Di Susun Oleh :
Kelompok 2 Kelas E
Jakarta Smart City merupakan konsep yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengetahui,
memahami, dan mengontrol berbagai sumber daya di suatu kota dengan lebih efektif dan efisien,
sehingga dapat memaksimalkan pelayanan publik, menyediakan solusi untuk masalah, dan
mendukung pembangunan yang berkelanjutan guna mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Dimana output dari konsep ini diharapkan dapat mewujudkan Jakarta baru yang informatif,
transparan, serta mendukung kolaborasi menggunakan teknologi untuk pelayanan publik yang
lebih baik.1
Sebagai salah satu ibukota negara dengan tingkat urbanisasi tertinggi di dunia dan kota
yang memiliki penghasilan per kapita tertinggi di Indonesia, Jakarta menyajikan berbagai
tantangan yang kompleks serta masih berusaha membangun sebuah komunitas yang kohesif dan
aktif turut serta mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Hal inilah yang melatarbelakangi hadirnya
konsep Jakarta Smart City untuk dapat menunjang kehidupan warganya agar dapat mencapai
standar hidup yang diinginkan sekaligus memastikan pengelolaan sumber daya alam yang
bertanggungjawab.
Dengan berbagai tantangan yang dimiliki oleh Jakarta, maka diperlukan serangkaian solusi
praktis untuk mengatasi tantangan tersebut dengan cara yang terintegrasi dan terkoordinasi.
Konsep smart city di Jakarta dibuat berdasarkan 6 pilar, dimana hal ini tertuang didalam Wheel
Framework Jakarta Smart City2, yaitu :
Smart Governance
Upaya dan peran pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dengan mengindahkan
prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
transparansi, profesionalitas, dan akuntantabilitas serta efektvitas dan efisiensi kebijakan.
Termasuk pengembangan e-governance dan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga masyarakat bisa berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan.
Smart People
Upaya dari Pemerintah DKI Jakarta untuk mewujudkan masyarakat yang berpendidikan
bagus di era abad 21 baik secara formal maupun non formal dan mampu
mengembangkan sumber daya manusia yang melek teknologi. Dukungan terhadap
1
http://interactive.smartcity.jakarta.go.id/ diakses pada 20 Juli 2021)
2
Endang Puji Astutik dan Gunartin, “Analisis Kota Jakarta Sebagai Smart City dan Penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Menuju Masyarakat Madani”, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, hal 46.
penelitian pengembangan karakter sosial budaya semakin kuat. Sumberdaya manusia
yang inovatif dan kreatif, masyarakatnya inklusif.
Smart Living
Upaya dari Pemprov DKI untuk mewujudkan peningkatan pada kualitas hidup dan
kebudayaan masyarakat, karena ada kemudahan akses terhadap layanan pendidikan,
layanan kesehatan, pengembangan peran media, tersedianya semua kebutuhan, adanya
rasa aman, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup.
Smart Mobility
Upaya Pemprov DKI untuk memudahkan akses moda transportasi yang beragam dan
memprioritaskan angkutan yang ramah lingkungan dan bukan kendaraan bermotor,
terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Smart Environment.
Upaya pemerintah Jakarta untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang ramah
lingkungan. Disertai penerapan dan pemanfaatan pengelolaan lingkungan berbasis IT,
pengelolaan sumber daya alam berbasis IT serta pengembangan sumber energy baru.
Lingkungan yang memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan
kata lain keberlanjutan lingkungan baik dalam keadaan fisik maupun non fisik.
Smart Economic
Upaya dari pemprov DKI untuk menunjukkan keadaan tingkat ekonomi dan
kesejahteraan finansial masyrakat yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik
dan pendapatan perkapita tinggi. Semakin banyaknya wirausaha bahkan pengembangan
city branding, produktifitas secara lokal dan global.
Dari keenam pilar yang tertuang dalam Wheel Framework Jakarta Smart City ini terlihat
jelas bahwa tujuan dari konsep layanan public ini ialah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Jakarta dari berbagai persoalan kehidupan guna menuju masyarakat Jakarta yang sejahtera.
Selain itu, dalam menghadapi pandemic ini, Jakarta Smart City juga berinovasi lewat salah satu
fitunya yaitu JaKi dimana masyarakat dapat berperan aktif dalam melakukan laporan terhadap
segala tindak pelanggaran protocol kesehatan. Laporan yang diberikan masyarakat nantinya akan
terintegrasi dan diterima dengan fitur cepat respon masyarakat (CRM) sehingga akan ditindak
lanjuti oleh instansi terkait.
(Contoh Laporan Yang Diberikan Masyarakat Terkait Pelangaran PSBB dan Tindak Lanjutnya).
Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan warganya pada masa pandemi seperti saat ini,
Pemprov DKI melalui JaKi juga menghadirkan berbagai kemudahan layanan seperti akses
program vaksinasi nasional, kebutuhan informasi terkait bantuan social bagi warga yang
terdampak, serta banyak lagi akses layanan lainnya.3
3
https://jaki.jakarta.go.id/ (diakses pada 20 Juli 2021)
akuntabilitas, partisipasi, dan kinerja yang baik. (Callahan, 2007; Cheema & Rondinelli, 2007;
Michels & Graaf, 2010)4
Jika ditimbang dari indicator tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya konsep Jakarta
Smart City (JSC) sudah memenuhi kriteria tata kelola pemerintahan yang efektif dalam hal
pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di bidang layanan publik. Hal ini
dikarnakan JSC telah melaksanakan segala aspek baik akuntabilitas sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas layanan yang diberikan kepada masyarakat, pelibatan partisipasi
masyarakat dalam melakukan suatu layanan, mauput output kinerja yang sesuai dengan amanat
undang-undang dimana bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
4
Lesmana Rian Handika, “Perbandingan Konsep Tata Kelola Pemerintahan:Sound Governance, Dynamic
Governance, dan Open Governance”. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. 8, No. 2, Desember 2017. hal 91.
[1] Pemprov DKI Jakarta, “Jakarta Smart City.” [Online]. Available:
http://smartcity.jakarta.go.id. (Diakses pada 20 Juli 2021).
[2] Pemprov DKI Jakarta. Available: https://jaki.jakarta.go.id/. (Diakses pada 20 Juli 2021).
[2] Endang Puji Astutik dan Gunartin, “Analisis Kota Jakarta Sebagai Smart City dan
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Menuju Masyarakat Madani”.
[3] Lesmana Rian Handika, “Perbandingan Konsep Tata Kelola Pemerintahan:Sound
Governance, Dynamic Governance, dan Open Governance”.
[4] https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201120104219-25-572258/warga-dki-bisa-
lapor-pelanggaran-psbb-via-aplikasi-jaki (Diakses pada 20 Juli 2021)
Ujian Akhir Semester
Nama : Raihan Putra Pratama
NPM : 2019120088
Tema : Desentralisasi dan Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat
Istilah 'mal' mungkin sudah tidak asing ditelinga kita, karena mal itu sendiri memang identik
dengan sebuah bangunan pusat perbelanjaan berisikan tenant-tenant yang menjual berbagai
macam kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mal adalah
gedung atau kelompok gedung yang berisi macam-macam toko dengan dihubungkan oleh lorong
(jalan penghubung). Namun beberapa tahun belakang ini mal kini mulai diadopsi oleh
pemerintah karena konsep mal yang nyaman, aman dan menyuguhkan semua kebutuhan
masyarakat. Hal itu mungkin yang mendasari pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik
yang berkualitas melalui Mal Pelayanan Publik.
Sejak Tahun 2017, Mal Pelayanan Publik mulai digaungkan oleh pemerintah melalui Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik. Saat ini sudah ada 29 Mal
Pelayanan Publik (MPP) di Indonesia. Dalam Peraturan MENPAN-RB tersebut, Mal Pelayanan
Publik yang selanjutnya disebut MPP didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan atau
aktivitas penyelenggaraan pelayanan publik atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi
yang merupakan perluasan fungsi pelayanan terpadu baik pusat maupun daerah, serta pelayanan
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/swasta dalam rangka menyediakan
pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman, dan nyaman5
Kehadiran mal pelayanan publik di tengah-tengah masyarakat kini disebut-sebut sebagai bentuk
pelayanan publik terpadu generasi ketiga. Generasi pertama layanan terpadu di Indonesia adalah
Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA). Kemudian berevolusi menjadi Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) yang merupakan generasi kedua. Kehadiran MPP sebagai generasi ketiga
diharapkan dapat memayungi fungsi PTSP tanpa mematikan pelayanan yang sudah ada
sebelumnya. Peran PTSP justru diperluas sebagai motor penggerak terbentuknya MPP. Bahkan
untuk memperkuat penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik saat ini pemerintah pun sedang
merancang Peraturan Presiden.
Mal Pelayanan Publik Kota Tangsel adalah yang ke-38 di Indonesia dan ke-2 di Provinsi Banten
yang telah diresmikan oleh Kementerian PAN-RB dengan karakterisktik sesuai dengan daerah
masing-masing dari segi pengintegrasian layanan, pengintegrasian sistem, maupun sarana
prasarana yang dimiliki. Dibangun di area Pusat Pelayanan Publik Cilenggang, Serpong, Mal
Pelayanan Publik Kota Tangsel menempati area seluas ±1985 m² dengan kapasitas bangunan ±
5208 m² yang secara total terdiri atas delapan lantai. Tiga lantai di antaranya akan digunakan
untuk operasional Mal Pelayanan Publik Kota Tangsel dimana masyarakat akan dapat
mengakses 212 layanan perizinan dan non perizinan dari 16 instansi vertikal, BUMN dan
BUMD.
Instansi vertikal tersebut di antaranya DPMPTSP, Bapenda, Disdukcapil, Imigrasi, Badan
Pertanahan Nasional, Polres Tangsel, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, Kemenag,
Pengadilan Agama, BPJS ketenagakerjaan, KPP Pratama, PT PLN, Bank BJB dan PT PITS.
Selain itu, Mal Pelayanan Publik Kota Tangsel juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas
pendukung yang modern seperti mesin booking antrian (queuing booked machine), fasilitas
anjungan layanan mandiri, tv monitor antrian (display wall), closed-circuit television (cctv),
investment lounge, Gerai Nikah, Auditorium, Co-Working Space, klinik kesehatan, sarana
ibadah, pojok bermain anak, pojok konsultasi dan pengaduan, pojok laktasi, pojok baca, ruang
5
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mal-pelayanan-publik-dan-maladministrasi (diakses 27 juli 2021)
tunggu prioritas dan cafetaria.
Disamping fasilitas tersebut, dalam rangka memberikan kenyamanan kepada kaum difabel,
terdapat juga sarana dan prasarana lain seperti penyediaan parkiran khusus difabel, adanya kursi
roda, jalur landai, ruang tunggu, toilet, dan juga guiding block dan loket khusus disabilitas6
BPJS Ketenagakerjaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di
Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus
berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011 (Eka Putri, n.d.).
Pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan sendiri sejak berdirinya hingga saat ini banyak
mengalami perubahan dan perkembangan. Untuk di Provinsi Banten pada tahun 2018 dari target
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan perusahaan aktif mengalami peningkatan dari target
sebanyak 19.880 peserta terealisasi 22.074 peserta. “Tenaga Kerja Penerima Upah (TK PU) aktif
dengan target 1.292.692 dan terealisasi sebanyak 1.241.036. Disusul dengan Tenaga Kerja
Bukan Penerima Upah (TK BPU) aktif, target 144.650 dan terealisasi sebanyak 96.916, serta
Tenaga Kerja Jasa Kontruksi (TK Jakon) aktif target 255.460 dan yang terealisasi sebanyak
334.428 (kabarbanten.com, 2018), dan untuk di Kota Tangerang Selatan Sebanyak 4,196
perusahaan dengan total 61.801 pekerja di Kota Tangerang Selatan, yang telah terdaftar BPJS
Ketenagakerjaan pada tahun 2019 (Finansialku, 2019).
Semua pekerja di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Baik mereka bekerja
di sektor formal maupun non formal. Untuk yang bekerja di sektor formal, pihak perusahaan
harus mendaftarkan pegawai mereka menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan juga
menanggung sejumlah iuran BPJS ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sementara, untuk yang bekerja di sektor non formal juga bisa mendapatkan BPJS
ketenagakerjaan dengan membayar sendiri uang kepesertaan sesuai dengan Upah Minimum
Provinsi (UMP).
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban
negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada tenaga kerja (Sulastomo, 2008b,
p. 103).
Berdasarkan dari data BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Selatan jumlah peserta perusahaan aktif
6
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/seputar-banten/pr-591778265/mal-pelayanan-publik-kota-tangsel-
resmi-beroperasi-berikut-instansi-dan-layanan-yang-dapat-diakses-masyarakat?page=2 (diakses 27 juli 2021)
sebanyak 1.467 dengan 90.785 karyawan perusahaan yang sudah terdaftar jadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan. Sedangkan, jumlah perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya di
BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 217 dengan 163.685 karyawan (Perusahaan Di Tangerang
Belum Daftarkan BPJS Karyawan, n.d.)7
Melihat dari peraturan yang sudah ada bahwa Jaminan Sosial ini telah diwajibkan oleh
Pemerintah bagi pemberi kerja untuk mendaftarkan pekerjanya dalam BPJS Ketenagakerjaan
agar hak dan kewajiban para pekerja terpenuhi dengan baik. Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 5 ayat (1) tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
mengatur bahwa pengusaha dan pekerja wajib mendaftarkan diri ke BPJS Ketenagakerjaan,
apabila tidak segera mendaftarkan diri ke BPJS Ketenagakerjaan, maka akan dikenakan sanksi
administratif. Merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 86 Tahun 2013 sanksi yang dapat
dikenakan berupa teguran tertulis, denda dan atau tidak mendapat pelayanan public tertentu.
Berhubungan dengan mudah tidaknya masalah tersebut dikendalikan yang mencakup keragaman
perilaku kelompok sasaran yang dinilai masih terdapat jenis kepesertaan yang berbeda dalam
program ini seperti peserta penerima upah dan peserta tidak menerima upah; lalu dari tingkat
perubahan yang di kehendaki, capaian sasaran yang belum memenuhi target karena masih
kurangnya kesadaran dari tenagakerja untuk mengikuti program wajib BPJS Ketenagakerjaan8
Beberapa bulan terakhir ditahun 2018 ada beberapa kejadian baik itu kecelakaan kerja
maupun kebakaran terjadi. Menurut informasi yang didapatkan pada tanggal 24 Juli 2018
terjadi kebakaran yang cukup besar terjadi di area Kontainer penyimpanan barang, dimana 6
unit mobil Dinas Kebakaran Tangerang Selatan yang turun tangan memadamkan api dan dari
hasil investigasi kepolisian didapatkan karena kesalahan karyawan yang membuang puntung
rokok sembarangan. Ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan khususnya
Giant Ekstra CBD Bintaro.
Dengan kondisi yang kurang nyaman dan lingkungan kerja yang kurang mendukung,
berakibat pada menurunkan produktivitas kerja karyawan. Peneliti melihat bahwa karyawan
7
Indah Choirunnissa, 2020, IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL
(BPJS) KETENAGAKERJAAN DI PT. ANTIKODE DESAIN EKSPERIENSIA TANGERANG SELATAN.
8
HABIBULLAH. 2016. IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ( BPJS )
KETENAGAKERJAAN. DI KOTA TANGERANG
karyawan tidak menghargai waktu bekerja dan ini akan mengganggu hasil kerja.
Dari hasil penelitian awal didapatkan data absensi karyawan di Giant CBD Bintaro,
didapatkan data karyawan yang alpa atau tidak masuk tanpa keterangan cukup tinggi.
Berdasarkan data absensi selama Tahun 2018 dapat dilihat, di bulan Agustus 2018 angka
karyawan yang alpa/tidak masuk tanpa keterangan 21%, yang dibulan selanjutnya terjadi
peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan dibulan September 2019 mencapai 93%, ini angka
yang sangat tinggi9
DAFTAR PUSTAKA
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mal-pelayanan-publik-dan-maladministrasi (diakses 27
juli 2021)
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/seputar-banten/pr-591778265/mal-pelayanan-publik-
kota-tangsel-resmi-beroperasi-berikut-instansi-dan-layanan-yang-dapat-diakses-masyarakat?
page=2 (diakses 27 juli 2021)
9
Budhi Prabowo dan Arif Wahyu Supriyanto. PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT HERO
SUPERMARKET Tbk
Ujian Akhir Semester
Nama : Andri
NPM : 2019120046
Tema : Desentralisasi dan Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat
10
11
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik.
DAFTAR FUSTAKA
Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta, sekaligus Wakil Ketua Dewan Pertimbangan
Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, rencana pemerintah memberlakukan PPKM
darurat dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi stagnan hingga terjadinya resesi. “Sebagai
kota jasa, ekonomi Jakarta akan bergairah jika pergerakan warga bebas leluasa, sebaliknya akan
stagnan jika pergerakan manusia dibatasi. Kebijakan ini bagi pelaku usaha sangat berat,dengan
pembatasan jam operasional dan jumlah pengunjung tentu akan jauh menurunkan omzet, profit
dan akhirnya cash flow yang semakin terjepit,” ungkap Sarman dalam siaran pers, Rabu
(30/6/2021).
Di sisi lain, pemerintah berpendapat, lonjakan kasus Covid-19 saat ini memaksa pemerintah
menerapkan kebijakan PPKM Mikro menjadi PPKM darurat dengan pembatasan yang super
ketat. Seperti perkantoran WFH 75 persen dan WFO 25 persen, bahkan tidak tertutup
kemungkinan 100 persen WFH. Pada tempat kerja atau perkantoran sektor esensial keuangan
dan perbankan; hanya asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan yang
berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan yang dibolehkan beraktivitas dengan
pembatasan. Ketentuannya adalah work from office (WFO) sebesar 50 persen untuk lokasi yang
berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat dan dengan penerapan protokol kesehatan secara
lebih ketat, dan WFO sebesar 25 persen untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Untuk sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak bisa ditunda
pelaksanaannya, diatur WFO 25 persen dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Kemudian, untuk sektor kritikal kesehatan dan keamanan serta ketertiban diatur WFO 100
persen dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Untuk sektor kritikal penanganan bencana, energi, logistik, transportasi, dan distribusi, terutama
untuk kebutuhan pokok masyarakat: makanan dan minuman; makanan dan minuman termasuk
untuk ternak atau hewan peliharaan; pupuk dan petrokimia, semen dan bahan bangunan, obyek
vital nasional, proyek strategis nasional, konstruksi (infrastruktur publik), dan utilitas dasar
(listrik, air, dan pengelolaan sampah), diatur WFO 100 persen hanya pada fasilitas
produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat, dengan penerapan protokol kesehatan secara
lebih ketat, dan WFO sebesar 25 persen untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
Terkait layanan fasilitas kesehatan bagi pasien kritis menjadi keprihatinan terbesar. Menurut
Ombudsman, pemerintah pusat harusnya memandang pelayanan faskes kesehatan bagi pasien
kritis baik Covid maupun non-Covid di Jabodetabek dalam perpektif kawasan aglomerasi, seperti
penapisan mobilitas penduduk. Karena tidak ada perspektif itu, pelayanan rumah sakit di Jakarta
dan wilayah penyangga kolaps. Antrean panjang demi menunggu kamar isolasi dan ICU terjadi.
Banyak pasien isoman tanpa bantuan dan perlengkapan memadai.
Hal terakhir yang menjadi evaluasi Ombudsman Jakarta Raya adalah kompenasi dan mitigasi
dampak ekonomi PPKM bagi kelompok masyarakat rentan. Salah satu faktor utama sulitnya
menekan laju mobilitas warga selama PPKM disebabkan oleh kebutuhan masyarakat rentan,
khususnya pekerja harian.
Sejatinya, memang penanganan dari pandemi virus COVID-19 ini sedikit membuat pemerintah
serba salah. Pemerintah diharuskan mengatasi penyebaran virus yang dapat menular melalui
interaksi dalam bersosial. Pemerintah khususnya di DKI Jakarta melalui Pergub yang
dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta sudah meluncurkan beberapa daftar kantor yang boleh
tetap beroperasi secara normal, dengan penyesuaian, dan bahkan tidak boleh beroperasi. Hal itu
tentu dengan tujuan mengurangi interaksi sosial masyarakat dengan mengurangi pertemuan antar
manusia di lingkungan perkantoran.
Tentu jika kita berbicara perkantoran maka hal utama yang terdampak dari terganggunya
operasional dari sebuah kantor adalah dalam hal ekonomi. Perekonomian dinilai dapat stagnan
dan lumpuh karena terdampak dari dikeluarkannya Pergub tersebut. Banyak karyawan di sebuah
perusahaan yang terkena dampak, mulai dari potong upah, hingga PHK.
Tentu hal tersebut menimbulkan persoalan baru bagi warga masyarakat. Namun memang, hal itu
bertujuan untuk memutus penyebaran virus Covid-19 yang saat ini memang sedang menyebar
dengan cepat. Tetapi pemerintah juga dirasa belum bisa memberikan solusi bagi warga yang
perekonomiannya terdampak oleh PPKM.
Saat ini di rumah sakit ataupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya masih keteteran melayani
masyarakat yang datang untuk sekedar berobat ataupun seorang pasien positif Covid-19. Banyak
pasien yang tidak dapat ruangan, tidak dapat pelayanan yang layak dikarenakan tidak memiliki
biaya. Hal itu sesunggugnya cukup ironis mengingat mungkin ada beberapa pasien yang tidak
memiliki biaya rumah sakit dikarenakan tidak memiliki pemasukan akibat terkena PHK yang
disebabkan oleh tutupnya banyak kantor dan juga banyak usaha usaha mikro yang “Gulung
tikar” akibat adanya ppkm yang memberikan dampak negatif terhadap pencaharian mereka.
Pengusaha saat ini pada posisi resah, pasrah, dan gelisah. Namun kita harus mendukung
kebijakan ini sekalipun teramat berat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan pengendalian
penularan Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.id/baca/metro/2021/07/23/dki-jakarta-tetapkan-ppkm-level-4-
ombudsman-evaluasi-ppkm-darurat
https://money.kompas.com/read/2021/06/30/210137326/ppkm-darurat-di-jakarta-dinilai-
berdampak-pada-pertumbuhan-ekonomi-hingga?amp=1&page=2
https://news.detik.com/berita/d-5652461/anies-terbitkan-kepgub-ppkm-level-4-sampai-
25-juli-begini-isinya
Nama : Chairul Rahman
NPM : 2019120055
Tema : Desentralisasi dan Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat
Vaksin yang seharusnya gratis justru diduga dijual kepada masyarakat yang bersedia
membayar. Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, tak
menampik bahwa pengawasan terhadap kegiatan vaksinasi perlu diperkuat, terutama di tingkat
pemerintah daerah. Sejauh ini, sebanyak empat orang ditetapkan sebagai tersangka. Dua di
antara mereka berprofesi sebagai dokter. Kepolisian menyebut kedua dokter ini diduga bekerja
sama dengan seorang agen properti untuk mencari pelanggan dan lokasi vaksinasi. Setelah
semua siap, berdasarkan pengusutan kepolisian, dokter tersebut "akan mengupayakan vaksin dari
rekannya di Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara". Tak tanggung-tanggung, bisnis ini
disebut menarik ribuan pelanggan dalam kurun sebulan dan meraup keuntungan hingga Rp271
juta
.
Bagaimana kasus ini terungkap?
Aksi yang diduga dilakukan para pelaku terbongkar setelah informasi sampai ke polisi
bahwa ada kegiatan vaksinasi di suatu kompleks perumahan di Kota Medan pada 18 Mei 2021.
Perumahan tersebut hanya berjarak sekitar 600 meter dari gudang vaksin Covid-19 yang berada
di Kantor Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara. Saat itu, setidaknya terdapat 50 peserta
yang disuntik vaksin oleh dua orang vaksinator. Setelah diselidiki kepolisian, vaksinasi ini
ternyata dipungut biaya. Tak cuma itu, para pesertanya juga belum tercatat dalam daftar
penerima vaksin Covid-19 yang ditentukan pemerintah.
Siapa yang diduga terlibat?
Sejauh ini, terdapat empat orang yang telah ditetapkan jadi tersangka kasus dugaan
penyelewengan vaksin Sinovac. Keempatnya berinisial Se (40), IW (45), KS (47), dan Su. Se
merupakan agen properti. Dua tersangka lain, yakni IW dan KS, berprofesi sebagai dokter
berstatus aparatur sipil negara. IW bekerja di Tim Kesehatan Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1
Tanjung Gusta Medan, dan KS bekerja di Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara. Sedangkan
Su menjabat Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera
Utara.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengatakan Se bertugas
sebagai koordinator guna mengumpulkan orang-orang yang mau divaksin dengan cara meminta
imbalan Rp250.000 per orang. Adapun IW, KS dan Su menjadi pihak yang menyediakan vaksin.
Belakangan diketahui bahwa IW juga pernah tersandung kasus penipuan dan dihukum dua tahun
penjara. Kala itu, dia masih bertugas sebagai dokter di suatu Puskesmas di Langkat. Kasus itu
tidak membuatnya kehilangan status sebagai aparatur sipil negara. Setelah bebas, IW dimutasi ke
Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Utara.
Kepolisian Daerah Sumatera Utara tidak berhenti sampai di sini. Selain empat tersangka,
penyidik juga memanggil mantan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara, Alwi
Mujahit Hasibuan, dan Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Pemprov Sumut, Aris Yudhariansyah.
Pada April 2021 lalu, Alwi masih menjabat Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara.
Sedangkan Aris merupakan sekretaris dinas. Setelah Alwi digeser menjadi Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan KB pada pertengahan Mei 2021, Aris diangkat menjadi Pelaksana
Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara. Aris kini juga menjabat sebagai Juru
Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara.
Dampak Korupsi terhadap Sosial dan Kemiskinan
Praktek korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi.
Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya
modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-pemerintah-waspada-dampak-
pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-indonesia/
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-pemerintah-waspada-dampak-
pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-indonesia/
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210225150141-12-610856/kpk-buka-suara-soal-
jatah-vaksinasi-tahanan-kasus-korupsi
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-korupsi-terhadap-
sosial-dan-kemiskinan
https://kumparan.com/mhd-syrf/apa-pengaruh-korupsi-bagi-masyarakat-1tdelP05AmX