Anda di halaman 1dari 12

Bahan Kuliah 1

PRAKTEK PERADILAN PERDATA


Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Oleh :
Muchammad Alfarisi, SH., M.Hum
Founder ARKA LAW FIRM
Level 38 Tower A, 88 Building Kota Kasablanka
Jl. Casablanka Raya Kav. 88 Jakarta Selatan
www.arkalaw.co
PERSIDANGAN PERDATA
SURAT KUASA
Pasal 1792 KUHPer 
Pemberian kuasa ialah suatu persetujuan yang
berisikan pemberian kekuasaan kepada orang lain
yang menerimanya untuk melaksanakan sesuatu
atas nama orang yang memberikan kuasa.

1793
Kuasa dapat diberikan dan diterima dengan suatu
akta umum, dengan suatu surat di bawah tangan
bahkan dengan sepucuk surat ataupun dengan
lisan.
Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. secara khusus; atau
2. secara umum

Pemberian Kuasa Secara khusus hanya mengenai


satu kepentingan tertentu atau lebih

Pemberian secara umum hanya meliputi tindakan-


tindakan yang menyangkut pengurusan saja, misal
mengirimkan barang, memindahkan barang,
menadatangani surat-surat dan lain-lain;

Untuk beracara di pengadilan, hanya boleh


menggunakan kuasa khusus saja
Surat Edaran Mahkamah Agung (“SEMA”), yaitu diantaranya : (i)
SEMA Nomor 2 Tahun 1959, tanggal 19 Januari 1959; (ii) SEMA Nomor
5 Tahun 1962, tanggal 30 Juli 1962; (iii) SEMA Nomor 01 Tahun 1971,
tanggal 23 Januari 1971; dan (iv) SEMA Nomor 6 Tahun 1994, tanggal
14 Oktober 1994.

a. Menyebutkan dengan jelas dan spesifik surat kuasa, untuk


berperkara di pengadilan mana;

b. Menyebutkan kompetensi relatif, pada Pengadilan Negeri mana


kuasa itu dipergunakan mewakili kepentingan pemberi kuasa;

c. Menyebutkan identitas dan kedudukan para pihak (sebagai


penggugat atau tergugat);

d. Menyebutkan secara ringkas dan konkret pokok dan obyek


sengketa yang diperkarakan antara pihak yang berperkara. Paling
tidak, menyebutkan jenis masalah perkaranya.
SURAT KUASA
1.  Identitas Pemberi Kuasa
2.  Kedudukan Pemberi Kuasa (Misal selaku Direksi
Suatu Perseroan Terbatas)
3.  Identitas Penerima Kuasa
4.  Untuk Keperluan Khusus apa Kuasa tersebut
diberikan
5.  Di Pengadilan Mana Kuasa tersebut digunakan
6.  Untuk keperluan Menggugat siapa dan menggugat
tentang apa
Unsur-unsur Surat Gugatan
1. Tanggal Surat Gugatan
2. Nama dan Alamat Pengadilan yang dituju
3. Identitas Para Pihak yang menjadi Penggugat dan
Tergugat
4. J ika Penggugat menggunakan kuasa, maka
sebutkan juga identitas kuasa hukum dan dasar
kuasa hukum tersebut mewakili Penggugat.
5. Posita Gugatan
a. Duduk Perkara/Kronologis Perkara yang
menjadi Pokok Gugatan
b. Dasar Hukum dan Analisa Hukum

6. Petitum
Tambahan dalam Surat Gugatan

1. Permintaan Denda dan/atau Ganti


biaya
2. Permintaan sita jaminan
3. Permintaan Uang Paksa atau
Dwangsom
4. Permintaan Putusan Serta Merta yang
dapat dilaksanakan terlebih dahulu
Teknis Menyusun Gugatan
1.  Sebelum membuat gugatan harus meminta semua
dokumen dan mempelajari semua dokumen terkait
Kasus.
2.  Menentukan materi gugatan, apakah Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum (1365 KUH Per) atau
Wanprestasi.
3.  Jangan sampai mencampuradukan materi gugatan
wanprestasi dengan gugatan PMH
4.  Menentukan Siapa (- siapa) yang harus digugat baik
menjadi Tergugat atau Turut Tergugat.
Teknis Menyusun Gugatan
4.  Menyusun posita sesuai dengan urutan kejadian dan
yang didukung alat bukti.
5.  Mengutip dasar hukum yang relevan atau Pasal-pasal
dalam Perjanjian (jika gugatan wanprestasi), doktrin
dari ahli hukum dan sertakan yurisprudensi dalam
dalil-dalil posita.
6.  Menentukan petitum yang jelas tidak bertentangan
dengan posita dan fakta-fakta atau bukti-bukti yang
ada.
7.  Jika ada Permohonan sita, maka jelaskan objek yang
akan dimintakan sita secara jelas
Gugatan Wanprestasi
1.  Sebutkan dasar hukum Perjanjian yang
mengikat Para Pihak.
2.  Sebutkan hak dan kewajiban Para Pihak
berdasarkan Perjanjian tersebut
3.  Sebutkan kejadian wanprestasi apa yang
dilakukan oleh Tergugat.
4.  Apa akibat hukum yang diatur dalam Perjanjian
jika ada pihak yang wanprestasi
5.  Apa kerugian yang dialami oleh Penggugat.
Gugatan Perbuatan
Melawan Hukum
1.  Sebutkan dan uraikan kejadian yang melibatkan
Para Pihak.
2.  Sebutkan perbuatan apa yang dilakukan oleh
Tergugat kepada Penggugat.
3.  Apa kerugian yang dialami oleh Penggugat.
4.  Uraikan hubungan sebab akibat perbuatan
penggugat dengan kerugian yang dialami oleh
Tergugat

Anda mungkin juga menyukai