Anda di halaman 1dari 6

Manifestasi Oral Dan Sistemik, Serta Penanganan Gigi Dari

Seorang Pasien Anak Dengan Kelainan Tetralogi Fallot. Laporan


Kasus.

Abstrak:

Pendahuluan: Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan dan kelainan jantung sianotik
yang paling sering terjadi pada anak. Secara klinis, hal ini ditandai dengan defek septum
ventrikel, stenosis pulmonal, adanya aorta di atas defek septum ventrikel, dan hipertrofi ventrikel
kanan. Informasi tentang manifestasi oral pada pasien dengan patologi ini sedikit atau bahkan
tidak ada. Penelitiani ini menyampaikan sebuah laporan dan diskusi tentang pasien anak yang
didiagnosis dengan Tetralogi Fallot, manifestasi klinisnya, temuan oral dan penanganan gigi
geliginya.

Laporan Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia empat tahun didiagnosis dengan kelainan
Tetralogi Fallot dan serangan epilepsi. Pasien memiliki gigi sulung dengan banyak karies anak
usia dini yang parah, stomatitis dan membran mukosa sianotik, fragmen akar, abses periapikal
dan hipoplasia enamel yang nyata/terlihat.

Kesimpulan: Sejalan dengan peneliti lain, anak-anak dengan penyakit sistemik seperti Tetralogi
Fallot memiliki tingkat karies yang lebih tinggi, kebersihan mulut yang buruk, kerentanan tinggi
terhadap infeksi lain dan endokarditis bakteri, membran mukosa sianotik dan hipoplasia enamel.
Pencegahan primer sangat penting, kebersihan gigi yang tepat, pemeriksaan gigi secara teratur
dan penggunaan antibiotik profilaksis juga sangat penting, terutama pada pasien berisiko tinggi.

Kata kunci: Tetralogi Fallot, Karies Gigi, Penyakit Jantung, Antibiotik Profilaksis.

A. PENGANTAR

Penyakit kardiovaskular adalah berbagai kondisi dengan morbiditas dan mortalitas yang
signifikan. Tetralogi Fallot (TF), dijelaskan pada tahun 1673 oleh Niels Stenson1, dan
selanjutnya oleh Etienne-Louis Fallot pada tahun 1888, yang melaporkan hubungan klinis-
patologis dari "penyakit biru". Istilah "tetralogi" mengacu pada empat elemen anatomi yang
awalnya dijelaskan oleh Fallot: defek septum interventrikular (VSD), stenosis pulmonal,
overriding aorta di atas VSD, dan terakhir, hipertrofi atau penebalan ventrikel kanan, yang
penjelasannya dikaitkan dengan dokter Kanada Maude Abbott pada tahun 19243. TF
menyumbang 10% dari semua bentuk penyakit jantung bawaan di seluruh dunia; dengan
prevalensi yang lebih tinggi pada laki-laki.

Di Meksiko penyakit jantung bawaan adalah penyebab kematian ketiga pada anak-anak
berusia satu tahun dan penyebab kematian keenam pada anak berusia tiga tahun. TF adalah
malformasi kongenital yang umum, dengan insiden 0,1/1000 dari kelahiran hidup, terhitung 11-
13% dari semua penyakit jantung kongenital klinis (1/8500 kelahiran hidup). Evolusi
kedokteran dan teknologi telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada anak-anak
dengan penyakit jantung bawaan. Namun, implikasi oral hampir tidak diketahui, karena
perhatian telah difokuskan pada gangguan sistemik.

Etiologi TF tidak diketahui dan berhubungan dengan defek pada embriogenesis yang terjadi
antara minggu ke-3 dan ke-8 kehamilan. Beberapa faktor risiko yang dijelaskan adalah: infeksi
ibu; rubeola; penggunaan thalidomide, phenytoin, warfarin, serta alkoholisme dan merokok
selama masa kehamilan.

TF telah dianggap sebagai malformasi yang dikaitkan dengan genotipe yang berbeda,
namun, sebagian besar pasien adalah non-sindromik. Hal ini berkaitan dengan penggunaan
teratogen dan trimetadione yang mempengaruhi faktor genetik pemicu. Mutasi gen yang
mungkin bertanggung jawab hingga 4% dari semua kasus TF belakangan ini telah diidentifikasi.

Manifestasi klinis TF bervariasi dan terkadang tanpa gejala; di antara gejala yang paling
sering adalah: sianosis, acropachy, krisis hipoksemia, kejadian kardiovaskular, hematologi,
gangguan imunologi dan pernapasan, polisitemia dalam pembentukan jaringan, retardasi
pertumbuhan, manifestasi oral (stomatitis, membran mukosa sianosis dan lidah, peningkatan
risiko), karies anak usia dini, keterlambatan erupsi gigi, kelainan posisi gigi dan hipoplasia
enamel).

Kurangnya informasi dalam literatur tentang penanganan gigi pasien dengan jenis penyakit
sistemik ini membuat laporan kasus ini berharga. Tujuan dari laporan ini adalah untuk
memperlihatkan manifestasi sistemik dan oral serta penanganan gigi pasien yang didiagnosis
dengan Tetralogi Fallot.

B. LAPORAN KASUS
Data sosio-demografis: Seorang pasien laki-laki berusia empat tahun, dengan persalinan eutosik
jangka penuh dan sianosis saat lahir, dirujuk oleh Institut Jaminan Sosial Meksiko (Mexican
Social Security Institute) ke Klinik Kedokteran Gigi Anak di Universidad Autonoma de
Zacatecas karena adanya edentulous.

Diagnosa medis: Tetralogi Fallot dan epilepsi (Gbr. 1), hipersensitif terhadap eritromisin,
penisilin, dan metoklopramid. Pasien menerima pengobatan dengan Omeprazole setiap 12 jam
dan Phenytoin/5ml setiap 8 jam. Makan dengan baik dengan perilaku tidak kooperatif.
Pembedahan korektif kelainan jantung dan trakeotomi pada usia satu tahun sebelas bulan
dilakukan. Pasien sering mengalami kejang.

Gambar 1
Diagnosa orofasial: Pasien memiliki profil wajah agak cembung, tipe leptoprosopic, dengan
peningkatan struktur di sepertiga bawah. Pada usia tiga tahun ia menjalani ekstraksi dan restorasi
gigi. Pemeriksaan intraoral menunjukkan: gigi dengan sejumlah karies anak usia dini yang parah
pada 53, 54, 55, 63, 64, 71, 72, 73, 81, 82, 83 dan 85, restorasi dengan mahkota glass ionomer
pada 74 75 dan 84, stomatitis dan membran mukosa sianotik, fragmen akar, abses periapikal dan
hipoplasia enamel yang terlihat. (Gbr. 2)

Gambar 2. Karies parah pada masa kanak-kanak awal yang disertai sisa akar

Perawatan gigi dan interkonsultasi dengan ahli jantung: Perawatan awal, setelah persetujuan
tertulis sebelumnya dari ibu, adalah dilakukan untuk mengendalikan jalannya penyakit karies.
Dilakukan juga konseling kebersihan dan pola makan, serta penggunaan fluoride secara teratur.
Dalam konsultasi antibiotik profilaksis diresepkan antibiotik yang sesuai dengan kesepakatan
bersama ahli jantung, yaitu menggunakan Clindamycin dalam dosis 20mg/kg intravena dalam
waktu 30 menit sebelum prosedur invasif untuk menghilangkan fragmen akar pada gigi 81, 82,
83, 71, 72, 73, pulpotomi dan penempatan mahkota glass ionomer pada gigi 64 dan 65. Terakhir,
perawatan rehabilitasi diberikan dengan memasang gigi tiruan sebagian cekat dengan alat Nance
dengan dua pita ortodontik untuk mengembalikan estetika gigi (Gbr. 3).
Gambar 3. Perawatan Rehabilitasi
Pemantauan pasien. : Ibu dan pasien diberitahu tentang pentingnya kebersihan mulut yang
tepat dan menyeluruh, terutama di daerah retensi prostesis, sehingga menghindari akumulasi
plak, yang dapat menyebabkan infeksi dan endokarditis bakteri berikutnya.

C. DISKUSI.

Pasien anak gigi dengan TF memerlukan penyesuaian dalam perawatannya. Pertama, stres
harus diminimalkan selama prosedur gigi, sehingga mencegah kejadian sianotik, yang dapat
menyebabkan hipoksemia, hiperpnea, dan iritabilitas. Hal ini bisa menjadi tidak terkendali dan
menyebabkan hilangnya kesadaran, asidosis metabolik, kejang dan kematian.

Gigi dengan defek enamel sering terjadi pada anak dengan penyakit jantung bawaan seperti
TF yang berkembang selama periode neonatus. Gigi hipoplastik dan/atau hipokalsifikasi lebih
rentan terhadap akumulasi plak yang lebih besar yang mengakibatkan perkembangan karies
yang lebih cepat. Gigi ini lebih sensitif, yang mengakibatkan kesulitan yang lebih besar untuk
melakukan kebersihan mulut, situasi yang diperparah oleh makanan yang menempel pada gigi.
Pasien dengan penyakit jantung bawaan memiliki tingkat lesi karies tidak diobati yang lebih
tinggi serta persentase defek enamel yang lebih tinggi, yang mana menunjukkan kerentanan dan
risiko tinggi untuk berkembangnya penyakit karies.

Di antara anak-anak ini, mereka yang diobati dengan Digoxina® menunjukkan lebih banyak
lesi karies. Dalam kasus pasien ini, terlihat adanya karies anak usia dini yang parah (S-ECC). Hal
ini dapat menyebabkan proliferasi dan penyebaran bakteri. S-ECC terkait dengan pola makan
anak yang tinggi karbohidrat, penggunaan botol yang berlebihan dan seringnya konsumsi cairan
manis. Sama halnya dengan penggunaan obat-obatan yang mengandung gula yang secara kronis
meningkatkan jumlah kuman di mulut dan dengan demikian menyebabkan risiko bakteremia
setelah perawatan gigi invasif.

Masalah sistemik selama tahap amelogenesis mempengaruhi ameloblas secara ireversibel,


menyebabkan defek pada sekresi enamel atau mineralisasi matriks enamel. Proses mineralisasi
mahkota gigi geraham permanen pertama dimulai selama bulan pertama kehidupan, berlangsung
antara dua dan empat tahun. Dalam kasus yang dilaporkan, periode ini bertepatan dengan
penyakit jantung yang tidak dikoreksi. Setelah operasi dilakukan, ketika anak berusia satu tahun
sebelas bulan, hal ini bisa berdampak buruk pada pembentukan jaringan mineral. Intervensi
harus dilakukan pada usia dini pada pasien yang menderita penyakit sistemik, pada saat erupsi
gigi permanen. Dengan demikian, jika hipokalsifikasi atau defek lain pada perkembangan
enamel muncul, maka munculnya lesi karies dan hilangnya email hipokalsifikasi dapat dicegah.

Anak-anak dengan TF memiliki peningkatan risiko endokarditis bakteri. Adanya plak dan
gingivitis dapat meningkatkan risiko endokarditis bakterialis pada anak dengan penyakit jantung
bawaan. Dengan demikian, sangat perlu ditekankan pentingnya tindakan preventif dalam
pendidikan kesehatan melalui motivasi, informasi, dan instruksi untuk kebersihan mulut, pola
makan yang tepat, dan keterlibatan aktif anggota keluarga. Hal ini akan berkontribusi untuk
menghindari prosedur invasif. Jika prosedur-prosedur ini wajib dalam kasus pasien dengan TF,
mereka akan selalu didahului dengan antibiotik profilaksis.

Dalam kasus pasien ini, penempatan prostesis rehabilitatif cekat melibatkan kebersihan
mulut yang cukup dan menyeluruh yang harus selalu diawasi oleh orang dewasa. Terakhir, untuk
mencegah pembentukan plak, terutama di area retensi, sehingga mencegah infeksi di masa depan
yang mana dapat menyebabkan endokarditis bakteri.

Sejalan dengan literatur/referensi, dalam hal ini protokol perawatan dengan riwayat medis
dan gigi yang rinci diikuti, mencapai diagnosis dan perawatan yang tepat. Interkonsultasi dengan
ahli jantung mengurangi risiko pasien dalam pengembangan komplikasi sistemik yang serius.

Anda mungkin juga menyukai