Anda di halaman 1dari 25

Metode Kualitatif dan Kuantitatif

dalam Riset Kesehatan


E. Hagni Wardoyo
Mataram, 13 Juni 2015
Pendahuluan
• Tidak ada yang dianggap lebih superior satu dibandingkan yang lain,
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
• Metode kualitatif diawali dari riset bidang social yang sekarang telah
diakui sebagai komponen penting dalam riset kesehatan
• Ciri khusus metode kualitatif adalah pengungkapan fenomena tanpa
harus menyajikan penjelasan-penjelasan kuantitatif
• Kedua metode ini sering dijauhkan satu sama lain dalam dikotomi,
sehingga dapat menghambat pengembangan ilmu kesehatan dan
kedokteran
Komparasi singkat

Kuantitatif Kualitatif
Karakteristik penelitian kualitatif
• Peneliti memaknai apa yang diteliti dengan persepsi subyektif untuk
menghadirkan konteks yang menjelaskan suatu fenomena
• Tujuan penelitian adalah mengembangkan konsep-konsep yang dapat
menjelaskan makna suatu fenomenon
• Tidak dilakukan pengujian hipotesis, karena konteks atau lingkungan social
menentukan bagaimana data dikumpulkan
• Konsep pengetahuan dalam bentuk tema, motif, taksonomi dan
generalisasi, bukan operasionalisasi variable
• Generalisasi tidak dilakukan mengacu pada kaidah probabilitas, tetapi
melalui ekstraksi kenyataan dari data yang ditemui dilapangan dan
menyajikannya dalam gambaran yang koheren dan konsisten
Karakteristik penelitian kuantitatif
• Peneliti mengambil jarak dengan apa yang diteliti
• Realitas didekati secara obyektif, sering dengan mengabaikan nilai-nilai
yang dimiliki oleh peneliti
• Berangkat dari asumsi bahwa tujuan penelitian adalah menjelaskan
keteraturan atau kaidah-kaidah perilaku social dan kesehatan manusia
• Ilmu pengetahuan berkembang dengan perumusan-perumusan hipotesis
yang dilanjutkan dengan pengumpulan data ntuk menolak (falsifikasi)
hipotesis tersebut
• Konsep pengetahuan harus diterjemahkan dalam pengertian operasional
agar dapat diamati, diukur pada umumnya dengan mereduksi lompleksitas
yang ada
• Generalisasi keteraturan atau pola perilaku social dan kesehatan
digeneralisasikan dari sampel yang representatif
Dikotomi penelitian kualitatif dan kuantitatif

Penelitian kualitatif Aspek yang Penelitian kuantitatif


dibandingkan
Proses, mekanisme Teori social Struktur, ciri, kejadian
Interpretasi makna Paradigm metode Inferensi probabilistik
Eksplorasi konsep- Tujuan penelitian Falsifikasi atau
konsep konfirmasi
Induksi Penalaran yang dominan Deduksi
Sampel teoritik Pemilihan subyek Sampel probabilistic
validitas Keunggulan Reliabilitas
Kebutuhan saling melengkapi
• Penelitian kualitatif dilakukan mendahului penelitian kuantitatif
• Sebagai studi preliminary
• Pengembangan kriteria inklusi/ definisi operasional
• Penelitian kualitatif melengkapi apa yang dicapai oleh penelitian
kuantitatif
• Validasi kesimpulan terhadap suatu permasalahan yang dilakukan oleh dua/
tiga metode (survey dengan kuisioner terstruktur, focus group, observasi
partisipasi)
• Penelitian kualitatif mengeksplorasi fenomena/ bidang kompleks yang
tidak bisa dicapai oleh penelitian kuantitatif
Orientasi mendasar penelitian kualitatif
• Naturalisme
• Interpretasi
• Proses
• Interaksi
• Relativisme
Model proses riset

Pengumpulan Data Analisis Data

Pengumpulan Data Analisis Data Pengumpulan


Data Analisis Data Pengumpulan Data Analisis Data
Metode kualitatif: pengumpulan data dan
analisis data
• Wawancara
• Diskusi kelompok terarah (focused group discussion)
• Studi kasus/ serial kasus
• Metode consensus: metode Delphi dan teknik kelompok nominal
Wawancara
• Wawancara terstruktur; dengan kuisioner terstruktur
• Wawancara setengah terstruktur; dengan pertanyaan “open-ended”
• Wawancara mendalam
Jenis pertanyaan wawancara kualitatif
• Perilaku atau pengalaman
• Opini atau keyakinan/ kepercayaan
• Perasaan
• Pengetahuan
• Pengalaman inderawi
• Latar belakang sosio-ekonomi/ sosio-demografi
Skala directiveness untuk menganalisis teknik
wawancara (Whyte)
1. Berbasa-basi memicu wawancara
2. Mengulang komentar yang dibuat oleh informan
3. Menguji pendapat akhir informan
4. Menguji ide yang mendahului pendapat akhir informan
5. Menguji ide yang dinyatakan pada awal wawancara
6. Memperkenalkan topic baru

1=paling tidak mengarahkan; 6=paling bersifat mengarahkan


Kendala dan jebakan dalam wawancara
• Interpsi dari luar (telpon)
• Gangguan (anak-anak)
• Gugup dihadapan orang lain (pewawancara/yang diwawancarai0
• Mengajukan pertanyaan yang canggung
• Melompat dari satu topic ke topic lain
• Mengajari (memberi nasehat medik)
• Membimbing (terlalu cepat meringkas respon)
• Memberi perspektif sendiri, sehingga bias wawancaranya
• Menerima informasi rahasia (niat bunuh diri dll)
• Penerjemah (akurasi terjemahan)
Focused group discussion
• Rice (1931) ”kelemahan wawancara yang bertujuan dalam mencari
fakta dalam riset ilmiah adalah penanya memimpin wawancara
tersebut…..data yang diperoleh seringkali mengandung ide yang telah
dimiliki pewawancara yang ditampilkan seolah-olah sebagai sikap
subyek yang diwawancarai”  non-directive interview
• Wawancara focus group. Robert Merton (1941) mengevaluasi respon
pendengar radio pada program yang dimilikinya
• Focus group: suatu diskusi yang terencana baik, yang dirancang untuk
memperoleh persepsi dalam bidang tertentu dalam lingkungan yang
permisif dan tidak bersifat mengancan (Kreuger)
• Tujuan focus group: memperoleh informasi yang bersifat kualitatif
dari sekelompok orang tertentu yang dibatasi oleh jumlah dan
karakteristik kelompok (modified Kreuger)
• Focus group bisa dipergunakan pada tahap apapun dalam program
riset: informasi pendahuluan, mengerucutkan hipotesis, merangsang
ide baru/ konsep kreatif, memprediksi potensi masalah,
mengumpulkan kesan akan suatu permasalahan/ produk/ program/
jasa
Keuntungan focus group
• Tidak membedakan kekurangan individu (misal: buta huruf/ melek
huruf, kaya/miskin, berpendidikan/tidak, berwawasan luas/tidak)
• Memicu keikutsertaan peserta yang segan jika diwawancarai terpisah
(merasa terintimidasi jika diwawancarai sendirian)
• Mendorong kontribusi peserta yang pendiam/ merasa tidak
mempunyai hal untuk diomongkan
Beberapa prinsip focus group
• Pertanyaan: umum  spesifik, tempatkan pertanyaan penting diawal dan
pertanyaan kurang penting diakhir, jumlah pertanyaan kurang dari 12,
open-ended question
• Jumlah kelompok: 4-8
• Kualifikasi moderator/ pewawancara
• Penguasaan keseluruhan bahasan yang baik
• Tidak mudah kebingungan, antisipatif
• Kemampuan mendengar sekaligus berpikir
• Sabar
• Analitis, kritis dan mampu membaca dan menjaga dinamika diskusi
• Dominan dan sekaligus mengalah
• Perekaman data: pencatatan, digital recording
Tahap analisis data focus group
• Menuliskan keseluruhan hasil wawancara
• 1 jam wawancara ~ 6 jam penulisan
• Analisis isi diskusi
• trend / pola yang berulang
• Penekanan pernyataan yang dilakukan responden
• Pemisahan pernyataan pribadi dari consensus kelompok
• Analisis pernyataan menyimpang/ opini minoritas
Studi kasus/ serial kasus
• Karakteristik umum:
• Pengungkapan fenomena/ isu/ aspek penting yang perlu diperhatikan
• Bukan menggeneralisasi permasalahan ke populasi
• Bersifat praktis
• Sebagai pengingat teori yang sudah ada
• Studi kasus dapat menjadi dasar diambilnya keputusan (yurisprudensi)
Tujuan studi kasus
• Intrinsik: meningkatkan pemahaman mendalam suatu kasus spesifik
• Bagaimana bisa terjadi kasus retardasi mental didesa A
• Instrumental: memahami isu/ mempertajam suatu teori
• Mengapa tingkat pendidikan ibu berpengaruh pada kesehatan bayinya
• Kolektif: studi kasus instrumental yang diperluas untuk perumusan
teori/ pemahaman / kasus-kasus yang lebih banyak
• Bagaimana suatu protocol terapi kanker A dipilih
Cara pendekatan studi kasus
• Eksploratori
• Penelitian lapangan
• Wawancara, data sekunder
• Sering dianggap studi pendahuluan
• Ekplanatori
• Hubungan sebab akibat
• Pemetaan hubungan sebab akibat dalam tataran yang lebih komplek
• Deskripsi
• Mendalami suatu kasus dan menjelaskan keterkaitan dengan kasus lain/
pelbagai faktor lain secara lebih luas
Cermin Dunia Kedokteran August 2010; 37(6): 434-436
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41 No 5 2014
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai