Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan termasuk pribadi,
pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan nilai- nilai yang dimiliki konselor, yang akan
menentukan keberhasilan (efektivitas) proses bimbingan dan konseling. Salah satu
kualitas yang kurang dibicarakan adalah kualitas pribadi konselor, yang menyangkut
segala aspek kepribadian yang amat penting dan menentukan efektivitas konseling.
Dengan kata lain, efektivitas proses konseling akan sangat dipengaruhi oleh besar
modal yang dimiliki oleh konselor.Modal ini meliputi dua aspek, yaitu aspek personal
dan profesional. Modal personal adalah hal-hal yang menyangkut kualitas kepribadian
yang dimiliki oleh konselor, sementara modal profesional lebih mengarah pada persoalan
kualifikasi pendidikan, karakteristik, pengetahuan, serta penguasaan konselor atas
berbagai teori dan teknik konseling.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa sifat diri yang menjadi ciri-ciri pribadi konselor professional? Bagaimana
contohnya?
1.2.2 Apa keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor professional ? bagaimana
contohnya?
1.2.3 Apa urgensi dari perkuliahan pengembangan pribadi dan profesi konselor dalam
membentuk diri konselor yang handal?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui sifat diri pribadi konselor professional
1.3.2 untuk mengetahui ketrampilan konselor professional
1.3.3 Untuk mengetahui urgeensi perkuliahan pengembangan pribadi dan profesi
konselor

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat diri yang menjadi ciri-ciri Pribadi konselor

2.1.1 Keberanian

Sifat ini ditunjukkan melalui kesedian konselor untuk mengakui kesalahan yang dibuat.
Intinya berani mengambil resiko yang telah diperbuat.Contoh : ketika kita melakukan
konseling kita salah dalam memberikan masukan maka kita harus berani mengatakannya
bahwa kita salah dan mencoba membenarkannya

2.1.2 Kesediaan menjadi model

Menjadi model dalam konseling merupakan salah satu cara terbaik untuk mengubah
perilaku konseli. Bertindaklah sesuai dengan harapan sebagai konselor karena kita hanyalah
model. Ciptakanlah suasana yang terbuka,serius,menerima,menghormati serta mengambil
resiko. Contoh :

2.1.3 Kehadiran

Kemampuan untuk hadir bersama konflik dalam konseling merupakan hal penting
konselor hendaknya menyadari bahwa kehadirannya berkaitan dengan rasa sedih,pilu
,perjuangan dan kegembiraan orang lain. Contoh : saat konseli merasa sedih kita
menunjukkan raut muka yang sedih pula,itu menunjukkan bahwa kita hadir dalam
kesedihannya

2.1.4 Niat,baik,tulus dan peduli

Minat yang tulus guna menyejahterakan orang lain merupakan hal yang penting pada
diri konselor. Satu cara lain untuk menyatakan kepedulian adalah dengan memberi
kehangatan dan perhatian. Contoh : saat konseli merasa tidak bisa kita bersikap peduli
dengan cara memberinnya motivasi dengan tulus

2.1.5 Yakin akan manfaat proses konseling

2
Konselor harus yakin pada apa yang sedang dilakukan nya dan percaya akan proses
terapiutik dalam konseling keeyakinan akan manfaat proses konseling merupakan faktor
penting dalam menuju keberhasilan kegiatan konseling.Contoh : pada saat proses konseling
konselor yakin bahwa ini akan berhasil

2.1.6 Keterbukaan

Keterbukaan konselor bukan berarti menampakan semua aspek diri pada konseli. Jika
konselornya terbuka maka konseli juga akan terbuka. Contoh : konselinya malu untuk
menceritakan masalahnya ,nah konselorlah yang terbuka dengan menceritakan juga
masalahnya walaupun tidak semua.

2.1.7 Tidak bertahan di dalam mengatasi kritik

Keterampilan ini berhubungan dengan keterbukaan jika seorang konselor berharap untuk
bertahan sebagai konselor profesional dia tidak cukup hanya memiliki ego yang rapuh.
Contoh : pada proses konseling konselor harus bisa bertahan dengan kritikan pedas

2.1.8 Sadar akan budaya sendiri

Mengetahui bagaimana budaya sendiri mempengaruhi keputusan dan perilaku sehari-hari


berarti telah menyiapkan kerangka acuan dalam memahami pemikiran tentang adanya yang
lain selain dirinya. Contoh : ketika konselinya berbeda budaya konselor memaklumiya karna
tidak Cuma konselor yang memiliki budaya

2.1.9 Berkehendak mencari pengalaman yang baru

Pengalaman penggalaman baru itu akan disajikan dalam konseling secara tepat akan
membantu upaya konseli mengatasi masalah yang tengah mereka derita. Contoh : konselor
menndapat pengalaman dan itu sama dengan konselinya nah dia bisa menerapkan pengalaman
itu pada konseli

2.1.10 Kekuatan pribadi

3
Kekuatan pribadi meliputi kesadaran dan kepercayaan diri konselor akan pengaruh dirinya
terhadap orang lain. Contoh : konselor percaya bahwa omongannya itu member pengaruh
pada konseli

2.1.11 Stamina

Stamina psikologis dan fisik seorang konselor diperlukan dalam langsung kegiatan dan
dinamika kelompok nya seorang konselor dituntut agar menyadari tingkat energinya sendiri.
Contoh : pada saat konseling berlangsung stamina si konselor harus bagus agar konseli tidak
mengalami noise apabila misal kalau si konselor sakit nanti konseli malah fokusnya ke
sakitnya konselor bukan masalahnya sendiri.

2.1.12 Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan titik pangkal dari kesediaan menghadap kan diri dengan
mengevaluasi diri oleh karena itu rangkaian rangkaian kerja konseling selalu mengarah
kepada upaya penciptaan kondisi yang dapat membawa konseling menyadari akan dirinya
sendiri. Contoh : konselor sadar bahwa dia tidak bisa mengatasi masalah yang dihadapi
konseli ini maka ia akan memberikan alternatif yang lain

2.1.13 Rasa humor

Rasa humor maksudnya kita memang serius tetapi harus diselingi humor agar
psikologisnya tidak terlalu lelah. Contoh : konselor sesekali memberikan lelucon disaat proses
konseling

2.1.14 Daya temu

Menjalankan konseling dengan ide-ide yang segar merupakan keterampilan penting yang
mencirikan seorang konselor professional. Contoh : konselor yang kreatif

2.1.15 Dedikasi dalam komitmen pribadi

Kemampuan ini akan tampak pada bagaimana seorang konselor meyakini nilai dari proses
konseling nya memantapkan visi yang mengarah pada pemberdayaan konseling dan

4
bagaimana juga iya menghindari perilaku yang bersifat arrogant isi dalam menjalankan
konseling. Contoh : konselor berkomitmen bahwa dia akan menjalankan konseling

2.2 Ketrampilan yang harus dikuasai oleh konselor professional

Beberapa ketrampilan yang diperlukan oleh seorang konselor sebagai seorang yang memiliki
kompetensi professional itu (Corey& Corey ,2006;Natawidjaja,1987)

2.2.1 Aktif mendengarkan

Paham apa yang dilakukan konseling ,bukan hanya mendengarkan kata-kata semata,akan
tetapi mencakup penyerapan isi,mencatat gerak-isyarat dan perubahan dalam hal suara
maupun ekspresi. Contoh: konselor harus focus terhadap apa yang dibicarakan konseli jangan
memunculkan noise(gangguan)

2.2.2 Merefleksikan

Suatu kemampuan untuk menyampaikan inti dari apa yang di komunikasi kan konseling
sehingga jelas terlihat. Contoh : konselor dapat menyimpulkan apa yang dihadapi konseli.

2.2.3 Memperjelas

Menegaskan isi pokok dan menghilangkan perasaan konflik dan membingungkan


konseling. Contoh : konselor mengucapkan ulang perma

2.2.4 Merangkum

Keterampilan merangkum dapat sangat berguna setelah pemeriksaan awal sesi konseling
ketika proses konseling menjadi terhenti atau terpotong merangkum selalu membantu dalam
memutuskan di mana kegiatan akan dilanjutkan.. Contoh : pada proses konseling konselor
menuls hal2 yang penting sehingga ada catatan ketika proses konseling tehenti dan
dilanjutkan

2.2.5 Memudahkan

Memudahkan konseli dalam segala hal. Tujuannya untuk membantu konseli mencari
tujuannya sendiri. Keterampilan ini membuka komunikasi antara konselor dan konseli dan

5
membantunnya meningkatkan tanggung jawab guna pedoman proses konseling yang
dimaksud. Contoh: memberikan dorongan atau motivasi pada konseli itu akan memudahkan
proses konseling.

2.2.6 Mengempati

Keterampilan ini menuntut seorang konselor agar memiliki ciri tentang perhatian dan
keterbukaan dan juga harus memiliki pengalaman yang luas untuk memberikan layanan guna
beri identifikasi dengan orang lain. Contoh : ketika pada proses konseling konselinya merasa
sedih sbg konselor juga ikut merasakan dan memakai gerakan seperti meenepuk pundak
konseli

2.2.7 Menafsirkan

Keterampilan ini menuntut konselor agar mampu memberikan kemungkinan penjelasan


atas perilaku perasaan dan pemikiran tertentu penafsiran dapat dilakukan oleh konselor
dengan mempertimbangkan konteks budaya yang melatarbelakangi kehidupan konseling.
Contoh : memahami apa yang ditanyakan konselor

2.2.8 Menanyakan

Keterampilan bertanya merupakan kemampuan konselor untuk mengarahkan konseling


melakukan penjajakan diri secara lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana ia harus bertindak
keterampilan ini akan membantu mencari penyebab perilaku memeriksa informasi berkenaan
dengan masalah yang tengah dihadapi konseling. Contoh : konselor menanyakan sesuai apa
yang masalah yang dihadapi konseli

2.2.9 Menghubungkan (Linking)

Keterampilan ini mempersilahkan pemahaman konselor dalam menemukan cara-cara yang


berhubungan dengan yang dilakukan dan dikatakan seseorang atas perhatiannya pada pribadi
yang lain. Contoh : memberikan pertanyaan yang dapat meningkatkan dalah misalnya
“Adakah seseorang konseling merasakan seperti yang dirasakan oleh Budi” dan “Bagaimana
iya terpengaruh oleh perubahan hubungan antara Budi dan Rere”

2.2.10 Mengonfrontasikan

6
Dalam menghadapi konseling konselor harus satu menantang cara khusus perilaku untuk
memeriksa dan menghindari pelabuhan seseorang membagi bagaimana ia merasakan
mengenai perilaku pribadi. Contoh: konselor harus tau ketika konseli benar2 sedih ,marah
atau berpura-pura

2.2.11 Mendukung

Keterampilan ini merupakan kemampuan yang mendukung perilaku positif konseling


dukungan hendaknya diberikan pada saat yang pas baik berkenaan dengan perkembangan
pikiran maupun perasaan. Contoh : memberi dukungan penuh pada keputusan konseli

2.2.12 Membatasi

Konselor bertanggung jawab untuk membatasi kegiatan tertentu dari konseling seperti
bertanya menggali menggunting melanggar rahasia orang lain membeberkan rahasia dan lain-
lain keterampilan ini membantu konselor untuk membangun norma dalam konseling dan
merupakan intervensi yang penting selamat tahap awal dari proses konseling. Contoh : pada
saat konseling kalau itu merupakan rahasia orang lain konselor membatasinya.

2.2.13 Menilai(Assessing)

Assessmen mencakup kemampuan untuk melakukan penilaian masalah perilaku tertentu


dan memiliki intervensi yang cocok assessment ditunjukkan kepada konseling dan proses
konseling dan dilangsungkan selama kerja konseling itu terjadi kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman atas kemajuan yang dicapai dalam proses
konseling. Contoh : menilai seberapa berat atau ringan masalah yang dihadapi konseli

2.2.14 Modeling

Satu cara yang terbaik bagi seorang konselor termasuk pemimpin kelompok dalam
mengajarkan perilaku yang dikehendaki adalah melalui keteladanan hal ini dapat dilakukan
dengan memperlihatkan contoh contoh perilaku melalui tindakan khususnya contoh contoh
perilaku yang positif dan dapat meningkatkan hasrat berkembangnya potensi konseling.
Contoh : konselor tidak berkata kasar konseli pasti menirunya

2.1.15 Menyarankan

7
Para konselor sekolah dapat menawarkan sejumlah saran dalam membantu siswanya atau
konseling nya mengembangkan suatu pilihan materi mengenai berpikir atau bertindak saran-
saran dapat berupa pemberian informasi. Contoh : menyarankan apa yang terbaik bagi konseli

2.1.16 Berinisiatif

Keterampilan ini mencakup kemampuan konselor untuk mendapatkan konseling agar tetap
berpusat pada tujuan pribadinya membantu konseling agar bekerja pada tempatnya. Contoh :
mencari tahu apa apa tentang konseli

2.1.17 Mengevaluasi

bagaimana mengevaluasi sampai mereka mampu menilai perubahan dan kemajuan


konseling. Artinya mencari apa yang kurang pada setiap konseling . contoh : konselor
menemukan apa yag kurang didalam proses konseling.

2.1.18 Mengakhiri

Konselor harus belajar kapan dan bagaimana mengakhiri kerja baik dengan individu
maupun kelompok. Contoh : konselor menakhirinya dengan bijak ketika masalahnya sudah
selesai.

2.3 Manfaat Perkuliahan Pengembangan Pribadi Dan Profesi Konselor Dalam Membentuk Diri
Konselor Yang Kompeten Dan Handal

Manfaatnya yaitu konselor mendapatkan arahan tentang bagaimana konselor yang


kompeten dan handal ,menjadi punya keyainan dan sikap konselor yang kompeten,menjadi tau
akan pengetahuan tentang kerja konselor yang kompeten serta mengetahui ketrampila dan
strategi konselor yang kompeten

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konselor  merupakan  sebuah  profesi,  salah  satu  dasar  kerangka  teoritik  dan
aplikasinya dilandasi pada kualitas pribadi konselor. Tuntutan secara profesi, konselorharus
memiliki kualitas pribadi yang memadai untuk menunjukkan profesionalisme perilaku dan
aktivitasnya. Proses konseling yang merupakan sentral layanan konseling dilakukan sesuai
dengan kaidah profesi dan kode etik yang ditetapkan. Belief system menjadi acuan bagi konselor
untuk menyiapkan diri sebagai konselor yang memiliki kualitas pribadi positif dan mampu
berinteraksi dengan klien dalam sistem nilai yang berbeda. Untuk memfasilitasi kemampuan
konselor dalam memahami konteks nilai dari klien maka diperlukan pendekatan dan 
pemahaman  kultural.  Keragaman  budaya  yang  berimplikasi  pada  keragaman  dan perspektif
nilai merupakan pertimbangan khusus bagi konselor untuk senantiasa bekerja berdasarkan
landasan-landasan moral dan etis.

Anda mungkin juga menyukai