Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)


Disusun dalam rangka memenuhi
tugas Stase Keperawatan Medikal
Bedah II

Di susun oleh:

RITA ANRYANI
14420211059

CL INSTITUSI CI LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti yang memiliki gejala pendarahan pada bagian
hidung, gusi, mulut, sakit pada ulu hati terus menerus dan memar di kulit
(A., 2018).
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue:
DD/DBD derajad derajad labarotorium
DD Demam disertai 2 atau lebih Leukopenia
tanda; myalgia, sakit kepala, Trobisitopenia, tidak
nyeri retro orbital, srtralgia ditemukan bukti ada
kebocoran plasma
DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia
bending positif (<100.000/ul) bukti ada
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah
perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
BDB IV Syok berat disertai dengan
tekanan darah dan nadi tidak
terukur
(Nurarif & Kusuma, 2015)
2. Etiologi
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk
ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk
ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi
digigit oleh nyamuk perantara. Virus dari orang yang terinfeksi akan
dibawa oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang digigit nyamuk
tersebut. Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari
orang ke orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2,
DEN 3, dan DEN 4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus
Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan
seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi, kekebalan terhadap
salah satu virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe
virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus
Dengue lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya (Trixie Salawati,
Rahayu Astuti, 2017)
3. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan beraksi dengan antibody
dan terbentukalah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen, akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas
C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meninggi pemeabilitas dinding
pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi hipotensi, hemokonsentrasi,
dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok) (Nelwan, 2018).
4. Pathway
Arbovirus (melalui nyamuk aedes aegypti) Beredar dalam
asciCV Infeksi virus dengue
aliran darah (viremia)

Membentuk & Mengaktifkan sistem


PGE2 hipothalamus
melepaskan zat c3a, C5a komplemen

Peningkatan reabsorbsi Na* dan H2OPermeabelitas membram meningkat


hipertermi

Agresi trombosit Kerusakan endotel pembuluh darah Resiko syok hipovolemik

Asidosis metabolik
trombositopeni
Merangsang & mengaktivasi faktor pembekuan
Renjatan hipovolemik dan hipotensi

DIC

Resiko pendarahan perdarahan

Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Hipoksia jaringan
Resiko syok (hipovolemik Kekurangan vol. cairan Ke extravaskuler

Paru-paru hepar abdomen

hepametogali ascites

Paru-paru
Efusi pleura Mual, muntah
Penekanan intraabdomen

Ketidak seimbangan
nutrisi krg dr keb.
nyeri
5. Manifestasi klinis
Demam berdarah adalah kondisi yang dapat mengakibatkan
kerusakan dan kebocoran pembuluh darah, serta menurunkan kadar
trombosit atau sel keping darah. Kondisi ini berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian, sehingga harus segera ditangani.
Gejala demam berdarah, antara lain adalah demam, nyeri perut,
muntah, dan tubuh lemas. Penderita demam berdarah juga mengalami
perdarahan, seperti pada hidung, gusi, atau di bawah kulit, sehingga
tampak seperti memar. Darah juga bisa terdapat dalam urine, feses, atau
muntah. Segera cari pertolongan medis, bila timbul sesak napas atau
keringat dingin.
Sedangkan demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus
Dengue. Sama halnya dengan demam berdarah, demam dengue dimulai
dengan gejala demam. Gejalanya muncul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk
(masa inkubasi DBD), dan bisa berlangsung selama 10 hari. Sejumlah
gejala demam dengue meliputi:
a. Suhu badan tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celsius atau lebih
b. Sakit kepala berat
c. Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
d. Hilang nafsu makan
e. Nyeri pada bagian belakang mata
f. Mual dan muntah
g. Pembengkakan kelenjar getah bening
h. Ruam kemerahan (muncul sekitar 2-5 hari setelah
demam) (Butarbutar, Sumampouw, & Pinontoan, 2019)
6. Komplikasi
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi
serius, seperti dengue shock syndrome (DSS). Selain menampakkan gejala
demam berdarah, DSS juga memunculkan gejala seperti:
a. Tekanan darah menurun
b. Pelebaran pupil
c. Napas tidak beraturan
d. Mulut kering
e. Kulit kering
f. Kulit basah dan terasa dingin
g. Denyut nadi lemah
h. Jumlah urine menurun
7. Pemeriksaan pemunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai sebagai berikut.
a. Hb dan PCV meningkat (> 20 %).
b. Trmbisitopenia (< 100.000/ml).
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig.D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
hipokloremia, hiponatremia.
f. Urin dan pH darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolik: pCO2 < 35-40 mmHg, HCO3 rendah.
h. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
(Nelwan, 2018)
8. Penatalaksanaan
Menurut WHO, (2009) Tatalaksana DHF yaitu :
a. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
Anak dirawat di rumah sakit
Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup,
susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma,
demam, muntah/diare. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan
asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang
terjadinya perdarahan.
Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
1) Berikan hanya larutan isotonic seperti Ringer laktak/asetat
2) Kebutuhan cairan parenteral
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
3) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam,
serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap
6 jam.
4) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan
klinis membaik, turunkan jumlah cairan
secara bertahap sampai keadaan stabil.
Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam
sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata
laksana syok terkompensasi (compensated shock).

b. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok

Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4


L/menit secarra nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer
laktat/asetat secepatnya. Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis,
ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit)
atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30
ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan
hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi;
berikan transfuse darah/komponen.

Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer


mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-
6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium. Dalam banyak kasus,
cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak
kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada
pemberian yang terlalu sedikit.
c. Tatalaksana komplikasi perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila
mungkin. Bila tidak, beri koloid dan segera rujuk (Bachrudin &
Najib, 2016).
9. Prognosis
prognosis deman dengue/DHF umunya baik, dnegan angka mortalitas
kurnag dari 1%, namun apabila terjadi syok, maka angka mortalitas bisa
lebih buruk (Nelwan, 2018).

B. KONSEP ASUHAN KEPEPERAWATAN


1. Pengkajian Fisik
a. Anamnesis
b. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status Kesehatan Masa Lalu
c. Pola Fungsi Kesehatan
d. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) TTV
e. Pemeriksaan Penunjanh
f. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain.
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi
Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
b. Resiko pendarahan
Definisi : Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi
didalalm tubuh ) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)
c. Resiko syok
Definisi : beresiko mengalami ketidak cukupan aliran darah
kejaringan tubuh yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang
mngancam jiwa.
d. hivopalemia
Definisi : penurunan volume cairan intravascular, interstisial,
dan/atau intraselular
e. Nyeri
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fugsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga erat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
f. Deficit nutrisi
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
4. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rsional
Keperawatan
1 hipertermi Setelah dilakukan Manajemen hipertermia a. Agar mengetahui perubahan
tindakan intervensi, a. Monitor suhu tubuh suhu yang dialami pasien
diharapkan termoregulsi dan jika tidak ada perubahan
membaik dengan kriteri atau ke arah yang lebih
hasil: buruk dapat diberikan
- Menggigil menurun medikasi yang sesuai
- Suhu tubuh membaik b. Berikan cairan oral b. untuk meningkatkan asupan
cairan

c. Kolaborasi pemberian c. agar terjadi kesimbangan


cairan dan elektrolit cairan
2 Resiko Setelah dilakukan Pecegehan perdarahan
perdarahan tindakan intervensi, a. Monitor tanda dan gejala a. agar dapat menilai jumlah
diharapkan tingkat perdarahan penurunan trombosit yang
perdarahan menurun kurang
dengan kriteri hasil: b. Batasi tindakan invasif, jika b. untuk mengantisipasi
d. Hemoglobin perlu perkembangan penyakit
membaik c. Anjurkan segera melapor jika c. untuk mencegah terjadinya
terjadi perdarahan perdarahan
d. Kolaboarsi pemberian obat d. untuk memberikan tindakan
pengontrol darah, jika perlu keperawatan dengan
mengatasi kontrol darah
3 Resiko syok Setelah dilakukan Manajemen syok
tindakan intervensi, a. Pasamg jalur IV a. untuk memberikan cairan
diharapkan tingkat syok ketika pasien kehilangan
menurun dengan kriteri cairan
hasil: b. Kolaborasipemberian b. untuk meningkat jumlah
e. Kekuatan nadi transfuse darah, jika perlu darah
meningkat
f. Akral dingin
menurun
4 hivopalemia Setelah dilakukan Manajemen Hivoplolemia
tindakan intervensi, a. Periksa tanda-tanda gejala a. untuk mengetahui tanda dan
diharapkan status cairan hivopolemia gejala hivopolemia
membaik dengan kriteri b. Hitung kebutuhan cairan b. untuk membantu kebutuhan
hasil: cairan dalam tubuh
g. Kekuatan nadi c. Anjurkan meperbanyak asupan c. Untuk memberikan
meningkat cairan tindakan keperawatan
h. Dipsnea menurun mengatasi mual muntah
d. Kolbaroasi pemberian cairan d. untuk meningkatkan asupan
IV isotonis. cairan melalui cairan IV
5 Nyeri Setelah dilakukan
tindakan intervensi, a. identifikasi lokasi, karakteristik, a. untuk mengidentifikasi
diharapkan tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas tindankan apa yang akan
menurun dengan kriteri intensitas nyeri dilakukakn oleh perawat
hasil:
e. Keluhan nyeri b. berikan teknik nonfarmakologis b. untuk mengurangi
menurun untuk mnegurangi rasa nyeri rangsangan nyeri yayng
f. Gelisah menurun dialami

6 Defsisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


tindakan intervensi, a. Identifikasi status nutrisi a. untuk mengetahui status
diharapkan status nutrisi nutrisi klien sehingga dapat
membaik dengan kriteri menentukan intervensi yang
hasil: diberikan
c. Porsi mkanan b. Berikan makanan tinggi kalori b. untuk meningkatkan asupan
dihabiskan dan tinggi protein kalori dan protein
d. Membrane mukosa (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
membaik
(PPNI, 2018)
5. Evaluasi
Rencana keperawatana yang dirancang untuk mengurangi risiko
cedera pada klien, dievaluasi dengan cara membandingkan kriteria hasil
dengan tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan. Sedangkan
evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik dan
pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri (Kasiati
& Rosmalawati, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
A., S. (2018). Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Demam
Berdarah Dengue ( DBD ) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Bachrudin, & Najib. (2016). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Butarbutar, R. N., Sumampouw, O. J., & Pinontoan, O. R. (2019). TREND
KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO
Demam
Berdarah Dengue ( DBD ). 8(6), 364–370.
Nelwan, E. J. (2018). Early Detection of Plasma Leakage in Dengue Hemorrhagic
Fever. Acta Medica Indonesiana, 50(3), 183–184.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic--Noc (2nd ed.). Jogjakarta.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Edisi 1 Ce). Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan perawat nasional indonesi.
Trixie Salawati, Rahayu Astuti, H. N. (2017). KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN
PRAKTIK
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (Studi Kasus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). 6(1), 57–66.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN

DIAGNOSA DHF DI RUANGAN RINRA

SAYANG 1 RSUD HAJI MAKASSAR

OLEH:

RITA ANRYANI
14420211059

CI INSTITUSI CI LAHAN

(.............................) (.............................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
No. RM : 28-60-57
Tanggal Pengkajian : 11-10-2021
: Rinra Sayang 1
Ruangan

I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A Umur : 15Th
TTL : 07-09-2006 JK :L
Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD Suku : Makassar
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Jl. Dangko Lr.31
Tanggal MRS : 08-10-2021
Golongan Darah : B+

2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Ny.S
Pendidikan terakhir : SMA
Hub. Dengan pasien : IBU
Alamat : Jl.Dangko

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan Utama : Demam
2. Alasan masuk rumah sakit : ibu pasien mengatakan pasien demam 3 hari,
pasien merasa lemas kurang lebih 1 minggu, muntah tiap masuk
makanan, tidak bisa tidur selama 3 hari, pasien juga ada riwayat muntah
keluar darah warna hitam 5 hari yang lalu.
3. Riwayat Penyakit : pasien sebelumnya pernh masuk rumah sakit dengan penyakit
gasritis.
4. Data medik
Dikirim oleh : UGD
Diagnosa medik Saat Masuk : Susp Typhoid

Saat Pengkajian : DHF


III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami :
Saat kecil : Tidak ada

2. Riwayat perawatan : tidak ada


Riwayat operasi Tidak
Pernah Riwayat pengobatan : tidak ada Riwayat
alergi : tidak ada
3. Riwayat imunisasi : Lengkap
4. Lain-lain : Tidak ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

X X X X

X X

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
-------- : Tinggal Serumah
: Pasien

GI : nenek dan kakek dari klien dan istri klien telah meninggal karena faktor
usia.
GII : ayah klien sudah meninggal karena sakit
dan ibu kilen masih hidup tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien
GIII : Klien anak ke kedua dari enam bersaudara dan klien sekarang sekarang
sedang di rawat di rumah sakit RSUD Haji Makassar ruangan Rinra Sayang 1 kamar 2
dengan diagnosa DHF atau demam berdarah.
RIWAYAT PSIKO-SOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Pola koping : interaksi dengan kelurga baik
2. Harapan pasien : pasien berharap bisa sembuh
3. Faktor stressor : pasien tidak mengalami kecemasan
4. Konsep diri : Pasien nampak tenang
5. Pengetahuan klien thd penyakitnya : pasien paham terhadap penyakitnya
6. Adaptasi : Pasien nampak beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit
7. Hub. Dgn anggota keluarga : Pasien mengatakan hubungannya dengan
anggota keluarganya sangat baik
8. Hub. Dgn Masyarakat : Pasien mengatakan hubungannya dengan
tetangganya sangat baik
9. Perhatian thp org lain : Pasien tidak memiliki kontak mata
saat berkomunikasi
10. Aktiftas social : Pasien nampak terbaring d kasur
11. Bahasa yang digunakan: Bahasa bugis Makassar dan Indonesia
12. Keadaan lingkungaan : Lingkungan disekitar Pasien terlihat bersih
13. Kegiatan keagamaan : tidak ada
14. Keyakinan ttg kesehatannya : pasien mengatakan dirinya baik-baik saja

V. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
Sebelum MRS : Pasien mengatakan makan 2x/hari dengan porsi
habis, semua makanan disukai, Pasien memiliki
elergi udang .
Saat MRS : pasien mengatakan tidak nafsu makan. Pasien
mengatakan cepat kenyang. hanya menghabiskan 3-
5 sendok makan dalam 1 porsi, nampak makanan
tidak dihabiskan
2. Minum
Sebelum MRS : Pasien mengatakan minum air 8 liter
Saat MRS : pasien nampak minum 3-4 gelas air/hari

3. Tidur
Sebelum MRS : Pasien mengatakan tidur nya teratur
Saat MRS : pasien nampak sering tertidur.
4. Eliminasi fekal / BAB
Sebelum MRS : Paien mengatakan BAB lancar, konsistensi lunak
dengan warna kuning kecoklatan, bau khas dan
konsistensinya lunak.
Saat MRS : Pasien mengatakan sudah tiga hari tidak
pernah BAB
5. Eliminasi urin / BAK
Sebelum MRS : Pasien mengatakan BAK lancar 3-4 kali/hari,
warna kuning jernih,.
Saat MRS : terpasang kateter, frekuensi 1000 cc, warna kuning
pekak
6. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Pasien seorang siswa dan belajar daring

MRS : Pasien nampak terbaring lemah.

7. Personal hygiene
Sebelum MRS : Pasien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari.
Saat MRS : nampak keluarga pasien sering
membersihkan tubuh pasien

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Hari : Senin, Tanggal : 11-10-2021, Pukul : 10.00
1. Keadaan umum
BB : 45 kg
TB : 153 cm
Vital sign : TD : 80/60mmHg
N : 144/mnit
S : 38,8 C
P : 28/mnit
SpO2 : 95%
Tingkat kesadaran : Composmentis
2. Head to Toe
a. Kepala dan rambut
Bentuk kepala normal, rambut warna hitam, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Mata simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sclera ikterik, pupil
isokor, tidak ada gangguan penglihatan.

c. Hidung
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada sekresi, tidak ada
polip, tidak ada gangguan penciuman dan tidak ada nyeri
tekan.

d. Telinga
Telinga simetris kanan kiri, tidak ada perdarahan pada telinga
Tidak terdapat massa/ benjolan dan tidak ada gangguan pendengaran
e. Mulut & gigi
Bersih, mukosa bibir nampak kering, tidak ada stomatitis, gigi
lengkap, lidah nampak kotor, bibir simetris dan tidak ada
kelainan.
f. Leher
Tidak terdapat lesi pada leher, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada kelainan pada leher.
g. Dada
Inspeksi : Dada nampak simetris, pasien nampak sesak
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri
tekan Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
h. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut nampak simetris, tidak ada bekas
operasi
Auskultasi : bising usus 12x/menit
Perkusi : tympani

Palpasi : terdapat nyeri tekan , pada bagian epigatrium


tidak ada edema atau massa,tidak ada pembesaran hepar dan
cordis.
i. Genetalia : tidak dikaji
j. Ekstremitas : Tangan kiri pasien terpasang infus RL 32 tts/menit
CRT < 2 detik.

k. Integument

Warna kulit sawo matang, kulit tidak ada bintik-bintik merah,


turgor kulit jelek.
3. Pengkajian Data Fokus
Sistem gastrointestinal
Inspeksi : perut nampak simetris, nampak ruam merah
Palpasi : teraba nyeri pada bagian abdomen bagian
epigastrium
Perkusi : suara perut timpani
Auskultasi : peristaltik normal

4. Pemeriksaan peristalti
a. Pemeriksaan darah lengkap
WBC 2.61 [10³/ʯL] (4.0 – 10.00)
NEUT# 2.08* [10³/ʯL] (2.00 – 7.50)
LY# 0.50* [10³/ʯL] (1.00 – 4.00)
MO# 0.02* [10³/ʯL] (0.20 – 1.00 )
EO# 0.00 [10³/ʯL] (0.00 – 0.50)
BA# 0.01 [10³/ʯL] (0.0 – 0.20 )
IG# 0.02* [10³/ʯL] ( 0.00 – 7.00)
NEUT% 79.6 [%] (50.0 –62.0)
LYMPH% 19.2 [%] (25.0 –40.0)
MONO% 0.8 [%]
(3.0 –7.0 )
EO% 0.0 [%]
(0.0 –3.0)
BASO% 0.4 [%]
(0.0 –1.0)
IG% 0.8 [%]
(0.0 –72.0)

RBC 3.76 (10^6/uL)


(4.70-6.10 )

HGB 11.2 L [g/Dl] (14.0 – 18.0)


HCT 30.1 [%] (42.0– 52.0)
MCV 80.1 [fL] (79.0 – 99.0)
MCH 29.8 [pg] (27.0 – 31.0)
MCHC 37.2 [g/dL] (33.0 – 37.0)
RDW-CV 11.7 H [fL] (11.5 – 14.5)
RDW-SD 34.7 H [%] (39.0 – 52.0)
PLT 34* [10³/ʯL] (150 – 400)
PCT 0.04 L [%] (0.15 – 0.50)
MPV 13.2 [fL] (7.4 – 10.4)
PDW 22.6 H [fL] (11.0 – 18.0)
P-LCR 48.0 (%) (13.0 -43.0)
5. Penatalaksanaan medis
a. Methyl predinisoln/24 jm/1gr/IV
b. Omefrazole/24 jm/1gr/IV
c. Paracetamol/8 jam/1gr/IV
d. Psidi 2 tab 3x1
e. Paracetamol tab 3x1
f. Cefixime tab 2x1
g. Valisambe 3x1
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
a. pasien mengalami demam tinggi a. kulit teraba hangat
terus menerus selama 3 hari .
b. Monitor TTV
b. pasien mengatakan tidak nafsu TD :80/60 mmHg
makan.
N : 144x/mnt
S : 38.8C
c. Pasien mengatakan cepat kenyang
P : 24x/mnt
SPO2 : 95%
d. Pasien mengatakan muntah tiap
masuk makanan
c. hanya menghabiskan 3-5 sendok
makan dalam 1 porsi

d. nampak makanan tidak dihabiskan

e. konjungtiva nampak anemis

f. CRT <2 detik

g. PLT :34*
ANALISIS DATA
Nama : Tn.A
Umur : 15 Thn Ruang
Rawat : Rinra sayang 1
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Arbovirus (melalui Hipertermia
pasien mengalami demam tinggi terus nyamuk aedes b/d proses
menerus selama 3 hari. aegepty) penyakit

DO : Beredar dalam aliran


a. kulit teraba hangat Darah
b. Monitor TTV
TD:80/60mmHg

N : 144x/mnt
S : 38.8C
P : 24x/mnt
SPO2 : 95%

Infeksi virus dengue


(viremia)

Mengaktifkan sistem
komplemen

Membentuk &
melepaskan zat c3a,
c5a

PGE, hipotalamus

Hipertermi

2 DS : Erosi mukosa Defisit Nutrisi


a. pasien mengatakan tidak nafsu Lambung b/d
makan.
b. Pasien mengatakan cepat
kenyang.
Menurunnya tonus
DO :
dan peristaltic lambung
a. hanya menghabiskan 3-5
sendok makan dalam 1 porsi Refleksi duodenum
b. nampak makanan tidak ke lambung
dihabiskan
Mual

Muntah

Defisit nutrisi
3 DS :- Peningkatan Resiko
reabsorbsi Na* dan
DO : pedarahan
H2O
a. TD : 80/60mmHg
N : 144/mnit Permebealitas
S : 38,8 C membrane meningkat
P : 24/mnit
SpO2 : 95%
b. konjungtiva nampak anemis
c. CRT <2 detik
d. PLT 34*
Trombositopenia

Resiko pendarahan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/K.H Intervensi Rasional
1. Hipertermia Setalah dillakukan tindakan Manajemen Hipertermia
intervensi 2x24 jam, diharapkan a. monitor suhu tubuh a. untuk mengetahui suhu tubuh pasien
termoregulasi membaik, dengan b. monitor haluaran urine b. untuk mengetahui jumlah
kriteria hasil : urine pasien
a. suhu tubuh membaik c. berikan O2 jika perlu c. untuk melancarkan sirkulasi
b. tekanan darah membaik pernapasan pada pasien
d. kolaborasi pemberian d. untuk menurunkan suhu panas pasien
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

2 Defisit Nutrisi Setalah dillakukan tindakan Manajemen Nutrisi


intervensi 2x4 jam, diharapkan a. identifikasi kebutuhan a. untuk membantu memenuhi kadar
status nutrisi membaik, dengan kalori dan jenis nutris kalori dan protein sesuai kebutuhan
kriteria hasil : b. monitor supan b. untuk menilai asupan makanan yang
a. porsi makanan dihabiskan makanan adekuat
b. perasaa cepat kenyang c. sajikan makanan tinggi c. sajikan makan dalam bentuk yang
membaik kalori dan protein menarik menambah selera makan
c. nyeri abdomen menurun d. monitor berat badan d. untuk menyesuaikan pola nutrisi
dengan BB
e. kolaborasi dengan ahli e. menentukan jumlah kalori dan bahan
gizi makanan yang memenuhi standar
gizi
3 Resiko perfusi Setalah dillakukan tindakan Manajemen Cairan

gastrointestinal intervensi 2x4 jam, diharapkan a. monitor hasil a. untuk menilai hasil pemeriksaan
tidak efektif perfusi gastrointestinal pemeriksaan laboratorium
meningkat, dengan kriteria hasil : laboratorium
a. tekanan darah membaik b. catat intake out-put dna b. untuk mengetahui jumlah
hitung balance cairan balance cairan yang keluar
24 jam selama 24 jam
c. berikan asupan
cairan sesuai c. untuk meningkatakan asupan cairan
kebutuhan sesuai kebutuhan
d. awasi tetesan infus d. untuk memonitor jumlah tetesan
dalam permenit
e. kaji turgor kulit e. untuk mengkaji penurunan turgor
kulit
IMPLEMENTASI
Hari/tgl Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Evaluasi
Senin Hipertermia b/d 10.10 1. monitor suhu tubuh 12.00
11/10/2021 proses penyakit hasil : suhu tubuh 38.8 c S : pasien mengalami demam tinggi terus
menerus selama 3 hari.
10.20 2. monitor haluaran urine
hasil : jumlah urin 1000 cc O:
a. kulit teraba hangat
11.00 3. berikan O2 jika perlu b. suhu tubuh : 38.8 C

A : masalah belum teratasi


12.00 4. kolaborasi pemberian cairan dan Hasil : pemberian obat Paracetamol
elektrolit intravena, jika perlu
hasil : pemberian obat kepada P : lanjutkan intervensi
pasien a. monitor suhu tubuh
b. monitor haluaran urine
c. berikan O2 jika perlu
d. kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
Senin Defisit Nutrisi b/d 09.12 a. identifikasi kebutuhan kalori dan 10.00
11/10/2021 ketidakmampuan jenis nutris S:
mencerna
hasil : a. pasien mengatakan tidak nafsu
makanan
09.23 b. monitor supan makanan makan.
hasil : pasien menghabiskan porsi b. Pasien mengatakan cepat kenyang
3-5 sendok
O:
10.00 c. sajikan makanan tinggi kalori dan a. hanya menghabiskan 3-5 sendok
Protein makan dalam 1 porsi
hasil : adanya pemberian buah b. ampak makanan tidak dihabiskan

10.13 d. monitor berat badan A : masalah belum teratasi


hasil : BB tidak diketahui Hasil :
a. dianjurkan makanan sedikit tapi
10.30 e. kolaborasi dengan ahli gizi Sering
hasil : makanan diberikan kepada b. makan makanan yang lunak/lembek
ahli gizi
P : lanjutkan intervensi
a. identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutris
b. monitor supan makanan
c. sajikan makanan tinggi kalori dan protein

Senin Resiko 10.00 a. monitor hasil pemeriksaan 13.00


11/10/2021 pendarahan b/d laboratorium S:-
trombositopenia hasil : PLT 34* O:
a. nampak ruam merah pada ekstremitas
10.15 b. catat intake out-put dan hitung b. TD : 80/60mmHg
balance cairan 24 jam N : 144/mnit
hasil : intake cairan : 1200 ml. S : 38,8 C
output cairan 1000 cc P : 24/mnit
SpO2 : 95%
11.00 c. berikan asupan cairan sesuai c. konjungtiva nampak anemis
kebutuhan d. CRT <2 detik
hasil : pasien d anjurkan untuk e. PLT : 34*
banyak minum A : intervensi sebagian teratasi
Hasil :
11.20 d. awasi tetesan infus a. transfuse darah B+ 9bag
hasil : 32x tpm/mnt b. mencatat intake out-put dan balance
cairan 24 jam
11.30 e. kaji turgor kulit
hasil : turgor kulit menurun P : pertahankan intervensi
a. monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. catat intake out-put dan hitung
balance cairan 24 jam
c. berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
IMPLEMENTASI
Hari/tgl Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Evaluasi
Selasa Hipertermia b/d 09.22 a. monitor suhu tubuh 12.00
12/10/2021 proses penyakit hasil : suhu tubuh 38.8 c S : pasien mengalami demam tinggi terus
menerus selama 3 hari.
09.30 b. monitor haluaran urine
hasil : jumlah urin 1000 O:
cc a. kulit teraba hangat
b. suhu tubuh : 37,3 C

A : masalah belum teratasi


10.00 d. kolaborasi pemberian cairan dan Hasil :
elektrolit intravena, jika perlu a. pemberian obat Paracetamol
hasil : pemberian obat kepada b. suhu : 37 C
pasien
P : lanjutkan intervensi
a. monitor suhu tubuh
b. monitor haluaran urine
c. berikan O2 jika perlu
d. kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

Selasa Defisit Nutrisi b/d 09.00 a. identifikasi kebutuhan kalori dan 11.12
12/10/2021 ketidakmampuan jenis nutris S:
mencerna
hasil : makanan sesuai kebutuhan a. pasien mengatakan tidak nafsu
makanan
makan.
09.10 b. monitor supan makanan b. Pasien mengatakan cepat kenyang
hasil : pasien menghabiskan porsi
3-5 sendok O:
a. hanya menghabiskan 3-5 sendok
09.20 c. sajikan makanan tinggi kalori dan makan dalam 1 porsi
protein b. nampak makanan tidak dihabiskan
hasil : adanya pemberian buah
A : masalah belum teratasi
09.30 d. monitor berat badan Hasil :
hasil : BB tidak diketahui a. dianjurkan makanan sedikit tapi
Sering
10.00 e. kolaborasi dengan ahli gizi b. makan makanan yang lunak/lembek
hasil : makanan diberikan kepada
ahli gizi P : lanjutkan intervensi
a. identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutris
b. monitor supan makanan
c. sajikan makanan tinggi kalori
dan protein

Selasa Resiko 10.00 a. monitor hasil pemeriksaan 12.00


12/10/20211 pendarahan b/d laboratorium S:
trombositopenia hasil : PLT 34* O:
a. nampak ruam merah pada
10.25 b. catat intake out-put dan hitung ekstremitas
balance cairan 24 jam b. TD : 110/80mmHg
hasil : intake cairan : 1200 ml. N : 105/mnit
output cairan 1000 cc S : 37,3 C
P : 24/mnit
11.00 c. berikan asupan cairan sesuai SpO2 : 95%
kebutuhan c. konjungtiva nampak anemis
hasil : pasien d anjurkan untuk d. CRT <2 detik
banyak minum e. PLT :34*
A : intervensi sebagian teratasi
11.25 d. awasi tetesan infus Hasil :
hasil : 32x tpm/mnt mencatat intake out-put dan balance
e. kaji turgor kulit cairan 24 jam
11.45 hasil : turgor kulit menurun
P : pertahankan intervensi
a. berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
b. awasi tetesan infus
IMPLEMENTASI

Hari/tgl Diagnosa Jam Tindakan keperawatan Evaluasi


Rabu Hipertermia b/d 09.22 a. monitor suhu tubuh 12.00
13/10/2021 proses penyakit hasil : suhu tubuh 38.8 c S : pasien mengalami demam tinggi terus
menerus selama 3 Hari.
09.25 b. monitor haluaran urine
hasil : jumlah urin 1000 O:
cc c. kulit teraba hangat
09.30 d. suhu tubuh : 37,3 C
c. berikan O2 jika perlu
A : masalah belum teratasi
09.35 d. kolaborasi pemberian cairan dan Hasil :
elektrolit intravena, jika perlu c. pemberian obat Paracetamol
hasil : pemberian obat kepada d. suhu : 37 C
pasien
P : lanjutkan intervensi
a. monitor suhu tubuh
b. berikan O2 jika perlu
c. kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

Rabu Defisit Nutrisi b/d 09.00 a. identifikasi kebutuhan kalori dan 11.12
13/10/2021 ketidakmampuan jenis nutris S:
mencerna
makanan hasil : c. pasien mengatakan tidak nafsu
09.10 b. monitor supan makanan makan.
hasil : pasien menghabiskan porsi d. Pasien mengatakan cepat kenyang
3-5 sendok
O:
09.15 c. sajikan makanan tinggi kalori dan c. hanya menghabiskan 3-5 sendok
protein makan dalam 1 porsi
hasil : adanya pemberian buah d. nampak makanan tidak dihabiskan

09.20 d. monitor berat badan A : masalah belum teratasi


hasil : BB tidak diketahui Hasil :
c. dianjurkan makanan sedikit tapi
10.00 e. kolaborasi dengan ahli gizi Sering
hasil : makanan diberikan kepada d. makan makanan yang lunak/lembek
ahli gizi
P : lanjutkan intervensi
a. identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutris
b. monitor supan makanan
c. sajikan makanan tinggi kalori
dan protein

Rabu Resiko 11.00 a. monitor hasil pemeriksaan 13.00


13/10/20211 pendarahan b/d laboratorium S:-
trombositopenia hasil : PLT 34* O:
a. nampak ruam merah pada
11.10 b. catat intake out-put dan hitung ekstremitas
11.20 balance cairan 24 jam b. TD : 110/80mmHg
hasil : intake cairan : 1200 ml. N : 105x/mnit
output cairan 1000 cc S : 37,3 C
P :
11.25 c. berikan asupan cairan sesuai 24x/mnit SpO2 :
kebutuhan 95%
hasil : pasien d anjurkan untuk c. konjungtiva nampak anemis
d. CRT <2 detik
banyak minum e. PLT :34*
A : intervensi sebagian teratasi
11.30 d. awasi tetesan infus Hasil :
hasil : 32x tpm/mnt mencatat intake out-put dan balance
cairan 24 jam
12.00 e. kaji turgor kulit
hasil : turgor kulit menurun P : pertahankan intervensi
a. awasi tetesan infus
b. monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai