Dasar ditetapkannya Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 ini tidak disinggung hal-hal mengenai garis-
garis besar tentang kebijakan Hukum Nasional, tetapi menentukan mengenai Sumber Tertib Hukum
Republik Indonesia yaitu Pancasila yang dirumuskan sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan
mengenai Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.
Dalam Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 Lampiran I diuraikan bahwa prwujudan sumber dari
segala sumber hukum Republik Indonesia adalah:
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945;
b. Dekrit 5 Juli 1959;
c. Undang-Undang Dasar Proklamasi;
d. Surat Perintah 11 Maret 1966.
Dalam Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 Lampiran II tentang “Tata Urutan Peraturan Perundangan
Republik Indonesia menurut UUD 1945” ditetapkan sebagai berikut:
b. Ketetapan MPR;
1) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan
Undang-Undang.
2) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan
Keputusan Presiden.
d. Peraturan Pemerintah;
Peraturan Pemerintah adalah memuat aturan-aturan umum untuk melaksanakan Undang-undang.
e. Keputusan Presiden;
Keputusan Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus (einmalig) adalah untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar yang bersangkutan. Ketetapan MPR dala bidang eksekutif, atau
Peraturan Pemerintah.
f. Peraturan Pelaksana lainnya seperti: Peraturan menteri; Instruksi Menteri; dan lain-lainnya.
Peraturan pelaksana lainnya ini harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
Sesuai dengan sistem konstitusi seperti yang dijelaskan dalam Penjelasan autentik Undang-Undang
Dasar 1945, Undang Undang Dasar Republik Indonesia adalah bentuk peraturan perundangan yang
tertinggi, yang menjadi dasar dan sumber bagi semua peraturan perundangan bawahan dalam Negara.
Sesuai pula dengan prinsip Negara Hukum, maka setiap peraturan perundangan harus berdasar dan
bersumber dengan tegas pada peraturan perundangan yang berlaku, yang lebih tinggi tingkatnya.
Dengan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 juga
mengakui adanya suatu sistem norma hukum yang berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang, yakni suatu
norma itu berlaku, bersumber, dan berdasar pada norma yang lebih tinggi dan diakui pula adanya norma
tertinggi yang menjadi dasar dan sumber bagi norma-norma di bawahnya.