Disusun oleh:
Yulianti. ( 2011100387 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
(penulis)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………..….i
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………1
A. Latar Belakang …………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah …………………………..…………………1
C. Tujuan .……………………………………………………………. 1
D. Manfaat …………………………………………………………….1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra
Indonesia di Sekolah Dasar dan agar mahasiswa dapat memperoleh pemahaman
mengenai sejarah perkembangan sejarah IPS secara umum dan perkembangan
sejarah IPS di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang kita bahas adalah mengenai bagaimana sejarah perkembangan
sejarah IPS secara umum dan bagaimana perkembangan sejarah IPS di Indonesia.
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB 2
PEMBAHASAN
IPS adalah terjemahan dari Social Studies. Social studies adalah ilmu-ilmu social
yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah,
ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi dan
filsafat yang dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan
diperguruan tinggi.
Bila dianalisis dengan cermat, pengertian social studies mengandung hal – hal
sebagai berikut.
Pada tahun 1940-1960, ditegaskan oleh Barr, dkk. (1977:36), yaitu terjadinya tarik
menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untk
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan citizenship education,
yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Dilain pihak, terus
bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu social yang cenderung
memperlemah konsepsi social studies education.
Definisi social studies dan pengidentifikasian: social studies atas tiga tradisi
pedagosis di anggap sebagai pilar utama dari social studies pada dasawarsa 1970-
an.
Secara esensial terkandung visi,misi dan strategi pendidikan social studies yang
mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif. Dalam dua
dasawarsa terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai studies yang
sebelumnya di landa penyakit ketidakmenentuan, ketidakberkeputusan,
ketidakbersatuan,ketidakbersatuan dan ketidakmajuan, paling tidak secara
konseptual telah dapat diatasi
IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ), pertama kali muncul dalam Seminar Nasional
tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah.
Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar
pakai, yaitu ;
1. Pengetahuan Sosial,
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi
pada tahun 1972 – 1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan ( PPSP ) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP
digunakan istilah “ Pendidikan Kewarganegaraan Negara / Studi Sosial “ Sebagai
mata pelajaran social terpadu.
Sedangkan dalam kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah ;
1. Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai
bendera untuk mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata
pelajaran mayor pada jurusan IPS.
3. Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk,
yakni ;
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975,
yang menampilkan empat profil yaitu;
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam kurikulum 1975
khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila ( P4 ) sebagai materi pokok PMP.
Dalam kurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran khusus yang wajib
diikuti semua siswa di SD,SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS
diwujudkan dalam ;
Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali di bahas dalam
rangkaian pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun
1989. Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang
tahun 1992, di Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan
tahun 1992. Salah satu materi yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah
mengenai konsep PIPS. Dalam pertemuan Ujung Pandang, M. Numan Soemantri,
pakar dan ketua HISPISI menegaskan adanya dua versi PIPS sebagaimana
dirumuskan dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu ;
a. Versi PipS untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu – ilmu Sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara
ilmiah dan pedagosis/psiko,ogis untuk tujuan pendidikan.
PIPS adalah seleksi dari disiplin Ilmu –ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS di rekonseptualisasikan
sebagai pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjadi Pendidikan Disiplin Ilmu
Pengetahuan Sosial ( PDIPS ).
1. Pengertian IPS
Istilah IPS merupakan terjemahan dari istilah social studies. Dengan demikian IPS
dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam
mengkaji masyarakat, dapat dilakukan dari berbagai perspektif sosial, seperti
kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran IPS
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli social
studies atau ahli IPS dan untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
pengertian dua istilah tersebut, maka penting untuk dikemukakan pendapat
beberapa ahli berikut ini.
Edgar B Wesley menyatakan bahwa: social studies are the social sciences
simplified for paedagogieal purposes in school. The social studies consistof
geografy history, economic, sociology, civics and various combination of these
subjects.
John Jarolimek mengemukakan bahwa: The social studies as a part of elementary
school curriculum draw subject-matter content from the social science, history,
sociology, political science, social psychology, philosophy, antropology, and
economic. The social studies have been defined as “ those portion of the social
science… selected for instructional purposes”
3.Tujuan IPS
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran
IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, Tujuan Pendidikan
Nasional pada tataran oprasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis
dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini, secara
praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Pada setiap
bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan
kurikuler ini, secara praktis oprasional dijabarkan dalam tujuan instruksional atau
tujuan pembelajaran
Dalam sub bahasan ini, dibatasi pada uraian tujuan kurikuler bidang studi
IPS.Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi:
Dari lima tujuan di atas, terdapat ditemukan tujuan kunci yakni menjadikan
peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab
bermakna pesetta didik tahu kewajiban dan tahu haknya. Orang yang tahu
kewajiban cenderung akan melakykakn kewajiban terlebih dahulu baru meminta
haknya. Demikian juga orang yang tahu haknya tidak akan mengambil hak orang
lain yang bukan haknya. Oleh karena itu seorang guru hatus mampu mengarahkan
pembelajaran IPS dalam rangka pencapaian tujuan IPS yakni peserta diidk yang
bertanggung jawab. Hal ini yang harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum IPS
di berbagai lembaga pendidikan. Tentu dengan keluasan, kedalaman dan bobot
yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum perkembangan social studies sebagai suatu bidang kajian telah
dibahas. Melukiskan bagainana social studies pada dunia persekolahan telah
menjadi dasar ontologi dan suatu system pengetahuan yang terpadu, yang secara
estimologi telah mengarungi suatu perjalanan pemikiran dalam kurun waktu 60
tahun lebih yang di motori dan diwadahi oleh NCSS sejak tahun 1935.
PDIPS sebagai suatu system pengetahuan terpadu yang perlu dikaji secara terus
menerus melalui berbagai upaya penelitian, pengembangan dan penerapan yang
melibatkan para pakar dan praktisi dalam bidang PIPSdan PDIPS. Dengan
demikian, PDIPS dapat berkembang memenuhi tuntutan sebagai suatu disiplin.
B. Saran
Demikian makalah yang penulis buat dengan segala kekurangan dan keterbatasan
penulis.oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang kontruktif demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA