Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum pengertian analisis kualitatif dan kuantitatif adalah :


*Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,
spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan
kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.
*Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) dari
suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Dalam bidang farmasi
terutama pada industri farmasi, analisis kimia digunakan secara rutin untuk
menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan, produk setengah jadi
dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang ditetapkan.
(Dirjen POM. (1995).)
A.Sifat Kimia Fisika
Sifat fisis merujuk pada perubahan benda tanpa membentuk zat baru. Sifat
fisis juga dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materinya.
Sementara itu, sifat kimia adalah perubahan yang dialami benda yang
membentuk zat baru. Perubahan kimia membuat suatu zat membentuk zat
jenis baru. Jadi sifat kimia fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda
yang membentuk zat baru dengan ciri-ciri suatu zat yang berhubungan
dengan terbentuknya zat jenis baru. (Arifin, Z. 2011.)
*Sifat fisika antara lain: (Arsyad, S. 2012)
 Wujud zat.
 Warna zat.
 Kelarutan.
 Daya hantar listrik.
 Kemagnetan.
 Titik didih dan titik lebur.
*Sifat kimia antara lain:
 Mudah terbakar.
 Membusuk.
 Mudah meledak.
 Berkarat.
 Beracun.
Adapun perbedaan antara sifat fisika kimia materi adalah : (Arsyad, S. 20012)
- Sifat fisika adalah aspek materi yang dapat diamati atau diukur tanpa
mengubah komposisi kimianya. Contoh sifat fisika meliputi warna, berat
molekul dan volume.
- Sifat kimiawi hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimia suatu
zat. Contoh sifat kimia meliputi reaktivitas, keadaan mudah terbakar dan
oksidasi.
1.Penentuan Titik Lebur Dengan Metode Pipa Kapiler
a.Titik Lebur
Titik lebur dari sebuah benda padat adalah suhu di mana benda tersebut
akan berubah wujud menjadi benda cair. Ketika dipandang dari sisi yang
berlawanan (dari cair menjadi padat) disebut titik beku. Besarnya Titik Lebur
Suatu Zat Padat Dipengaruhi Oleh Bentuk Dan Sifat Ikatan Atom.
Pada sebagian besar benda, titik lebur dan titik beku biasanya sama. Contoh,
titik lebur dan titik beku dari "raksa" adalah 234,32 kelvin (-38,83 °C atau
-37,89 °F) Namun, beberapa subtansi lainnya memiliki temperatur beku <-->
cair yang berbeda. contohnya "agar-agar", mencair pada suhu 85 °C (185 °F)
dan membeku dari suhu 32-40 °C (89,6 - 104 °F); fenomena ini dikenal
sebagai hysteresis. Beberapa benda lainnya, seperti kaca, dapat mengeras
tanpa mengkristal terlebih dulu; ini disebut amorphous solid Tidak seperti titik
didih, titik lebur tidak begitu terpengaruh oleh tekanan.
Titik lebur es terjadi pada suhu 0°C. Suhu titik lebur merupakan suhu dari
membekunya air menjadi es, maka titik lebur sama besarnya dengan titik
beku.
Perbedaan titik lebur dengan titik beku hanya pada prosesnya. Titik lebur
terjadi pada saat zat berubah dari padat ke cair, sedangkan titik beku terjadi
pada saat zat berubah dari cair menjadi padat.
Banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk melebur sebanding
dengan massa zat dan kalor lebur zat.
Kalor lebur yaitu banyaknya kalor yang digunakan oleh setiap 1 kg zat untuk
melebur pada titik leburnya. Sedangkan kalor yang digunakan untuk
membeku sebanding dengan massa zat dan kalor bekunya.
(Giancoli, Doughlai. C. 2011.)
b.Metode Pipa Kapiler
Metode pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan
sudut kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung
pipa dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut
permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu.
Metode kenaikan kapiler yaitu mengukur tegangan permukaan dengan
melihat ketinggian air atau cairan yang naik melalui suatu pipa kapiler.
.Analisis tersebut dilakukan dengan tiga massa jenis yang berbeda kemudian
didapat nilai tegangan permukaan. (Sukardjo. 2012)
2. Mengukur Bobot Jenis Dan Rapat Jenis Bahan Cair Menggunakan
Piknometer
a.Bobot Jenis dan Rapat Jenis
Bobot jenis adalah merupakan bilangan murni tanpa dimensi, yang dapat
dikonversikan menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat
dengan bobot air pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o,
25o/4o, 4o/4o).
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat disbanding
dengan volume zat pada suhu tetentu (Biasanya 25oC). Sedangkan rapat
jenis adalah perbandingan antara bobot jenissuatu zat dengan bobot jenis air
pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o,4o/4o).
Untuk bidang farmasi, biasanya 25o/25o. Bobot jenis adalah perbandingan
bobot zat terhadap air volume yang sama ditimbang diudara pada suhu yang
sama. Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan
dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume
yang sama kedua zat mempunyaitemperature yang sama atau temperature
yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,
hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot
jenisterutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang
tepat untuk digunakansebagai standar karena mudah didapat dan mudah
dimurnikan .Pada 4oC, kepadatan air adalah 1 g dalam satu centimeter
kubik. Karena USP menetapkan 1ml dapat dianggap equivalent dengan 1 cc,
dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml. Bobot jenis adalah
konstanta/tetapan bahan tergantung pasa suhu untuk tubuh padat, cair dan
bentuk gas yang homogen. Didefenisikan sebagai hubungan dari massa (m)
suatu bahanterhadap volume (v). Bobot jenis digunakan untuk pengujian
identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari
cairan dan zat-zat bersifat seperti malam. Sedangkan rapat jenis digunakan
untuk perbandingan yang dinyatakan dalam decimal.
b.Metode Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa jenis dari
suatu cairan. Sebuah piknometer biasanya terbuat dari kaca, dengan
penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga gelembung
udara dapat lolos dari alat tersebut. Perangkat ini memungkinkan massa jenis
cairan untuk diukur secara akurat dengan mengacu pada fluida kerja yang
sesuai, seperti air atau raksa, menggunakan neraca analitik. Metodologi yang
mempelajari hasil yang diperoleh oleh alat ini disebut Piknometri. Piknometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas
dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya
kalau dalam praktikum yang di ukur adalah massa jenis dari oli , dan juga
untuk minyak goreng. (Sukardjo. 2012)
*Cara menggunakannya : (Sukardjo. 2012)
1. Lihat berapa volume dari piknometernya. ...
2. Timbang piknometer dalam keadaan kosong.
3. Masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam
piknomeer tersebut.
4. Kalau sudah pas volumenya, piknometernya ditutup.
5. Timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.

B. MIKROMIRETIK
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya
jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena
dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan
kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan
apa yang disebut pembagi contoh. Pada jumlah dasar yang amat besar harus
ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih
menurut program acak.
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle.
Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk
halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai
ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam
kisaran ayakan. (Pudyaatmaka, A. Hadyana. 2012)
a.Distribusi Ukuran Partikel
Ukuran partikel dapat di deskripsikan dengan menjelaskan ukuran
panjang, lebar ataupun tinggi, atau mungkin diameternya bila berbentuk
bola sempurna. Perhitungan matematis sederhana ini memungkinkan
kita untuk menjawab pertanyaan diatas. Namun demikian, bagi
sebagian praktisi yang berkecimpung di dunia partikel, hal tersebut
menjadi cukup ribet dijawab.
Adapun alat bantu dan teknologi untuk mengukur partikel dibuat untuk
membantu peneliti dan praktisi dalam melakukan tugasnya. Paling
sederhana dengan melakukan pengayakan atau penyaringan sampel
yang mau diukur besaran partikelnya. Ukuran ayakan ditentukan.
Kemudian sampel diletakkan di atas ayakan, dan kemudian dilakukan
proses pengayakan atau penyaringan. Asumsinya, sampel yang lolos
melalui lubang ayakan ukurannya sama atau lebih kecil dengan nilai
ayakan. (Pudyaatmaka, A. Hadyana. 2012)
b.Metode Pengayakan
Metode Pengayakan, Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar.
Bahan yang akan diukur partikelnyaditaruh di atas ayakan dengan nomor
mesh rendah. Kemudian dibawahnyaditaruh/ditempatkan ayakan dengan
ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perladiingat bahwa ayakan
dengan nomor mesh rendah mempunyai usuran lubang relatif
besardibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau dengan
kata lain partikelmelalui ayakan nomor mesh 100 ukuran partikel lebih kecil
dibanding dengan partikel yangmelalui ayakan nomor mesh 30 .Metode ini
ádalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat
dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah ”mesh” adalah nomor yang
menyatakan jumlahluabang tiap inci. Ayakan standar adalah ayakan yang
telaha dikalibrasi dan yang palingumum adalah ayakan menurut standar
Amerika. (Sukardjo. 2012)
c.Metode Mikroskop
Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik bisanya
untuk pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 μm sampai 100 μm. Metode
ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan suspensi dan
emulsi. Sediaan tersebut terlebih dahulu diencerkan, kemudian diletakkan
pada slide, dan kemudian diamati di mikroskop dengan standar slide
mikrometer. (Sukardjo. 2012)

Anda mungkin juga menyukai