Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA

DIBAWAH 5 TAHUN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
ANDINI TALITHA JANARDANI
A2A018058

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
BAB I
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor risiko kejadian pneumonia pada anak usia dibawah 5
tahun di Puskesmas Plaju Palembang

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya proposi faktor status gizi, keberadaan anggota keluarga
yang merokok, riwayat imunisasi lengkap pada balita di Puskesmas
Plaju Palembang
b. Diketahuinya kejadian Pneumonia pada balita di Puskesmas Plaju
Palembang
c. Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh dengan kejadian
pneumonia pada balita
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teori
Kejadian pneumonia pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor. Angka
kesakitan dan kematian pneumonia balita cukup tinggi karena merupakan
penyebab kematian kedua setelah diare. Oleh karena itu, masalah ini perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang tepat, yaitu dengan melakukan
pencegahan serta pengobatan pneumonia balita. Untuk mencegah
pneumonia, daoat dilakukan dengan cara meminimalisir faktor risiko
kejadian pneumonia balita.
Infeksi oleh mikroorganisme menjadi salah satu faktor utama terjadinya
pneumonia pada balita seperti virus dan bakteri. Faktor-faktor lain yang
juga mempengaruhi terbagi menjadi faktor anak, faktor ibu, faktor
lingkungan dan faktor sosial ekonomi.
Berdasarkan penjelasan diatas, didapatkan faktor-faktor penyebab
pneumonia balita sebagai berikut:

Faktor Anak: Faktor Ibu: Faktor Lingkungan:


 Umur  Pendidikan  Pencemaran
 Jenis  pengetahuan udara di
kelamin dalam rumah
 Status gizi
 Kepadatan
 Berat badan
hunian
lahir
 Jarak ke
 Riwayat
imunisasi fasilitas
 Riwayat kesehatan
terserang  Wilayah
campak tempat tinggal
 Pemberian
vitamin A

Kejadian
Pneumonia
Balita Mikroorganisme
Faktor (virus dan
Sosial- bakteri)
Ekonomi:
Pendapatan
keluarga
2. Kerangka Konsep

Dari kerangka teori dapat diketahui bahwa pneumonia disebabkan oleh


beberapa faktor risiko seperti faktor agen, host dan environment. Pada
penelitian ini, didapatkan variabel bebas adalah kejadian pneumonia balita.
Variabel terikat adalah karakteristik anak, karakteristik ibu, karakteristik
lingkungan dan karakteristik sosial-ekonomi, sehingga kerangka konsep
sebagai berikut:

Karakteristik Anak:
 Umur
 Jenis kelamin
 Status gizi
 Berat badan lahir
 Riwayat imunisasi
 Riwayat terserang
campak
 Pemberian vitamin A

Karakteristik Ibu:
 Pendidikan
 pengetahuan
Kejadian
Pneumonia
Balita

Karakteristik Lingkungan:
 Pencemaran udara di
dalam rumah
 Kepadatan hunian
 Jarak ke fasilitas
kesehatan
 Wilayah tempat tinggal

Faktor Sosial-
Ekonomi:
3. Hipotesis
a. Ada hubungan antara karakteristik anak (umur, status gizi, jenis
kelamin, status imunisasi, dan berat badan lahir) dengan kejadian
pneumonia pada anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Plaju Palembang
b. Ada hubungan antara karakteristik ibu (pendidikan dan pengetahuan)
dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-5 tahun di Puskesmas
Plaju Palembang
c. Ada hubungan antara karakteristik lingkungan (pencemaran udara di
dalam rumah, kepadatan hunian, jarak ke fasilitas kesehatan dan
wilayah tempat tinggal) dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-
5 tahun di Puskesmas Plaju Palembang
d. Ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi (pendapatan
keluarga) dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-5 tahun di
Puskesmas Plaju Palembang
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Variabel
1) Variabel dependen adalah kejadian pneumonia balita
2) Variabel independen adalah karakteristik balita, karakteristik ibu,
karakteristik lingkungan, dan karakteristik sosial-ekonomi
2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


No. Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
A. Variabel Dependen
1. Pneumonia Pneumonia Kuisione Wawancara 1= Bukan pneumonia Nominal
pada Balita merupakan r 2= Pneumonia
penyakit
peradangan
parenkim paru
yang ditandai
dengan adanya
demam tinggi,
menggigil, sesak
napas, napas
cepat, batuk dan
tarikan dinding
dada ke dalam
yang terjadi pada
usia 0-59 bulan.
B. Variabel Independen
1. Karakteristik Balita
a. Umur Balita Lamanya hidup Kuisione Wawancara 1= 12-59 bulan Ordinal
balita yang r 2= 2-11 bulan
dihitung dari 3= < 2 bulan
tahun dan bulan
saat diwawancara
b. Jenis Jenis kelamin Kuisione Wawancara 1= Laki-laki Nominal
Kelamin balita yang r 2= Perempuan
Balita dibedakan
berdasarkan alat
reproduksinya
c. Berat Badan Berat badan lahir Kuisione Wawancara 1= Normal (> 2500 gr) Nominal
Lahir balita pada saat r 2= Rendah (< 2500 gr)
lahir 3= Tidak dihitung, jika
umur > 12 bulan dan saat
lahir tidak ditimbang
3. Pengolahan Data
a. Editing
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data (Setiadi, 2007). Peneliti melakukan pengecekan isian
formulir atau check list dan jawaban yang ada di check list sudah
lengkap, jelas, relevan serta konsisten.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat
lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Scoring
Yaitu pemberian skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan
oleh responden.
d. Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi.
e. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terdapat data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan
menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan
menggunakan statistika inferensial.
4. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap–tiap variabel penelitian
bertujuan untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap –tiap variabel. Distribusi frekuensi dan persentase variabel
meliputi umur, jenis kelamin, menggunakan air bersih, mencuci
tangan, kondisi jamban, dan kejadian diare.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas dan
variabel terikat dengan menggunakan uji statistic chi-square dan tingkat
kemaknaan yang dipilih adalah α=0,05 dengan menggunakan program
SPSS.
BAB IV
HASIL
1. Analisis Univariat (Deskriptif)
a. Kejadian Pneumonia Balita
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Pneumonia Balita
Variabel Frekuensi %
Bukan Pneumonia 14 46,7
Pneumonia 16 53,3

Berdasarkan tabel 1 terdapat kejadian pneumonia pada balita sebesar 16


kasus (53,3%)

b. Umur Balita
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pneumonia Balita Berdasarkan Umur

Variabel Frekuensi %
12-59 bulan 17 56.7
2-11 bulan 7 23.3
>2 bulan 6 20.0

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi usia balita yang


menderita pneumonia paling banyak di rentang usia 12-59 bulan sebanyak
17 kasus (56,7%)

c. Jenis Kelamin Balita

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pneumonia Balita Berdasarkan Jenis


Kelamin

variabel Frekuensi %
Laki-laki 16 53.3
Perempuan 14 46.7

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi jenis kelamin balita


yang menderita pneumonia balita paling banyak pada laki-laki sebanyak 16
kasus (53,3%)
d. Berat Badan Lahir Balita

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pneumonia Balita Berdasarkan Berat Badan


Lahir

Variabel Frekuensi %
Normal (>2500 gr) 15 50.0
Rendah (<2500 gr) 11 36.7
Tidak dihitung 4 13.3

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi berat badan lahir balita
yang menderita pneumonia sebagian besar memiliki berat badan lahir normal
(50%)

2. Analisis Bivariat (Analitik)


a. Uji Normalitas
Tabel 1. Uji Normalitas Mengggunakan Uji Shapiro Wilk

Variabel p keterangan
kejadian pneumonia balita 0,000(>0,05) Tidak Normal
umur balita 0,000(>0,05) Tidak Normal
jenis kelamin balita 0,000(<0,05) Tidak normal
berat badan lahir balita 0,000(>0,05) Tidak normal

Berdasarkan tabel 1 hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro wilk


untuk semua variabel diperoleh distribusinya tidak normal, sehingga uji
Korelasi yang digunakan adalah uji rank spearman.
b. Analisis Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Umur Balita
Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk

variabel P value kesimpulan


Kejadian pneumonia 0,000 (>0,005) Tidak normal
Umur balita 0,000 (>0,005) Tidak normal

Berdasarkan tabel 2 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro wilk


didapatkan variabel kejadian pneumonia dan umur balita berdistribusi
tidak normal sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji rank
spearman.
Hasil uji korelasi kejadian pneumonia dengan umur balita koefisien
korelasinya -0,380 artinya hubungan tidak kuat dengan arah hubungan
negatif.
Diagram scatter hubungan kejadian pneumonia dengan umur
balita

c. Analisis Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Jenis Kelamin


Balita
Tabel 3. Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk

variabel P value kesimpulan


Kejadian pneumonia 0,000 (>0,005) Tidak normal
Jenis kelamin balita 0,000 (>0,005) Tidak normal

Berdasarkan tabel 3 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro wilk


didapatkan variabel kejadian pneumonia dan jenis kelamin balita
berdistribusi tidak normal sehingga uji korelasi yang digunakan adalah
uji rank spearman.
Hasil uji korelasi kejadian pneumonia dengan jenis kelamin balita
koefisien korelasinya -0,464 artinya hubungan tidak kuat dengan arah
hubungan negatif.

Diagram scatter hubungan kejadian pneumonia dengan jenis


kelamin

d. Analisis Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Berat Badan


Lahir Balita
Tabel 4. Uji Normalitas Menggunakan Uji Shapiro Wilk

variabel P value kesimpulan


Kejadian pneumonia 0,000 (>0,005) Tidak normal
Berat Badan lahir 0,000 (>0,005) Tidak normal
balita

Berdasarkan tabel 4 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro wilk


didapatkan variabel kejadian pneumonia dan berat badan lahir balita
berdistribusi tidak normal sehingga uji korelasi yang digunakan adalah
uji rank spearman.
Hasil uji korelasi kejadian pneumonia dengan umur balita koefisien
korelasinya -0,468 artinya hubungan tidak kuat dengan arah hubungan
negatif.

Diagram scatter hubungan kejadian pneumonia dengan berat


badan lahir balita
LAMPIRAN
1. Data Asli
N kej_pneumoni umur_balit jk_balit bbl_balit
o nama_balita a a a a
1 Khayla 1 1 2 1
2 Kelvin 2 1 1 2
3 Abam 2 1 1 1
4 Aleena 1 1 2 2
5 Raisa 1 2 2 3
6 Salsabilla 2 2 2 1
7 Bayu 1 3 1 2
8 Reefaldy 2 1 1 1
9 Annisa 2 2 2 2
10 Agung 2 1 1 1
11 Rifky 2 1 1 1
12 Daffa 2 1 1 2
13 Risma 1 3 2 1
14 Karlina 1 2 2 3
15 Farhan 2 1 1 1
16 Naufal 2 2 1 1
17 Anugrah 1 3 1 1
18 Rachel 1 3 2 2
19 Berlian 2 1 2 2
20 Reyna 2 2 2 2
21 Arya 1 1 1 1
22 Amanda 1 1 2 3
23 Chika 1 1 2 2
24 Rendy 2 1 1 1
25 Jennifer 1 3 2 2
26 Angga 2 2 1 1
27 Michelle 1 1 2 2
28 Rizky 2 1 1 1
29 Gilang 2 1 1 1
30 Antonio 1 3 1 3
2. Tampilan SPSS Sesuai dengan Urutan Tujuan Penelitian
a. Analisis Univariat
1) Analisis Kejadian Pneumonia Balita

kejadian pneumonia balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bukan Pneumonia 14 46.7 46.7 46.7

Pneumonia 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

2) Analisis Umur Balita

umur balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12-59 bulan 17 56.7 56.7 56.7

2-11 bulan 7 23.3 23.3 80.0

< 2 bulan 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

3) Analisis Jenis Kelamin Balita


jenis kelamin balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 16 53.3 53.3 53.3

Perempuan 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

4) Analisis Berat Badan Lahir Balita

berat badan lahir balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Normal (>2500 gr) 15 50.0 50.0 50.0

Rendah (<2500 gr) 11 36.7 36.7 86.7

Tidak dihitung 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

b. Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kejadian pneumonia balita .354 30 .000 .637 30 .000

umur balita .350 30 .000 .720 30 .000

jenis kelamin balita .354 30 .000 .637 30 .000

berat badan lahir balita .311 30 .000 .760 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Saphiro Wilk (Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Umur


Balita)
Correlations

kejadian
pneumonia balita umur balita

Spearman's rho kejadian pneumonia balita Correlation Coefficient 1.000 -.380*

Sig. (2-tailed) . .038

N 30 30

umur balita Correlation Coefficient -.380* 1.000

Sig. (2-tailed) .038 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


3. Uji Shapiro Wilk (Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Jenis
Kelamin Balita
Correlations

kejadian jenis kelamin


pneumonia balita balita

Spearman's rho kejadian pneumonia balita Correlation Coefficient 1.000 -.464**

Sig. (2-tailed) . .010

N 30 30

jenis kelamin balita Correlation Coefficient -.464** 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4. Uji Shapiro Wilk (Hubungan Kejadian Pneumonia dengan Berat


Badan Lahir Balita)
Correlations

kejadian berat badan lahir


pneumonia balita balita

Spearman's rho kejadian pneumonia balita Correlation Coefficient 1.000 -.468**

Sig. (2-tailed) . .009

N 30 30

berat badan lahir balita Correlation Coefficient -.468** 1.000

Sig. (2-tailed) .009 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai