Anda di halaman 1dari 2

Peradilan Umum 

(Peradilan Sipil) adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang


menjalankan kekuasaan kehakiman bagi sebagian rakyat pencari keadilan pada umumnya.[1][2]
Peradilan umum meliputi:

1. Pengadilan Negeri, (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah lembaga peradilan di


lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai
Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.

Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi wilayah Kota atau Kabupaten.

Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim
Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.
2. Pengadilan Tinggi(biasa disingkat: PT) merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan
Tingkat Banding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.
Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir mengenai
sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang dengan daerah hukum
meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan
seorang Wakil Ketua PT), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.

3. Pengadilan Khusus[3]
1. Pengadilan Anak adalah pengadilan yang bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara anak. Batas umur anak yang dapat diajukan
ke Pengadilan Anak adalah sekurang-kurangnya 12 (dua belas) tahun tetapi belum
mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah. Pengadilan
Anak merupakan salah satu Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum yang disahkan pada tahun 2012 melalui Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
2. Pengadilan Niaga adalah Pengadilan Khusus yang dibentuk di lingkungan peradilan
umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap
perkara kepailitan dan penundaan kewajiban dan pembayaran utang (PKPU).
Pengadilan Niaga juga berwenang menangani sengketa-sengketa komersial lainnya
seperti sengketa di bidang hak kekayaan intelektual (HKI) dan sengketa dalam
proses likuidasi bank yang dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
3. Pengadilan Hak Asasi Manusia (disingkat Pengadilan HAM) adalah Pengadilan
Khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pengadilan Hak
Asasi Manusia merupakan salah satu Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan HAM berkedudukan di
daerah kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah
hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Pengadilan Tipikor) adalah Pengadilan
Khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi. Saat ini Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi telah dibentuk di setiap Pengadilan Negeri yang berkedudukan di
ibu kota provinsi. Pengadilan Tipikor berkedudukan di ibu kota provinsi, dengan
daerah hukum meliputi wilayah provinsi
5. Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan peradilan umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi
putusan terhadap perselisihan hubungan industrial. Pengadilan Hubungan Industrial
berada pada setiap Pengadilan Negeri Kabupaten/Kota yang berada di setiap Ibu
kota Provinsi yang daerah hukumnya meliputi provinsi yang bersangkutan. Khusus
pada Kabupaten/Kota yang padat industri, Pengadilan Hubungan Industrial
dibentuk dengan Keputusan Presiden pada Pengadilan Negeri setempat.
6. Pengadilan Perikanan adalah Pengadilan Khusus di lingkungan peradilan
umum yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus tindak pidana di
bidang perikanan. Pengadilan Perikanan dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
Hingga saat ini terdapat sepuluh Pengadilan Perikanan di seluruh Indonesia.
Pengadilan Perikanan dibentuk pertama kali pada tahun 2004 di Pengadilan Negeri
Jakarta Utara, Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Pontianak, Pengadilan
Negeri Bitung, dan Pengadilan Negeri Tual. Pada tahun 2010 berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 2010 dibentuk Pengadilan Perikanan
di Pengadilan Negeri Tanjung Pinang dan Pengadilan Negeri Ranai. Kemudian
pada tahun 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 2014, dibentuk 3
(tiga) Pengadilan Perikanan baru di Pengadilan Negeri Ambon, Pengadilan Negeri
Sorong dan Pengadilan Negeri Merauke. Daerah hukum Pengadilan Perikanan
berada sesuai dengan daerah hukum Pengadilan Negeri.

Anda mungkin juga menyukai