Anda di halaman 1dari 8

Bahan Kuliah 3

Jawaban & Rekonpensi


PRAKTEK PERADILAN PERDATA
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Oleh :
Muchammad Alfarisi, SH., M.Hum
Founder ARKA LAW FIRM
Level 38 Tower A, 88 Building Kota Kasablanka
Jl. Casablanka Raya Kav. 88 Jakarta selatan
www.arkalaw.co
PERSIDANGAN PERDATA
SURAT KUASA
1.  Identitas Pemberi Kuasa
2.  Kedudukan Wakil Pemberi Kuasa (Misal selaku
Direksi Suatu Perseroan Terbatas)
3.  Identitas Penerima Kuasa
4.  Untuk Keperluan Khusus apa Kuasa tersebut
diberikan
5.  Di Pengadilan Mana Kuasa tersebut digunakan
6.  Untuk keperluan dalam perkara nomor berapa
dan atas gugatan dari siapa?
Unsur-unsur Jawaban
1. Tanggal Surat Jawaban
2. Jawaban ditujukan untuk perkara nomor berapa
3. Nama dan Alamat Pengadilan yang dituju
4. Identitas Para Pihak yang menjadi Penggugat dan
Tergugat
5. Jika Tergugat menggunakan kuasa, maka
sebutkan juga identitas kuasa hukum dan dasar
kuasa hukum tersebut mewakili Tergugat.
6. Eksepsi atas gugatan penggugat
7. Bantahan atas gugatan Penggugat
8. Gugatan Rekonpensi jika ada.
9. Petitum
JAWABAN & REKONPENSI
Materi Eksepsi

1.  Eksepsi tentang kompentensi absolut/relatif

2.  Eksepsi tentang kedudukan hukum Penggugat/Tergugat

3.  Eksepsi tentang gugatan salah alamat/eror in persona

4.  Eksepsi Gugatan Prematur

5.  Eksepsi Gugatan Kabur/Obscur Libel

6.  Eksepsi Gugatan Kurang Pihak

7.  Exceptio non adimpleti contractus


Jawaban Pokok Perkara
—  Wajib membantah semua dalil-dalil yang disampaikan
oleh Penggugat dalam gugatannya.

—  Bantahan harus disertai Dasar hukum baik dari Peraturan


perundang-undangan maupun dari Perjanjian (dalam
gugatan wanprestasi).

—  Diperkuat dengan Teori atau doktrin-doktrin dari ahli


hukum dan diperkuat lagi dengan rujukan Yurisprudensi
yang relevan.

—  Jawaban sebaiknya dibuat dengan bahasa yang sederhana


dan mudah dipahami oleh pihak lawan maupun Majelis
Hakim.
Gugatan Rekonpensi
—  gugatan rekonvensi adalah gugatan yang diajukan oleh
Tergugat sebagai gugatan balik terhadap gugatan yang
diajukan Penggugat dan biasanya diajukan bersamaan
dengan pengajuan Jawaban.

—  Gugatan Rekonvensi diatur dalam pasal 132 (a) dan 132


(b) HIR,  pasal 157 dan 158 RBg serta pasal 244 – 247 BRv.

—  Syarat gugatan rekonpensi sama dengan Gugatan Biasa,


harus ada posita yang jelas dan runut serta harus ada
Petitum yang jelas dan tidak bertentangan dengan Posita.

—  Gugatan rekonpensi bisa diajukan, sekiranya justru ada


hak-hak Tergugat yang dilanggar oleh Penggugat.
Pasal 132  a Ayat (1)  HIR  menyatakan: Dalam tiap-tiap perkara,
tergugat berhak mengajukan tuntutan balik.

Pasal 132 huruf b angka 1 HIR, mengatur bahwa waktu pengajuan


gugatan rekonvensi wajib dilakukan bersama sama dengan
pengajuan jawaban

Putusan MA No. 346K/Sip/1975. Dalam Putusan tersebut


dijelaskan bahwa gugatan rekonvensi baru diajukan tergugat
pada jawaban tertulis kedua, oleh karena itu gugatan rekonvensi
tersebut adalah  terlambat. Menurut putusan tersebut gugatan
rekonvensi seperti itu dianggap melampaui batas pengajuan,
sehingga tidak memenuhi syarat formil, dan harus dinyatakan
tidak dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai