27 - Nabilla Tiara Muti Valdania - 205010100111039
27 - Nabilla Tiara Muti Valdania - 205010100111039
205010100111039
2. a. Free Consent, yaitu kebebasan para pihak menyatakan apa yang merupakan
kehendaknya. Suatu Perjanjian internasional yang tidak dilandasi asas ini, menimbulkan
akibat hukum, misalnya batalnya (void ) ataupun tidak sahnya perjanjian internasional.
b. Pacta Sunt Servanda, menekankan kepada kewajiban para pihak untuk mentaati perjanjian
(Pasal 26 KW ’69) Asas ini sangat berkaitan erat dengan asas itikad baik, sebab sejauh mana
para pihak akan mentaati isi perjanjian akan terlihat dalam praktek pelaksanaannya yang tentu
saja harus didasarkan atas itikad baik
c. Good Faith, merupakan jiwa dan darahnya suatu perjanjian internasional. Asas ini sudah
harus diperhatikan paling awal, yakni sejak dari pendekatan informal sampai tahap yang
paling akhir. Ada tidaknya Itikad baik para pihak akan diuji dan dapat diketahui dari praktek
atau perilaku nyata negara-negara tersebut.
d. pacta tertiis nec nocent nec prosunt yang mengandung arti bahwa suatu perjanjian
internasional tidak memberikan hak dan membebani kewajiban terhadap pihak ketiga, kecuali
pihak ketiga tsb menyetujuinya. (Pasal 34 KW’69 )
e. Rebus Sic Stantibus, Asas yang memberikan hak pada para pihak untuk mengakhiri atau
menangguhkan pelaksanaan isi perjanjian apabila (berdasarkan alasan) terjadi perubahan yang
fundamental yang bertalian dengan perjanjian itu
f. Most Favour Nation Clause, asas yang menyatakan klausula/syarat yang paling
menguntungkan berlaku bagi pihak ketiga atau klausula jaminan perlakuan sama kepada
bangsa-bangsa
g. Non Retroactive, bermakna bahwa suatu kaidah hukum pada umumnya tidak berlaku surut,
demikian juga PI pada dasarnya tidak berlaku surut. (Pasal 28 KW’69)
3. Law making treaty adalah perjanjian internasional yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau
kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan, misalnya Konvensi
Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional dan Konvensi Hukum Laut 1982.
Treaty contract adalah perjanjian seperti suatu kontrak atau perjanjian dalam hukum perdata
yang mengakibatkan hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian itu saja,
contoh perjanjian perbatasan dan perjanjian perdagangan.
4. Surat Kuasa Penuh (Full Powers) adalah istilah dalam hukum internasional yang mengacu
kepada orang yang berwenang untuk menandatangani suatu perjanjian internasional atas
perantara suatu negara. Orang yang bukan kepala negara, kepala pemerintahan, atau menteri luar
negeri harus memiliki Surat Kuasa Penuh agar dapat menandatangani perjanjian yang mengikat
pemerintahan mereka.