Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

I. I Latar Belakang

Hemangioma adalah tumor yang paling sering terjadi pada bayi. Biasanya
tidak langsung muncul pada saat lahir. Mulai tampak pada minggu ke 4-6
kehidupan. Berproliferasi cepat pada tahun pertama kehidupan dan diikuti periode
involusi yang lambat.1 Termasuk salah satu dari berbagai malformasi vaskular.2
Hemangioma terjadi pada 10-20 % dari populasi kaukasia. Mereka lebih
jarang terlihat diantara bayi asia dan amerika afrika dan lebih umum diantara bayi
prematur dengan berat lahir <1000 gram (22% dari keseluruhan). 1,3,4 Rasio antara
laki-laki dan perempuan adalah 1:6. Sekitar 60% lesi ini terletak dikepala dan
leher dan 25% terdapat dibatang tubuh.1,5

Penyebab hemangioma belum diketahui dengan pasti. Walaupun telah


banyak teori dikembangkan sebagian masih saling bertentangan. Hemangioma
dapat mengakibatkan distorsi struktur wajah (mulut, hidung, dan palpebra) dan
juga dapat timbul di organ visera, terutama hati.5 Hemangioma berdasarkan saat
munculnya digolongkan menjadi hemangioma kongenital dan hemangioma
infantil. Hemangioma infantil yang paling sering ditemukan dimasyarakat
mencapai 70% dari semua lesi dan baru muncul pada minggu kelahiran.
Hemangioma infantil dibagi menjadi 3 tipe, tetapi tipe superfisial merupakan tipe
yang biasa dikenal dimasyarakat sebagai hemangioma stoberi yang tampak merah
segar. Lesi ini disebut stoberi karena penampilannya seperti kulit buah stoberi.1,3,5

1.2. TUJUAN

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan kebidanan

pada neonatus dengan masalah Hemangioma


Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit Hemangioma
b. Mengetahui Definisi, Etiologi, gejala/tanda, faktor predispossisi dan

tindakan yang tepat untuk mengatasi Hemangioma

c. Mengetahui evaluasi yang di harapkan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hemangioma


Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan
dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005). Jadi,
hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal,
otak, paru-paru, ataupun tulang.
Hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada tiga
golongan besar, yaitu jenis kapiler, jenis kavernosa dan campuran. Hemagioma
jenis kapiler disebut juga nervus kapiler.

2.2 Klasifikasi Hemangioma


Berdasarkan morfologinya, hemangioma dibagi menjadi hemangioma
terlokalisir, segmental, dan multiple. Hemangioma terlokalisir, yang merupakan
jenis tersering, mempunyai batas yang tegas,tumbuh dari fokus tunggal, tidak
dijumpai tipe pertumbuhan linier atau geometrik.

Gambar 1. Hemangioma terlokalisir


Hemangioma segmental tumbuh menyerupai plaque, yang tampak pada
teritorial kulit yang spesifik, tumbuh linier atau geometris. Jenis ini lebih sering
mengalami ulserasi, gangguan tumbuh kembang, dan dapat bersamaan dengan
hemangioma visceral, dan mempunyai prognosis yang lebih jelek.

Gambar 2. Hemangioma segmental

Hemangioma multipel, Sebagai contoh jenis ini yaitu Neonatal


hemangiomatosis, merupakan hemangioma multipel pada kulit dengan ukuran
keci-kecil (2 mm -2 cm). Sering disertai hemangioma pada gastrointestinal, hepar,
otak, dan paru-paru.
Klasifikasi lain membagi hemangioma berdasarkan kedalaman dari
permukaan kulit. Hemangioma superfisialis atau kutaneuskutaneus, yang
merupakan 50-60% dari semua hemangioma akan berwarna seperti strawberry
pada saat matur. Hemangioma profunda atau subkutaneus bila lokasinya cukup
dalam akan tampak seperti daging tumbuh yang berwarna. Dan bila lokasinya
lebih ke superficial maka akan tampak seperti nodul kebirubiruan dan terkadang
dijumpai telangaktesi atau vena yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya.
Masuk dalam kelompok ini yaitu hemangioma intramuskuler dan skeletal. Bila
terdapat hemangioma superficial (berwarna merah) dan dijumpai indurasi di
bawahnya, maka jenis ini masuk kedalam Hemangioma Campuran atau
compound. Hemangioma viseralis,merupakan hemangioma yang letaknya pada
organ dalam seperti hepar, usus, paru ,otak.
Gambar 3. Hemangioma terlokalisir.
A,D. Hemangioma superficial, B. Hemangioma Profunda, dan C. Hemangioma
Campuran

Gambar 4. Hemangioma hepar

Mulliken pada (1988) membagi hemangioma menjadi 3 tipe, yaitu tipe


kapiler, kavernosa, dan campuran. Hemangioma kapiler merupakan jenis yang
paling umum, dengan angka insidensi 1-1.5% pada bayi. Tipe ini mempunyai
penampilan klinis menonjol bulat,kadang lobulated, dan berwarna merah.
Gambaran histologinya berupa pembuluh kapiler dengan dinding yang tipis, yang
dibatasi oleh satu lapis endotel yang gepeng atau cembung, dan lapisan
periendotel serta jaringan retikuler.
Hemangioma kavernosa secara histologis tersusun oleh chanel-chanel
pembuluh darah dermis yang irregular dan lokasinya di profunda. Pembuluh
kavernosa dan sinusoid yang kusut dipisahkan oleh jaringan ikat
stroma.Penampilan klinisnya biasannya merupakan lesi dengan corakan warna
merah keunguan pada kulit yang melingkupinya.
Hemangioma tipe campuran terdiri dari komponen kapiler dan kavernosa.
Jenis ini lebih sering dijumpai di banding tipe kavernosa.

2.2.1 Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)


Terjadi pada kulit bagian atas. Jenis hemangioma kapiler terdiri atas
hemangioma simplek (nervus simplek) atau nervus buah arbei dan nervus
flameus. Hemangioma simplek jika sudah terbentuk tampak seperti buah
arbei menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan kecil, pada
umumnya terjadi pada waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering
terjadi pada bayi prematur dan biasanya akan menghilang beberapa hari atau
beberapa minggu kemudian. Gejalanya antara lain tampak bercak merah
yang lama-kelamaan makin besar. Lama-kelamaan warnanya menjadi merah
menyala, berbatas tegas, keras pada perabaan tegang dan berbentuk lobular.
Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi
menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir,
membesar cepat, dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian
akan mengalami regresi spontan dan menjadi pucat karena fibrosis setelah
usia satu tahun. Proses regresi berjalan 6 7 tahun.
Selain hemangioma simplek, bentuk lain hemangioma kapiler
(superficial hemangioma) adalah granuloma piogenik. Lesi ini terjadi akibat
proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh
karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi
biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-
mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa
lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
Nervus flameus ada sejak lahir, menetap, dan rata dengan permukaan
kulit, kecuali bila teriritasi.

Gambar 5. Hemangioma kapiler, Sumber : (capillary-


hemangioma.Wikipedia)http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/
3d/Capillary_haemangioma.jpg/230px- Capillary_haemangioma.jpg

2.2.2 Hemangioma Kavernosum


Hemangioma kavernosum ini terdiri atas jalinan pembuluh darah yang
membentuk rongga. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari
dermis. Hemangioma kavernosum biasanya tidak memiliki batas tegas
berupa benjolan yaitu makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah
keunguan. Bila ditekan mengempis dan menggembung kembali bila dilepas.
Kelainan ini terdiri dari elemen vaskular (pembuluh darah) yang matang.
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan
yang dalam, pada otot atau organ dalam. Berbentuk papul eritematosa
dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm
dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering
progresif. Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan
sekitarnya. jaringan di atas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga
mudah rusak oleh iritasi, misalnya di daerah perineum, dan menimbulkan
tukak yang sulit sembuh dan kadang berdarah.

Gambar 6. Hemangioma kavernosum, sumber : http://www.birthmarks.us/Vmphoto2.jpg

2.3 Epidemologi Hemangioma


Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi
yang baru lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai
hemangioma dimana angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan
terendah pada ras asia. Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan bila
dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 5:1. Angka kejadian
hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi yang dilahirkan
prematur. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah teridentifikasi,
terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram. 30% dari
hemangioma terlihat saat bayi lahir dan 70% dari hemangioma muncul pertama
kali pada minggu-minggu pertama dari kehidupan bayi. Walaupun dianggap
sebagai penyakit yang tidak herediter, dari survey yang dilakukan didapatkan
adanya insiden sebesar 10% pada bayi-bayi dengan riwayat keluarga menderita
hemangioma. Dari literatur dikatakan 80% hemangioma terjadi pada daerah
kepala dan leher dan dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan
sebelum akhirnya akan mengalami regresi spontan yang dikenal dengan fase
involusi yang dapat memakan waktu 3-10 tahun.
Hampir semua hemangioma pada anak-anak akan mengalami regresi
spontan dan menghilang tanpa terapi apapun. Akan tetapi, hemangioma juga dapat
menjadi massif sehingga menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa
seperti perdarahan dan gagal jantung sehingga diperlukan terapi sejak dini.
Mortalitas dan morbiditas terjadi apabila hemangioma berhubungan dengan
struktur-struktur penting seperti saluran pernafasan dan menggangu fungsi
pernafasan penderita, ataupun apabila terjadi perdarahan yang masif. Akan tetapi
hal ini sangat jarang terjadi.

2.4 Etiologi Hemangioma


Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum
diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol
pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam
kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor
(BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan
dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis
seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor
necrosis factorbeta, dan transforming growth factorbeta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma.

2.5 Gambaran klinis Hemangioma


Gambaran klinis merupakan faktor terpenting dalam menegakan diagnosis
hemangioma. Pada umumnya hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir
tetapi beberapa minggu pertama setelah lahir. Beberapa jenis hemangioma dapat
tampak pada saat lahir sebagai lesi samar-samar di kulit, yang bervariasi dari
makula merah sampai nevus pucat yang menyerupai memar. Sangat jarang
hemangioma yang sudah terbentuk penuh pada saat lahir.
Pada fase proliferasi, Hemangioma tumbuh cepat selama 6 8 minggu
pertama setelah lahir. Hemangioma yang terletak di permukaan kulit, maka kulit
akan menonjol dan berwarna merah muda menyala. Akan tetapi bila lesi ini
tumbuh pada lapisan lebih dalam dari dermis, subkutis, atau otot, maka kulit yang
menutupinya dapat berwarna kebiruan, dan hanya sedikit menonjol, juga terjadi
dilatasi vena atau telangiektase.
Dalam fase involusi, hemangioma mencapai puncak proliferasi pada akhir
tahun pertama. Setelah itu hemangioma tumbuh proporsional terhadap
pertumbuhan bayi. Warna yang menyala berangsur-angsur berubah menjadi
samar. Kulit mulai memucat, dan konsistensi tumor menjadi lunak. Fase ini pada
umumnya berlangsung sampai anak usia 5-10 tahun. Kecepatan regresi
hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan morfologi.
Masa involusi akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7
tahun (70%). Berakhirnya masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.

A B C
Gambar 7. Perjalanan klinis hemangioma
A. Fase Proliferasi, B. Fase Involusi, dan C. Fase involusi berakhir

2.5.1 Hemangioma kapiler


Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Salmon patch
berwarna lebih muda sedang Port wine stain lebih gelap kebiru-
biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
2.5.2 Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
compressible (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam
beberapa waktu membesar kembali).

2.6 Gambaran Histologis


Hemangioma kapiler terdiri atas kapiler-kapiler baru yang berisi darah dan
membentuk suatu anyaman. Tumor ini hanya mengenai satu segmen dari
pembuluh darah. Dari segmen tersebut sel-sel endotel tumbuh keluar membentuk
kapiler-kapiler baru yang merupakan suatu anyaman. Sel-sel endotel dari kapiler
tersebut sering berproliferasi sehingga lumennya tertutup. Pada fase involusi
tampak penyempitan dan oklusi lumen kapiler dan terjadi peningkatan stroma
jaringan ikat. Hemangioma kavernosa terdiri atas ruang-ruang sinusoid yang dibatasi
oleh sel endotel berisi darah yang lebar dan berdinding tipis, bentuk ireguler, terletak
pada dermis bagian bawah serta subkutis, dilapisi oleh selapis endotel, serta
dikelilingi oleh jaringan fibrosa yang tebal.

Gambar.3 Hemangioma bibir, terlihat peningkatan jumlah pembuluh darah venous


yang terisi blood clot (tanda panah) di bawah mukosa hingga ke permukaan otot

2.7 Patofisiologi Hemangioma


Pada tahun 1982, John Mulliken dan Julie Glowacki membuat klasifikasi
tentang anomali vaskular yang terjadi di kulit anak yang didasarkan pada
gambaran histologi dan perilaku biologi lesi. Dua kelompok utama yaitu :
Malformasi vaskular dan Hemangioma.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut
sampai beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan
ke-4 setelah lahir. Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting
pada fase proliferasi dan involusi hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat
pada hemangioma mempunyai kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor.
Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik. Angiogenik bekerja melalui
dua cara :
a. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,
b. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell , dan sel T
helper.
Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan
pertumbuhan kapiler. Disamping heparin sendiri berperan sebagai agen
angiogenesis. Efek angiogenesis ini dihambat oleh adanya protamin, kartilago,
dan beberapa kortikosteroid. Konsep inhibisi kortikosteroid ini diterapkan untuk
terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase involusi. Angioplastin, salah
fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor potent dan spesifik untuk
proliferasi endotel.
Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase
proliferasi, jaringan hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast cell,
sedangkan pada fase involusi terdapat infiltrasi monosit. Diperkirakan infiltrasi
makrofag dipengaruhi oleh Monocyte chemoattractant protein-1 (mcp-1), suatu
glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis mediator. Zat ini dihasilkan oleh
sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi tidak dihasilkan oleh
hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler. Keberadaan mcp-1
dapat di down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa. Interferon alfa
terbukti menghambat migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis.
Hal ini memberikan efek tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan
aktifitas makrofag.
Hemangioma umumnya tidak tampak atau samar-samar pada saat lahir.
Kemudian akan mengalami fase pertumbuhan yang cepat yang dimulai sekitar
umur 6 minggu dan akan berlanjut terus sampai umur antara 6-20 bulan. Setelah
itu hemangioma akan mengalami involusi sampai umur antara 5-7 tahun.Secara
radiologis, tampak banyak jaringan parenkim lobuler dan berbatas tegas.
Histologis, terdapat epitel tipe fetal yang mempunyai turnover cepat, peningkatan
jumlah mast cell, dan membrane basalisnya multilaminer
Hemangioma superfisial dan dalam akan mengalami periode pertumbuhan
yang sangat cepat dalam waktu 8 sampai dengan 10 bulan. Fase ini dikenal
sebagai fase proliferasi. Pada fase ini, lesi superfisial akan tampak sebagai bercak
berwarna merah terang dengan sedikit mengalami peninggian pada kulit,
sedangkan pada lesi yang lebih dalam, akan terlihat sebagai benjolan biru
keunguan yang sering terdiagnosa sebagai malformasi vaskuler.
Hemangioma superfisial akan mencapai ukuran terbesarnya pada saat bayi
berusia 8 bulan sedangkan pada lesi yang lebih dalam hemangioma dapat terus
tumbuh sampai usia bayi 2 tahun. Selanjutnya akan terjadi fase involusi, dimana
lesi akan mengalami regresi secara perlahan. Fase ini dapat berlangsung selama 1
tahun sampai dengan 5 tahun. Pada fase ini sel-sel endotel akan mengalami
apoptosis dan lesi akan menjadi jaringan ikat dan jaringan parut. Lesi yang mula-
mula berwarna merah terang akan mengalami perubahan warna menjadi bercak
abu-abu dan peninggian pada kulit menjadi berkurang. Fase involusi ini berakhir
pada usia 5 tahun pada 50% bayi dan 70% terjadi pada saat bayi berusia 7 tahun.
Pada sebagian besar penderita pada akhir fase involusi ini, kulit akan kembali
terlihat seperti jaringan kulit normal, sedangkan pada sebagian penderita akan
meninggalkan jaringan kulit yang rusak berupa jaringan parut dengan terdapat
telengiektasis pada permukaan kulit.

2.8 Pemeriksaan Penunjang Hemangioma


Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran
lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi
susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam.
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu
dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma
yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena
tidak bersifat invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi
antara hemangioma dengan tumor solid.
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan
karena tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada
hemangioma kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi.
Klasifikasi ini terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum
(phleboliths). Isotop scan pada hemangioma kapiler dapat menunjukkan
peningkatan konsistensi dengan peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang
digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk
mengetahui pembesaran hemangioma karena neo-vaskularisasi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan karakteristik internal
dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot yang ada di
sekitarnya.
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus
hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk
memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat.

2.9 Komplikasi Hemangioma


a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding
pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma,
sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh.
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi,
perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus
dapat juga terjadi akibat ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar
dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder.
c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar.
Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang
hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma
terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.
d. Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan
penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat
merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis).
Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang
disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor
ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa
mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada
beberapa bulan pertama kehidupan.

2.10 Penatalaksanaan Hemangioma


Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :
a. Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai
pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar
umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5
tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler sering tidak
diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan
sendirinya dan kulit terlihat normal.
Cara konservatif memanfaatkan proses alamiah dari hemangioma
tersebut. Dilakukan observasi untuk melihat hemangioma mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar
maksimum dan ber-regresi sampai umur 5 tahun.Hemangioma buah
arbei sebaiknya dibiarkan mengalami regresi spontan. Jadi walaupun
besar, mencolok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak memerlukan
tindakan selain pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan
secara terus-menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses
regresi.
b. Cara Aktif
Penatalaksanaan secara aktif dilakukan dengan pembedahan, terapi
kortikosteroid, atau radiasi. Perawatan dengan tindakan bedah beberapa
diantaranya adalah eksisi, bedah krio dan laser. Pembedahan biasanya
diindikasikan pada hemangioma yang tidak mengalami regresi spontan
selama lebih dari 9 tahun, terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang
terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali
lebih besar dan pada hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain
adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata,
telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan
menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan.
Tindakan eksisi jarang dilakukan karena hemangioma cenderung
mengalami perdarahan hebat. Untuk mengurangi perdarahan, eksisi
dilakukan dengan cara dikombinasikan dengan skleroterapi. Teknik
lainnya adalah dengan bedah krio. Prinsip kerja dari bedah krio yaitu
menyebabkan nekrosis dari sel-sel yang diakibatkan oleh pembekuan
dan melunaknya sel-sel. Metode ini diperkenalkan pada tahun 1940-an
dengan menggunakan nitrogen cair yang diaplikasikan dengan kapas.
Lalu pada tahun 1961, Copper memperkenalkan sistem tertutup dengan
menyemprotkan cairan nitrogen. Penggunaan laser bisa juga digunakan
sebagai terapi hemangioma, tetapi biaya perawatannya relatif mahal.
Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :
1) Pembedahan
Indikasi operasi eksisi pada hemangioma adalah involusi inkomplet.
Pengaruh kosmetik pada wajah, Hemangioma yang berlokasi pada
region periorbita, hidung, mulut, saluran nafas bagian atas, kanal
telinga, dan hemangioma yang mengancam jiwa anak. Hemangioma
yang terlokalisir jelas atau hemangioma tipe pedunkular, terutama
yang mengalami ulserasi dan perdarahan berulang, dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan eksisi pada masa bayi.
Perdarahan selama eksisi biasanya dapat di kontrol dengan
kauterisasi. Debulking hemangioma pada kelopak mata atas
diperlukan bila hemangioma menyebabkan astigmat dan tak
berespon terhadap pemberian terapi obat. Eksisi dengan laser CO 2
dapat membuka jalan napas yang megalami obstruksi oleh karena
hemangioma subglottis.
Indikasi :
Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang terlalu
cepat
Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Tidak ada regresi spontan-spontan, misalnya tidak terjadi
pengecilan hemangioma sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang
tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk
mengendalikannya.

2) Kortikosteroid
a. Kortikosteroid lokal
Kutaneus hemangioma dengan batas yang jelas yang
terletak di ujung hidung, pipi, bibir, kelopak mata dapat di terapi
dengan injeksi kortikosteroid intralesi. Triamcinolone (25mg/cc)
di suntikan secara berlahan dengan tekanan rendah pada lesi
(Syringe 3 cc, jarum no 25). Dosis setiap kali pemberian tidak
boleh melebihi 3-5 mg/kgBB. Biasanya dibutuhkan 3 sampai 5
injeksi diperlukan.
Dengan interval pemberian 6 8 minggu. Respon terapi
local injeksi sama dengan sistemik terapi.

b. Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik masih merupakan fist-line terapi
untuk hemangioma yang besar, destruktif, atau mengancam
jiwa. Prednison atau prednisolone oral dosis 2 mg/kgBB/hari
diberikan pagi hari selama 4 6 minggu.
Selanjutnya dilakukan tapering dosis selam beberapa bulan.
Hemangioma yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi
pada beberapa hari pemberian kortikosteroid. Pada kondisi akut,
misalnya pada sumbatan airway atau gangguan visual karena
hemangioma, diberikan dosis yang setara berupa injeksi intravena.
Terapi ini akan memberikan respon yang cepat pada hemangioma
yang sensitif.
Dengan penggunaan kortikosteroid oral, intravena, atau
intralesi, 30% hemangioma memberikan regresi yang cepat, 40%
repon lambat, dan 30% tidak berespon sama sekali. Jika tidak ada
respon yang berupa memudarnya warna, menjadi lembut, atau
berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan. Jika
respon terapi tampak, maka dosis dan durasi pemberian
kortikosteroid dipertahankan sesuai dengan lokasi dan maturitas
hemangioma. Pertumbuhan biasanya akan kembali tampak bila
tapering dosis dilakukan secara cepat. Pemberian kortikosteroid
dilanjutkan sampai pasien usia 8 10 bulan. Pemberian terapi dua
hari sekali akan menurunkan kejadian komplikasi berupa
anoreksia, penurunan berat badan, Gangguan pertumbuhan, dan
facies cushingoid. Pemberian imunisasi polio, measles, mumps,
rubella, dan varicella sebaiknya ditunda selama terapi

Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :


Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata
dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid
injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga
perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa
dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung
pada hemangioma.
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama
dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes,
iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.

3) Radiasi
Pengobatan dengan radiasi dewasa ini sudah banyak
ditinggalkan karena berakibat kurang baik pada tulang, juga
menimbulkan komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka
waktu lama dan dapat menimbulkan fibrosis pada kulit yang sehat.
Jenis flameus ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah
dengan cangkok kulit. Dapat juga dilakukan perajahan (tatoasi) untuk
menyamarkan warna. Penanggulan dengan laser Argon umumnya
cukup memuaskan.
Untuk hemangioma kavernosum, satu-satunya cara terapi ialah
ekstripasi. Pada jenis yang luas dapat dibantu dengan panduan
angiografi. Embolisasi membantu memperkecil tumor untuk
memudahkan tindakan bedah. Kadang infiltrasi menyusup jauh ke
dalam sehingga diperlukan pembedahan luas. Kelainan ini dapat
kambuh dari sisa hemangioma yang sukar dicapai pada pembedahan.
Di daerah leher, hemagioma biasanya berjenis kavernosa yang
merupakan benjolan lunak yang mengempis bila ditekan dan
melembung saat dilepaskan lagi. Tumor ini ditangani dengan
ektripasi. Bila besar, perlu perispan berupan arteriografi atau
flebografi.

4) Terapi Laser
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang
letaknya superfisial. Beberapa peneliti mengatakan bahwa
fotokoagulasi, bila diberikan seawal mungkin pada hemangioma,
akan mencegah penyebaran atau pembesaran hemangioma, dan
timbulnya komplikasi. Chantal et al (1988) menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan nyata terapi ini apabila diberikan pada lebih awal atau
tidak.
Flashlamp pulsed dye laser (585 nm) Memberikan hasil yang
baik untuk terapi hemangioma superficial maupun profunda, juga
hemangioma dengan ulserasi. Kemungkinan laser ini menyebabkan
fotothermolisis yang mengakibatkan berhentinya perkembangan
hemangioma dan mempercepat regresi.Laser ini menembus kulit
sampai ketebalan 0.75 1 cm.Tindakan ini akan memudarkan warna
hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti pemberian laser
berulang akan menghancurkan sebgian besar lesi atau menpercepat
fase involusi.
Gambar 9. Hasil terapi Flashlamp pulsed dye laser-
kiri : Sebelum terapi, dan Kanan : Sesudah terapi

2.11 ASUHAN KEBIDANAN


Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah
dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan
mengenai apa yang dimaksud dengan Hemangioma, menjelaskan macam-
macam hemangioma, dan penangannya.

Untuk hemangioma kapiler atau superfisial tidak perlu penanganan


khusus, oleh karena akan menghilang dan kulit terlihat normal. Namun,
untuk hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata,
telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan
deformitas (kelainan) jaringan, harus segera dilakukan penanganan. Bantu
ibu untuk dilakukan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan
Daftar Pustaka

1. Lee, Nina J, Shapiro, Nina L. Vascular Malformation and Hemangiomas.


In : Handbook of Plastic Surgery. Marcel Dekker ; New York. 2006. p469-
472.
2. Mulliken, John B. Vascular Anomalies. In : Grabb and Smiths Plastic
Surgery. 6th edition. Lipincott William Wilkins ; Philadelphia .2007. p191-
5, 197-8
3. Galiano, Robert D, Gurtner, Geoffrey C. Vascular Anomalies. In : Practical
Plastic Surgery. Landes Bioscience ; Texas. 2007. p139-142.
4. Brunicardi, Charles F. Plastic and Reconstructive Surgery. In : Schwartzs
Principles of Surgery. 9th edition. The Mc Graw-Hill Companies ; USA.
2010.
5. Sjamsuhidajat, dkk. Kelainan Vaskular. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
ke-3. EGC : Jakarta. 2010. Hal. 409-411.

Anda mungkin juga menyukai