Anda di halaman 1dari 76

LESI NON-PUTIH

(RED-BLUE LESION)
Geubrina Fitriananda
2013501010007
Red-Blue Lesion

Lesi In
tr avasku
lar a sku lar
kstrav
Lesi E

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 114
01
Lesi Intravaskular
Anomali
Vaskular Abnormalitas
Neoplasma
Kongenital Imunologis

Lesi Kondisi
Reaktif Metabolisme Endokrin

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 114
Anomali vaskular kongenital

Enchepalotrigeminal
Angiomatosis (Sturge-
Hemangioma kongenital dan Weber Syndrome) Hereditary Hemorrhagic
malformasi vaskular Telangectasia (Rendu-Osler-
kongenital Weber Syndrome)
Hemangioma kongenital dan malformasi vaskular
kongenital

Hemangioma kongenital adalah neoplasma kongenital jinak akibat sel endotelial


yang berproliferasi (strawberry nevus)

Malformasi vaskular kongenital meliputi lesi yang berasal dari morfoginesis


pembuluh darah yang abnormal

Hemangioma kongenital

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 114-115
Gambaran Klinis
Lesi hemangioma kongenital biasanya menampilkan
fase pertumbuhan yang cepat, kemudian diikuti dengan
fase involusi (fase kompleks).

Sebaliknya, lesi malformasi vaskular kongenital


biasanya persisten yang berkembang pada individu
Malformasi vaskular tanpa kompliksitas.

Keduanya sama-sama menampilkan warna kemerahan


dan kebiruan, tergantung derajat mampatnya darah dan
kedalaman lesi di jaringan

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 114-115
• Jika ditekan menghasilkan blanching
• Lesi bisa datar atau nodul
• Biasanya pada bibir, lidah dan mukosa
labial
• Asimptomatik dan bisa menghilang
seiring pertumbuhan anak

Malformasi vaskular yang menyebabkan


asimetri wajah

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 114-115
Histopatologi
Hemangioma kongenital tersusun oleh ruang kapiler
yang melimpah yang dibatasi oleh endotelium tanpa
dukungan otot.

Malformasi vascular kongenital tidak hanya terdiri dari


kapiler, namun juga vena, arteri, dan kanal limfatik.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 115-116
Diagnosis
Diagnosis dari lesi vaskular kongenital biasanya jelas
dalam pemeriksaan klinis.

Sulit membadakan antara hemangioma kongenital dan


malformasi vaskular kongenital

Untuk identifikasi lesi diperlukan pengambilan riwayat


yang menyeluruh, pemeriksaan klinis, dan MRI
angiography dan angiographic.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 115-116
Perawatan
Involusi spontan selama masa kanak-kanak Malformasi vaskular kongenital umumnya
mungkin terjadi pada hemangioma tidak ada involusi, dan hanya memerlukan
kongenital. intervensi bedah untuk mengangkat lesi.

Jika lesi bertahan selama beberapa tahun, Terapi laser juga dapat dilakukan sebagai
tidak ada involusi dan perawatan defenitif perawatan utama, yang mana dilakukan
perlu dilakukan. pada pembuluh darah terpilih.

Hasil yang baik akan didapatkan dengan


propranolol

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 116
Encephalotrigeminal Angiomatosis (Sturge-Weber
Syndrome)

Encephalotrigeminal angiomatosis atau sindrom Sturge-Weber adalah


sindrom neurokutaneous yang tidak diturunkan secara genetik yang
didalamnya termasuk malformasi vaskular

Malformasi vaskular dalam sindrom Sturge-


Weber
Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 116
Gambaran Klinis
<- Port-wine stain atau nevus flammeus

Bisa hanya melibatkan kulit tanpa mengenai stigmata


angimatosis encephalotrigeminal yang lain.

Jika ada, maka bisa meluas hingga mukosa bukal

Pasien yang diresepkan obat phenytoin juga dapat


menampilkan gingiva hiperplasia

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Burket’s Oral Medicine, Hal: 158
Diagnosis Pembanding
• Parkes-Weber syndrome
• Klippel-Trenaunay syndrome (angio-
osteohypertrophy)

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Hereditary Hemorrhagic Telangectasia (Rendu-
Osler-Weber Syndrome)

Hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT), atau Rendu- Osler-


Weber syndrome adalah keadaan yang jarang terjadi. B

Rendu-Osler-Weber Syndrome

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Etiologi
• Disebabkan oleh mutasi dua gen: endoglin pada kromosom 9 (HHT tipe 1) dan activin
receptor-like kinasi 1 (ALK 1) pada kromosom 12 (HHT tipe 2)

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Gambaran Klinis
• Adanya dilatasi vaskular yang abnormal pada
pembuluh terminal kulit dan membran mukosa
• Ciri klinis yang ditampilkan adalah makula merah
atau papul
• Lesi muncul pada masa awal pertumbuhan, namun
bisa persisten ketika dewasa
• Pasien punya kecenderungan epistaksis akibat
telengiektasia intranasal
• Beberapa pasien juga diikuti dengan perdarahan
Hereditary Hemorrhagic Telangiektasia intraoral
Papula merah yang diikuti dengan pembuluh
darah yang berdilatasi

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Diagnosis dan Perawatan
• Diagnosis HHT berdasarkan dengan epistaksis spontan, ada telangiektasia,
malformasi arteriovenus, dan riwayat keluarga
• Diagnosis pembanding kasus ini adalah CREST syndrom

• Manajemen klinis termasuk didalamnya pemeriksaan follow-up dan penggunaan


obat antifibrinolitik pada pasien yang sering epistaxis

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 117
Lesi reaktif

Varix dan Malformasi


Pyogenic Granuloma
vaskular lain

Peripheral Giant Cell


Scarlet Fever
Granuloma
Varix dan Malformasi vaskular lainnya

Varix vena, atau varicosity adalah tipe malformasi pembuluh


darah yang menunjukkan dilatasi fokal sebuah vena tunggal

Rendu-Osler-Weber Syndrome

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 118
Gambaran Klinis
• Permukaan melengkung, halus
• Batas: jelas
• Ukuran 2-4mm
• Warna: dominan biru
• Bila ditekan  blanching
• Varix pada ventral lidah  abnormalitas bawaan
• Varix pada pada bibir bawah orang dewasa  paparan kronis
matahari
• Asimptomatis

Coleman, Gary C. Principles of Oral Diagnosis. Hal: 303


Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 118
Perawatan
• Kasus ini bersifat asimptomatis, umumnya tidak perlu dilakukan perawatan. Namun,
jika perlu, biasanya lesi dapat dieksisi dengan mudah

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 118
Pyogenic granuloma

Pyogenic granuloma adalah nodul hemoragik yang umumnya


terjadi di gingiva (namun juga bisa terkena pada area lain)

Pyogenic Granuloma

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 118-119
Malformasi vaskular

Pyogenic granuloma biasanya muncul saat pubertas

Etiologi
atau kehamilan.

Faktor yang memperparah:


- kalkulus di margin gingiva,
Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: - debri makanan
Clinical Pathologic Correlation. - restorasi yang overhanging
2016. Hal: 119
Gambaran Klinis
• Terjadi umumnya pada dekade kedua kehidupan, dan mengenai
attached gingiva
• Selain gingiva, juga bisa mengenai lidah, bibir bawah, atau mukosa
bukal
• Berwarna merah dan halus atau lobular.
• Ukurannya bisa beberapa sentimeter
• Pada lesi yang lebih matang, akan tampak warna merah muda yang
terkolagenasi

Coleman, Gary C. Principles of Oral Diagnosis. Hal: 303


Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 119
Histopatologi
• Terdiri dari masa lobular dari masa jaringan granulasi hiperplastik
• Juga bisa disertai scar, yang mana terjadi akibat maturasi jaringan
ikat selama proses penyembuhan
• Akan terlihat neutrofil pada area superfisial dari zona granuloma
pyogenik

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016. Hal: 119
Diagnosis Pembanding
• Lesi ini sangat mirip dengan peripheral giant cell granuloma, yang
mana juga menampilkan masa merah pada gingiva

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016.


Perawatan
• Pyogenic granuloma umumnya memerlukan perawatan bedah,
dimana yang harus dihilangkan itu hingga bagian jaringan dimana
lesi muncul, diikuti dengan menghilangkan faktor etiologi

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016.


Peripheral Giant Cell Granuloma

Peripheral giant cell granuloma adalah hiperplasi jaringan ikat


yang jarang terjadi, umumnya merupakan respon dari injuri pada
jaringan gingiva

Peripheral Giant Cell Granuloma

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation. 2016.


Etiologi
• Muncul akibat respons jaringan ikat terhadap injuri
• Penyebab utama dari kemunculan lesi ini masih
belum diketahui secara pasti

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Terjadi umumnya pada dekade kedua kehidupan, dan mengenai
attached gingiva
• Selain gingiva, juga bisa mengenai lidah, bibir bawah, atau mukosa
bukal
• Berwarna merah dan halus atau lobular.
• Ukurannya bisa beberapa sentimeter
• Pada lesi yang lebih matang, akan tampak warna merah muda yang
terkolagenasi

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Histopatologi
• Eleman utama dalam tampilan histologinya adalah fibroblas
• Diantara fibroblas, tersebar multinucleated giant cell yang banyak
• Kumpulan metaplastik tulang juga bisa terlihat
• Ada sel inflmasi kronik
• Neutrofil terlihat di dasar ulser

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis Pembanding
• Lesi ini sangat mirip dengan pyogenic granuloma, yang mana juga
menampilkan masa merah pada gingiva
• Memerlukan biopsi untuk menegakkan diagnosis definitif

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Perawatan
• Peripheral Giant cell granuloma dapat dirawat dengan perawatan
bedah, diikuti dengan menghilangkan faktor etiologi

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Scarlet fever

Scarlet fever merupakan infeksi musiman bakteri streptococcus,


menular, biasanya terjadi pada anak-anak. Komplikasi serius dari
scarlet fever: rheumatic fever dan acute glomerulonephritis.

Scarlet Fever

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etiologi
• Disebabkan oleh strain streptococcal yang memproduksi eksotoksin, umumnya
stroptococci dari strain grup A
• Infeksi streptococci grup a biasanya menyebar akibat kontak droplet dari individu yang
terinfeksi, atau karier.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Terjadi pada anak-anak, setelah beberapa hari masa inkubasi
• Bisa isertai faringitis, tonsilitis, demam, limfadenopati, malaise, dan
sakit kepala
• Pasien akan mengalami rash kemerahan pada kulit yang meluas dari
dada hingga permukaan lain
• Lidah akan tertutupi oleh coat putih, namun papillae fungiform akan
membesar dan memerah

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Perawatan
• Perawatan dengan penisilin adalah pilihan yang biasa dipilih.
Eritromisin dapat digunakan pada pasien yang memiliki alergi
penisilin
• Penyakit ini merupakan penyakit self-limited, pemberian
antibiotik bertujuan untuk mencegah komplikasi

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Neoplasma

Kaposi Sarkoma

Eritroplakia
Eritoplakia

Eritoplakia adalah patch merah pada membran mukosa yang tidak


dapat didiagnosa secara klinis dan patologis.

eritoplakia

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etiologi
• Penyebab erytoplakia mirip dengan penyebab
kanker mulut, yaitu: rokok dan atau alkohol

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Lesi plak/patch, eritema, lembut, tekstur lembut
(beludru).
• Asimtomatik.
• Biasanya berkaitan dengan leukoplakia
• Bila ditekan  tidak blanching
• Terkadang bengkak

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Coleman, Gary C. Principles of Oral Diagnosis. P: 307
Diagnosis Pembanding
• Kaposi Sarcoma

Perawatan
• Bila ada etiologi yang dicurigai  hilangkan etiologi
• Bila tidak ada respon (setelah etiologi dihilangkan) biopsi
• Penanganan sesuai dengan diagnosis histopatologis.

Coleman, Gary C. Principles of Oral Diagnosis. P: 307


Neville, et al. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th Ed P: 364
Kaposi sarcoma

Kaposi Sarcoma merupakan proliferasi neoplastik yang berasal


dari sel endotelial.

Kaposi’s Sarcoma

Neville, et al. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th Ed P: 244


Etiologi
• Agen etiologi Kapoci Sarcoma adalah HHV8
(Human Herpesvirus 8) dan KSHV (Kaposi
Sarcoma Herpes Virus)
• Kaposi sarkoma juga merupakan salah satu
komplikasi klinis dari HIV

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Lesi multiple pada kulit atau mukosa oral.
• Lokasi: Wajah dan ekstremitas bawah  ps AIDS.
• Lesi oral merupakan yang paling sering ditemukan pada kasus AIDS
yang berhubungan dengan KS.
• Palatum keras, gingiva, lidah paling sering terlibat.
• Bila ditekan  tidak blanching
• Makula hingga plaque atau nodul yg kmdian bersatu menjadi massa.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis Pembanding:
Squamous cell carsinoma

Perawatan:
• Biopsi bila perlu
• Rujuk apabila ada gejala HIV lainnya.
• KS pada pasien HIV  Terapi HIV
• Bedah  lesi terlokalisir

Coleman, Gary C. Principles of Oral Diagnosis. P: 313


Neville, et al. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th Ed P: 244
Regezi, et al. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations. 7th Ed. P: 124
Metabolic-endocrine condition

Defisiensi Vitamin B
Pernicious Anemia Iron deficiency Anemia

Burning Mouth Syndrome Other oral-facial pain


conditions
Defisiensi vitamin b

Defisiensi vitamin pada individu dapat menyebabkan perubahan


oral. Perubahan oral yang signifikan terjadi akibat kekurangan
riboflavin, niacin, folic acid, dan vitamin B12

Kaposi’s Sarcoma

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Ada cheilitis dan glossitis
• Cracking dan fissuring pada bibir (angular cheilitis)
• Lidah memerah dan atrophy papila
• Simtomatik, kenyal dan terasa burning sensation

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis:
Diagnosis dari defisiensi vitamin B didapat dengan
menggali riwayat, temuan klinis, dan data laboratory

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Pernicious Anemia

Pernicious anemia pada dasarnya adalah defisiensi vitamin B12, yang penting untuk sintesis DNA.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etilogi:
Pernicious anemia merupakah hasil dari sulitnya transportasi dari
vitamin B12 di mukosa intestinal karena kekurangan relatif zat
gastritis (faktor intrinsik)

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Diikuti dengan gejala sistemik seperti: anemia, lesu, lunglai, sulit
bernafas, dan terjadi fatig
• Terasa sakit pada daerah tengah lidah, dimana lidah juga terlihat
merah karena atropi dari papila
• Bisa juga diikuti dengan Angular cheilitis, oral candidiasis, ulser oral
rekuren, dan eritemateus yang menyebar

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis:
Diagnosis definitif ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium dari anemia megaloblasik dan makrositik

Perawatan:
Pemberian vitamin B12 dapat mengurangi gejala.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Iron Deficiency anemia

Merupakan jenis anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi. Kondisi ini dapat terjadi akibat
kurangnya dietary intake, kurangnya absorpsi gastrointestinal maladi, akibat perdarahan kronis pada wanita
dengan laju perdarahan menstrual excessive, perdarahan gastrointestinal.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Biasanya terjadi pada wanita
• Tanda klinis yang dapat terjadi adalah gejala anemia umum
• Komplikasi oral yang terjadi adalah lidah yang memerah, sakit, dan
halus. Juga bisa diikuti dengan angular cheilitis

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis:
Diagnosis definitif ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium untuk melihat tingkat hemoglobin dan
hematocrit yang berkurang

Perawatan:
Menjaga pola makan dan suplemen besi dapat membantu
meningkatkan tingkat hemoglobin sehingga mengurangi
anemia dan menghilankan komplikasi oral

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Burning Mouth SYndrome

Burning mouth syndrome adalah masalah klinis “non-lesi” yang biasanya menjadi salah satu gejala dari
pasien dengan defisiensi vitamin b, pernicious anemia, iron deficiency anemia, dan kandidiasi kronik
athopik.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etilogi:
• Mikroorganisme –biasanya fungi (candida albicans) atau bakteri
• Xerostomia pada Sjogren’s syndrome, kecemasan, atau obat-obatan
• Defisiensi nutrisi (umumnya akibat vitamin B kompleks dan zat besi
• Anemia
• Ketidakseimbangan hormon
• Abnormalitas neurophychiatric (depresi, kecemasan, cancer phobia)
• Diabetes melitus
• Trauma mekanis, seperti iritasi gigi tiruan
• Kasus idiopatik

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Terasa rasa sakit seperti terbakar yang diikuti dengan perubahan rasa
dan xerostomia
• Tidak ada luka ataupun lesi pada mukosa

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis:
Diagnosis definitif ditegakkan dengan penggalian riwayat
yang lengkap, pemeriksaan lab, dan mengeksklusi masalah
oral yang lain

Perawatan:
Perawatan dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya
burning mouth syndrome. Jika disebabkan oleh fungi, maka
diberikan clotrimazol. Jika akibat gigi tiruan, maka dicheck
kembali gigi tiruan apakah fit ke rongga mulut dengan baik
atau tidak. Jika disebabkan oleh obat, maka konsultasi
penggantian obat dapat dilakukan

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Abnormalitas Imunologis

Plasma cell gingivitis

Drug reaction and contact


allergies
Plasma cell gingivitis

Plasma cell gingivitis adalah reaksi hipersensitivitas


akibat kontak dengan gen alergi. Jarang terjadi di masa
sekarang

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etilogi:
• Merupakan reaksi alergi, kebanyakan akibat chewing gum / permen karet
• Dapat terjadi pada pasien yang tidak mengkonsumsi permen karet, kemungkinan akibat
reaksi alergi pada zat seperti perasa mint atau cinnamon.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak
• Keluhan yang biasa dikeluhkan adalah burning sensation pada rongga
mulut dan lidah, atau bahkan bibir
• Attached gingiva akan terlihat berwarna kemerahan yang parah, namun
tidak ada ulserasi
• Mukosa lidah akan tampak atropik dan memerah
• Komisura akan tampak merah, pecah-pecah, dan berfisur

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Histopatologi
• Epitelium yang terkena biasanya akan dipenuhi dengan berbagai jenis sel inflamasi.
• Selain itu sel Langerhans juga tampak prominen

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Perawatan
• Beberapa pasien merespon setelah penggunaan pasta gigi atau pengkonsumsian permen
karet yang mengandung perasa agen cinnamic-aldehyde dihentikan

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Drug reaction and contact allergies

Reaksi alergi terhadap obat yang diminum secara sistemik dapat mempengaruhi kulit dan juga membran mukosa
oral. Banyak agen obat yang dapat menyebabkan kondisi ini

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Kulit yang kemerahan
• Lesi erytema dan rash urticarial
• Erupsi vesiculoulcerative
• Pada rongga mulut akan muncul kemerahan yang menyebar
• Lidah akan menampilkan gejala seperti pada kasus defisiensi vitamin b

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


02
Lesi Extravaskular
Petechiae dan Ekimosis

Petechiae (pinpoint) dan ekimosis (lebih besar) adalah


perdarahan yang tanpak secara intraoral yang
diakibatkan dari trauma atau penyakit darah seperti
dyscrasia.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Etilogi:
• Injuri traumatik pada pembuluh darah dapat membuat kebocoran darah ke jaringan ikat
disekitar pembuluh darah tersebut
• Trauma yang dapat menyebabkan kondisi ini ada banyak seperti,
• cheeck biting
• batuk yang berlangsung lama
• Fellatio
• trauma dari penggunaan prostetik
• Injuri iatrogenik dental
• Dapat muncul pada pasien dengan diskrasias darah

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Gambaran Klinis
• Warna lesi bervariasi dari merah-kebiruan (tergantung umur lesi)
• Hemoragik jaringan lunak dapat terjadi pada area yang berisiko dengan
trauma, seperti mukosa bukal, permukaan lidah lateral, bibir, dan
junction palatum lunak dan palatum keras
• Tidak blanching
• Pada pasien dengan blood dyscrasias, diikuti juga dengan gingival
enlargement, gingivitis, perdarahan gingiva spontan, gigi mobility, dan
ulser mukosa

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


Diagnosis
• Rupturnya vesikel pada palatum lunak karena infeksi virus.
• Infectious mononucleosis

Perawatan
Evaluasi medis termasuk laboratory screening tests.

Regezi, JA, dkk. Oral Pathologhy: Clinical Pathologic Correlation.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai