Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS REGRESI LOGISTIK

BERGANDA

Dr. Ratih Sari Wardani, S.Si, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
 CAPAIAN PEMBELAJARAN :
 Pada perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan konsep statistik dan menggunakan konsep
tersebut dalam pengolahan dan analisis data penelitian
dalam bidang kesehatan.

 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENUNJANG:


 Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa mampu melakukan
pengujian dengan regresi logistik multivariat.
Regresi Logistik Multivariat
 Model matematis untuk memprediksi variabel
dependen (dikotomi) dari beberapa variabel
independen yang bersifat kontinyu maupun
kategorik (biner)
 Tujuan
Untuk mendapatkan model yang paling baik/fitting
dan paling parsimonious/ sederhana yang dapat
menggambarkan hubungan antara satu variabel
dependen yang dikotom dan beberapa variabel
independen
Manfaat
 Manfaat analisis regresi ganda :
1. Meramalkan terjadinya variabel dependen pada
individu berdasarkan nilai-nilai sejumlah variabel
independent (prediktor) yang ada pada individu
tersebut.
2. Mengukur hubungan antara veriabel terikat (respon)
dan bebas (prediktor), setelah mengontrol pengaruh
prediktor (kovariat) lainnya.
Model Regresi Logistik Multivariat
 p 
ln   = a + b1 x1 + b2 x2 + ... + bk xk
1− p 
Dimana :
Ln (p/(1-p) = logodd (logit). Logaritme natural dari odds.
Odds : rasio probabilitas suatu peristiwa untuk terjadi
dan probabilitas suatu peristiwa untuk tidak terjadi
a = Konstanta ( intersep)
b1 , b2 , .... bk = koefisien regresi variabel prediktor (slope)
X1, X 2 ....Xk = variabel prediktor/ independen yg pengaruhnya akan
diteliti.
p = probabilitas untuk terjadinya “peristiwa” dari variabel
dependen yg dikotomus
Pemodelan Pada Regresi Logistik

A. Pemodelan untuk menentukan faktor determinan/


model prediksi
 tujuan menentukan faktor determinan, semua variabel
independen diperlakukan sama penting/setara kedudukannya
(Hosmer dan Lemeshow, 2000).
 Pemodelan prediksi bertujuan untuk memperoleh sekumpulan
variabel prediktor yang dianggap paling baik untuk
memprediksi kejadian variabel dependen
B. Model Faktor Resiko

 bertujuan untuk mengestimasi secara sahih


hubungan antara satu variabel independen
(variabel utama) dengan satu variabel dependen,
dengan mengontrol variabel independen lainnya.
A. Model Prediksi
• Tujuan menentukan faktor determinan/pemodelan
prediksi, problem utama dalam membangun model
adalah memilih kumpulan variabel independen yang
harus masuk ke dalam model.
• Adanya variabel didalam model dapat berdasarkan
substansi keilmuan atau berdasarkan pemilihan statistik.
Variabel dapat masuk ke dalam model jika terbukti
bahwa koefisien regresi (β) dinilai signifikan.
Langkah-Langkah
1. Melakukan analisis regresi logistik univariat/regresi
logistik sederhana pada masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen.
2. Mencari potensial covariat menggunakan regresi logistik
univariat, yaitu variabel yang secara substansi
berpengaruh terhadap variabel dependen dan signifikan
(p-value <0,25) sesuai yang direkomendasikan oleh
Mickey dan Greenland.
3. Melakukan deteksi collinearities, untuk mengecek
apakah antar variabel independen terdapat korelasi.
Dikatakan ada gejala kolinieritas jika nilai r > 0,8.
Langkah-Langkah
4. Melakukan analisis regresi logistik multivariat dengan semua
potensial covariat
5. Melakukan eliminasi variabel independen secara satu per
satu menggunakan uji statistik Wald. Eliminasi dimulai dari
variabel yang p-value nya paling besar, sampai semua variabel
yang masuk model signifikan semua (p<0,05).
6. Melakukan uji variabel interaksi yaitu melakukan regresi
logistik multivariat dengan semua variabel hasil langkah 5
ditambah dengan variabel interaksi yang mungkin (didasari
logika substantif) secara bersama. Kemudian mengeluarkan
variabel interaksi dimulai dari yang paling tidak signifikan
sampai didapat variabel yang signifikan semua.
Contoh Aplikasi regresi logistik multivariat
Faktor yang berhubungan dengan Demam Typoid
Kerangka konsep:

Variabel independen Variabel dependen


Umur
Ekonomi
Pendidikan Demam Typoid
Jajan
Cuci tangan
 Variabel dependen:
Typoid : ( 0 ) ya ( reference=ref)
( 1 ) tidak
 Variabel independen :
1. Umur : numerik
2. ekonomi :
( 1 ) rendah (ref)dummy (ref.category: first)
( 2 ) sedang
( 3 ) tinggi
4. Pendidikan :
( 0 ) SD ( ref)  dummy ( ref. category: first)
( 1 ) SLTP
( 2 ) SLTA
( 3 ) Perguruan Tinggi
( 4 ) Lain-lain
5. jajan:
( 0 ) ya ( reference)
( 1 ) Tidak
6. Cuci tangan :
( 0 ) Kadang -Kadang ( reference)
( 1 ) Selalu
 Pemodelan Regresi Logistik Multivariat
 Langkah-langkah :
1). Mencari potensial covariat menggunakan regresi logistik
univariat. Jika p value nya < 0,25 maka masuk sebagai
potensial covariat.
a) Umur-Thypoid
Langkah-langkah :
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel umur ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Lalu klik OK
Hasilnya :
p value (umur)=0,744 (>0,25) tidak masuk kandidat model

b) Ekonomi-Typoid
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel ekonomi ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Klik categorical, masukkan variabel status ekonomi ke kotak ‘categorical covariates’
6. Pada contras isi : indicator
7. Pada reference category pilih : first lalu klik change dan klik continue
8. klik OK
( Jika ada variable dummy maka yang digunakan
adalah signifikansi yang paling kecil)

Hasil uji Wald diperoleh p -value = 0,005 < 0,25


sehingga variabel status ekonomi masuk sebagai
kandidat model
b) Pendidikan-Typoid
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel pendidikan ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Klik categorical, masukkan variabel pendidikan ke kotak ‘categorical covariates’
6. Pada contras isi : indicator
7. Pada reference category pilih : first lalu klik change dan klik continue
8. klik OK

p –value pendidikan = 0,999 > 0,25 sehingga variabel


pendidikan tidak masuk sebagai kandidat model
d) jajan-Typoid
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel jajan ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Ok

p value (jajan)=0,012 (<0,25) masuk kandidat model


e) Cuci tangan-Typoid
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel cuci tangan ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Ok

p value (cuci tangan)=0,057 (<0,25) masuk kandidat model


Kesimpulan

 Jadi dari 5 variabel yang masuk menjadi calon


kandidat model adalah variable :
 Ekonomi
 Jajan
 Cuci tangan
2). Melakukan deteksi collinearities, untuk mengecek apakah
antar variabel independen terdapat korelasi. Dikatakan ada
gejala kolinieritas jika nilai r > 0,8.
Langkah-langkah :
1. Klik analize, correlate, bivariate
2. Masukkan ke 3 variabel yaitu: ekonomi, jajan, dan cuci tangan ke
kotak “variables”.
3. Pada correlation coefficient pilih Spearman
4. Pada test of significance  pilih two tail
5. Klik pada Flag significant correlations
6. Klik OK
• Korelasi ekonomi dengan jajan=r=0,190 < 0,8
• Korelasi ekonomi dengan cuci tangan: r=0,129 <0,8
• Korelasi jajan dengan cuci tangan: r=0,041<0,8
Tidak ada variabel yang mempunyai correlation coefficient ( r ) > 0,8
sehingga pada data ini tidak satupun antar variabel independen
berhubungan kolinier. Ke 3 variabel masuk menjadi kandidat model
3). Membuat regresi logistik multivariate dengan semua
potensial covariat.
Langkah-langkah :
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel Typoid ke kotak ‘dependent’
3. Masukkan variabel ekonomi, jajan dan cuci tangan ke kotak
‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Klik categorical, masukkan variabel ekonomi ke kotak
‘categorical covariates’
6. Pada contras isi : indicator
7. Klik pada variabel ekonomi, pada reference category pilih : first
lalu klik change dan klik continue
8. klik OK
4). Melakukan eliminasi variabel, dimulai dari yang
paling besar signifikansinya (paling tidak
signifikan) secara satu per satu. Keluarkan cuci
tangan kemudian dijalankan
Hasilnya :
semua variable sudah signifikan, sehingga didapat model
dengan variable ekonomi dan jajan yang mempengaruhi
Typoid
4. Melakukan uji variable interaksi
 Dalam pengujian interaksi tidak perlu semua variabel
diuji. Variabel-variabel yang secara
substansi/biologis berinteraksi saja yang kita uji.
 Dalam contoh ini kita akan menguji interaksi antara
1). variabel ekonomi dengan jajan.
Langkah-langkah :
Melakukan regresi logistik ganda dengan semua
variable hasil langkah 3 yaitu :
variable ekonomi, dan jajan ditambah dengan
variable interaksi yaitu : variable ekonomi * jajan
Langkah
1. Klik analize  regression  binary logistic
2. Masukkan variabel typoid ke kotak
‘dependent’
3. Masukkan variabel status ekonomi dan jajan
ke kotak ‘covariates’
4. Pilih metode : enter
5. Klik categorical, masukkan variabel status
ekonomi ke ‘categorical covariates’
6. Pada contras isi : indicator
7. Klik pada variabel ekonomi, pada reference
category pilih : first lalu klik change dan
klik continue
8. Masukkan variabel interaksi : ekonomi * jajan
ke kotak covariat dengan cara klik var
ekonomi sambil tekan kotak “ctrl”, lalu klik
var. jajan lepaskan
“ctrl” lalu klik kotak “ >a*b> ”
9. Klik OK
Hasil :
Ekonomi * jajan p value=1,000
Ekonomi (1) by jajan p value=0,999(yang dipakai)
Ekonomi (1) by jajan p value=1,000

Hasil ekonomi* jajan tidak signifikan


 Variabel ekonomi*jajan keluarkan dari model

Karena interaksi ekonomi * jajan tidak signifikan model tetap


dengan variable ekonomi dan jajan yang mempengaruhi Typoid,
yaitu :

Logit(Typoid)=0,054+-2,814 ekonomi(1)+0,360
ekonomi(2)+3,716 jajan
Interpretasi
 Faktor yang mempengaruhi kejadian Demam
Typoid adalah status ekonomi dan kebiasaan jajan.
 Besarnya pengaruh masing-masing faktor
ditunjukkan oleh besarnya OR (exp β).
 Nilai OR terbesar adalah yang paling berpengaruh
Pengaruh Kebiasaan Jajan terhadap kejadian Demam Thypoid
 Orang yang mempunyai kebiasaan jajan mempunyai peluang
41,100 kali terjadi Demam Thypoid dibanding yang tidak
mempunyai kebiasaan jajan setelah dikontrol oleh variabel
ekonomi
Pengaruh ekonomi terhadap kejadian Demam Thypoid
a. Orang yang mempunyai ekonomi tinggi mempunyai peluang
1,434 kali terjadi Demam Thypoid dibanding yang mempunyai
status ekonomi rendah setelah dikontrol oleh variabel kebiasaan
jajan
b. Orang yang mempunyai ekonomi sedang mempunyai peluang
0,060 kali terjadi Demam Typoid dibanding yang
mempunyai status ekonomi rendah setelah dikontrol oleh
variabel kebiasaan jajan

Anda mungkin juga menyukai