HADIST EKONOMI
HADIST TENTANG PRODUKSI
KELOMPOK 3
KELAS : C EKONOMI SYARIAH
SEMESTER : 3 (TIGA)
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................. 10
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Hadist Tentang Ekonomi tepat waktu.
Makalah Hadist Ekonomi ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Riyadi, M.Pd.I. pada mata
kuliah Hadist Ekonomi di UIN Raden Intan Lampung. Selain itu, penyusun juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Hadist Tentang Ekonomi.
Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Riyadi, M.Pd.I. selaku
dosen mata kuliah Hadist Ekonomi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penyusun. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3
BA AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017 AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang
dilakukan untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara
mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga
menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia, oleh karenanya aktifitas
produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas.
Dalam aktivitas produksi yang terjadi tidak hanya upaya untuk mengadakan
penyediaan barang-barang konsumsi, akan tetapi terkadang kecenderungan mengeruk
keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya telah menafikan nilai kemanusiaan serta
mengabaikan dampak sosial (social impact) yang harus dialami oleh pihak-pihak
tertentu.
Agar mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh proses produksi, kita
perlu tau mengenai definisi produksi menurut islam, faktor produksi menurut islam &
hadist – hadist yang berkaitan tentang produksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari produksi menurut islam?
2. Apa saja faktor produksi menurut islam?
3. Apa saja hadist – hadist yang berkaitan dengan faktor produksi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi produksi menurut islam
2. Untuk mengetahui faktor produksi menurut islam
3. Untuk mengetahui hadist yang berkaitan dengan faktor produksi
4
BAB II
ISI
A. Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis produksi adalah proses
mentransformasi input menjadi output, tetapi definisi produksi dalam pandangan
ilmu ekonomi jauh lebih luas. Pendefinisian produksi mencakup tujuan kegiatan
menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat padanya. Beberapa ahli
ekonomi islam memberikan definisi yang berbeda mengenai pengertian produksi,
meskipun substansinya sama. Berikut pengertian produksi menurut para ekonomi
muslim kontemporer.
1. Monzer Kahf
Menurut Monzer Kahf, kegiatan produksi dalam Islam sebagai usaha
manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga
moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana di gariskan
dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia akhirat.1
1
Monzer Khaf, Ekonomi Islam, (telaah analitik terhadap fungsi system ekonomi islam), terj. Machnun Husein
dari judul aslinya “ The Islamic Economy: Analytical of the Funchtioning of the Islamic Ekonomic System”,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, hal 59
2
M. Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2010, hal 54.
5
ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu
mu‟ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min „anashir al-intaj dhamina itharu
zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya
bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang
terbatas).
4. Sofyan Assauri
Produksi didefinisikan segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana
dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga
kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills).3
5. Richard G. Lips
Menurut Richard G. Lips, produksi didefinisikan sebagai tindakan dalam
membuat komoditi barang-barang maupun jasa. Dalam literature ekonomi Islam
pada produksi adalah “intaj ”dari akar kata “nataja”.4
B. Faktor Produksi
Ilmu ekonomi menggolongkan faktor-faktor produksi ke dalam capital
(termasuk di dalamnya tanah, gedung, mesin-mesin, dan inventari atau persediaan),
materials (bahan baku dan pendukung), serta manusia (labor). Menurut Yusuf
Qardhawi,faktor produksi yang utama menurut Al-Qur‟an adalah alam dan kerja
manusia. 5
Menurut M.A Mannan, modal menduduki tempat yang khusus dalam
ekonomi Islam sebagai sarana produksi yang menghasilkan, tidak sebagai faktor
produksi pokok melainkan sebagai perwujudan tanah dan tenaga kerja.
Argumentasi yang dikemukakan adalah kenyataan yang menunjukkan bahwa
modal dihasilkan oleh pemanfaatan tenaga kerja dan penggunaan sumber-sumber
daya alami. 6
3
Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980, Hal 7
4
Rustam Efendi, Produksi Dalam Islam (Yogyakarta : Megistra Insania Press 2003) hal. 11-12.
5
Mustofa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta : Kencana, 2006) Hal 152.
6
Muhammad Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf , 1995) hal
54.
6
Faktor-faktor produksi antara lai (Sofyan, 1980) (Nasution, 2006) (Mannan, 1995)
(Budiono, 1992) (An-Nabhani)n;
1) Tanah dan segala potensi ekonomi di anjurkan Al-Qur'an untuk diolah dan tidak
dapat dipisahkan dari proses produksi.
2) Tenaga kerja
3) Modal, manajemen dan teknologi.
4) Etika dalam Produksi
1. Manajemen
Dengan manajemen pelaku ekonomi dapat memperhitungkan keuntungan
yang diperoleh dan resiko kerugian yang mungkin akan dideritannya. Memiliki
perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Hal ini terlihat dari adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan yang dirumuskan
secara tertulis dan jelas oleh setiap pemilik perusahaan. Manajemen merupakan
suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi,
pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Manajemen
dalam penelitian ini meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,
pengelolaan staf, dan pengendalian.
2. Modal
Modal sebagai salah satu faktor produksi dapat diartikan sebagai semua bentuk
kekayaan yang dapat dipakai langsung atau tidak langsung dalam proses produksi
untuk memenuhi kebutuhan ou put-nya.
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Listyawan Ardi Nugraha “Modal produksi adalah uang yang dipakai sebagai pokok
(induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang,
7
dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk mengahasilkan sesuatu yang dapat
menambah kekayaan”.7
Modal dalam literatur fiqih disebut ra’sul mal yang merujuk pada arti uang
dan barang. Modal merupakan kekayaan yang menghasilkan kekayaan lain. Islam
telah mempunyai pedoman terhadap modal salah satu faktor produksi antara lain :
• Islam mengharamkan penimbunan dan menyuruh pembelanjaan, dan
menyuruh harta yang belum produktif agar segera diputarkan.
• Diharamkannya peminjaman modal dengan menggunakan bunga.
• Islam mengharamkan penguasaan dan pemilikan modal selain dari cara-cara
yang diizinkan syari‟at.
• Tidak boleh menggunakan modal produksi secara boros.
• Upah buruh dibayar secara adil.
• Islam mewajibkan zakat atas harta simpanan
• Nilai sosial seseorang diukur dengan taqwa kepada Allah swt bukan diukur
dengan harta.8
, ض فَ ْل َي ْز َر ْع َها
ٌ َت لَهُ ا َ ْر
ْ َم ْن َكان: قَال رسول هلل صلى هللا عليه وسلم,ع ْن َجا ِبرقال َ
ُ َو ََل ي َُؤا ِج ْر هَا ِإيَّاه, فَ ْل َي ْمنَحْ َها أَخَاهُ ْال ُم ْس ِل َم, ع َجزَ َع ْن َها َ فَإٍ ْن لَ ْم َي ْست َِط ْع اَن َي ْز َر
َ ع َه َاو
Artinya : “ Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : barang
siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya. Jika ia
tidak bisa atau tidak mampu menanami, maka hendaklah diserahkan kepada
orang lain (untuk ditanami) dan janganlah menyewakannya (HR. Muslim).
7
Budiono , Ekonomi Mikro, Yogyakarta, FE UGM, 1992.hal 24.
8
An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Islam Alternatif, alih bahasa Magfur Wahid, (Surabaya: Risalah
Gusti,tt), hal.104
8
izin untuk mengelolah tanah kepada orang lain bukan tanah tersebut disewakan
seperti yang biasa dilakukan dikalangan masyarakat sekarang ini.
9
Riyani Fitri Lubis, “Wawasan Ayat-Ayat Al-Quran dan Hadis tentang Produksi”, Jurnal AL-INTAJ, Vol. 3 No. 1,
Maret 2017, hal. 150 (Lubis, 2017)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang
kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Faktor – faktor produksi antara lain :
• Tanah & sumber daya lainnya
• Tenaga kerja
• Modal, Manajemen, Teknologi
• Etika dalam Produksi.
B. Saran
Penyusun tentunya menyadari jika makalah yang telah kami susun masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penyusun akan berusaha
memperbaikinya dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
10
Daftar Pustaka
Haneef, M. A. (2010). Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khaf, M. (1995). The Islamic Economy : Analytical of the Funchioning of the Islamic Economic System.
Lubis, R. F. (2017). Wawasan Ayat-Ayat Al - Quran & Hadis tentang Produksi. AL-INTAJ, 150.
Mannan, M. A. (1995). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf.
11