Anda di halaman 1dari 44

5

METEDOLOGI PENELITIAN TERAPAN

Dosen pembimbing :
Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T.

PERANCANGAN BEJANA TEKAN VERTIKAL RECEIVER DENGAN


MENGGUNAKAN BANTUAN SOFTWARE PV ELITE

OLEH :
ANINDY SESILIA MELYN
40040219650081
D4 RPM KELAS DEMAK

PRODI D4 REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan “Tugas Laporan
Metedologi Peneltian Terapan” dengan topik yang berjudul “Perancangan Bejana Tekan
Vertikal Air Receiver Dengan Menggunakan Bantuan Software PV ELITE” ini dapat selesai
sesuai dengan rencana dan tepat waktu.

Tugas Laporan Metodologi Penelitian Terapan dengan topik yang berjudul “Perancangan
Bejana Tekan Vertikal Air Receiver Dengan Menggunakan Bantuan Software PV ELITE”.
ini diajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Metodologi Penelitian
Terapan di Program Studi D4 Rekayasa Perancangan Mekanik di Universitas Diponegoro
Semarang. Selama proses pengerjaan makalah ini , penulis telah mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Dalam hal ini penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
kepada:

Bapak Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Metedologi
Penelitian Terapan yang telah sedia menyisihkan waktunya dalam memberikan
pengarahan kepada kami sehingga Tugas Laporan Metedologi Penelitian Terapan ini
dapat selesai.

1. Kedua Orang Tua kami yang telah memberikan support/semangat,dan


memfasilitasi keperluan kami dalam Menyusun Laporan Metodologi Penelitian
Terapan ini.
2. Teman-teman seperjuangan kami di Jurusan D-IV Rekayasa Perancangan Mekanik,
UNDIP atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.
Kami selalu menyadari dalam penyusunan tugas Laporan Metedologi Penelitian Terapan ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna menyempurnakan penyusunan tugas Metedologi Penelitian
Terapan ini pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini juga dapat bermanfaat bagi
pembaca

Semarang, 12 Oktober 2021

Penyusun

Anindy Sesilia Melyn


7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................6


DAFTAR ISI........................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................9
BAB II STUDI PUSTAKA ...............................................................................................11
2.1. Dasar Teori..............................................................................................................12
2.1.1. Klasifikasi Bejana Tekan ....................................................................................12
2.1.1. Bagian-Bagian Bejana Tekana ............................................................................13
2.1.2. Bagian-Bagian Bejana Tekana ............................................................................14
2.1.3. Beban Yang Bekerja Pada Bejana Tekan............................................................17
2.1.4. Tegangan Maksimum yang Diijinkan .................................................................18
2.1.5. Efisiensi Sambungan ...........................................................................................18
2.1.7. Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) .............................................19
2.1.8. Tekanan Tes Hidrostatik .....................................................................................20
2.1.9. Beban angin .........................................................................................................20
2.1.10. Beban gempa .......................................................................................................23
2.1.11. Desain Skirt Support ...........................................................................................25
2.1.12. Desain Penguat Nozzle........................................................................................25
a. Fitur PV Elite .............................................................................................................27
b. Alur Kerja PV Elite ....................................................................................................28
c. Antarmuka PV Elite 2016 ..........................................................................................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................................35
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA ....................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................37
LAMPIRAN I ....................................................................................................................38
LAMPIRAN II ...................................................................................................................41
LAMPIRAN III ..................................................................................................................45
Tekanan Ijin Maksimal SA 516 Gr.70 (ASME B.31.3) ....................................................45
Table A-1 Basic Allowable Stresses in Tension for Metals1 (Cont’d) ..........................45
Tekanan Ijin Maksimal SA 105 (ASME B.31.3) ...............................................................46
Table A-1 Basic Allowable Stresses in Tension for Metals1 (Cont’d) ..........................46
8

Abstrak

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan dimensi bejana dengan kapasitas
50m3 dengan tekanan desain internal 0,99 Mpa dan temperature desain 70,8 ◦C yang aman dan
sesuai dengan kondisi lingkungan di pulau Jawa.

Bentuk bejana yang dirancang harus mempertimbangkan fungsi, nilai estetika dan lingkungan
kerja bejana. Beban yang terjadi pada bejana antara lain tekanan desain, bobot mati bejana,
beban angin, beban karena gempa dan beban kombinasi. Untuk merancang bejana tekan
(pressure vessel) digunakan standar ASME Section VIII.

Dimensi hasil perhitungan perancangan harus disesuaikan dengan komponen yang ada. dimensi
panjang bejana tekan 5900 mm, diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6
mm. Hasil dari software PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan
perhitungan manual adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite
didapat 30,18 mm, sedangkan perhitungan manual adalah 17,92 mm. Tekanan maksimal
berdasarkan PV Elite adalah untuk head 5,1356 MPa dan shell 5,0418 MPa, sedangkan dari
perhitungan manual untuk head 1,0144 MPa dan untuk shell 3,9102 MPa.
9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan suatu fluida
bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menyimpan fluida cair
maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan dan temperatur yang berbeda-
beda. Kegagalan dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat
merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana
tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang
tidak benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat
keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering digunakan dalam
perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure Vessel Code yang diterbitkan
oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua faktor
tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1 berisi
tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material bejana tekan.
Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi, dan
sertifikasinya (ASME, 2008).
Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak software
yang digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software PV Elite. Dalam
jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell dan head adalah SA
516 Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang bejana tekan 5900 mm,
diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6 mm. Hasil dari software
PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan perhitungan manual
adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18
mm, sedangkan perhitungan.
10

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah :
Perumusan yang didapat adalah masih terdapat kegagalan dan kesalahan dalam
mendesain bejana tekan yang disebabkan kurangnya ketelitian dalam proses mendesain
bejana tekan, sehingga perlu adanya kolaborasi antara perhitungan manual dan
perhitungan yang menggunakan bantuan software PV Elite, kemudian hasil dari kedua
perhitungan akan dibandingkan, agar kesalahan pada perhitungan manual yang terdeteksi
oleh software dapat dihindari.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya perancangan ulang bejana tekan ini adalah sebagai


berikut:
a. Merancang bejana tekan vertikal air receiver secara manual dengan
kapasitas, temperatur desain dan tekanan desain internal.
b. Merancang bejana tekan vertikal air receiver dengan bantuan software PV
Elite 2016.
c. Membandingan hasil perancangan secara manual dengan perancangan
menggunakan software PV Elite 2016.
d. Mampu merancang suatu bejana tekan untuk memenuhi kebutuhan dengan
pertimbangan tekanan operasi, suhu, dan kapasitasnya. Sehingga dapat
menentukan ketebalan dinding, konstruksi penopang (skirt), pipa, flange, lifting
lug, dan komponen lainnya yang dibutuhkan dalam konstruksi bejana tekan
tersebut, serta menentukan sambungan yang digunakan bejana tekan tersebut
sesuai ketentuan.

e. Mampu menganalisa adanya tegangan pada bagian kritis bejana tekan


11

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1. Studi Pustaka


Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan
suatu fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau
menyimpan fluida cair maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan
dan temperatur yang berbeda-beda. Kegagalan dalam perancangan dapat
mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat merenggut korban jiwa dan dapat
merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana tekan dapat disebabkan oleh
faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang tidak benar, prosedur
fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat
keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering digunakan
dalam perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure Vessel Code yang
diterbitkan oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua faktor
tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1
berisi tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material
bejana tekan. Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi,
inspeksi, dan sertifikasinya (ASME, 2008)

Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang


disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak
software yang digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software
PV Elite. Dalam jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell
dan head adalah SA 516 Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang
bejana tekan 5900 mm, diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar
6 mm. Hasil dari software PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm,
sedangkan perhitungan manual adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head
berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18 mm, sedangkan perhitungan
12
manual adalah 17,92 mm. Tekanan maksimal berdasarkan PV Elite adalah untuk
head 5,1356 MPa dan shell 5,0418 MPa, sedangkan dari perhitungan manual untuk
head 1,0144 MPa dan untuk shell 3,9102 MPa.

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Definisi Bejana Tekan
Menurut Satrijo (2012) bejana tekan (pressure vessel) merupakan suatu
tempat atau wadah untuk menyimpan atau menampung suatu fluida, baik berupa
cairan ataupun gas. Bejana tekan sering digunakan sebagai salah satu alat proses
yang digunakan di suatu industri, khususnya pada industri kimia, perminyakan, dan
pembangkit listrik. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menahan
cairan atau gas yang memiliki temperatur maupun tekanan yang berbeda dari
keadaan lingkungan.
2.1.1. Klasifikasi Bejana Tekan
Menurut posisinya, bejana tekan dapat di klasifikasikan menjadi dua macam
posisi (Aziz, 2014) yaitu:
a. Posisi vertikal
Posisi vertikal (Gambar 2.1) yaitu posisi tegak lurus bejana tekan
terhadap sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam instalasi anjungan
minyak lepas pantai, yang mempunyai tempat terbatas.

Gambar 2.1 Bejana Tekan Vertikal (Aziz, 2014)

b. Posisi horizontal

Bejana tekan posisi horizontal (Gambar 2.2) banyak digunakan di ladang


13
minyak didataran karena memiliki kapasitas produksi yang lebih besar.

SHELL
MANHOL
E

HEAD

SADDL SADDL
E E

Gambar 2.2 Bejana Tekan Horizontal (Aziz, 2014)

2.1.1. Bagian-Bagian Bejana Tekana


Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang
mendukung dalam menjalankan fungsinya. Dibawah ini merupakan bagian-bagian
dari bejana tekan (Pratama, 2013):
a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat
dari material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga
menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang
difabrikasi dengan metode dilas sehingga membentuk silinder atau bola.
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan.
Head biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi
head dilakukan dengan cara melakukan forming pada plat material head
sehingga terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu head
disambungkan ke bagian shell dengan cara di las.
14
2.1.2. Bagian-Bagian Bejana Tekana
Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang
mendukung dalam menjalankan fungsinya. Dibawah ini merupakan bagian-bagian
dari bejana tekan (Pratama, 2013):
a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat
dari material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga
menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang
difabrikasi dengan metode dilas sehingga membentuk silinder atau bola.
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan.
Head biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi
head dilakukan dengan cara melakukan forming pada plat material head
sehingga terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu head
disambungkan ke bagian shell dengan cara di las.

Ketebalan head merupakan parameter utama yang perlu diperhatikan


agar bejana tekan dapat bekerja pada tekanan oprasionalnya dengan aman.
Forming pada head biasanya akan mengurangi ketebalan dari ketebalan
awal plat head. Oleh karena itu ketebalan head setelah proses forming harus
diperhatikan agar dapat menahan tekanan oprasi yang telah ditentukan.
Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya sebagai berikut
(Megyesy, 1998):

Hemi-spherical Head Ellipsoidal Head


Cone Torisperical Head 15

Gambar 2.3 Tipe Bentuk Head (Megysey, 1998)

c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang
pada umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang
diletakkan pada bagian head dan shell dengan cara dilas. Nozzle memiliki
Nozzle
memiliki beberapa macam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat

instrumentasi atau sebagai akses keluar masuknya manusia untuk


melakukan maintanance (manhole). Bentuk dari nozle seperti
diilustrasikan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Nozzle (Pratama, 2013)

d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban
berat, angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis
support yaitu:
1) Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.
Contoh pemasangan saddle dapat dilihat pada gambar 2.5.
16

Gambar 2.5 Saddle (Pratama, 2013)


2) Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris
vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu
dipatenkan pada tanah yang telah diberi pondasi beton. Pada bejana tekan

vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa juga pada bagian
buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt dilas
pada bagian tengah shell.
3) Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan
vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum
antara panjang leg dengan diameter shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah
leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya ukuran bejana tekan.
e. Reinforcement Pad
Plat penguat atau reinforcement pad adalah plat yang digunakan
untuk penguatan nozzle. Reinforcement pad terletak pada bagian bawah
nozzle dan menempel pada bagian shell dengan cara dilas. Penggunaan
reinforcement pad tidak selalu dibutuhkan, melalui perhitungan yang
dilakukan dapat diketahui apakah perlu atau tidaknya menggunakan
reinforcement pad. Ketebalan reinforcement pad menentukan kekuatan
dalam penguatan nozzle.

Gambar 2.6 Reinforcement Pad (Pratama, 2013)


2.1.3. Beban Yang Bekerja Pada Bejana Tekan 17
a. Beban Temperatur
Dalam istilah bejana tekan, ada dua macam istilah temperatur yang
digunakan, yaitu:

1) Temperatur Operasi (To)


Temperatur operasi adalah temperatur yang diperlukan pada saat
proses produksi yang dilayani oleh suatu bejana tekan.
2) Temperatur Desain (Td)
Temperatur desain adalah temperatur yang diperlukan untuk
mendesain bejana tekan. Rumus yang digunakan untuk mendesain
bejana tekan adalah sebagai berikut:
.........................................................................(2.1)
Keterangan:
Td = Temperatur Desain (oF)
To = Temperatur Operasi (oF)
Jika bejana tekan bekerja pada temperatur dibawah -20oF, maka
besarnya temperatur desain sama dengan temperatur terendah dari
temperatur operasinya.
b. Beban Tekanan internal
Ada dua macam istilah tekanan yang digunakan dalam bejana tekan,
yaitu:
1) Tekanan Operasi (Po)
Tekanan operasi adalah tekanan yang digunakan untuk proses
produksi yang dilayani oleh bejana tekan pada saat bejana tekan
dioperasikan.
2) Tekanan Desain (Pd)
Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam merancang
bejana tekan. Tekanan fluida atau kandungan lain di dalam bejana tekan
harus diperhatikan.

.....................................................................(2.2)

............................................................................(2.3)
Keterangan:
Pd = Tekanan Desain [psi]
Po = Tekanan Operasi [psi]
a = Margin [maks (0,1 . Po atau 10 psi)] 18
Phs = Tekanan Hidrostatik (Tekanan yang timbul akibat
fluida cair di dalam bejana tekan) [psi]
= Densitas Fluida (Air) [kg/m3]
g = Percepatan gravitasi bumi [m/s2]
z = Tinggi Bejana Tekan [in]

2.1.4. Tegangan Maksimum yang Diijinkan


Maximum allowable stress values atau tegangan maksimum yang diijinkan
berbeda-beda untuk setiap material dan tergantung pada nilai desain temperatur.
Nilai tegangan maksimum yang diijinkan diatur dalam standar ASME B31.1.
2.1.5. Efisiensi Sambungan
Besarnya nilai efisiensi sambungan atau joint effisiency tergantung pada
bentuk sambungan dan prosentase tes radiografi yang dilakukan pada bejana tekan.
Untuk jenis sambungan las butt welding dengan penetrasi penuh, jika X-Ray-nya
100% maka nilai efisiensi sambungannya atau E=1.
2.1.6. Penentuan Ketebalan Shell dan Head
Perhitungan ketebalan shell dan head dilakukan berdasarkan tekanan internal
dan dimensi dalam dan dihitung dalam kondisi terkorosi (corroded). Untuk
menentukan ketebalan shell dan head bejana tekan dapat dilakukan dengan rumus
pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penentuan Ketebalan shell dan head Berdasarkan


Tekanan Internal dan Dimensi Dalam (Megyesy, 1998)
No Bagian Dimensi Dalam

1
Cylindrical Shell

Ellipsoidal Head
19

Cone and Conical Section


Untuk , dimana L = 96 in

4
Untuk , dimana L = 96 in dan r = 6 in
Torispherical Head

2.1.7. Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)


Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) adalah tekanan kerja
maksimal yang diijinkan oleh suatu bejana tekan, MAWP bejana tekan merupakan
tekana maksimum internal atau eksternal, yang dikombinasikan dengan beban-
beban yang mungkin akan terjadi dan tidak termasuk faktor korosi (CA) pada saat
kondisi temperatur operasi. MAWP bejana tekan ditentukan oleh komponen yang
paling lemah (Komponen shell, head, atau flange).
Perhitungan untuk menentukan MAWP adalah sebagai berikut:
a. MAWP Shell

..............................(2.4)

Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Rcorr = Jari-Jari Dalam Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]
b. MAWP Head 20
...............................(2.5)

Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan Las
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Dcorr = Diameter Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]

c. MAWP Flange
Penentuan MAWP flange dilakukan dengan memilih ratting yang
memiliki nilai MAWP diatas tekanan desain (Pd) dengan menggunakan
tabel ASME B16.5.

d. MAWP Bejana Tekan


Besarnya MAWP bejana tekan ditentukan oleh MAWP terkecil dari
tiga komponen bejana tekan diatas (Komponen shell, head, atau flange).
2.1.8. Tekanan Tes Hidrostatik
Tekanan tes hidrostatik adalah tekanan yang digunakan untuk mengetes
kekuatan bejana tekan setelah selesai diproduksi. Perhitungan besarnya nilai
tekanan tes hidrostatik dilakukan dengan rumus berikut:

...............................................(2.6)

Keterangan:
Phs = Tekanan Tes Hidrostatik [psi]
Pd = Tekanan Desain [psi]
S dengan TTest = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Test [psi]
S dengan TDesain = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Desain [psi]
2.1.9. Beban angin
Perancangan bejana tekan terhadap beban angin mengacu pada 3 standar
yaitu:
a. Standar ASA A58.1 1955
Hubungan antara kecepatan angin dan tekanan yang dihasilkan pada
21
bejana tekan untuk penampang lingkaran adalah sebagai berikut:
..................................................................................(2.7)
Keterangan:
VW = Kecepatan Angin [mph]
PW = Tekanan Angin [psi]
b. Standar ANSI A58.1 1982
Tekanan angin yang terjadi pada bejana tekan didapat dari
persamaan berikut:
........................................................................(2.8)

Keterangan:
Qs = Wind Signation Pressure pada Ketinggian 20 ft [psi]
Cq = Shape Factor atau Pressure Coefficient

= 1,4 untuk Square atau Rectangular Tower


= 1,1 untuk Hexa atau Octagonal Tower
= 0,8 untuk Round atau Elliptical Tower
= 0,9 untuk Cylindrical Vessel dengan Peralatan Tambahan
Ce = Exposure and Gust Factor Coefficient (Tabel 2.3)

Tabel 2.2 Exposure and Gust Factor Coefficient (Megyesy, 1998)


Tinggi (ft) Exp. C Exp. B
0-2 1,2 0,7
20-40 1,3 0,8
40-60 1,5 1
60-100 1,6 1,1
100-150 1,8 1,3
150-200 1,9 1,4
200-300 2,1 1,6
300-400 2,2 1,8

Catatan:
- Jika di sekitar tower terdapat pohon atau gedung (dengan tinggi
sekitar 20 ft) dalam jarak 1 mile dari lokasi (menutup area bejana
tekan lebih dari 20%), maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.B. 22
- Jika di sekitar tower tidak terdapat pohon atau gedung dalam
jarak 1 mile dari lokasi, maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.C.
c. Standar ANSI atau Asce 7 1995 (approved 1996)
Tekanan angin pada luas proyeksi dari tower silindris adalah sebagai
berikut:
.....................................................................(2.9)

Keterangan:
F = Design Wind Force [lbf]

Qz = Velocity Pressure pada ketinggian di atas tanah [psi] (Tabel 2.4)

Tabel 2.3 Velocity Pressure

Basic wind speed [mph] 70 80 90 100 110 120 130


Velocity pressure [psf] 13 17 21 26 31 37 34

G = Faktor Akibat Tekanan Angin (Tabel 2.5)


Tabel 2.4 Coefficient G (Megyesy, 1998)
HEIGHT
Above Ground, ft. EXPOSURE B EXPOSURE C EXPOSURE D
0-15 0,6 1,1 1,4
20 0,7 1,2 1,5
40 0,8 1,3 1,6
60 0,9 1,4 1,7
80 1,0 1,5 1,8
100 1,1 1,6 1,9
140 1,2 1,7 2,0
200 1,4 1,9 2,1
300 1,6 2,0 2,2
500 1,9 2,3 2,4

Keterangan:
- Di urban / sub-urban area, menggunakan Exp B (0,8)
- Di open terrain with scattered obstruction, menggunakan Exp C
(0,85) 23
- Di flat, un-obstructed area, menggunakan Exp D (0,85)
Cf = Faktor Bentuk (Shape Factor)
Af = Luas Proyeksi Tower [ft2]
=D.H

Ket:
- D = Diameter Bejana Tekan [ft]
- H = Tinggi Bejana Tekan [ft]
2.1.10. Beban gempa
Kondisi pembebanan pada bejana tekan karena beban gempa bisa dianggap
sebagai batang kantilever jika beban bertambah secara proporsional ke ujung
bebasnya (Megyesy, 1998). Metode perancangan didasarkan pada metode Uniform
Building Code (UBC 1991).

(a) (b)
Gambar 2.7 (a) Diagram Distribusi Gaya. (b) Diagram Gaya Geser
(Megyesy, 1998)

Gambar 2.7 menunjukkan skema distribusi gaya sepanjang bejana tekan serta
diagram gaya geser yang terjadi.
a. Base Shear (V)
Base share merupakan jumlah total horizontal seismic shear pada
dasar bejana tekan. Berikut adalah persamaannya:

....................................................................(2.10)

Keterangan:
V = Total Seismic Shear at base [lbf] Z
= Faktor Zona Seismic
I = Occupancy Importance Coefficient (1 untuk bejana tekan)
24

C = Koefisien Numerik (tidak lebih dari 2,75)

Rw = Koefisien Numerik (2,9 untuk bejana tekan)


W = Berat Bejana Keseluruhan [lbf]
b. Overtuning Moment
Overtuning moment atau momen guling adalah jumlah momen dari
semua gaya pada bejana tekan

Gambar 2.8 Skema Bejana Tekan Vertikal


(Megyesy, 1998)

Dengan melihat parameter bejana tekan pada Gambar 2.8, maka


dapat dirumuskan:

.................................................(2.11)

............(2.12)

............(2.13)

Keterangan:
M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]
Ft = Total Horizontal Seismic Force pada Ujung Atas Bejana [lbf] H
= Tinggi Bejana Tekan Termasuk Skirt [ft]
V = Total Seismic Shear at Base [lbf] Mx = 25
Momen Pada Jarak X [ft.lbf]

M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]


2.1.11. Desain Skirt Support
Jenis support yang paling sering digunakan pada bejana tekan vertikal adalah
skirt. Skirt umumnya dilas pada bagian buttom head dari bejana tekan dan jenis
pengelasan yang digunakan menentukan tebal dinding skirt yang diperlukan.
Dalam melakukan perhitungan tebal lasan diperlukan nilai efisiensi
sambungan pengelasan. Ketebalan skirt dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:

................................................................(2.14)

Keterangan:
t = Tebal Dinding Skirt [in]
MT = Momen pada Sambungan Skirt ke Head [ft.lbf]
R = Jari-Jari Skirt [in]

S = Minimum dari Nilai Kekuatan Material Head atau Skirt [psi] E


= Efisiensi Sambungan Skirt ke Head

= 0,6 untuk jenis sambungan Butt Weld


= 0,45 untuk jenis sambungan Lap Weld
W = Berat Tower di Atas Sambungan Skirt ke Head (pada kondisi
operasi) [lb]

2.1.12. Desain Penguat Nozzle


Dalam perancangan nozzle dengan plat penguat (Gambar2.9) terdapat
beberapa aturan yang harus dipenuhi, diantaranya:

Tidak perlu mengganti sejumlah logam aktual yang terbuang (akibat lubang
nozzle), tapi hanya sebesar yang diperlukan untuk menahan tekanan internal
(A). Tebal bejana pada opening biasanya lebih kecil dari pada di lokasi lain
dari shell atau head.
a. Plat aktual yang digunakan dan leher nozzle biasanya lebih tebal daripada
yg diperlukan sesuai perhitungan. Kelebihan tebal dinding bejana (A1) dan
dinding nozzle (A2) digunakan sebagai penguatan. Hal serupa,
perpanjangan ke dalam dari opening (A3) dan luas logam las (A4) dapat 26
juga diperhitungkan sebagai penguatan.
b. Penguatan harus dalam batas nilai tertentu.
c. Luas penguatan harus naik proporsional jika nilai kekuatan lebih rendah dari
pada kekuatan dari dinding bejana.
d. Luas yg diperlukan untuk penguatan harus dijamin pada semua bidang
melalui pusat opening & tegak turus permukaan bejana.

Gambar 2.9 Nozzle dengan Plat Penguat (Megyesy, 1998)

Keterangan:
A = luas yang diperlukan untuk menahan tekanan internal pada
shell atau head.
A1 = luas kelebihan pada dinding bejana tekan. Besarnya luasan
ini dipilih yang paling besar antara dua persamaan berikut:
............................................(2.15)
Atau

............................(2.16)

Keterangan:
t = Tebal Dinding Bejana (tidak termasuk CA) tn = Tebal Dinding Nozzle (tidak
termasuk CA)
A2 = luas kelebihan pada dinding nozzle. Besarnya luasan ini dipilih yang paling kecil
antara dua persamaan berikut:
.....................................(2.17)
Atau
27
Keterangan:

..................................(2.18)
tm = Tebal dinding nozzle tanpa sambungan yang
diperlukan
A3 = Luas perpanjangan ke dalam bejana tekan dari opening.
Besar luasan ini ditentukan dengan persamaan berikut:
......................................(2.19)

Keterangan

h = Jarak nozzle projection di sisi dalam dinding

bejana tekan (tidak termasuk CA)

c = Corrosion Allowance (CA) A4

= Luas logam pengelasan [in2]

A5 = Luas plat penguat


Jika besarnya luas A lebih besar dari jumlah luasan (A1, A2,
A3, dan A4) maka nozzle tersebut tidak memerlukan plat penguat,
sedangkan jika nilai A lebih kecil dari jumlah luasan (A1, A2, A3,
dan A4) maka nozzle tersebut memerlukan plat penguat yang
luasnya minimal sebesar A5 atau secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:

A > (A1 + A2 + A3 + A4) tidak memerlukan plat penguat A


> (A1 + A2 + A3 + A4) memerlukan plat penguat
2.1.13. Software PV Elite
PV Elite merupakan salah satu software yang digunakan untuk perancangan
dan menganalisa bejana tekan (Pressure Vessel) dan alat penukar panas (Heat
Exchanger) (PV Elite Quick Start, 2013). Software PV Elite tersedia dalam versi
yang mudah digunakan dibanding dengan software lainnya dan hasil analisa yang
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat mempercepat dalam mendesain suatu
bejana tekan atau alat penukar panas. Software ini telah menggunakan standar atau
kode terbaru seperti ASME Boiler and Pressure Vessel dalam perancangannya
sehingga diakui dan diterima dalam dunia industri.
a. Fitur PV Elite
Software PV Elite versi 2016 memiliki beberapa fitur yang terus
dikembangkan. Dibawah ini merupakan fitur yang terdapat pada software
28
PV Elite 2016:
1) Interface yang dapat menambahkan data elemen sekaligus melihat
elemen bejana tekan yang sedang ditambahkan.
2) Dapat digunakan untuk merancang bejana tekan vertikal dan
horizontal dengan head berbentuk elips, torispherical, hemi-
spherical, conical, dan flat.
3) Perhitungan bobot mati dari rincian bejana tekan seperti nozzle, lug,
ring, dan insulasi.
4) Perhitungan ketebalan dinding untuk tekanan internal dan eksternal
sesuai dengan aturan ASME Section VIII Divisi I dan II, PD 5500,
dan EN-13445.
5) Data angin menggunakan standar ASCE, Uniform Building Code
(UBC), The National (Canadian) Building Code, India standards serta
Britis, Mexican, Australian, Jappanese, dan European standards.
6) Sistem satuan ditetapkan oleh pengguna.
7) Evaluasi ring pengaku untuk beban tekanan eksternal.
8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan
mengkombinasikan pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam
keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika dilakukan tes hidrostatik.
9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan
tekanan.

10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar


perancangan.
11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk
setiap halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada
setiap titik dalam output.

b. Alur Kerja PV Elite


Dalam pengoprasian software PV Elite terdapat tiga langkah kerja
yang harus dilakukan, yaitu:
1) Input
Langkah input adalah langkah memasukkan data-data yang
dibutuhkan dalam perancangan bejana tekan.
2) Analisis
Tahap analisis adalah dimana data yang telah diinputkan
29
diterjemahkan oleh software dengan perancangan dan analisis
algoritma, menerapkan aturan kode atau standar yang sesuai, dan
menampilkan hasilnya.
3) Output
Tahap output menyajikan data berupa laporan akhir yang
komprehensif dari hasil analisis.

c. Antarmuka PV Elite 2016


1) Tampilan Awal
Tampilan awal PV Elite berupa perintah untuk memilih Nozzle
Database yang akan dipakai dalam desain bejana tekan seperti pada
Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Tampilan Awal PV Elite 2016


2) Input Processors
Konten ini dipakai untuk menentukan jenis data yang diperlukan
untuk analisis, design constraints, judul laporan input data general dan
input data lainnya seperti beban gempa dan beban angin. Yang perlu
diperhatikan adalah bagian design constrains dimana analisis
keseluruhan untuk bejana tekan dikendalikan dan ditentukan. Toolbar
input data tersebut ditunjukan pada Gambar 2.11.
30

Gambar 2.11 Toolbar Input Processors

1. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen model
bejana tekan yang dirancang. Untuk memasukkan data ini
yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada gambar
model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut
pada general input tab. Toolbar general input ditunjukkan
pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Toolbar General Input


2. Design Constrains
Tab ini digunakan untuk memasukkan data perancangan
31
bejana tekan seperti tekanan, temperatur, dan ketebalan
dinding bejana tekan. Toolbar design constrains ditunjukkan
pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Toolbar Design Constrains


3. Load Case
Tab ini digunakan untuk memasukkan kombinasi beban
tegangan dan tekanan nozzle pada bejana tekan. Toolbar load
case ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Toolbar Load Case


4. Wind Load
Tab ini digunakkan untuk memasukkan data beban angin.
Toolbar wind load ditunjukkan pada Gambar 2.15.
32

Gambar 2.15 Toolbar Wind Load


5. Seismic Load
Tab ini digunakan untuk memasukkan data beban gempa.

Toolbar seismic load ditunjukkan pada Gambar 2.16.


Gambar 2.16 Toolbar Seismic Load
3) Penambahan Elemen
Penambahan elemen seperti cylindrical shell, eliptical head,
torispherical head, spherical head, cone, welded flat head, support,
dan ANSI/bolted flange dapat ditambahkan dengan memilih pada
menu toolbar. Toolbar elements ditunjukkan pada Gambar 2.17.
33

Gambar 2.17 Toolbar Elements


4) Penambahan Detail
Penambahan detail pada model bejana tekan seperti nozzle,
platform, stiffening ring, tray, dan lain-lain dapat ditambahkan
dengan memilih pada menu toolb yang berada di samping

. Toolbar details ditunjukkan pada Gambar 2.18.


Gambar 2.18 Toolbar Details
Nozzle merupakan detail yang pasti digunakan kedalam model.
Konfigurasi nozzle yang berbeda dapat dipertimbangkan, diantaranya
adalah nozzle tanpa plat penguat dan dengan plat penguat, nozzle
menonjol tanpa plat penguat dan dengan plat penguat, ada pula nozzle
special forged yang tersedia untuk analisis. Toolbar perancangan
nozzle ditunjukkan pada Gambar 2.19.
34

Gambar 2.19 Toolbar Perancangan Nozzle


5) Output
Untuk mengetahui rincian hasil perhitungan software PV Elite
yaitu dengan mengklik button analyze atau menekan tombol F12 pada
keyboard. Pada tampilan hasil perhitungan PV Elite telah
Report List
mencari jenis perhitungan yang kita butuhkan.

Gambar 2.20 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite


BAB III 35
METODOLOGI PENELITIAN

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Studi Pustaka
Adapun studi pustaka ini diperoleh dari beberapa literatur, baik berupa buku-buku
perpustakaan, jurnal-jurnal yang diperoleh dari internet

2. Analisa Data
Mencari data tentang sebuah bejana tekan yang beroperasi pada suatu perusahaan agar
memperoleh data berupa kapasitas, tekanan, dan suhu operasi bejana tekan tersebut.
Mengihitung data-data yang dirancang pada pembuatan bejana tekan, serta
menganalisa data-data tersebut dengan software sehingga dapat diketahui jenis dan
besarnya tegangan yang muncul pada bejana tekan tersebut. Proses pemasukkan data
mengacu pada referensi serta ketentuan standar ASME Section VII Rules for
Construction of Pressure Vessels.
BAB IV 36
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pada penelitian kali ini telah dianggarkan dana untuk memenuhi kebutuhan serta
membantu berjalannya kegiatan penelitian ini. Adapun rincian-rinciannya akan
ditampilkan pada tabel rencana anggaran biaya (RAB) di bawah ini :

NO KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA NORMAL

1. Penyusunan 1 Rp. 0 Rp.0


Proporsal
Penggandaan 2 Rp. 5.000,00,- Rp.10.000,00.-
Proporsal
2. Alat tulis dan Rp. 65.000,00.- Rp.65.000,00.-
perlengkapan
Bahan Uji Penelitian Rp. 1.000.000,00.- Rp.1.000.000,00.-
Sewa Alat Penelitian Rp. 2.000.000,00.- Rp. 2.000.000,00,-
3. K3LL Rp.1.000.000,00,- Rp.1.000.000,00,-
4. Transport Penelitian Rp.200.000,00,- Rp.200,000,00,-
5. Penyusunan Hasil 1 Rp.0 Rp.0
Penelitian
Penggandaan Haail 2 Rp.10.000,00,- Rp.20.000,00,-
Peneitian
6. Biaya Tak Terduga Rp.200.000,00,- Rp.200.000,00,-
7. TOTAL Rp. 4.495.000,00,-
37

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., Hamid, A., dan Hidayat, I., 2014. Perancangan Bejana Tekan (Pressure
Vessel) untuk Separasi 3 Fasa, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Mercu Buana.
Kirmanto, D., 2010. PETA ZONA GEMPA INDONESIA, Kementrian Pekerjaan
Umum.
Megyesy, Eugene F., 1998.
American: Pressure Vessel Publishing, INC.
Pratama, H., 2013. . Diambil dari
https://www.academia.edu/6042051/BAB_V , pada tanggal 10 April
2017.
Satrijo, D & Habsya, S.A., 2012. Perancangan dan Analisa Tegangan pada Bejana
Tekan Horizontal dengan Metode Hingga, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Setyaribawa, E., 2015. Perancangan Ulang Pressure Vessel Closed Drain Drum
Kapasitas 15 m3, Tekanan Internal 3,5 barg, dan Temperatur 168ºC
dengan Bantuan Software PV Elite 2014, Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
LAMPIRAN I 38

DESIGN STRENGHT
CALCULATION
Document Number Rev. : 0

WIK-IAS-S-400-41-2
AIR RECEIVER Document Number
3 dari 5

ID = 2830 mm
T/T = 7100 mm
material = SA 516 Gr.70
joint eficiency = 1
CA = 3 mm
maximum
138 Mpa (see table 1A ASME Sec. II D)
allowable stress =

type head = elipsoidal (2:1)


operating pressure
9 bar = 0,900 Mpa
=
design pressure = 10,5 bar = 1,05 Mpa (maximum working pressure PSV)
design
65 ͦC
temperature =
shell
(internal pressure) ASME Sec. VIII UG-27
thickness (tᵣ) = P D
2 S E - 2 0,6 P
(tᵣ) = 1,05 2830
2 138 1 - 2 0,6 1,05
= 10,81568 mm
nominal thickness = (tᵣ) + CA
= 10,81568 + 3,0
= 13,81568 mm

actual thickness (t) = 14 mm

head
(internal pressure)
thickness (tᵣ) = P D
2 S E - 0,2 P
(tᵣ) = 1,05 2830
2 138 1 - 0,2 1,05
= 10,7745 mm

nominal thickness = (tᵣ) + CA


= 10,77450 + 3,0
= 13,77450 mm
thickness tolerance for metal forming
15,15195 mm
10% =

actual thickness
(t) = 16 mm

dimension head (eliptical 2:1)


D/2h h= 707,5
crown radius (L) = 2830 mm
knuckle radius = L x 10%
= 2830 x 10%
= 283 mm
stright line = 50 mm

Maximum Allowable Working Pressure


(MAWP) MAWP (shell) = t 2SE
D + 1,2 t
= 1,3573 Mpa

MAWP (head) = t 2 S E
D + 0,2 t
= 1,5587 MPa
STRENGHT 39
CALCULATION
Document Number Rev. : 0
AIR RECEIVER Document Number
WIK-IAS-S-400-41-2
4 dari 5

For Hydrotest pressure, used MAWP + static head + safety factor pressure for hydrotest
static head pressure = ρ (water) x g x h (horizontal position)
= 27762,3 Pa
= 0,0278 Mpa
P (hydrotest) = MAW + static head + safety factor pressure (hydrotest)
P
P (hydrotest) = 1,680 Mpa

N7 N8

thk 16 mm
283 mm
50 mm

N3 N2

N4

thk 14 mm
7000 mm

ø 2830 m m

N5
M1
N1 N6
mm

707,5 mm
220
0

N9

nozzle weight
size projection weight weight
nozzle thickness Flange rating nozzle
(inch) (mm) flange nozzle
(mm) neck (kg) (kg)
(kg)
N1- Nozzle inlet 6 7,11 150 200 5,258 14 19,258
N2- Nozzle outlet 6 7,11 150 200 5,258 14 19,258
N3- temperature indicator 3/4 4,9 - 36,5 0,083 0 0,083
N4- Pressure indicator
3/4 - 0,083 0 0,083
transmiter 4,9 36,5
N5- Level switch 1 1/2 6,35 - 44,5 0,261 0 0,261
N6- Level glass/level
transmiter, Pressure 1 1/2 6,35 - 44,5 0,261 0 0,261
indicator
N7- Vent 3 5,49 150 150 1,522 5,75 7,272
N8- Pressure safety valve 2 3,91 150 150 0,723 3,31 4,033
N9- Drain 3 5,49 150 150 1,522 5,75 7,272
M1-Manhole 24 14 150 300 62,115 171,61 233,725
total weight 291,506
40

DESIGN STRENGHT
CALCULATION
Document Number Rev. : 0
AIR RECEIVER Document Number
WIK-IAS-S-400-41-2
5 dari 5

support dimension
diameter = 2830 mm
lenght = 2200 mm
thickness = 16 mm
material = ASME SA 283 Gr. C
weight = 2455 kg
weight of anchor,
bolt, and accessories = 2640,006 k
g
elips lenght = 3357,25 mm
stright line = 50 mm
Weight of vessel = ((π x D x h shell x thickness) + ( 2 x ( elips lenght + stright line
+ lenght tolerance for metal forming)² x thickness))) x density of carbon steel

Weight of vessel = 10453,090 kg


total weight = 13384,603 kg
= 11,335 Ton
41
LAMPIRAN II

TYPES OF WELDED JOINTS

JOINT EFFICIENCY, E
TYPES When the Joint:
CODE UW-12 Fully
Examined Examined
graphed
Butt joints as attained by
double-welding or by other
means which will obtain
the same quality of
deposited wtld metal on
the inside and outside 1.00 0.85 0.70
weld surface.
&cking strip if used
shall be removed after
completion of weld.
2
Single-welded butt joint
with backing 0.90 0.80 0.65
which
place after welding

3
Single-welded butt joint
without use of backing — 0.60
strip

4
Double-full
fillet lap joint 0.55

Single-full fillet
lap joint
with plug welds — — 0.50

6
Single full fillet lap joint
without 0.45
plug welds
42

Desain Sambungan Las


43

DESIGN OF WELDED JOINTS (CONT.)


POST WELD
DESIGN IOTNT TYPE RADI0GRAPHI (j JOINT HEAT
CONDITION AND CATEGORY EXAMINATION EFFICIENCY TREATMENT
3. Full Any type of weldod None Type (1) 0.70
radiographic joints. Type (2) 0.65 Per Code
examination Type (3) 0.60 USC-56
is not Type (4) 0.55
manditory. Type (5) 0.50
The vessel is Type (6) 0.45
designed for
external

Joints A shall be Vessels


Type No. (1) 1.0
UW-2(a)(1)(a) fabricated of
4. Vesseb carbon or low
containing Joints B and C sfia)l be allow steel
1‹:tbal Type No. (1) or shall be post
substances. Type No. (2) 0.9 Type weld heat
UW•2(a)(1)(b) treated
yoian B C belt
wdds in nobles end
All butt welded UW-2(a)
Joints D shall be full
pcnebation welds shell
extending through the and heads sfiall
entire thickness of the be Mly
vessel or nozzle wall radiographed
UW-2(a)(1)(d). e*oupt
cscfiang‹r tubes
hanged by heat tfeet- Joints of category C for UW-2(a)(2) and
the fabricated lap joint (3) and per
stud °nas uW2(a)(i )(*) UW-11(a)(4)
5. Vessels
operated
below -20°F
or impact
test is nickel stainless steel).
required for
the material Joints B shall be Type
or weld No, (1) or No. (2).
metal UW- UW-2(b)(1) and (2). Type (1) Typt(2) Per Code
£u11 TO ONO UCS-56
2(b)
Sp°t 0$5 0.80
No 0.70 0.65
joint UW-2(b)(3).
Joints D full penetra-
tion welds extending
through the entire
section at the joint
UW-2(b)(4).
6. Unfired Joints A shall be Type Vessels fabri-
steam boilers All butt welded 1.0
with design No. (1). joints in shell cated of car-
Joints B shall be Type
heads shall be bon or low al-
fully radio- loy steel shall
psi No. (1) or No. (2) graphcd except
See npte above UW-2(c) under the 1.0 ,1) be post weld
provisions of 0 9 Type (2) heat treated
UW-11(a)(4) UW-2(c)
44

DESIGN OF WELDED JOINTS (CONT.)


POST WELD
DEMGN JOINT TYPE RADIOGRAPHIC JOINT
HEAT
CONDEMON AND CATEGORY EXAMINATION EFFICIENCY
TREATMENT
Joints A shall be type No. When the thick-
(1) ness at welded
joints of carbon
Joints B shall be type No. steels (P-No. 1)
(1) or No. (2) when the Type (1) Type (2) exceeds 5/8 in.
7. Pressure ves- Full 1.0 0.90
thickness exceeds 5/8 in. and all thick-
sels subject to Spot 0.85 0.80 nesses for low
direct firing No welded joints of type No
0.70 0.65 alloy steels
(3) are permitted for either (other than P-
A or B joints in any No. 1) post weld
thickness heat treatment is
UW-2(d) mandatory
8. Electroslag All but welds UW-1 I(a) I .0 Type (I) Per Code
Fñll
welding (6) 0.9 Type (2) UCS-5G

Ultrasonic exam-
9. Final closure Any welds ination when the 1.0 Type (1) Per Code
of vessels UW- I I(a) (7) construction 0.9 ape (2) UCS-56
does not permit
radiographs
10. Seamless Spot 1.0*
vessel
sections or Joints connecting vessel None Per Code
heads sections and heads or when A or B UCS-56
welds are type 3, 0.85*
UW-1 I(a)
(5) (b) 4, 5, 6
UW-12(d)
1 I . Joints
Not greater than
completed Any Welds
.80
by pressure
UW-12(f)
45
LAMPIRAN III

Tekanan Ijin Maksimal SA 516 Gr.70 (ASME B.31.3)

Table A-1 Basic Allowable Stresses in Tension for Metals1 (Cont’d)


Numbers in Parentheses Refer to Notes for Appendix A Tables; Specifications Are ASTM Unless
Otherwise Indicated

Specified

Class/ Min. Min. Min.


Type/ UNS Condition/ Temp., Strength, ksi Temp.
Material Spec. No. Grade No. Temper Size, in. P-No. (5) Notes °F (6) Tensile Yield to 100 200 300

Carbon Steel (Cont’d)

Pipes and Tubes (2) (Cont’d)

... A139 C K03004 ... ... 1 (8b) A 60 42 20.0 20.0 20.0


... A139 D K03010 ... ... 1 (8b) A 60 46 20.0 20.0 20.0
... API 5L X42 ... ... ... 1 (55)(77) A 60 42 20.0 20.0 20.0
... A381 Y42 ... ... ... 1 ... A 60 42 20.0 20.0 20.0

... A381 Y48 ... ... ... 1 ... A 62 48 20.7 20.7 20.7

... API 5L X46 ... ... ... 1 (55)(77) A 63 46 21.0 21.0 21.0
... A381 Y46 ... ... ... 1 ... A 63 46 21.0 21.0 21.0

... A381 Y50 ... ... ... 1 ... A 64 50 21.3 21.3 21.3

A516 Gr. 65 A671 CC65 K02403 ... ... 1 (57)(67) B 65 35 21.7 21.4 20.6
A515 Gr. 65 A671 CB65 K02800 ... ... 1 (57)(67) A 65 35 21.7 21.4 20.6
A515 Gr. 65 A672 B65 K02800 ... ... 1 (57)(67) A 65 35 21.7 21.4 20.6
A516 Gr. 65 A672 C65 K02403 ... ... 1 (57)(67) B 65 35 21.7 21.4 20.6

... A139 E K03012 ... ... 1 (8b) A 66 52 22.0 22.0 22.0


... API 5L X52 ... ... ... 1 (55)(77) A 66 52 22.0 22.0 22.0
... A381 Y52 ... ... ... 1 ... A 66 52 22.0 22.0 22.0

A516 Gr. 70 A671 CC70 K02700 ... ... 1 (57)(67) B 70 38 23.3 23.2 22.4
A515 Gr. 70 A671 CB70 K03101 ... ... 1 (57)(67) A 70 38 23.3 23.2 22.4
A515 Gr. 70 A672 B70 K03101 ... ... 1 (57)(67) A 70 38 23.3 23.2 22.4
A516 Gr. 70 A672 C70 K02700 ... ... 1 (57)(67) B 70 38 23.3 23.2 22.4
... A106 C K03501 ... ... 1 (57) B 70 40 23.3 23.3 23.3
A537 Cl. 1 A671 CD70 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8
A537 Cl. 1 A672 D70 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8
A537 Cl. 1 A691 CMSH-7 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8

... API 5L X56 ... ... ... 1 (51)(55)(71)(77) A 71 56 23.7 23.7 23.7

... A381 Y56 ... ... ... 1 (51)(55)(71) A 71 56 23.7 23.7 23.7
A299 A671 CK75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6
A299 A672 N75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6
A299 A691 CMS-75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6

A299 A671 CK75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
A299 A672 N75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
A299 A691 CMS-75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
46

Tekanan Ijin Maksimal SA 105 (ASME B.31.3)


Table A-1 Basic Allowable Stresses in Tension for Metals1 (Cont’d)
Numbers in Parentheses Refer to Notes for Appendix A Tables; Specifications Are ASTM Unless
Otherwise Indicated

Specified

Class/ Min. Min. Min.


Type/ UNS Condition/ Temp., Strength, ksi Temp.
Material Spec. No. Grade No. Temper Size, in. P-No. (5) Notes °F (6) Tensile Yield to 100 200 300

Carbon Steel (Cont’d)

Plates, Bars, Shapes, and Sheets (Structural)

... A283 A K01400 ... ... 1 (8c)(57) A 45 24 15.0 14.7 14.2

... A1011 30 K02502 ... ... 1 (8c)(57) A 49 30 16.3 16.3 16.3


... A283 B K01702 ... ... 1 (8c)(57) A 50 27 16.7 16.5 15.9

... A1011 33 K02502 ... ... 1 (8c)(57) A 52 33 17.3 17.3 17.3

... A1011 36 K02502 ... ... 1 (8c)(57) A 53 36 17.7 17.7 17.7

... A283 C K02401 ... ... 1 (8c)(57) A 55 30 18.3 18.3 17.7


... A1011 40 K02502 ... ... 1 (8c)(57) A 55 40 18.3 18.3 18.3

... A36 ... K02600 ... ... 1 (8c) A 58 36 19.3 19.3 19.3

... A283 D K02702 ... ... 1 (8c)(57) A 60 33 20.0 20.0 19.5


... A1011 45 K02507 ... ... 1 (8c)(57) A 60 45 20.0 20.0 20.0

... A1011 50 K02507 ... ... 1 (8c)(57) A 65 50 21.7 21.7 21.7


... A992 ... ... ... ... 1 (8c)(57) A 65 50 19.9 19.9 19.9

Forgings and Fittings (2)


... A350 LF1 K03009 ... ... 1 (9)(57)(59) −20 60 30 20.0 18.3 17.7
... A181 ... K03502 60 ... 1 (9)(57)(59) A 60 30 20.0 18.3 17.7

... A420 WPL6 K03006 ... ... 1 (57) −50 60 35 20.0 20.0 20.0

... A234 WPB K03006 ... ... 1 (57)(59) B 60 35 20.0 20.0 20.0

... A350 LF2 K03011 1 ... 1 (9)(57) −50 70 36 23.3 22.0 21.2
... A350 LF2 K03011 2 ... 1 (9)(57) 0 70 36 23.3 22.0 21.2

... A105 ... K03504 ... ... 1 (9)(57)(59) −20 70 36 23.3 22.0 21.2
... A181 ... K03502 70 ... 1 (9)(57)(59) A 70 36 23.3 22.0 21.2

... A234 WPC K03501 ... ... 1 (57)(59) B 70 40 23.3 23.3 23.3

Castings (2)
... A216 WCA J02502 ... ... 1 (57) −20 60 30 20.0 18.3 17.7

... A352 LCB J03003 ... ... 1 (9)(57) −50 65 35 21.7 21.4 20.6
... A352 LCC J02505 ... ... 1 (9) −50 70 40 23.3 23.3 23.3

... A216 WCB J03002 ... ... 1 (9)(57) −20 70 36 23.3 22.0 21.2
... A216 WCC J02503 ... ... 1 (9)(57) −20 70 40 23.3 23.3 23.3
47
TABLES 2
PRESSURE-
TEMPERATURE
RATINGS FOR GROUPS
1.1 THROUGH 3.16
MATERIALS
TABLE 2·1.1
RATINGS FOR GROUP 1.1 MATERIALS
Nomin
al Forgings Castin Plate NOTES
gs s :
Designat
ion
C-Si A105(1) A216 A515Gr.70(1)
Gr.WCB(1) A516Gr.70(1)(2)
C-Mn-Si A350Gr.LF2(1) A537Cl.1(3)
(1) Uponprolongedexposuretotemperaturesabove800°F,the carbidephaseof steel
maybeconvertedtographite.Permissible,butnotrecommendedfor prolonged
useabove aoo•f
(2) Not .
tobe
usedover
850°F.(3)
Nottobe
usedover
700°F.

WORKING PRESSURES BY

CLASSES,psig
Class
Temp.,"F 150 300 400 600 900 1500 2500
-20 to 100 285 740 990 1480 2220 3705 6170
200 260 675 900 1350 2025 3375 5625
300 230 655 875 1315 1970 3280 5470
400 200 635 845 1270 1900 3170 5280
500 170 600 800 1200 1795 2995 4990

600 140 550 730 1095 1640 2735 4560


650 125 535 715 1075 1610 2685 4475
700 110 535 710 1065 1600 2665 4440
750 95 505 670 1010 1510 2520 4200
800 80 410 550 825 1235 2060 3430

850 65 270 355 535 805 1340 2230


900 50 170 230 345 515 860 1430
950 35 105 140 205 310 515 860
1000 20 50 70 105 155 260 430
48

Anda mungkin juga menyukai