Anda di halaman 1dari 30

Tugas Baca

“Hemangioma Hidung”

Oleh : Nova Ulyana Oktaviani (H1A015052)


Pembimbing: dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K), M.Kes
Pendahuluan
 Hemangioma pada hidung adalah lesi yang jarang
terjadi namun tetap harus dipikirkan sebagai
diagnosis banding massa intra-nasal dengan
perdarahan.
 Hemangioma dapat terjadi pada seluruh bagian
tubuh, namun paling sering muncul pada wajah,
kulit kepala, dada atau punggung.
 Hemangioma dapat muncul pada saat lahir,
tetapi lebih sering muncul setelah usia beberapa
bulan.
 Hemangioma kongenital lebih sering muncul di
kulit dan mukosa oral, sedangkan di cavum nasi
dan sinus paranasal angka kejadiannya jarang
(sekitar 10% dari hemangioma kepala dan
leher).
 Hemangioma kepala leher dapat terjadi pada
ginggiva, bibir, lidah, dan mukosa bukal, mukosa
rongga hidung, sinus paranasal, dan nasofaring.
 Hemangioma dapat disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormonal dan peningkatan
respon inflamasi akibat trauma pada kulit atau
membran mukosa.
 Pengobatan hemangioma biasanya tidak
diperlukan, kecuali apabila mengganggu
penglihatan atau pernapasan.
Definisi
 Hemangioma adalah tumor jinak
pembuluh darah, berasal dari proliferasi
endotel pembuluh darah, yang berada di
kulit, mukosa, dan struktur dalam seperti
tulang, otot, dan kelenjar.
 Tumor tumbuh secara lambat.
 Hemangioma bisa juga terjadi pada rongga
hidung dan sinus paranasal.
Epidemiologi
 Pada penelitian yang dilakukan di Nigeria
kasus tumor jinak lebih banyak daripada
tumor ganas, yaitu sekitar 58,97% dan tumor
jinak terbanyak  Hemangioma (30,78%).
 Sekitar 80% dari hemangioma hidung timbul
dari septum hidung dan 15% lainnya berasal
dari dinding lateral rongga hidung.
 Dalam suatu penelitian lain disebutkan kasus
hemangioma kapiler septum merupakan
kasus tumor jinak sinonasal tersering sebesar
51,7%.
 >> pada wanita kulit putih usia >40 tahun.
Sedangkan pada usia <18 tahun, paling
sering dijumpai pada laki-laki.
 Perbedaan dalam distribusi jenis kelamin
dengan usia menunjukkan keterlibatan
faktor hormonal dalam etiologi
hemangioma kapiler.
Etiologi dan Patogenesis
 Penyebab hemangioma sampai saat ini belum jelas.
 Angiogenesis  memiliki peranan dalam
pertumbuhan pembuluh darah.
 Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor
(BFGF) dan Vascular Endotelial Growth Factor
(VEGF), berperan dalam proses angiogenesis.
 Penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya
gamma-interferon, tumor necrosis factor-beta, dan
transforming growth factor-beta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma.
Con’t..
 Faktor hormonal seperti peningkatan
stimulasi hormone progesterone
merupakan salah satu faktor penyebab
dalam meningkatkan kejadian hemangioma
kapiler.
 Faktor trauma, viral onkogen, malformasi
arteriovenous mikroskopis, serta produksi
faktor pertumbuhan angiogenik dan
kelainan sitogenetika dapat berperan
terhadap proses terjadinya hemangioma.
 Kasus hemangioma lebih sering tejadi
pada wanita hamil, wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral, dan wanita
post-menopause dengan terapi hormonal.
Klasifikasi
Jenis Hemangioma :
 Hemangioma kapiler
 Hemangioma kavernosa
 Hemangioma tipe campuran
Klasifikasi
Hemangioma terdiri dari dua jenis utama,yaitu
 Hemangioma kapiler : Sebagian besar dari
neoplasma ini adalah hemangioma kapiler
hemangioma kapiler di dalam cavum nasi 
umumnya terletak di septum nasi bagian
anterior.
 Hemangioma kavernosa : Hemangioma
kavernosa sering ditemukan pada dinding lateral
rongga hidung.
 Hemangioma tipe campuran.
Gambar 3. Hemangioma
campuran

Gambar 1. Hemangioma
Kapiler.

Gambar 2. Hemangioma
kavernosum
Manifestasis klinis
Secara klinis, keluhan utama meliputi
 Hidung tersumbat dan
 Mimisan
 Nyeri biasanya tidak ada pada keluhan pasien
dengan hemangioma
 Tumor ini tampak berwarna merah atau
ungu dan mudah berdarah bila terjadi trauma
 Terkadang, hemangioma dapat dilapisi dengan
jaringan nekrotik putih, sehingga sangat sulit
untuk membedakan hemangioma hidung
dengan tumor lain
Diagnosis
 Anamnesis : Epistaksis berulang, sering unilateral
(93%) dan sumbatan hidung (35%).
 Pemeriksaan fisik :
 Ditemukan ukuran hemangioma yang
terbatas pada rongga hidung (beberapa
millimeter hingga lebih dari 2 cm)
 Tumor tampak berwarna merah/ungu
 Mudah berdarah bila terjadi trauma
 Terkadang hemangioma dapat dilapisi dengan
jaringan nekrotik putih.
Pemeriksaan penunjang
 USG : pemeriksaan yang sensitif dan spesifik
untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan
membedakannya dari massa jaringan lunak lain
 CT scan : ukuran tumor dan derajat invasi ke
struktur sekitarnya dapat diketahui.
CT scan dengan kontras dapat menunjukkan
anatomi dan perluasan tumor, kerusakan tulang
yang berdekatan dengan hemangioma dan
gambaran vaskularisasi yang dominan.
 MRI : MRI digunakan untuk menyingkirkan
keterlibatan organ visceral dan MRI baik dalam
menunjukkan kelainan jaringan lunak
 Biopsi : untuk konfirmasi histopatologis. Biopsi
harus dilakukan hari-hati dan dengan persiapan
karena massa hemangioma mudah berdarah dan
pasien sering kehilangan darah.
 Pemeriksaan histologis, terlihat pembuluh
darah yang terdiri dari sel-sel endotel single layer
yang extensi tidak teratur diantara jaringan ikat.
 Pada pemeriksaan imunohistokimia,
pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah
kavernosa dilapisi oleh sel endotel pipih yang
positif pada pemeriksaan CD 34.
Gambar 1. Hemangioma sinonasal
Gambar 2. Gambaran histologik hemangioma
kapilare
Gambar 3. Gambaran histologik
hemangioma kavernosa
Gambar 4. Gambaran histologik
hemangioma tipe campur
Gambar 5. CT Scan Hemangioama
kapiler
Tatalaksana
 Umumnya hemangioma tidak memerlukan tindakan
yang segera.

 Terapi steroid, bleomycin, dan propanolol 


membantu menekan perkembangan hemangioma
sebelum dilakukan terapi pembedahan.
 Metode terbaik pengobatan  eksisi/reseksi luas
tumor hingga dasar mukosa dan perikondrium, untuk
mencegah kekambuhan.
 Pendekatan ekstirpasi massa hemangioma dapat
dengan external approach seperti rinotomi
lateral atau pendekatan nasoendoskopi
(jika tumor terbatas pada rongga hidung dan
nasofaring, atau perluasan ke sinus ethmoid dan
sphenoid).
 Pada tumor yang luas  eksisi ditambah dengan
persiapan praoperasi yaitu embolisasi.
 Metode terapi lain yang efektif : skleroterapi,
cryotherapy dan reseksi dengan
menggunakan laser
 Kortikosteroid sistemik  menghambat
angiogenesis
Dapat diberikan prednison 5mg/kgBB/hari untuk 6-9
minggu, dilanjutkan 2-3 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.
 Intranasal injections of sclerosing solution
Skleroterapi efektif hampir pada 90% kasus hemangioma
di daerah bibir dan mata.
 Cryosurgery and x-ray therapy
Cryosurgery banyak diminati di Eropa dan Amerika
Selatan. Efek samping timbul skar pada hemangioma
superficial.
 Laser
Cukup efektif untuk hemangioma yang masih intak atau
sudah terjadi ulserasi.
Prognosis
 Sekitar 20-40% pasien yang dilakukan
tindakan opertaif dapat mengalami
hemangioma yang berulang.
 Angka kekambuhan untuk hemangioma
intranasal sekitar 15%.
 Tindakan bedah direkomendasikan ketika
hemangioma sudah mengganggu secara fungsi
dan gangguan estetika.
 Hemangioma juga dapat menyebabkan erosi
pada tulang intranasal dan tulang ethmoid.
Referensi
 Rizky F. 2014. Diagnosis Dan Penatalaksaan Hemangioma
Sionasal Disertai Fokus Angiosarkoma Sinonasal. Universitas
Indonesia
 Zahara NP. 2014. Angiofibroma Nasofaring Belia Dengan
Diagnosis Awal Hemangioma Kapilare. Universitas Indonesia
 Nafianti S. 2010. Hemangioma pada anak. Departemen
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara / RSUP. Haji Adam Malik Medan. Sari
Pediatri,Vol. 12, No. 3, Oktober 2010
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai