : 38

 ‫ر‬    ‫ا‬  ‫و‬   ‫ط‬


   ‫و‬       ‫ا‬ ‫د‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫ض‬     ‫ه‬  ‫ح‬                       ‫ط‬
      ‫ف‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫ب‬    ‫ا‬    
  ‫ي‬ ‫ش‬    ‫ى‬    ‫ر‬   ‫ون‬     
 

Artinya:

Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi, dan tidak pula burung-
 burung yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali umat seperti kamu juga.

2.  Ukhuwah Insaniyyah atau


Insaniyyah atau (basyariyah
(basyariyah))

Ukhuwah insaniyyah yaitu persaudaraan antar sesama manusia. Suatu


konsep yang mengukuhkan solidaritas kemanusiaan tanpa melihat latar belakang
agama, bangsa dan suku.

Ayat yang memnjadi dasar persaudaraan antar sesama manusia ini adalah
QS al-hujurat ayat 11 :

 
 
   
             
 
  ‫ ٱ ذ‬
‫ى ن‬ ‫ ع‬       ‫ و‬  ‫را‬  ‫ا خ‬  ‫ى ن‬ ‫ ع‬  ‫م‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ا‬  ‫ذ‬
           
 

‫ ك‬‫و‬‫ب ف‬    ‫ ٱ‬ ‫ق‬ ‫ ٱ‬ِ ‫ب ئس ٱ‬  ‫ زوا‬َ ‫ و ت‬ ‫ ا‬ ‫ز‬ ‫ و ت‬  ‫را‬  ‫ خ‬
 
                  
 
               

 
‫ن‬ ‫ ٱلظ‬‫ه‬     

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok


kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
 barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. 

Ayat ini sangat melarang orang beriman untuk saling mengejek kaum lain sesama
umat manusia, baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ayat berikutnya, yakni
ayat 12, justru memerintahkan orang mukmin untuk menghindari prasangka buruk
antara sesama manusia. Dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa setiap manusia
dilarang berburuk sangka, dilarang saling membenci. Semua itu wajar karena sikap
Semua petunjuk al-Qur’an yang berbicara
 batiniyah yang melahirkan sikap lahiriah. Semua
tentang interaksi antarmanusia pada akhirnya bertujuan memantapkan ukhuwah di
antara mereka.Memang banyak ayat yang merepresentasikan gagasan ukhuwah
insaniyyah, hal ini bisa di lihat dari larangan transaksi yang bersifat batil
sebagaimana dalam surat al-baqarah: 188, larangan bagi mereka mengurangi dan
melebihkan timbangan dalam transaksi jual beli sebagaimana dalam surat al-
mutahffifin (48) : 1-3. Dari sini kemudian dipahami bahwa tata hubungan dalam
ukhuwah insaniah menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat
kemanusiaan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, adil, damai, dan pada

Anda mungkin juga menyukai