Anda di halaman 1dari 15

 

ii

MAKALAH

MAKNA UKHUWAH NAHDLIYAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Matkul ASWAJA

Dosen Pengampu : Abdul Karim, M.Pd

Disusun Oleh :

1.  Anur Mania


2.  Aisyah Ayyu Nuurhabibah
3.  Dimas Bayu
4.  Muhammad Shodiqul Umami

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

Tahun akademik 2019/2020

ii
 

iii

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Paham Ahlusunnah Waljama’ah” ini dengan tepat waktu guna memenuhi salah
satu tugas dalam mata kuliah Aswaja. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Abdul Karim, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Aswaja yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengerjakan penyusunan makalah
ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
 pengetahuan kita tentang makna ukhuwah nahdliyah. Kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh sebab itu, kritik, saran, serta
usulan dari para pembaca kami harapkan guna menjadi pertimbangan dalam
 penyusunan makalah-makalah berikutnya
berikutnya agar lebih baik.

Blitar, 20 September 2019

Penyusun

iii
 

iv

DAFTAR ISI

Halaman Cover ……………………………………………………………………i 


……………………………………………………………………i 

Kata Pengantar…………………………………………………………………….ii 
Pengantar…………………………………………………………………….ii 

Daftar Isi……………………………………….…………………...
Isi……………………………………….…………………...…………….iii
…………….iii  

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar
1.1. Latar Belakang …………………………………………………..
…………………………………………………..…
…..………..1
..………..1  
1.2.Rumusan
1.2. Rumusan Masalah………………………………..……..…………...
Masalah………………………………..……..…………...………..1
………..1  
1.3.Tujuan
1.3. Tujuan ……………………..………..…………...……………………………1 
……………………..………..…………...……………………………1 

BAB 2. PEMBAHASAN MATERI

2.1.Pengertian Ukhuwah Islamiyah Beserta Dalil  Naqlinya……………………


 Naqlinya……………………2
2

2.2. Pengertian Ukhuwah Wathoniyah Beserta Dalil Naqlinya……..………..…5 


Naqlinya……..………..…5 

2.3. Pengertian Ukhuwah Insaniyah Beserta Dalil Naqlinya……….…………...8


Naqlinya……….…………...8

BAB 3. PENUTUP

Kesimpulan…….....……………………...………………………………………10  
Kesimpulan…….....……………………...………………………………………10

Daftar Pustaka…….…….………………………………………………………..11 
Pustaka…….…….………………………………………………………..11 

iv
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, manusia adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamin sudah menjadi keharusan bagi setiap muslin untuk menjaga hubungan
dengan baik, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun dengan Negara.
Dalam ajaran agama islam semua manusia sama statusnya di mata Allah, yang
membedakan hanya dari tingkat ketaqwaan seseorang. Islam mendidik umatnya
melarang besifat individuals, tetapi selalu menyuruh umatnya untuk selalu
menjalin hubungan kepada sesamanya, yang dalam agama dikenal dengan
ukhuwah islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah tersebut seharusnya menjadi spirit baru dalam kehidupan


 beragama, sehingga agama menjadikan sebuah suasana yang menyejukkan, bukan
yang menebar kebencian. ukhuwah
ukhuwah (persaudaraan) dengan orang Islam
Islam tidak
menjadi ukhuwah Islamiyah, ketika disertai dengan sikap saling merugikan dan
mendhalimi. Tetapi, ketika persaudaraan dengan orang lain meskipun berbeda
keyakinan, pada saat itu juga persaudaraan itu menjadi ukhuwah Islamiyah.

1.2. Rumusan Masalah


1.  Apa yang dimaksud ukhuwah islamiyah beserta dalil naqlinya?
2.  Apa yang dimaksud ukhuwah wathoniyah beserta dalil naqlinya?
n aqlinya?
3.  Apa yang dimaksud ukhuwah insaniyah beserta dalil naqlinya?
1.3. Tujuan
1.  Mengetahui pengertian ukhuwah islamiyah beserta dalil naqlinya
2.  Mengetahui pengertian ukhuwah wathoniyah beserta dalil naqlinya
3.  Mengetahui pengertian ukhuwah insaniyah beserta dalil naqlinya

1
 

BAB II

PEMBAHASAN MATERI 

2.1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah beserta Dalil Naqlinya

Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata (akhun) yang artinya saudara.
Ukhuwah berarti persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini
 bukan hanya terbatas pada
p ada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan
mel ainkan
saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah
Islamiyah tidak hanya terbatas oleh
oleh
suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah
adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya
yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
 persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

Dalam al-Qur’an
al-Qur’an dijelaskan: Setiap mukmin adalah saudara yang
diperintahkan Allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat kebajikan
di antara satu dengan yang lainnya, dalam rangka taat kepada-Nya. 1 

1. Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara

 ‫ظ‬     ‫ ا‬‫خ‬  ‫ م‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫س م‬  ‫و‬    ‫ع‬  ‫ص ى‬    ‫ل‬‫رس‬   ‫ن‬    ‫ع‬  ‫رض‬     ‫ع‬  ‫د‬‫ع‬ ‫ع‬
)‫اه‬‫ا‬ ‫اا‬ ‫ج‬‫(أخ‬‫جت‬  ‫ح‬   ‫ف‬  ‫ن‬   ‫خ‬  ‫ج‬  ‫ح‬   ‫ف‬ ‫ن‬     ‫و‬       ‫و‬ 
‫ا‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ف‬ ‫ري‬

“Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang
muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan
tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat
saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R.
hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam
kitab Pemaksaan)2

 
1
 Juwariyah,
Juwariyah, Hadis
Tarbawi,, (Cet.I: Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 47-48.
 Hadis
Tarbawi
2
 Annawawy,
Annawawy, Riadhus
 Riadhus Shalihin , diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
Shalihin,
 Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 238-239.  

2
 

Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu dengan
yang lain itu dipandang sebagai saudara. Sehingga satu sama lain tidak boleh
saling menganiaya. Dan jika kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun
mendapat musibah, hendaknya kita membantunya untuk meringankan penderitaan
yang sedang ia alami.

Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup


sendiri, karena teman-teman sesama muslim akan membantu dan mendukungnya
susa h.3 Dengan terjalinnya ukhuwah
 baik sedang dalam keadaan senang maupun susah.
islamiyah maka antara muslim yang satu dengan yang lain akan memberi manfaat
kepada saudara- saudaranya sesama muslim. Ketika sesama muslim mendapatkan
kesusahan, tentunya sebagai seorang saudara ikut merasakannya dan berusaha
untuk membantunya. Dan sebaliknya jika seorang muslim mendapat nikmat dan
kebaikan, sebagai saudara sesama muslim merasa senang dan gembira melihatnya,
 bagaikan dirinya sendiri yang memperoleh nikmat dan kebaikan tersebut.

Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah SWT, jika salah seorang
dari keduanya lebih tinggi kedudukannya daripada yang lain, maka kedudukannya
akan diangkat bersama saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana
anak cucu dihubungkan dengan kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang
lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan karena Allah SWT, maka ia tidak
lebih rendah daripada persaudaraan sedarah. 4  Jadi meskipun seorang muslim
 bersasal dari golongan dan ras yang berbeda, sesama muslim itu
it u bersaudara antara
satu dengan yang lain karena Alllah SWT yang menjadikan persaudaraan tersebut.

3
 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq
Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, disunting
Muslim, disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai (Cet. I;
Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 347. 
4
 Sa’id Hawwa,
Hawwa, Al-Mustakhlash
 Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus,
Tazkiyatil-Anfus , diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk (Cet.
III; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 650.  
 

2.  Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan

      ‫د‬   ‫ن‬     ‫ؤ‬  ‫ؤ‬ ‫ا‬ ‫ ن‬ ‫ل‬‫ق‬   ‫س م‬  ‫و‬    ‫ع‬  ‫ص ى‬
‫ك‬  ‫وش‬       ‫اا‬ ‫ع‬ ‫س‬     ‫ع‬
 )‫ة‬‫اا‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ف‬ ‫ري‬‫ا‬
‫ا‬ ‫ج‬‫* (أخ‬ ‫ص‬    

“Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang
seora ng
mu’min bagi sesama mu’min bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah
 pada setengahnya.” (H.R. Al Bukhori sholat)5 
Bukhori dalam kitab sholat)

Rumah ialah bangunan yang tersusun dari beberapa tiang penyangga,


 pondasi, dinding tembok, atap, dengan bahan dasar semen, pasir dan batu. Tanpa
kompleksitas bahan dan rancangan, sebuah bangunan mustahil dapat berdiri.
Kurang salah satunya saja maka suatu bangunan akan rapuh.

Perumpamaan orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dimana


mereka bagai sebuah bangunan yang unsur-unsurnya tertata dan saling
memperkuat, persaudaraan sesama muslim atau Ukhuwah Islamiyah tidak
membedakan antara suku, ras, golongan maupun warna kulit tetapi menghargai
 perbedaan yang ada yang disatukan melalui tali persaudaraan sebagai sesama
muslim. Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu,
tolong-menolong dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang
sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah.

5
 Annawawy,
Annawawy, Riadhus
 Riadhus Shalihin,, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
Shalihin
 Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), 
1978),  hlm. 234-235. 

Anda mungkin juga menyukai