Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRILAKU ORGANISASI

“KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu : Drs.H.Mahyuddin Nasir.M.Si

Oleh:

Khopipah Wandan Sari (A1C019121)

Lala Selvia (A1C019122)

Lale Ratna Dewi (A1C019123)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2020
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang –
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas. (Field Manual 22-100)
Kusnadi mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan
mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan dan sumber
aspirasi serta motivasi bawahan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah perihal
memimpin; cara memimpin. Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat
mempengaruhi orang banyak agar mau bekerjasama memperjuangkan tujuan-tujuan
yang ingin mereka capai. Rebecca kemudian menambahkan bahwa seoarng pemimpin
adalah penggerak ke arah usaha bersama yang terorganisasi. Ia merupakan agen atau
pelaksana dari suatu kekuasaan yang menggunakan dirinya.
Jadi, dapat di simpulkan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.

B. Pengertian Pemimpin

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok
orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

C. Tugas-tugas Pemimpin

Menurut  James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:


1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.  

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,


mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

  Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada  staf.  Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan 
lain.    

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat


Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.  

D. Perinsip-prinsip Kepemimpinan

Menurut Stephen R. Covey (1997),  prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi


dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan  sebagai
sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu  pusat atau
sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; 
keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. 

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney)


sebagai berikut:

a. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang
baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

b.  Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip
melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.  Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

c. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus
dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. 
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif,
seperti :

 Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

 Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip


kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

 Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti


kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah
suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

 Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka
selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.  Sinergi adalah kerja kelompok dan
memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif
dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan
setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

 Latihan mengembangkan diri sendiri


Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan
yang tinggi. 
E. Gaya Kepemimpinan

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4
gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana
cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut antara lain :

a. Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum
memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda
berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa
yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu).
Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses
yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil
yang sudah dikerjakan.

b.  Coaching

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat
apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu
tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang
tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik
dengan mereka.
c. Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya


dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail,
tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan
bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang
dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal
ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan
mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka
mengenai peningkatan kinerja.

d. Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan


tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf
kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas
mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

F. Cara untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang sehat dan produktif


a. .Meningkatkan Partisipasi Karyawan Dalam Penetapan Tujuan.
Melibatkan karyawan dengan proses penetapan tujuan sehingga mereka dapat
melihat tujuan dalam pekerjaan mereka. Duduk dan berbincang dengan karyawan
tentang tujuan organisasi. Alih-alih memberi tahu pekerjaan yang dapat menekankan
karyawan, tanyakan bagaimana mereka dapat membantu berkontribusi pada
gambaran yang lebih besar. Itu akan memberi tim lebih banyak kemandirian dan
kepemilikan atas nilai prestasi mereka.
b. Menumbuhkan Komunikasi Dua Arah.
Salah satu masalah terbesar dalam sebuah organisasi adalah manajemen yang
sepihak. Semuanya harus dilakukan dengan cara manajer. Hal itu membuat karyawan
pasif, tidak kreatif, inovatif. Karyawan juga tidak bisa bebas mengeluarkan suara dan
aspirasinya. Hasil survei SHERM mengungkapkan bahwa 37 persen karyawan yang
berpartisipasi mengatakan, mereka yang yang diberikan kebebasan akan ide dan
suara serta aspirasi, menunjukkan tingkat kepuasan dan kebahagiaan serta merasa
dihargai di tempat kerja. Hal itu menimbulkan tingkat produktivitas dan loyalitas
yang tinggi kepada organisasi. Alih-alih hanya memberikan perintah kepada
karyawan, sebaiknya kita meminta pendapat mereka dan mendiskusikan bagaimana
mereka bekerja paling baik baik dan efisien. Jika mereka melihat cara berbeda untuk
melakukan sesuatu, biarkan mereka mencobanya.
c. Memberikan Penghargaan Pada Karyawan
Ketika karyawan dapat memilih penghargaan mereka sendiri, itu lebih efektif. Itulah
yang membuat platform pengakuan seperti Blueboard menonjol. Blueboard
memungkinkan manajer untuk memberikan penghargaan kepada karyawan, tetapi
karyawan memilih cara memilih hadiah itu. Mereka dapat memilih dari berbagai
pengalaman yang memperkaya kehidupan individu mereka seperti perawatan spa,
tiket ke acara olahraga atau peristiwa tak terlupakan yang benar-benar berarti bagi
mereka. Alih-alih mengakui karyawan dengan cara yang menurut manajemen harus
membuat mereka merasa baik, mereka dapat memilih kepuasan mereka sendiri. Itu
membuat penghargaan lebih pribadi dan lebih memotivasi.
d. Selalu Berorientasi Pada Feedback
Feedback ataupun umpan balik yang hebat memungkinkan karyawan untuk belajar
dan tumbuh. Jika seorang manajer hanya mengatakan, “Anda harus melakukan hal-
hal seperti ini,” karyawan merasa terkendali. Pilihan yang lebih baik adalah fokus
pada fakta dan hasil daripada proses. Misalnya, jika tujuan memenangkan 10 akun
baru telah ditetapkan, mintalah umpan balik seputar apakah harapan itu dipenuhi atau
tidak. Karyawan dapat melihat hasil mereka dan berpikir tentang apakah proses
mereka berfungsi atau tidak seperti yang mereka harapkan. Mereka dapat melihat apa
yang mereka lakukan dengan benar dan apa yang mengarah pada kesuksesan mereka,
serta bagaimana mereka perlu beradaptasi.

Anda mungkin juga menyukai