Anda di halaman 1dari 3

Nabilla Tiara Muti Valdania (5)

205010100111039
UTS Hukum Acara Pidana kelas G

1. Jelaskan yang dimaksud dengan:


a. Presumption of innocense, asas praduga tidak bersalah. Setiap orang yang disangka, ditangkap,
ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah
sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan
hukum tetap.
b. Equality before the law, asas yang menyatakan pengadilan dalam mengadili menurut hukum
dengan tidak membeda-bedakan orang. perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka
hukum dengan tidak mengadakan pembedaan perlakuan.
c. Akuisator, asas yang menempatkan kedudukan tersangka/terdakwa dalam setiap tingkat
pemeriksaan adalah sebagai subyek yang mempunyai hak-hak bukan sebagai obyek
pemeriksaan. Oleh karena itu tersangka/ terdakwa harus didudukkan dan diperlakukan dalam
berdasarkan HAM dengan kedudukan manusia yang mempunyai harkat dan martabat harga diri.
d. Oportunitas, asas hukum yang memberikan wewenang kepada Jaksa Agung untuk tidak
melakukan penuntutan deengan pertimbangan akan merugikan kepentingan umum, negara dan
masyarakat
2. Dasar alasan penangkapan berdasarkan pasal 17 KUHP, Perintah penangkapan dilakukan
terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan
yang cukup.
1. Dugaan keras telah melakukan tindakan pidana
2. Berdasarkan bukti permulaan yang cukup
Bukti permulaan yang cukup menurut keputusan rapat kerja mahkejapol 21 maret 1984
adanya laporan atau pengaduan dan satu alat bukti.
Bukti permulaan yang cukup menurut SKEP kapolri No.Pol.SKEP/04/I/1982 16 Feb 1982,
bukti yang merupakan keterangan dan data yang terkandung dalam dua diantara:
▪ Laporan Polisi
▪ Berita acara pemeriksaan di TKP
▪ Laporan hasil penyelidikan
▪ Keterangan saksi
▪ Barang Bukti
Terakhir diperbaiki dengan putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 bahwa bukti permulaan
yang cukup atau Bukti yang cukup adalah minimal 2 alat bukti yaitu
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan terdakwa
3. a. Pengalihan penahanan diatur dalam pasal 23 KUHAP berisi penyidik atau penuntut umum
atau hakim berwenang untuk mengalihkan jenis penahanan yang satu kepada jenis penahanan yang
lain. Jenis penahanan tercantum dalam pasal 22 KUHAP. Bisa dari penahanan terberat ke terendah
atau sebaliknya.
1.tersangka/terdakwa atau kuasa hukumnya atau keluarganya mengirimkan surat permohonan
untuk mengalihkan jenis penahanannya ke instansi yang menahan
2. instansi yang menahan mengeluarkan surat perintah atau surat penetapan untuk mengalihkan
jenis penahanan
3.tembusan surat perintah atau surat penetapan tersebut diberikan kepada tersangka/terdakwa serta
kepada instansi lain yang berkepentingan
b. Penangguhan penahanan adalah mengeluarkan tersangka atau terdakwa dari tahanan sebelum
batas waktu penahanan berakhir. prosesnya, berdasar permintaan tersangka lalu kesepakatan 2
pihak, yaitu antara tersangka, keluarga atau penasehat hukum tersangka dengan aparat penegak
hukum.
Penangguhan penahanan diatur dalam pasal 31 ayat 1 KUHAP berisi atas permintaan tersangka
atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenangan masing-
masing, dapat mengadakan penangguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan
orang berdasarkan syarat yang ditentukan.
4. a. Berdasarkan pasal 39 ayat (1) KUHAP benda yang dapat dilakukan penyitaan yaitu:
▪ benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh
dan tindak pidana atau sebagai hasil dan tindak pidana;
▪ benda yang telah dipergunakan secara Iangsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya;
▪ benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana;
▪ benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana;
▪ benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.
Berdasarkan ayat (2) Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit
dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana,
sepanjang memenuhi ketentuan ayat (1)

b. Menurut pasal 45 KUHAP, benda sitaan yang mudah rusak dan membahayakan, sehingga
tidak mungkin untuk disimpan sampai putusan pengadilan terhadap perkara yang
bersangkutan memperoleh kekuatan hukum tetap atau jika biaya penyimpanan benda
tersebut akan menjadi terlalu tinggi, sejauh mungkin dengan persetujuan Tersangka dapat
dijual lelang atau diamankan dengan disaksikan tersangka atau kuasanya, dan (uang) hasil
lelang itu dapat dijadikan barang bukti, dengan sedapat mungkin sebagian kecil dari benda
itu disisihkan guna kepentingan pembuktian.
Namun benda sitaan yang bersifat terlarang atau dilarang untuk diedarkan, tidak termasuk
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dirampas untuk dipergunakan bagi
kepentingan negara atau untuk dimusnahkan.
5. a. dalam Pasal 14 huruf b KUHAP tentang kewenangan penuntut umum. Disebutkan bahwa
salah satu wewenang penuntut umum ialah mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan
pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4) KUHAP,
dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik.
Merupakan proses penyerahan berkas perkara dari penyidik ke penuntut umum, apabila belum
lengkap dikembalikan ke penyidik kemudian diperbaiki dan diserahkan lagi ke penuntut umum
hingga lengkap.
Dalam pasal 110 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera
menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum.
(2) Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih
kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik
disertai petunjuk untuk dilengkapi.
(3) Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, penyidik
wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari penuntut umum.
(4) KUHAP Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu empat belas hari penuntut
umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum batas waktu tersebut
berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari penuntut umum kepada penyidik.
b. Penuntut umum berpendapat berkas sudah lengkap Bila berkas perkara sudah dinyatakan
lengkap, maka penuntut umum mengeluarkan surat P-21 yang berarti berkas perkara dinyatakan
lengkap. Dengan diterimanya berkas perkara oleh penuntut umum, maka tanggungjawab
yuridis atas penanganan perkara tersebut beralih dari penyidik kepada penuntut umum.

Anda mungkin juga menyukai