Dosen pembimbing :
Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T.
OLEH :
ANINDY SESILIA MELYN
40040219650081
D4 RPM KELAS DEMAK
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan “Tugas Laporan
Metedologi Peneltian Terapan” dengan topik yang berjudul “Perancangan Bejana Tekan
Vertikal Air Receiver Dengan Menggunakan Bantuan Software PV ELITE” ini dapat selesai
sesuai dengan rencana dan tepat waktu.
Tugas Laporan Metodologi Penelitian Terapan dengan topik yang berjudul “Perancangan
Bejana Tekan Vertikal Air Receiver Dengan Menggunakan Bantuan Software PV ELITE”.
ini diajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Metodologi Penelitian
Terapan di Program Studi D4 Rekayasa Perancangan Mekanik di Universitas Diponegoro
Semarang. Selama proses pengerjaan makalah ini , penulis telah mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Dalam hal ini penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
kepada:
Bapak Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Metedologi
Penelitian Terapan yang telah sedia menyisihkan waktunya dalam memberikan
pengarahan kepada kami sehingga Tugas Laporan Metedologi Penelitian Terapan ini
dapat selesai.
Penyusun
DAFTAR ISI
Abstrak
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan dimensi bejana dengan kapasitas
50m3 dengan tekanan desain internal 0,99 Mpa dan temperature desain 70,8 ◦C yang aman dan
sesuai dengan kondisi lingkungan di pulau Jawa.
Bentuk bejana yang dirancang harus mempertimbangkan fungsi, nilai estetika dan lingkungan
kerja bejana. Beban yang terjadi pada bejana antara lain tekanan desain, bobot mati bejana,
beban angin, beban karena gempa dan beban kombinasi. Untuk merancang bejana tekan
(pressure vessel) digunakan standar ASME Section VIII.
Dimensi hasil perhitungan perancangan harus disesuaikan dengan komponen yang ada. dimensi
panjang bejana tekan 5900 mm, diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6
mm. Hasil dari software PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan
perhitungan manual adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite
didapat 30,18 mm, sedangkan perhitungan manual adalah 17,92 mm. Tekanan maksimal
berdasarkan PV Elite adalah untuk head 5,1356 MPa dan shell 5,0418 MPa, sedangkan dari
perhitungan manual untuk head 1,0144 MPa dan untuk shell 3,9102 MPa.
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan suatu fluida
bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menyimpan fluida cair
maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan dan temperatur yang berbeda-
beda. Kegagalan dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat
merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana
tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang
tidak benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat
keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering digunakan dalam
perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure Vessel Code yang diterbitkan
oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua faktor
tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1 berisi
tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material bejana tekan.
Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi, dan
sertifikasinya (ASME, 2008).
Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak software
yang digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software PV Elite. Dalam
jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell dan head adalah SA
516 Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang bejana tekan 5900 mm,
diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar 6 mm. Hasil dari software
PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan perhitungan manual
adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18
mm, sedangkan perhitungan.
10
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah :
Perumusan yang didapat adalah masih terdapat kegagalan dan kesalahan dalam
mendesain bejana tekan yang disebabkan kurangnya ketelitian dalam proses mendesain
bejana tekan, sehingga perlu adanya kolaborasi antara perhitungan manual dan
perhitungan yang menggunakan bantuan software PV Elite, kemudian hasil dari kedua
perhitungan akan dibandingkan, agar kesalahan pada perhitungan manual yang terdeteksi
oleh software dapat dihindari.
1.3.Tujuan Penelitian
BAB II
STUDI PUSTAKA
b. Posisi horizontal
SHELL
MANHOL
E
HEAD
SADDL SADDL
E E
c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang
pada umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang
diletakkan pada bagian head dan shell dengan cara dilas. Nozzle memiliki
Nozzle
memiliki beberapa macam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat
d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban
berat, angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis
support yaitu:
1) Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.
Contoh pemasangan saddle dapat dilihat pada gambar 2.5.
16
vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa juga pada bagian
buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt dilas
pada bagian tengah shell.
3) Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan
vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum
antara panjang leg dengan diameter shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah
leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya ukuran bejana tekan.
e. Reinforcement Pad
Plat penguat atau reinforcement pad adalah plat yang digunakan
untuk penguatan nozzle. Reinforcement pad terletak pada bagian bawah
nozzle dan menempel pada bagian shell dengan cara dilas. Penggunaan
reinforcement pad tidak selalu dibutuhkan, melalui perhitungan yang
dilakukan dapat diketahui apakah perlu atau tidaknya menggunakan
reinforcement pad. Ketebalan reinforcement pad menentukan kekuatan
dalam penguatan nozzle.
.....................................................................(2.2)
............................................................................(2.3)
Keterangan:
Pd = Tekanan Desain [psi]
Po = Tekanan Operasi [psi]
a = Margin [maks (0,1 . Po atau 10 psi)] 18
Phs = Tekanan Hidrostatik (Tekanan yang timbul akibat
fluida cair di dalam bejana tekan) [psi]
= Densitas Fluida (Air) [kg/m3]
g = Percepatan gravitasi bumi [m/s2]
z = Tinggi Bejana Tekan [in]
1
Cylindrical Shell
Ellipsoidal Head
19
4
Untuk , dimana L = 96 in dan r = 6 in
Torispherical Head
..............................(2.4)
Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Rcorr = Jari-Jari Dalam Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]
b. MAWP Head 20
...............................(2.5)
Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan Las
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Dcorr = Diameter Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]
c. MAWP Flange
Penentuan MAWP flange dilakukan dengan memilih ratting yang
memiliki nilai MAWP diatas tekanan desain (Pd) dengan menggunakan
tabel ASME B16.5.
...............................................(2.6)
Keterangan:
Phs = Tekanan Tes Hidrostatik [psi]
Pd = Tekanan Desain [psi]
S dengan TTest = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Test [psi]
S dengan TDesain = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Desain [psi]
2.1.9. Beban angin
Perancangan bejana tekan terhadap beban angin mengacu pada 3 standar
yaitu:
a. Standar ASA A58.1 1955
Hubungan antara kecepatan angin dan tekanan yang dihasilkan pada
21
bejana tekan untuk penampang lingkaran adalah sebagai berikut:
..................................................................................(2.7)
Keterangan:
VW = Kecepatan Angin [mph]
PW = Tekanan Angin [psi]
b. Standar ANSI A58.1 1982
Tekanan angin yang terjadi pada bejana tekan didapat dari
persamaan berikut:
........................................................................(2.8)
Keterangan:
Qs = Wind Signation Pressure pada Ketinggian 20 ft [psi]
Cq = Shape Factor atau Pressure Coefficient
Catatan:
- Jika di sekitar tower terdapat pohon atau gedung (dengan tinggi
sekitar 20 ft) dalam jarak 1 mile dari lokasi (menutup area bejana
tekan lebih dari 20%), maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.B. 22
- Jika di sekitar tower tidak terdapat pohon atau gedung dalam
jarak 1 mile dari lokasi, maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.C.
c. Standar ANSI atau Asce 7 1995 (approved 1996)
Tekanan angin pada luas proyeksi dari tower silindris adalah sebagai
berikut:
.....................................................................(2.9)
Keterangan:
F = Design Wind Force [lbf]
Keterangan:
- Di urban / sub-urban area, menggunakan Exp B (0,8)
- Di open terrain with scattered obstruction, menggunakan Exp C
(0,85) 23
- Di flat, un-obstructed area, menggunakan Exp D (0,85)
Cf = Faktor Bentuk (Shape Factor)
Af = Luas Proyeksi Tower [ft2]
=D.H
Ket:
- D = Diameter Bejana Tekan [ft]
- H = Tinggi Bejana Tekan [ft]
2.1.10. Beban gempa
Kondisi pembebanan pada bejana tekan karena beban gempa bisa dianggap
sebagai batang kantilever jika beban bertambah secara proporsional ke ujung
bebasnya (Megyesy, 1998). Metode perancangan didasarkan pada metode Uniform
Building Code (UBC 1991).
(a) (b)
Gambar 2.7 (a) Diagram Distribusi Gaya. (b) Diagram Gaya Geser
(Megyesy, 1998)
Gambar 2.7 menunjukkan skema distribusi gaya sepanjang bejana tekan serta
diagram gaya geser yang terjadi.
a. Base Shear (V)
Base share merupakan jumlah total horizontal seismic shear pada
dasar bejana tekan. Berikut adalah persamaannya:
....................................................................(2.10)
Keterangan:
V = Total Seismic Shear at base [lbf] Z
= Faktor Zona Seismic
I = Occupancy Importance Coefficient (1 untuk bejana tekan)
24
.................................................(2.11)
............(2.12)
............(2.13)
Keterangan:
M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]
Ft = Total Horizontal Seismic Force pada Ujung Atas Bejana [lbf] H
= Tinggi Bejana Tekan Termasuk Skirt [ft]
V = Total Seismic Shear at Base [lbf] Mx = 25
Momen Pada Jarak X [ft.lbf]
................................................................(2.14)
Keterangan:
t = Tebal Dinding Skirt [in]
MT = Momen pada Sambungan Skirt ke Head [ft.lbf]
R = Jari-Jari Skirt [in]
Tidak perlu mengganti sejumlah logam aktual yang terbuang (akibat lubang
nozzle), tapi hanya sebesar yang diperlukan untuk menahan tekanan internal
(A). Tebal bejana pada opening biasanya lebih kecil dari pada di lokasi lain
dari shell atau head.
a. Plat aktual yang digunakan dan leher nozzle biasanya lebih tebal daripada
yg diperlukan sesuai perhitungan. Kelebihan tebal dinding bejana (A1) dan
dinding nozzle (A2) digunakan sebagai penguatan. Hal serupa,
perpanjangan ke dalam dari opening (A3) dan luas logam las (A4) dapat 26
juga diperhitungkan sebagai penguatan.
b. Penguatan harus dalam batas nilai tertentu.
c. Luas penguatan harus naik proporsional jika nilai kekuatan lebih rendah dari
pada kekuatan dari dinding bejana.
d. Luas yg diperlukan untuk penguatan harus dijamin pada semua bidang
melalui pusat opening & tegak turus permukaan bejana.
Keterangan:
A = luas yang diperlukan untuk menahan tekanan internal pada
shell atau head.
A1 = luas kelebihan pada dinding bejana tekan. Besarnya luasan
ini dipilih yang paling besar antara dua persamaan berikut:
............................................(2.15)
Atau
............................(2.16)
Keterangan:
t = Tebal Dinding Bejana (tidak termasuk CA) tn = Tebal Dinding Nozzle (tidak
termasuk CA)
A2 = luas kelebihan pada dinding nozzle. Besarnya luasan ini dipilih yang paling kecil
antara dua persamaan berikut:
.....................................(2.17)
Atau
27
Keterangan:
..................................(2.18)
tm = Tebal dinding nozzle tanpa sambungan yang
diperlukan
A3 = Luas perpanjangan ke dalam bejana tekan dari opening.
Besar luasan ini ditentukan dengan persamaan berikut:
......................................(2.19)
Keterangan
1. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen model
bejana tekan yang dirancang. Untuk memasukkan data ini
yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada gambar
model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut
pada general input tab. Toolbar general input ditunjukkan
pada Gambar 2.12.
2. Analisa Data
Mencari data tentang sebuah bejana tekan yang beroperasi pada suatu perusahaan agar
memperoleh data berupa kapasitas, tekanan, dan suhu operasi bejana tekan tersebut.
Mengihitung data-data yang dirancang pada pembuatan bejana tekan, serta
menganalisa data-data tersebut dengan software sehingga dapat diketahui jenis dan
besarnya tegangan yang muncul pada bejana tekan tersebut. Proses pemasukkan data
mengacu pada referensi serta ketentuan standar ASME Section VII Rules for
Construction of Pressure Vessels.
BAB IV 36
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pada penelitian kali ini telah dianggarkan dana untuk memenuhi kebutuhan serta
membantu berjalannya kegiatan penelitian ini. Adapun rincian-rinciannya akan
ditampilkan pada tabel rencana anggaran biaya (RAB) di bawah ini :
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A., Hamid, A., dan Hidayat, I., 2014. Perancangan Bejana Tekan (Pressure
Vessel) untuk Separasi 3 Fasa, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Mercu Buana.
Kirmanto, D., 2010. PETA ZONA GEMPA INDONESIA, Kementrian Pekerjaan
Umum.
Megyesy, Eugene F., 1998.
American: Pressure Vessel Publishing, INC.
Pratama, H., 2013. . Diambil dari
https://www.academia.edu/6042051/BAB_V , pada tanggal 10 April
2017.
Satrijo, D & Habsya, S.A., 2012. Perancangan dan Analisa Tegangan pada Bejana
Tekan Horizontal dengan Metode Hingga, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Setyaribawa, E., 2015. Perancangan Ulang Pressure Vessel Closed Drain Drum
Kapasitas 15 m3, Tekanan Internal 3,5 barg, dan Temperatur 168ºC
dengan Bantuan Software PV Elite 2014, Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
LAMPIRAN I 38
DESIGN STRENGHT
CALCULATION
Document Number Rev. : 0
WIK-IAS-S-400-41-2
AIR RECEIVER Document Number
3 dari 5
ID = 2830 mm
T/T = 7100 mm
material = SA 516 Gr.70
joint eficiency = 1
CA = 3 mm
maximum
138 Mpa (see table 1A ASME Sec. II D)
allowable stress =
head
(internal pressure)
thickness (tᵣ) = P D
2 S E - 0,2 P
(tᵣ) = 1,05 2830
2 138 1 - 0,2 1,05
= 10,7745 mm
actual thickness
(t) = 16 mm
MAWP (head) = t 2 S E
D + 0,2 t
= 1,5587 MPa
STRENGHT 39
CALCULATION
Document Number Rev. : 0
AIR RECEIVER Document Number
WIK-IAS-S-400-41-2
4 dari 5
For Hydrotest pressure, used MAWP + static head + safety factor pressure for hydrotest
static head pressure = ρ (water) x g x h (horizontal position)
= 27762,3 Pa
= 0,0278 Mpa
P (hydrotest) = MAW + static head + safety factor pressure (hydrotest)
P
P (hydrotest) = 1,680 Mpa
N7 N8
thk 16 mm
283 mm
50 mm
N3 N2
N4
thk 14 mm
7000 mm
ø 2830 m m
N5
M1
N1 N6
mm
707,5 mm
220
0
N9
nozzle weight
size projection weight weight
nozzle thickness Flange rating nozzle
(inch) (mm) flange nozzle
(mm) neck (kg) (kg)
(kg)
N1- Nozzle inlet 6 7,11 150 200 5,258 14 19,258
N2- Nozzle outlet 6 7,11 150 200 5,258 14 19,258
N3- temperature indicator 3/4 4,9 - 36,5 0,083 0 0,083
N4- Pressure indicator
3/4 - 0,083 0 0,083
transmiter 4,9 36,5
N5- Level switch 1 1/2 6,35 - 44,5 0,261 0 0,261
N6- Level glass/level
transmiter, Pressure 1 1/2 6,35 - 44,5 0,261 0 0,261
indicator
N7- Vent 3 5,49 150 150 1,522 5,75 7,272
N8- Pressure safety valve 2 3,91 150 150 0,723 3,31 4,033
N9- Drain 3 5,49 150 150 1,522 5,75 7,272
M1-Manhole 24 14 150 300 62,115 171,61 233,725
total weight 291,506
40
DESIGN STRENGHT
CALCULATION
Document Number Rev. : 0
AIR RECEIVER Document Number
WIK-IAS-S-400-41-2
5 dari 5
support dimension
diameter = 2830 mm
lenght = 2200 mm
thickness = 16 mm
material = ASME SA 283 Gr. C
weight = 2455 kg
weight of anchor,
bolt, and accessories = 2640,006 k
g
elips lenght = 3357,25 mm
stright line = 50 mm
Weight of vessel = ((π x D x h shell x thickness) + ( 2 x ( elips lenght + stright line
+ lenght tolerance for metal forming)² x thickness))) x density of carbon steel
JOINT EFFICIENCY, E
TYPES When the Joint:
CODE UW-12 Fully
Examined Examined
graphed
Butt joints as attained by
double-welding or by other
means which will obtain
the same quality of
deposited wtld metal on
the inside and outside 1.00 0.85 0.70
weld surface.
&cking strip if used
shall be removed after
completion of weld.
2
Single-welded butt joint
with backing 0.90 0.80 0.65
which
place after welding
3
Single-welded butt joint
without use of backing — 0.60
strip
4
Double-full
fillet lap joint 0.55
Single-full fillet
lap joint
with plug welds — — 0.50
6
Single full fillet lap joint
without 0.45
plug welds
42
Ultrasonic exam-
9. Final closure Any welds ination when the 1.0 Type (1) Per Code
of vessels UW- I I(a) (7) construction 0.9 ape (2) UCS-56
does not permit
radiographs
10. Seamless Spot 1.0*
vessel
sections or Joints connecting vessel None Per Code
heads sections and heads or when A or B UCS-56
welds are type 3, 0.85*
UW-1 I(a)
(5) (b) 4, 5, 6
UW-12(d)
1 I . Joints
Not greater than
completed Any Welds
.80
by pressure
UW-12(f)
45
LAMPIRAN III
Specified
... A381 Y48 ... ... ... 1 ... A 62 48 20.7 20.7 20.7
... API 5L X46 ... ... ... 1 (55)(77) A 63 46 21.0 21.0 21.0
... A381 Y46 ... ... ... 1 ... A 63 46 21.0 21.0 21.0
... A381 Y50 ... ... ... 1 ... A 64 50 21.3 21.3 21.3
A516 Gr. 65 A671 CC65 K02403 ... ... 1 (57)(67) B 65 35 21.7 21.4 20.6
A515 Gr. 65 A671 CB65 K02800 ... ... 1 (57)(67) A 65 35 21.7 21.4 20.6
A515 Gr. 65 A672 B65 K02800 ... ... 1 (57)(67) A 65 35 21.7 21.4 20.6
A516 Gr. 65 A672 C65 K02403 ... ... 1 (57)(67) B 65 35 21.7 21.4 20.6
A516 Gr. 70 A671 CC70 K02700 ... ... 1 (57)(67) B 70 38 23.3 23.2 22.4
A515 Gr. 70 A671 CB70 K03101 ... ... 1 (57)(67) A 70 38 23.3 23.2 22.4
A515 Gr. 70 A672 B70 K03101 ... ... 1 (57)(67) A 70 38 23.3 23.2 22.4
A516 Gr. 70 A672 C70 K02700 ... ... 1 (57)(67) B 70 38 23.3 23.2 22.4
... A106 C K03501 ... ... 1 (57) B 70 40 23.3 23.3 23.3
A537 Cl. 1 A671 CD70 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8
A537 Cl. 1 A672 D70 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8
A537 Cl. 1 A691 CMSH-7 K12437 ... ≤ 21⁄2 thk. 1 (67) D 70 50 23.3 23.3 22.8
... API 5L X56 ... ... ... 1 (51)(55)(71)(77) A 71 56 23.7 23.7 23.7
... A381 Y56 ... ... ... 1 (51)(55)(71) A 71 56 23.7 23.7 23.7
A299 A671 CK75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6
A299 A672 N75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6
A299 A691 CMS-75 K02803 ... > 1 thk. 1 (57)(67) A 75 40 25.0 24.4 23.6
A299 A671 CK75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
A299 A672 N75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
A299 A691 CMS-75 K02803 ... ≤ 1 thk. 1 (57)(67) A 75 42 25.0 25.0 24.8
46
Specified
... A36 ... K02600 ... ... 1 (8c) A 58 36 19.3 19.3 19.3
... A420 WPL6 K03006 ... ... 1 (57) −50 60 35 20.0 20.0 20.0
... A234 WPB K03006 ... ... 1 (57)(59) B 60 35 20.0 20.0 20.0
... A350 LF2 K03011 1 ... 1 (9)(57) −50 70 36 23.3 22.0 21.2
... A350 LF2 K03011 2 ... 1 (9)(57) 0 70 36 23.3 22.0 21.2
... A105 ... K03504 ... ... 1 (9)(57)(59) −20 70 36 23.3 22.0 21.2
... A181 ... K03502 70 ... 1 (9)(57)(59) A 70 36 23.3 22.0 21.2
... A234 WPC K03501 ... ... 1 (57)(59) B 70 40 23.3 23.3 23.3
Castings (2)
... A216 WCA J02502 ... ... 1 (57) −20 60 30 20.0 18.3 17.7
... A352 LCB J03003 ... ... 1 (9)(57) −50 65 35 21.7 21.4 20.6
... A352 LCC J02505 ... ... 1 (9) −50 70 40 23.3 23.3 23.3
... A216 WCB J03002 ... ... 1 (9)(57) −20 70 36 23.3 22.0 21.2
... A216 WCC J02503 ... ... 1 (9)(57) −20 70 40 23.3 23.3 23.3
47
TABLES 2
PRESSURE-
TEMPERATURE
RATINGS FOR GROUPS
1.1 THROUGH 3.16
MATERIALS
TABLE 2·1.1
RATINGS FOR GROUP 1.1 MATERIALS
Nomin
al Forgings Castin Plate NOTES
gs s :
Designat
ion
C-Si A105(1) A216 A515Gr.70(1)
Gr.WCB(1) A516Gr.70(1)(2)
C-Mn-Si A350Gr.LF2(1) A537Cl.1(3)
(1) Uponprolongedexposuretotemperaturesabove800°F,the carbidephaseof steel
maybeconvertedtographite.Permissible,butnotrecommendedfor prolonged
useabove aoo•f
(2) Not .
tobe
usedover
850°F.(3)
Nottobe
usedover
700°F.
WORKING PRESSURES BY
CLASSES,psig
Class
Temp.,"F 150 300 400 600 900 1500 2500
-20 to 100 285 740 990 1480 2220 3705 6170
200 260 675 900 1350 2025 3375 5625
300 230 655 875 1315 1970 3280 5470
400 200 635 845 1270 1900 3170 5280
500 170 600 800 1200 1795 2995 4990