Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN LITERATUR: DIAGNOSIS TUMOR JINAK NON

ODONTOGENIK DALAM ROGGA MULUT DISERTAI


PREVALENSI, LOKASI, GAMBARAN KLINIS,
GAMBARAN HISTOPATOLOGI DAN
PENATALAKSANAANNYA

Nia Sevina*, Nur Yana*, Putri Gresya Melani Octavianus*, Rizka Usi Nadhifa*, Sheilaz
Augusty Muliawan*, Siti Tika Kamilla*, Tasha Nadila Mandiri Choir *, Vallerie Trisha*,
Winnie Valentini*

*Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti,


Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia

Abstrak
Tumor atau neoplasma merupakan pertumbuhan yang abnormal dari jaringan dalam tubuh. Tumor di
rongga mulut dapat berasal dari sel odontoid maupun non odontoid, sehingga dapat dibagi menjadi
tumor odontogenik dan non odontogenik. Tumor non odontogenik adalah tumor yang berkembang dari
epitel dan/atau mesenkim dari berbagai jaringan dalam tubuh yang tidak berhubungan dengan
pembentukan atau struktur gigi. Tumor non odontogenik rahang termasuk kondisi patologis yang sering
diabaikan. Diagnosis dini tumor non odontogenik berguna untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
sehingga perlu mengetahui prevalensi walaupun tidak menutup kemungkinan lesi muncul tidak pada
prevalensi tersebut, lokasi dimana lesi tersebut sering muncul, gambaran klinis dan gambaran
histopatologis, tatalaksana serta prognosis dari setiap lesi agar dapat melakukan perawatan yang tepat.

Kata Kunci: Hemangioma, neurofibroma, fibrous dysplasia, osteoblastoma, giant cell tumor

Pendahuluan
hubungan lesi dengan gigi yang berdekatan.1
Tumor yang terjadi pada tulang rahang
dapat diklasifikasikan sebagai tumor Tumor non odontogenik rahang adalah
odontogenik dan non odontogenik. Tumor kondisi patologis yang sering diabaikan,
non odontogenik adalah tumor yang tidak mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan
berhubungan dengan pembentukan atau pengobatan. Diagnosis dini tumor non
struktur gigi.Tumor jenis ini dapat bersumber odontogenik berguna dalam mengurangi
dari beberapa bagian rongga mulut seperti morbiditas dan mortalitas. Maka manuskrip
nevus atau pigmen, kelenjar ludah, jaringan ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan
ikat pada mulut dan epitel rongga mulut. jenis-jenis tumor odontogenik pada tulang
Lesi non odontogenik biasanya tidak rahang.2
mengelilingi gigi. Namun, jika ukurannya
cukup besar, mungkin sulit untuk menentukan

1
Tinjauan Pustaka pada berbagai bagian tubuh, seperti tungkai,
kandung kemih, area genital, dan sistem saraf
A. Hemangioma pusat. Hemangioma pada rongga mulut
Hemangioma pertama kali dijelaskan umumnya sering terjadi pada bagian gingiva,
dalam studi literatur oleh Liston pada tahun mukosa bukal dan dorsum lidah.5
1843. Hemangioma adalah tumor jinak pada
masa bayi yang disebabkan oleh pertumbuhan Gambaran Klinis
abnormal pembuluh darah ditandai dengan Hemangioma secara khas muncul
fase pertumbuhan yang cepat dengan sebagai papula merah terang atau nodul
proliferasi sel endotel diikuti oleh involusi dengan ukuran yang bervariasi. Hemangioma
bertahap. Puncak insiden dari hemangioma kapiler berupa lesi berwarna merah, biru, atau
adalah pada dekade kedua dan kelima ungu, datar atau sedikit menonjol,
kehidupan.3 Beberapa faktor risiko permukaannya halus dan sedikit keras,
hemangioma pada bayi adalah lahir prematur sedangkan hemangioma kavernosa dapat
dan berat badan lahir rendah.4 Hemangioma berupa makula atau terkadang nodula yang
diklasifikasikan berdasarkan jenis pembuluh cenderung warnanya sama dengan warna
darah yang terlibat, yaitu capillary, cavernous, permukaan mukosa bila letaknya berada di
dan campuran. Jenis hemangioma yang paling jaringan ikat.6
umum terjadi adalah hemangioma kapiler
yang terbentuk sebagai lesi kecil yang
terlokalisir dan tidak terlalu agresif.
Kemudian, hemangioma kavernosa
merupakan salah satu jenis hemangioma yang
terbentuk sebagai lesi besar terinfiltrasi dan
yang paling agresif.5 

Prevalensi
Hemangioma sering terjadi pada 5-10%
kasus anak berusia 1 tahun, sementara
beberapa kasus dilaporkan kongenital. Bentuk
kongenital terjadi saat lahir dan mungkin akan
terlihat menjadi lebih jelas sepanjang hidup.
Hemangioma sering terjadi pada bayi dan
anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan
terjadi pada orang dewasa. Hemangioma lebih
sering terjadi pada wanita daripada pria
dengan perbandingan rasio 2 : 1 dan lebih
Gambar 11. Oral Hemangioma4,5
banyak pada kulit putih dibandingkan dengan
kelompok ras lainnya.3  Gambaran Histopatologi
Secara histopatologi, hemangioma
Lokasi
ditandai dengan fase proliferasi yang sangat
Hemangioma memiliki predileksi pada
ceoat. Pada fase proliferasi ini ditandai dengan
kepala dan leher meskipun mungkin terdapat
hiperplasia endotel dan pembentukan
2
membran basal multilaminasi. Sebagian besar neodymium-doped:yttrium aluminium garnet.
lesi mencapai 80% dari ukuran maksimumnya Potensi efek samping yang terjadi yaitu
dengan 3 sampai 5 bulan. Fase proliferasi pengelupasan jaringan dan jaringan parut.4
diikuti oleh fase involusi yang lebih lambat.
Karakteristik histopatologis dari fase ini
termasuk fibrosis, deposisi lemak, dan regresi
lesi.4

Gambar 13. Prosedur Skleroterapi5

Gambar 12. Gambaran Histopatologi Prognosis


Hemangioma4 Hemangioma oral memiliki prognosis
yang baik secara keseluruhan, karena lesi ini
Tatalaksana
jinak, dan hanya sebagian kecil (10% hingga
Banyak hemangioma kongenital telah
20%) yang memerlukan pengobatan.7
dilaporkan mengalami regresi spontan pada
tahap awal. Perawatan hanya diindikasikan Pembahasan
pada beberapa kondisi di mana terjadi Hemangioma merupakan tumor jinak
kerusakan estetik, perdarahan berulang dan yang terjadi pada masa bayi akibat dari
teraba massa yang menjadi perhatian.3 Sekitar pertumbuhan dan perkembangan abnormal
10% hingga 20% pasien memerlukan pembuluh darah dan dapat terjadi pada setiap
perawatan. Pilihan pengobatan termasuk jaringan pembuluh darah, termasuk pada organ
kauter, krioterapi, terapi laser, radioterapi, seperti tungkai, kandung kemih, hati, limpa,
skleroterapi, dan pembedahan. Skleroterapi otak, tulang, kulit dan mukosa. Bentuk
dan terapi laser merupakan pilihan perawatan hemangioma seperti benjolan kemerahan yang
yang paling umum. Agen sklerosis memiliki timbul. Faktor risiko dari hemangioma adalah
tingkat respons yang tinggi, lebih murah, dan bayi lahir prematur dan berat badan lahir
lebih mudah diakses. Penggunaan natrium rendah. Hemangioma ditandai dengan
tetradesil sulfat 3% yang disuntikkan secara proliferasi sel endotel yang sangat cepat,
perifer kemudian secara sentral sudah terbukti diikuti involusi bertahap. Umumnya,
berhasil. Skleroterapi dapat menyebabkan hemangioma baru muncul setelah lahir pada
cedera pada kulit dan jaringan lunak (iritasi minggu ke-8 dan setelah beberapa tahun lesi
jaringan dan trombosis) pada 12% hingga akan hilang dengan sendirinya.
30% pasien dan neuropati nonpermanen pada Hemangioma sering ditemukan pada
10% pasien. Terapi laser juga terbukti menjadi bayi dan anak-anak, namun tidak menutup
pilihan pengobatan yang efektif, termasuk kemungkinan dapat terjadi pada orang dewasa.
laser sinar kuning (578-585 nm) dan laser
3
Prevalensi hemangioma 1-3% pada neonatus non-bedah yang lain adalah pemberian
dan ditemukan kasus 5-10% anak usia 1 tahun. obat-obatan dapat berupa kortikosteroid atau
Pada daerah rongga mulut sering ditemukan di interferon.
gingiva, bibir, lidah dan mukosa bukal.
Hemangioma lebih sering terjadi pada wanita B. Neurofibroma
dibanding laki-laki dengan perbandingan rasio Neurofibroma adalah tumor jinak saraf
2:1, serta lebih sering ditemui pada ras kulit tepi  yang tersusun atas sel schwann, sel
putih dibanding kelompok ras lainnya. seperti perineurial, dan fibroblas.
Penyebab dari hemangioma hingga saat Neurofibroma rongga mulut merupakan lesi
ini masih belum diketahui secara pasti. Banyak submukosa, tidak lunak, dan massa diskrit.
literatur menduga bahwa hemangioma terjadi Lidah, mukosa bukal, dan area vestibular
berhubungan dengan mekanisme kontrol adalah tempat yang umum dan mandibula
pertumbuhan pembuluh darah. Namun, ada posterior adalah lokasi intraosseous yang
beberapa hipotesis yang mengatakan bahwa sel paling umum. Neurofibroma dapat terjadi
plasenta, seperti trophoblast merupakan sel sebagai lesi soliter atau menjadi komponen
awal terbentuknya hemangioma. Selain itu, ada neurofibromatosis. Mereka dapat dibagi
kemungkinan juga bahwa pengaruh genetik berdasarkan presentasi klinisnya menjadi
juga merupakan salah satu yang dapat pertumbuhan lokal atau soliter, nodul difus
menimbulkan hemangioma, tetapi banyak hal diskrit atau multipel, dan tipe pleksiform.7,8
ini masih memerlukan penelitian yang lebih Prevalensi
lanjut. Hemangioma diklasifikasikan Neurofibroma berkembang selama
berdasarkan jenis pembuluh yang terlibat, yaitu masa kanak-kanak dan prevalensinya
capillary, cavernous, dan campuran. Lalu, meningkat seiring bertambahnya usia.
diklasifikasikan juga berdasar jenis lesi yang Dilaporkan bahwa neurofibroma mulut
timbul, dan kebanyakan dari pasien memiliki mempengaruhi orang-orang antara 9-72
lesi tunggal tetapi ada juga yang memiliki lesi tahun.8,9
lebih dari satu.
Sebagian besar hemangioma tidak perlu Lokasi
memerlukan perawatan, namun banyak kasus Pada rongga mulut neurofibroma
hemangioma hanya membutuhkan waktu dilaporkan terjadi pada lidah, bibir,
observasi sampai terjadi involusi secara langit-langit mulut, gingiva, kelenjar ludah
bertahap. Namun pada keadaan tertentu, jika utama, dan tulang rahang atas. Mayoritas
ukuran lesinya cukup besar dan mengganggu bentuk intraosseous dilaporkan di mandibula
baik dari segi fungsi maupun estetik, maka posterior dan sedikit di rahang atas karena
dapat dilakukan perawatan baik secara bundel tebal saraf alveolar inferior.8
pembedahan atau non bedah. Sekitar 10%
Gambaran Klinis
hingga 20% pasien memerlukan perawatan.
Pemeriksaan klinis merupakan langkah
Pilihan pengobatan termasuk kauter, krioterapi,
penting dalam orientasi diagnostik, terutama
terapi laser, radioterapi, skleroterapi, dan
di rongga mulut yang mudah diakses untuk
pembedahan. Skleroterapi dan terapi laser
pemeriksaan fisik. Pada gambaran klinis, tidak
merupakan pilihan perawatan yang paling
ada nyeri atau gangguan neurologis yang
umum pada kasus hemangioma. Terapi
dilaporkan oleh pasien. Hanya elevasi diskrit
4
dasar mulut yang terlihat pada pemeriksaan neurofibroma kepala dan leher membutuhkan
fisik dan lesi ukuran sedang secara kebetulan keterlibatan saraf kranial yang kemudian
ditemukan terjadi pada saat palpasi bidigital.10 menyebabkan defisit fungsional yang
signifikan dari saluran aerodigestif bagian
atas. Pengobatan secara intraoral melalui dasar
mulut menjadi pengobatan terbaik untuk lesi
yang berkembang di atas otot mylohyoid.
Pengobatan ini adalah pilihan terbaik bila
memungkinkan, seperti pengobatan kista
Gambar 14. Neurofibroma10 dermoid yang sering terjadi di dasar mulut
karena tidak meninggalkan gejala sisa,
Gambaran Histopatologi
terutama jaringan parut pada kulit.10
Secara histologis, sebagian besar
neurofibroma adalah tumor berbatas tegas dan
tidak berkapsul, terdiri dari sel berbentuk
gelendong dengan jarak yang baik dengan inti
tipis memanjang dan sitoplasma sedikit,
dikelilingi oleh matriks kolagen yang terletak
di stroma miksoid.10

Gambar 16. Tampilan kasar dari spesimen yang


dipotong menunjukkan massa berbatas tegas, oval,
merah muda kekuningan berukuran 47 mm × 18
mm.10

Prognosis 
Prognosis baik, tanpa gejala dan tidak
ada kekambuhan.7 Setiap pasien dengan lesi
yang didiagnosis sebagai neurofibroma harus
di evaluasi secara klinis untuk kemungkinan
Gambar 15. Fotomikrograf area perifer tumor neurofibromatosis. Transformasi maligna dari
menunjukkan sel mast (kepala panah hitam) (H&E, neurofibroma dapat terjadi, meskipun
perbesaran asli 63X)10 risikonya tampak kecil, terutama
dibandingkan dengan pasien dengan
Tatalaksana  neurofibromatosis.7

Tanpa pengobatan massa akan


meningkat secara perlahan dan tanpa rasa Pembahasan
sakit dapat menyebabkan obstruksi saluran Neurofibroma dasar mulut adalah
aerodigestif bagian atas. Transformasi maligna lokalisasi ekstra-osseous yang sangat jarang
sarkoma mungkin terjadi, terutama pada dari tumor ini di rongga mulut. Sampai saat
Neurofibromatosis Von Recklinghausen. ini, 26 kasus neurofibroma yang dilaporkan
Eksisi bedah adalah pengobatan standar untuk rongga mulut telah dilaporkan dalam literatur
neurofibroma. Eksisi lengkap dari banyak Inggris dengan berbagai lokalisasi Lima

5
terlokalisasi di gingiva, lima di langit-langit ganas tingkat rendah dari kelenjar ludah
mulut, empat di bibir, tujuh di lidah, satu di aksesori atau submandibular, tidak dapat
pipi, empat di dasar mulut dan di daerah dikesampingkan. Langkah diagnostik
submandibular. Semua lesi ini berkembang merupakan langkah penting dalam orientasi
pada cabang terminal dari pasangan kranial diagnostik. MRI adalah pemeriksaan radiologi
kelima. Neurofibroma saraf lingual sangat terbaik untuk eksplorasi tumor neurogenik,
jarang. Lesi seperti itu biasanya berasal dari terutama yang terlokalisasi di dasar mulut.10
salah satu dari beberapa cabang terminal saraf
lingual dan hipoglossus, tetapi seringkali sulit C. Fibrous dysplasia
untuk menentukan asal spesifik saraf yang Fibrous Dysplasia (FD) adalah kelainan
terlibat. Kondisi klinis yang paling umum jinak pada perkembangan tulang secara
adalah lidah yang hipertrofi dan pembesaran bertahap  di mana tulang normal digantikan
papila berbentuk jamur, terutama pada oleh jaringan ikat fibrosa yang berproliferasi
neurofibromatosis tipe 1 (NF1). Namun, secara tidak teratur. Biasanya terjadi dengan
manifestasi sindrom sering dikaitkan dengan nyeri, deformitas tulang dan fraktur
gejala klinis lainnya, seperti sejumlah besar patologis.11,12
neurofibroma kulit dan subkutan. Secara umum, FD hadir dalam tiga
Pada kasus ini hanya empat kasus bentuk yaitu monostotic, polyostotic, dan
neurofibroma yang terletak di dasar mulut telah polyostotic dengan endokrinopati, yang dapat
dilaporkan dalam literatur, dengan presentasi dikaitkan dengan hiperpigmentasi dan
sebagai massa submandibular terkait dengan gangguan endokrinologis dan disebut sindrom
elevasi dasar mulut, untuk tiga kasus McCune-Albright. Monostotic FD (MFD),
neurofibroma yang sangat besar dan satu kasus meskipun kurang serius dibandingkan
dengan pembengkakan submandibular besar polyostotic FD (PFD), tetapi lebih menjadi
dengan perkembangan latero-servikal. Dalam perhatian dokter gigi karena frekuensi
kasus, tidak ada gambaran klinis, nyeri atau kejadian yang relatif tinggi di rahang.
gangguan neurologis yang dilaporkan oleh Diagnosis FD didasarkan pada pemeriksaan
pasien. Hanya elevasi diskrit dasar mulut yang fisik, radiologis, dan histopatologis. Ada
terlihat pada pemeriksaan fisik dan lesi ukuran pendekatan perawatan yang berbeda termasuk
sedang secara kebetulan ditemukan pada observasi, perawatan medis, dan perawatan
palpasi bi-digital. bedah.38
Pemeriksaan fisik yang cermat
merupakan langkah penting dalam diagnosis Prevalensi
banding. Lokalisasi, gambaran klinis, FD dapat terjadi pada semua usia tetapi,
konsistensi pada struktur yang berdekatan biasanya diamati pada anak-anak dan dewasa
dapat memandu diagnosis. Dalam kasus kami, muda dengan 75% pasien datang sebelum
massa tidak berfluktuasi, konsistensi keras, usia 30 tahun. Pada jenis kelamin wanita
dan pasien tidak pernah menunjukkan tanda lebih banyak terkena dengan rasio 3:1
akut atau tanda fungsional. Konsistensi tegas, dibandingkan laki-laki pada PFD, tetapi
bentuk oval dan teratur menunjukkan lesi jinak memiliki hasil yang sama pada MFD.36,37
seperti lipoma, fibroma atau lesi saraf. Namun,
limfadenopati terisolasi, tumor jinak atau tumor

6
Lokasi Gambaran Histopatologis
FD melibatkan tulang wajah dan Biopsi terdiri dari percabangan dan
tengkorak pada hampir 50% pasien PFD dan anastomosis ireguler, trabekula imatur dari
pada 10% -27% pasien MFD. FD melibatkan woven bone dengan adanya osteosit dan
rahang atas hampir dua kali lebih sering tanpa tepian osteoblas. Beberapa berbentuk C
daripada mandibula. Tulang kraniofasial yang yang disebut trabekula Cina atau karakter
terkena displasia fibrosa berada dalam urutan Cina atau tulang ikan yang menjadi
sebagai berikut yaitu frontal > sphenoid > karakteristik yang unik, dengan pola yang
ethmoid > maxilla > mandibula > zygoma > tidak pasti, yang menunjukkan displasia
parietal > occipital > temporal.36,37,38 fibrosa. Jaringan ikat fibrosa menunjukkan
sel-sel spindel yang secara sitologis bland,
Gambaran Klinis tanpa cytologic atypia dan gambaran
Penampilan normal tulang yang mitosis.12,13
berubah, menyebabkan perluasan tulang dan
asimetri wajah, fraktur patologis pada
ekstremitas. Tetapi pada penampilan luar dari
lesi jaringan lunak yang menutupi tetap
terlihat normal. Pada pemeriksaan intraoral
ditemukan pembengkakan difus, keras tulang,
tidak nyeri tekan di regio kiri rahang atas,
berukuran kira-kira 3 x 2 x 1 cm dan
memanjang dari premolar 2 kiri hingga regio
molar 2 (Gambar 1 dan 2) .12
Gambar 19. Gambaran histopatologi dari
fibrous dysplasia.12

Tatalaksana
Standar yang terbaik saat ini untuk
diagnosis FD adalah lesi fibro osseous yang
terbukti secara histologis dengan batas yang
tidak jelas yang dikonfirmasi oleh temuan
radiografi. Protokol perawatan untuk FD
meliputi observasi, perawatan medis, dan
Gambar 17. Lesi pada tampak fasial.12
pembedahan. Pengamatan klinis disarankan
untuk lesi FD yang tidak memiliki risiko
fraktur patologis atau deformitas. Perawatan
medis dengan bifosfonat mungkin memiliki
manfaat termasuk peningkatan fungsi,
penghilang rasa sakit, dan risiko patah tulang
yang lebih rendah pada pasien FD yang
dipilih dengan tepat.11
Gambar 18. Lesi pada tampak dari cermin.12
Pengobatan lesi tulang displasia fibrosa
termasuk terapi bedah dan non bedah.
Perawatan bedah pada kasus minor usia muda
7
dan biopsi dengan osteoplasti tulang minor di berkembang sekitar kehidupan dewasa awal.
lokasi yang terjadi. Dalam kasus yang lebih Subtipe lain hadir dengan lesi kulit makula
parah, eksisi lengkap dengan rekonstruksi kafeaulait dan gangguan endokrin,
cangkok dapat dilakukan.13 perkembangan seksual sebelum waktunya
meskipun lesi rahang yang paling mencolok.
Prognosis Temuan klinis, radiografi, dan
Prevalensi yang dilaporkan dari histopatologis merupakan diagnosis utama
transformasi ganas FD adalah 0,4%-4%. Oleh displasia fibrosa monostotik. Pasien biasanya
karena itu, periodik tindak lanjut, setiap 6 terlihat dengan pembesaran tulang rahang
bulan, dan pemeriksaan radiografi harus yang lambat dan tidak normal tanpa rasa sakit
dilakukan untuk memverifikasi bahwa tidak dengan gambaran "ground-glass" yang khas
ada keganasan.11 Beberapa kasus yang pada OPG, dan pola "huruf Cina" atau
ditemukan hampir tidak ada kekambuhan "tulang berbentuk C" pada pemeriksaan
yang dilaporkan. histopatologis.
Pembahasan Perawatan bedah pilihan pada
Displasia fibrosa (FD) menyumbang kelompok usia dekade kedua/ketiga dengan
hampir 2,5% dari tumor tulang, dan sekitar lesi minor adalah biopsi dengan osteoplasti
7% dari tumor tulang jinak. Displasia Fibrosa tulang di tempat yang terkena dengan tindak
yang terjadi pada kasus ini tersebar yang lanjut rutin untuk setiap kekambuhan seperti
dihasilkan dari mutasi pasca zigomatik pada yang ditunjukkan dalam kasus ini. Pada kasus
gen GNAS1 yang mengkode protein terkait yang parah eksisi lesi lengkap dengan
membran alfa Gs. FD berkembang dan rekonstruksi cangkok tulang dapat dilakukan.
ditandai dengan adanya jaringan ikat fibrosa Meskipun karena difus, batas lesi yang tidak
dengan pola melingkar yang khas dan jelas, eksisi bedah lengkap merupakan
trabekula yang diselingi dari woven bone tantangan.
yang belum matang. Dalam kasus ini, gambaran klinis,
Displasia fibrosa juga didefinisikan gambaran radiografi dan histopatologi
sebagai “proliferasi fibroblas intramedullary dicocokkan untuk mencapai diagnosis akhir
nonneoplastik jinak, dengan pembentukan displasia fibrosa monostotik dan pengobatan
trabekula tulang yang tidak teratur yang konservatif dilakukan.12
menunjukkan batas yang tidak jelas dan tidak
berkapsul”. Hal ini merupakan gangguan D. Osteoblastoma
metabolisme tulang hamartomatous. Bentuk Osteoblastoma merupakan tumor tulang
monostotik displasia fibrosa biasanya terjadi jinak yang jarang ditemukan pada tulang
pada dekade pertama atau kedua kehidupan fasial dan pertama kali dijelaskan oleh Jaffe
dan pertumbuhan biasanya berhenti sekitar dan Mayer pada tahun 1932.14 Jaffe dan
pubertas. Mayer pertama melaporkan lesi ini sebagai
Bentuk kraniofasial atau poliostosis osteoblastic osteoid tissue forming tumor.
terjadi pada masa kanak-kanak, dan Lalu pada tahun 1956 dinamakan sebagai
kemudian berkembang sepanjang masa “benign osteoblastoma” dan diangkat oleh
remaja. Risiko perubahan sarkoma lebih World Health Organization (WHO). Tumor
besar pada bentuk poliostotik dan umumnya ini merupakan tumor osteoblastik dengan

8
deposisi osteoid dan tulang, secara sitologi
dicirikan dengan osteoblas dalam jumlah
besar.15

Prevalensi
Prevalensi osteoblastoma hanya 1%
dari seluruh tumor tulang dan 3% dari semua
tumor tulang jinak. Osteoblastoma lebih
sering terjadi pada pria daripada perempuan,
Gambar 20. Tumor pada kiri palatum keras;
dengan rasio 3-2:1, terutama pada usia
ukuran lebih dari 2 cm.16
dewasa muda pada usia sekitar dekade kedua
atau tiga.14,16 Gambaran Histopatologi
Osteoblastoma memiliki ciri proliferasi
Lokasi
osteoblas yang membentuk trabekula di
Osteoblastoma sering ditemukan pada
dalam stroma jaringan ikat fibrosa yang
tulang belakang, sakrum, calvaria, tulang
tervaskularisasi.17 Secara mikroskopis,
berukuran panjang serta tulang pada tangan
osteoblastoma memiliki gambaran trabekula
dan kaki. Sekitar 15% kasus osteoblastoma
osteoid yang tidak teratur atau tulang woven,
terjadi di daerah maksilofasial dan lebih
dikelilingi oleh banyak osteoblas dan
sering ditemukan pada mandibula, sebagian
osteoklas yang tersebar. Osteoblas memiliki
besar mempengaruhi daerah posterior,
inti hiperkromatik dan sitoplasma yang
dibandingkan maksila.14,17
moderat.7
Gambaran Klinis
Osteoblastoma secara umum
berukuran 2-4 cm, namun adapun lesi yang
ditemukan sebesar 10 cm.5 Osteoblastoma
konvensional merupakan tumor jinak dengan
potensi pertumbuhan terbatas, biasanya
berdiameter ≤4 cm. Namun, subkelompok
kecil osteoblastoma memiliki pola
pertumbuhan agresif dan biasanya
14
Gambar 21. Gambaran histopatologi
berdiameter >4 cm. Pada palpasi, lesi
osteoblastoma.7
memiliki konsistensi keras, tidak
berfluktuasi, dapat disertai rasa nyeri, tidak Tatalaksana
ditemukan ulserasi, dan tidak dapat dilakukan Walaupun osteoblastoma merupakan
aspirasi.15 Rasa nyeri yang timbul dari tumor jinak, eksisi total dari tumor merupakan
osteoblastoma umumnya tidak mereda pilihan utama agar rekurensi tidak terjadi.16
dengan penggunaan obat antiinflamasi Pilihan pengobatan untuk osteoblastoma
nonsteroid (AINS).7 antara lain : eksisi bedah konvensional,
kuretase atau reseksi en bloc. Perawatan
reseksi en bloc menunjukkan tingkat rekurensi
yang rendah namun jarang diindikasikan.15,17

9
Prognosis ikat fibrosa tervaskularisasi dengan tulang
Rekurensi langka terjadi dan umumnya trabekula yang dikelilingi osteoblas dalam
disebabkan oleh eksisi yang tidak dilakukan jumlah banyak dan osteoklas yang tersebar.
secara total, prognosis keseluruhan pasien Kontrol dilakukan 5 bulan setelah
osteoblastoma dikatakan baik.14 Rekurensi dilakukannya pembedahan dan tidak ditemukan
lokal dilaporkan sebanyak 14% pada kasus tanda rekurensi ataupun komplikasi.14
pengangkatan tumor yang inadekuat.15
E. Giant cell tumor
Pembahasan Giant cell tumor (GCT) adalah tumor
Osteoblastoma merupakan tumor jinak tulang jinak yang berasal dari sel mesenkimal
berjenis osteoblastik dengan deposisi osteoid sumsum tulang yang tidak berdiferensiasi.
dan tulang. Tumor jenis ini umumnya memiliki Tumor ini masih termasuk jinak dan tidak
konsistensi keras, bisa disertai rasa nyeri yang berbahaya namun GCT dianggap sebagai
tidak reda pada penggunaan AINS ataupun tumor agresif karena dapat menyebabkan
tanpa rasa nyeri, dan berukuran 2-4 cm. Pada terjadinya kerusakan tulang parah, apalagi jika
pola pertumbuhan agresif, diameter tumor lokasi nya sulit dicapai sehingga membuat
dapat mencapai hingga 10 cm. Osteoblastoma manajemen tumor menjadi sulit. Selain itu
memiliki prognosis baik dan langka terjadinya GCT juga dapat bermetastasis ke paru-paru
rekurensi. 7,14-15 dan menjadi tumor ganas.18,19
Tumor ini lebih sering ditemukan pada Gejala GCT sangat beragam tergantung
perempuan daripada laki-laki dan lebih sering dari lokasi lesi primer nya. Gejalanya meliputi
terjadi rentang usia 20 hingga 39 tahun. Pada pembengkakan, nyeri, epistaxis, maloklusi dan
gambaran histopatologi, osteoblastoma defek penglihatan. Pemeriksaan radiologis
dicirikan dengan osteoblas dalam jumlah GCT biasanya menunjukkan gambaran lesi
banyak dan inti hiperkromatik. litik yang dikelilingi oleh atau tanpa sklerotik.
Penatalaksanaan dari osteoblastoma bisa Terlihat adanya perluasan radiolusensi
berupa eksisi bedah konvensional, kuretase multilokular disertai atau tanpa penipisan
atau reseksi en bloc.14-17 kortikal dan keterlibatan jaringan lunak.
Seorang pasien wanita berusia 12 tahun Beberapa diagnosis banding diantaranya
datang dengan pembengkakan intraoral dan adalah central giant cell granuloma, kista
rasa sakit pada rahang bawah kanan. Hasil tulang aneurisma, dan
pemeriksaan klinis menunjukkan palpasi positif hiperparatiroidisme. 18,19,20

ditemukan massa yang keras pada corpus


mandibula. Pada pemeriksaan radiografi Prevalensi
ditemukan kalsifikasi pada margin lesi. Sering terlihat pada rentang usia 20
Perawatan yang diberikan kepada pasien hingga 40 tahun dengan rasio perbandingan
merupakan reseksi partial mandibula dan lesi pada perempuan dan laki-laki nya adalah 1,3 :
diangkat sepenuhnya melalui pembedahan. 1.20
Defek pada mandibula direkonstruksi dengan
implan titanium dan autologous VI rib graft. Lokasi
Tumor yang dieksisi merupakan massa oval Insidensi GCT adalah 5% dari semua
dengan diameter 3.5cm dengan konsistensi neoplasma tulang primer. Namun hanya 2-4%
keras dengan gambaran histopatologi jaringan GCT yang terjadi di daerah kepala dan leher.
10
Sebagian besar GCT terjadi pada tulang Tatalaksana
ethmoid, sphenoid dan temporal. Dan Perawatan pilihan GCT adalah bedah
insidensi GCT pada mandibula adalah kurang eksisi. Terlepas dari lokasi tumor, reseksi
dari 2%.20 parsial atau kuretase akan menghasilkan
rekurensi hingga 70%, sedangkan
Gambaran Klinis kekambuhan setelah wide resection adalah
Terlihat adanya gambaran lesi prominen sekitar 7%. Namun, reseksi harus dilakukan
merah ungu pada kiri maksila pasien yang hanya dalam kasus kekambuhan ganda atau
bengkak dan edematous sehingga perluasan ke jaringan di atasnya.18
menyebabkan deformitas pada rahang Radioterapi umumnya dihindari dan
pasien.19 menjadi pengobatan alternatif untuk GCT
yang dianggap tidak dapat dioperasi, karena
memiliki risiko bertransformasi menjadi
sarkoma. Alternatif pengobatan lain seperti
cryotherapy, kemoterapi, dan kuretase dengan
agen ajuvan telah dicoba, tetapi memberikan
hasil yang kurang efektif. GCT umumnya
kambuh dalam 3 tahun pertama jika
kekambuhan terjadi. Tetapi, evaluasi terus
Gambar 22. Lesi besar pada bagian kiri maksila.18
menerus hingga 5 tahun dianjurkan untuk
Gambaran Histopatologis menghindari terjadinya metastasis.18
Pemeriksaan histopatologi jaringan
lunak menunjukkan stroma seluler kaya yang
terdiri dari banyak sel raksasa bulat dan berinti
banyak yang terdistribusi secara merata.
Terlihat sel raksasa berinti banyak dengan
aglomerasi sekitar 25-50 inti di tengah
dikelilingi oleh sitoplasma yang jernih, sel
stroma yang berproliferasi hiperkromatik dan
pleomorfik serta pembuluh darah yang terlihat
jelas.20 Gambar 24. Lesi setelah dilakukan bedah eksisi.18

Gambar 23. Gambaran histopatologis Giant Cell


Tumor.20 Gambar 25. Gambaran histopatologi pasca bedah
eksisi.18

11
Prognosis menunjukkan sel raksasa berinti banyak
Prognosis baik karena insidensi GCT dengan aglomerasi inti yang banyak di tengah
pada rahang kecil. Namun GCT sering dan dikelilingi oleh sitoplasma yang jernih
mengalami rekurensi sehingga disarankan Pada GCT biasanya dilakukan
dilakukan evaluasi terus menerus hingga 5 perawatan berupa bedah eksisi. Beberapa
tahun untuk mencegah GCT agar tidak perawatan lainnya seperti reseksi parsial atau
rekurensi kembali.19 luas dan kuretase juga dapat dilakukan namun
cenderung menghasilkan rekurensi. Prognosis
Pembahasan pada GCT baik karena insidensi terjadinya
Giant cell tumor (GCT) adalah tumor GCT pada rahang kecil. Namun GCT sering
tulang jinak yang berasal dari sumsum tulang mengalami rekurensi sehingga disarankan
yang tidak berdiferensiasi namun dapat untuk melakukan evaluasi hingga 5 tahun agar
dianggap agresif karena dapat menyebabkan GCT tidak bermetastasis.
kerusakan tulang parah. GCT sering kali
mengalami rekurensi dan bisa metastatis ke Kesimpulan
paru dan menjadi tumor ganas. Hingga
Tumor merupakan massa yang tumbuh
sekarang masih belum diketahui etiologi pasti
berlebih atau tumbuh abnormal. Di dalam
metastatis GCT ke paru namun terdapat
rongga mulut tumor menyerang lapisan
beberapa faktor resiko yang mempengaruhi,
epidermis mukosa mulut, kelenjar saliva,
yaitu perawatan yang tertunda dan jumlah
kelenjar getah bening, otot, dan tulang rahang.
perawatan yang dilakukan. Biasanya
Tumor non odontogenik memiliki ciri tumbuh
pengobatan tumor primer dan tumor rekuren
secara lambat hingga mencapai ukuran
yang tertunda akan meningkatkan resiko
tertentu. Tumor biasanya tumbuh dengan cara
terjadi nya metastasis di paru. Selain itu, eksisi
menekan sel-sel normal tetapi tidak
yang dilakukan berkali-kali pada kasus
bermetastasis dan dan tidak menginvasi.
rekurensi GCT juga dapat meningkatkan
Tahapan perawatan dari tumor non
resiko terjadi nya metastatis.
odontogenik dapat dilihat dari prevalensi,
Gejala GCT ini sangat beragam
lokasi, gambaran klinis, gambaran
tergantung dari lokasi lesi nya, namun
histopatologis, tatalaksana, dan prognosis
beberapa diantaranya meliputi pembengkakan,
yang berbeda-beda. Rencana perawatan dapat
nyeri, deformitas rahang dan maloklusi.
dilakukan dengan menambahkan pemeriksaan
Beberapa diagnosis banding diantaranya
penunjang seperti melihat gambaran radiografi
adalah central giant cell granuloma, kista
dan hasil biopsi. Tindakan perawatan yang
tulang aneurisma, dan hiperparatiroidisme.
telah dilakukan dapat dievaluasi secara
Biasanya GCT sering terjadi pada
berkala dengan kunjungan tiap enam bulan
rentang usia 20 hingga 40 tahun. Baik pada
sekali selama minimal 5 tahun sesuai dengan
laki-laki maupun perempuan memiliki
prognosis dari tiap lesi.
persentase prevalensi yang sama. Gambaran
Lesi hemangioma muncul disebabkan
klinis GCT terlihat seperti gambaran lesi
karena pertumbuhan pembuluh darah yang
prominen merah ungu mukosa yang
abnormal.3 Pada rongga mulut, hemangioma
edematous sehingga menyebabkan deformitas
terdapat pada gingiva, mukosa bukal dan
pada rahang. Pemeriksaan histopatologi
dorsum lidah.5 Kaufet, krioterapi, laser,
12
radioterapi, skleroterapi, dan pembedahan jahitan interrupted suture. Pasien terus
merupakan alternatif pengobatan dari menerus di follow-up selama setahun dan
hemangioma.4 tidak terjadi rekurensi.
Neurofibroma dapat berkembang
seiring bertambahnya usia. Pasien tidak Ucapan Terima Kasih
merasakan nyeri atau gangguan neurologis.
Pada pemeriksaan klinis (Gambar 14) terlihat Terimakasih kepada Dr. drg.
pembesaran pada papila lidah sehingga Anggraeny Putri Sekar Palupi, Sp.BM selaku
tatalaksana yang dapat dilakukan pada lesi pembimbing atas ilmu dan waktu yang
neurofibroma yaitu berupa eksisi bedah.8,10 diberikan sehingga penulis dapat menyusun
perubahan ke arah keganasan dapat terjadi dan menyelesaikan manuskrip ini.
sehingga perlu untuk dilakukan evaluasi
secara berkala.7 Referensi
Jaringan lunak pada fibrous dysplasia
1. Özgür A, Kara E, Arpacı R, Arpacı T,
terlihat normal, tetapi pada gambaran klinis
Esen K, Kara T, Duce MN, Apaydın
terlihat perluasan tulang yang dapat
FD. Nonodontogenic mandibular
menyebabkan asimetri pada wajah.12 Lesi
lesions: differentiation based on CT
tulang fibrous dysplasia dapat dihilangkan
attenuation. Diagn Interv Radiol. 2014
melalui terapi bedah, biopsi, maupun eksisi
Nov;20(6):475-80. doi:
lengkap dengan rekonstruksi cangkok.13
10.5152/dir.2014.14143. PMID:
Pasien dievaluasi secara periodik setiap 6
25297390; PMCID: PMC4463288.
bulan sekali agar tidak ada tanda keganasan.11
Lesi osteoblastoma sering ditemukan 2. Okoh DS, Okoh M, Omoregie FO, Ojo
pada mandibula. Pasien mengeluhkan rasa MA. A study on the clinical indicators
nyeri dan tidak mereda setelah diberikan obat in the diagnosis of orofacial
antiinflamasi nonsteroid (AINS).7 Pengobatan nonodontogenic tumors. Journal of
yang dapat dilakukan untuk lesi Cancer Research and Therapeutics.
osteoblastoma yaitu eksisi bedah 2019;15(3):608.
konvensional, kuretase, atau reseksi en bloc.
3. Mitra D, Dutta S, Paul J, Kumar N.
Rekurensi lokal dapat muncul dikarenakan
Central capillary hemangioma of the
pengangkatan tumor yang inadekuat.15 Perlu
maxilla: Case report and a review of the
dilakukan kontrol setelah 5 bulan pasca
literature. The Saudi Journal for Dental
perawatan untuk melihat adanya komplikasi
Research. 2016;7(1):64-68.
maupun rekurensi.14
Pada lesi Giant Cell Tumor (GCT), 4. Maymone M, Greer R, Burdine L,
terlihat lesi merah keunguan disertai Dao-Cheng A, Venkatesh S, Sahitya P et
pembengkakkan dan edematous.18 Dari al. Benign oral mucosal lesions: Clinical
gambaran histopatologi pasca bedah (Gambar and pathological findings. Journal of the
25) juga terlihat adanya pembentukan tulang American Academy of Dermatology.
baru dan jaringan granulasi.18 Tatalaksana dari 2019;81(1):43-56.
lesi GCT yaitu eksisi dan kuretase disertai
5. da Silva W, Ribeiro A, de Menezes S,
ekstraksi gigi kaninus. Luka ditutup dengan
de Jesus Viana Pinheiro J, de Melo
13
Alves-Junior S. Oral capillary Shamim Khan S. Fibrous Dysplasia of
hemangioma: A clinical protocol of the Palate: Report of a Case and Review
diagnosis and treatment in adults. Oral of Palatal Swellings. Case Reports in
and Maxillofacial Surgery. Pediatrics. 2012;2012:1-4.
2013;18(4):431-437.
14. Mardaleishvili K, Kakabadze Z,
6. Djati F, Dewi C. Laporan Kasus: Machavariani A, Grdzelidze T,
Tatalaksana Hematoma Akibat Trauma. Kakabadze A, Sukhitashvili N, et al.
STOMATOGNATIC - Jurnal Benign osteoblastoma of the mandible
Kedokteran Gigi. 2018;15(2):26. in a 12-year-old female: A case report.
Oncology Letters. 2014;8(6):2691-4.
7. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Chi
AC. Oral & Maxillofacial Pathology 4th 15. Sahu S, Padhiary S, Banerjee R, Ghosh
Edition. Missouri: Elsevier; 2016. S. Osteoblastoma of mandible: A unique
entity. Contemp Clin Dent
8. Bharath, T. S., Krishna, Y. R., Nalabolu,
2019;10:402-5.
G. R., Pasupuleti, S., Surapaneni, S., &
Ganta, S. B. (2014). Neurofibroma of 16. González-Mourelle A, Castro MP,
the palate. Case Reports in Dentistry, Mahía IV,  Seijas BP, López-Cedrún
2014. JL. Osteoblastoma of the Hard Palate in
a Child: A Rare Case. Chin J Dent Res.
9. Kumar, S., & Verma, V. (2016).
2018;21(2):147-149.
EXTRA-OSSEOUS SOLITARY HARD
PALATE NEUROFIBROMA: A CASE 17. Castro PH, Molinari DL, Stateri HQ,
REPORT. Journal of Advanced Medical Borges AH, Volpato LE. Aggressive
and Dental Sciences Research, 4(4), osteoblastoma in a seven-year-old girl’s
180. mandible: Treatment and six-year
monitoring. International Journal of
10. Broly, E., Lefevre, B., Zachar, D., &
Surgery Case Reports. 2016;27:5–9.
Hafian, H. (2019). Solitary
neurofibroma of the floor of the mouth: 18. Soukayna Bahbah et al. Giant cell tumor
rare localization at lingual nerve with of the maxilla: an unusual neoplasm.
intraoral excision. BMC Oral Health, Pan African Medical Journal.
19(1), 1-8. 2020;36:342. [doi:
10.11604/pamj.2020.36.342.21919].
11. Lee Y, Yang H, Su B, Hwang M.
Fibrous dysplasia of the anterior 19. Park SR, Chung SM, Lim JY, Choi EC.
mandible: A rare case report. Tzu Chi Giant Cell Tumor of the Mandible. Clin
Medical Journal. 2018;30(3):185. Exp Otorhinolaryngol. 2011 Feb
23;5(1):49–52.
12. Gupta G, Gupta D, Gupta N, Gupta P.
Fibrous Dysplasia in Maxilla: A Case 20. Giri GV, Sukumaran G, Ravindran C,
Report. Acta Scientific Dental Scienecs. Narasimman M. Giant cell tumor of the
2021;:26-30. mandible. J Oral Maxillofac Pathol.
2015 Jan-Apr;19(1):108. doi:
13. Shreedhar B, Kamboj M, Kumar N,
10.4103/0973-029X.157217. PMID:
14
26097323; PMCID: PMC4451653.

15

Anda mungkin juga menyukai