Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Sistem Pemerintahan pada Masa Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. RAHMAWATI : 091901018
2. LA ODE INDRAWAN SAPUTRA : 091901019
3. RADEN BAYU BRATA WIJAYA : 091901018
4. ASRIF MUNANDAR : 091901082
5. HENGKI : 091901056
6. ANDI ALAMSYAH : 091901036
7. LA ODE RUSMAN : 091901079
8. SARIFUDIN RUSLI : -
9. SUMIYATI : 091901004

DOSEN PENGAMPU : ASTARI RAHIM S.Sos., M.Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan
tentang “(Sistem Pemerintahan pada Masa Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)”” tepat
pada waktunya.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmu pengetahuan
yang menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena


keterbatasan ilmu yang kami miliki. Namun berkat usaha dan bantuan dari beberapa
pihak, makalah ini dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat kekurangan.

Ucapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing Astari Rahim S.Sos., M.Si
yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Harapan kami adalah semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan
kepada kami dan semoga makalah ini bermanfaat. Amiiin

Baubau, 3 Mei 2020

RAHMAWATI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

1.4. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Orde Lama ............................................................................................ 3

2.2 Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Pada Masa Orde Lama (1950-1965) ............... 5

2.3 Berakhirnya Pemerintahan Orde Lama .................................................................. 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12

3.2 Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama kurang lebih sudah 68 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan pada
panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi, setting, aktor, maupun
cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe.
Karena kekhasannya tersebut maka kepada setiap pentas sejarah yang terjadi dilekatkan suatu
atribut demarkatif, seperti Orde Lama, Orde Baru Dan Kini Orde Reformasi.

Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan pemikiran yang bersifat
apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde merefleksikan tatanan perpolitikan dan
ketatanegaraan yang sama sekali berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada ikatan historis
sama sekali.

Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah diyakini
sebagai sebuah panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian juga setelah Orde
Reformasi pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan lainnya
dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak sama.

Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah memberikan landasan
kebangsaan bagi perkembangan bangsa Indonesia. Sementara itu Orde Baru telah banyak
memberikan pertumbuhan wacana normatif bagi pemantapan ideologi nasional, terutama
melalui konvergensi nilai-nilai sosial-budaya (Madjid,1998) Orde Reformasi sendiri walaupun
dapat dikatakan masih dalam proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu tekad
yang berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui upaya penegakan
supremasi hukum dan HAM. Nilai-nilai tersebut akan terus di Justifikasi dan diadaptasikan
dengan dinamika yang terjadi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini
adalah :

1. Apa yang dimkasud pemerintahan orde lama?


2. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin (orde
lama) ?
3. 3.Bagaimana berakhirnya pemerintahan orde lama?

1.3 Tujuan

1. Dapat Mengetahui Pengertian dari Pemerintaahan Orde Lama.


2. Untuk Memahami Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Terpimpin
(Orde Lama)
3. Untuk Mengetahui Berakhirnya Pemerintahan Orde Lama

1.4 Manfaat

Memberikan Pemahaman yang mendalam mengenai pengertian orde lama, Pelaksanaan Sistem
Pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin (orde lama), dan berakhirnya pemerintahan orde
lama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orde Lama

Orde Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat
keberatan masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. Bung Karno lebih suka dengan nama
Orde Revolusi. Tapi Bung Karno tak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh
pemerintahan militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala
Jl. Gatot Subroto Jakarta).
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di
saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando. Sebab dalam sistem Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir
seluruh bidang pemerintahan.
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu
babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Dalam perjalanan
sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan melalui berbagai hambatan dan
ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan serta
mengisi kemerdekaan. Wujud berbagai hambatan adalah disintegrasi dan instabilisasi nasional
sejak periode Orde Lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai
lahirlah Supersemar sebagai titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang
merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama dimana masih terlihat
kentalnya mekanisme, fungsi dan struktur politik yang tradisional berlandaskan ideoligi
sosialisme komunisme.

3
Era 1950 - 1959 adalah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, dimana periode ini
berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959. Sebelum Republik Indonesia Serikat
dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia,
Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan
Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia
diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950
yang menganut sistem kabinet parlementer.
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak
stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1950-1951 - Kabinet Natsir
1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
1952-1953 - Kabinet Wilopo
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1957-1959 - Kabinet Djuanda

4
2.2 Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Pada Masa Orde Lama (1950 – 1965 )
1. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan negara, ditetapkan


pula sistem demokrasi yang dipakai yaitun sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi
ini presiden hanya bertindak sebagai kepala negara. Presiden hanya berhak mengatur formatur
pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintah ada pada kabinet. Presiden
tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh perdana
menteri.
Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,Pni,dan PKI
mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet-kabinet yang
bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat ) yang merupakan kekuatan-
kekuatan partai besar berdasarkan UUDS 1950.
Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat dudkungan mayoritas dalam parlemen
(DPR pusat). Bila mayoritas dalam parlemen tidak mendukung kabinet, maka kabinet harus
mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu, dibentuklah kabinet baru untuk
mengendalikan pemerintahan selanjutnya. Dengan demikian satu ciri penting dalam penerapan
sistem Demokrasi Liberal di negara kita adalah silih bergantinya kabinet yang menjalankan
pemerintahan.
Kabinet yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6 september 1950 adalah kabinet
Natsir. Sebagai formatur ditunjuk Mohammad Natsir sebagai ketua Masyumi yang menjadi
partai politik terbesar saat itu. Program kerja Kabinet Natsir pada masa pemerintahannya secara
garis besar sebagai berikut ;
a. Menyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat.
b. Memajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.
c. Menyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer.
d. Memperjuangkan soal Irian Barat tahun 1950.
e. Memulihkan keamanan dan ketertiban.
Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi hambatan terutama
dari tubuh parlemen sendiri. Bentuk negara yang belum sempurna dengan beberapa daerah
masih berada ditangan pemerintahan Belanda memperuncing masalah yang ada dalam kabinet
tersebut. Perbedaan politik antara presiden dan kabinet tersebut menyebabkan kedekatan antara
presiden dengan golongan oposisi (PNI).
5
Hal itu menentang sistem politik yang telah berlaku sebelumnya, bahwa presiden
seharusnya memiliki sikap politik yang sealiran dengan parlemen Secara berturut-turut setelah
kejatuhan kabinet Natsir, selama berlakunya sistem Demokrasi Liberal, presiden membentuk
kabinet-kabinet baru hingga tahun 1959.
Pada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I yang
dilakukan pada 29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota DPR yang di lantik
pada 20 Maret 1956. Pemilu pertama tersebut juga telah berhasil badan konstituante (sidang
pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante memiliki tugas untuk merumuskan UUD baru.
Dalam badan konstituante sendiri, terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi partai-partai
besar seperti NU,PKI,Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah diketahui
bahwa lembaga tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan
tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat militer, pergolakan
daerah melawan pusat dan kondisi ekonomi tak menentu.

2. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

 Sistem politik Demokrasi Terpimpin


Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang disebabkan
oleh begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan ketika diberlakukannya
sistem demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon dari dari daerah dalam kurun waktu
tersebut memaksa untuk dilakukannya revisi terhadap sistem pemerintahan. Ir.Soekarno selaku
presiden memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi terpimpin.
Tonggak bersejarah di berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk sebelumya. Satu
hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki kewenangan yang
terbesar terhadap pemerintahan dan pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem
Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.

6
Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet
Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan
pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana menteri dan
Ir.Djuanda sebagai menteri pertama. Kabinet ini yang memiliki program khusus yang
berhubungan dengan masalah keamanan,sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat.
Pergantian institusi pemerintahan anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan
DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan GBHN
pertama. Pidato Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959
berjudu”Penemuan Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik Republik
Indonesia(Manipol),yang berintikan USDEK (UUD 1945,Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Kepribadian Indonesia). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan
sejumlah badan eksekutif seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional dengan
tugas sebgai menteri dan ikut serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya ikut
merumuskan kebijaksanaan pemerintahan dalam lembaga masing-masing.
Dalam Demokrasi Terpimpin presiden mendapat dukungan dari tiga kekuatan besar
yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis. Ketiganya menjadi kekuatan presiden dalam
mempertahankan kekuasaannya. Kekuasaan mutlak presiden pada masa itu telah menjadikan
jabatan tersebut sebagai pusat legitimasi yang penting bagi lainnya. Presiden sebagai penentu
kebijakan utama terhadap masalah-masalah dalam negeri maupun luar negeri .

 Gerakan 30 September 1965


Salah satu momen sejarah yang mungkin paling membekas dalam perjalanan sejarah
Indonesia adalah Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut sampai saat ini
masih menimbulkan kontrofersi dalam pengungkapan fakta yang sebenarnya. Berbagai versi
tentang gerakan 30 S tersebut telah dikemukakan diantaranya;
Peristiwa G 30 S versi Pemerintah Orde Baru yakni peristiwa 30 S merupan suatu
tindakan makar yang dilakukan oleh PKI terhadap pemerintah Indonesia yang sah. Tindakan
kudeta tersebut dilakukan untuk merebut kekuasaan dari Ir.Soekarno selaku Penguasa
Tertinggi Angkatan Bersenjata dan Presiden seumur hidupberdasarkan konsep Demokrasi
Terpimpin. Cara penggulingan tahun 1965 tersebut adalah dengan menyatukan sejumlah
organisasi onderbouw yang masih tersisa pascaperistiwa 1948.
7
 Dampak G 30 S dan Proses Peralihan Kekuasaan Politik

Adapun dampak dari peristiwa G 30 S adalah :

 Demostrasi menentang PKI


Penyelesaian aspek politik terhadap para pelaku G 30 S 1965/PKI akan di putuskan
dalam sidang Kabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965 dan belum terlihat adanyaa
tanda-tanda akan dilaksanakan. Berbagai aksi digelar untuk menuntut pemeritah agar
segera menyelesaikan masalah tersebut dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh
kesatuan aksi pemuda-pemuda dan pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,KAMI dan
KAPI. Mucul pula kasi yang dilakukan oleh KABI,KAWI yang membulatkan tekad
dalam Front Pancasila.
 Mayjen Soeharto menjadi Pangad
Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada tanggal 14 oktober 1965
Panglima Kostrad/Pangkopkamtib Mayjen Soeharto diangkat menjadi
Menteri/Panglima AD. Bersamakan itu diadakan tindakan-tindakan pembersihan
terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya.
 Kedaan ekonomi yang buruk
Sementara itu kedaan ekonomi semakin memburuk. Pada saat itu politik sebagai
panglima, akibatnya masalah lain terabaikan. Akibatnya di daerah muncul berbagai
gejolak sosial yang pada puncaknya menimbulakan pemberontakan.
 Tri Tuntutan Rakyat
Pada tanggal 12 januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front
Pancasila tersebut berkumpul di halaman gedung DPR-GR untuk mengajukan Tritura
yang isinya :
a. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.
b. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
c. Penurunan harga barang-barang.
Aksi Tritura berlangsung selama 60 hari sampai dikeluarkannya surat perintah 11 Maret
1966.

8
 Kabinet seratus menteri
Pada tanggal 21 februari 1966 presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet 9
(reshuffle). Kabinet baru ini diberi nama kabinet Dwikora yang disempurnakan.
Adapun proses peraliahan kekuasaan politik dari orde lama ke orde baru adalah
sebagai berikut ;
1) Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri
Panglima Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal. Pada
awalnya untuk menghormati presiden AD tetap mendukungnya. Namun presiden
enggan mengutuk G 30 S AD mulai mengurangi dukungannya dan lebih muali
tertarik bekerja sam dengan KAMI dan KAPPI.
2) Keberanian KAMI dan KAPPI terutam karena merasa mendapat perlindungan dari
AD. Kesempatan ini digunakan oleh Mayjen Soeharto uintuk menawarkan jasa baik
demi pulihnya kemacetan roda pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus
tiga Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh Soeharto
untuk menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11 Maret
1966. Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966.
3) Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari
Presiden melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep
surat penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang
Supersemar.
4) Pada 8 Februari 1967 oleh Jenderal Soeharto konsep tersebut dibicarakan bersama
empat panglima angkatan bersenjata.
5) Disaat belum tercapainya kesepakatan antara pemimpin ABRI, masalah pelengkap
Nawaksara dan semakin bertambah gawatnya konflik, pada tanggal 9 Februari
1967 DPR-GR mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar sidang
Istimewa dilaksanakan.

9
6) Tanggal 10 Februari 1967 Jend. Soeharto menghadap kepad presiden Soekarno
untuk membicarakan masalah negara.
7) Pada tanggal 11 Februari 1967 Jend.Soharto mengajukan konsep yang bisa
digunakan untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang
pernyataan presiden berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah
kepada pemegang Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS
No.XV/MPRS/1966, presiden kemudian meminta waktu untuk mempelajarinya.
8) Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat menerima konsep tersebut karena tidak menyetujui
pernyataan yang isinya berhalangan.
9) Pada tanggal 13 Februari 1967, para panglima berkummpul kembali untuk
membicarakan konsep yang telah telah disusun sebelum diajukan kepada presiden
10) Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata menjaga
dan menegakkan revolusi.
11) Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
12) Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal
Soeharto sebagai pejabat presiden RI.

10
2.3 Berakhirnya Pemerintahan Orde Lama
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial,
yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan
Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.
Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya
sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto
sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Orde Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan
masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. BK lebih suka dengan nama Orde Revolusi. Tapi
BK tak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan militer Orde Baru) di
Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl. Gatot Subroto Jakarta).
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di
saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.
Pada masa orde lama ada dua pelaksanaanyaitu Masa demokrasi leberal dan Masa
demokrasi terpimpin. Pada demokrasi liberal kekuatan demokrasi belum tampak karena
demokrasi dan pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan kaum terpelajar,sehingga
rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu demokrasi. Sedangkan pada demokrasi terpimpin
demokrasi hanyalah sebuah kendaraan. Layaknya mobil, demokrasi merupakan sarana mereka
untuk maju sebagai pemimpin politik. Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk
memperoleh suara sebanyak-banyaknya

3.2 Saran

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus selalau di ingat dan dikenang jangan dilupakan
karena itu merupakan sejarah historis yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Ambil
pelajaran dari sistem-sistem pemerintahan dari orde lama sampe era reformasi sekarang. Buat
Indonesia menjadi lebih baik dari zaman-zaman sebelumnya.
Makalah ini hanya sebagai acuan pembelajaran yang mungkin masih banyak
kekurangannya, maka dari itu kami sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik maupun
saran yang dapat membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://sokhi95.blogspot.com/2013/04/makalah-mengenai-orde-lama-orde-baru.html
http://mhafizyazid.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://yusila94.blogspot.com/2013/01/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai