Oleh :
Ghea Almadea
04074882124031
Dosen Pembimbing :
Drg. Ade Puspa Sari, Sp.PM
cepat segera setelah lahir dan akan mengalami regresi lambat saat masa anak-anak.
ditemukan pada anak-anak. Tumor ini bersifat jinak namun dapat mendesak struktur
di sekitarnya. dari semua tumor jaringan lunak. Insiden dan prevalensi sebenarnya
sulit untuk dihitung, karena sebagian besar lesi kecil dan tanpa gejala. Hemangioma
laki.1,5,7
Hemangioma tumor jinak yang umum dapat muncul di daerah kepala dan
leher, tetapi relatif jarang di mulut. Prevalensi terjadinya hemangioma banyak terjadi
pada masa bayi, terjadi pada 5% hingga 10% anak-anak berusia satu tahun. Lesi oral
paling sering terjadi pada bibir, gingiva, lidah, dan mukosa bukal. Lesi gingiva yang
timbul dari papila interdental dapat menyebar ke lateral hingga melibatkan gigi yang
berdekatan.1,5
Lesi ini sebagian besar bawaan dari lahir, tetapi sekitar 20% dapat dikaitkan
dengan trauma. Penyebab pastinya tidak diketahui, akan tetapi kontraksi otot yang
berlebihan, trauma berulang pada lesi, dan faktor hormonal tampaknya menjadi
cukup langka di daerah kepala, dan leher. Jaringan pembulah darah yang bersifat
jinak yang dapat tumbuh pada tulang, otot atau organ di dalam tubuh. Hemangioma
intramuskular dianggap sebagai lesi yang jarang, terhitung kurang dari 1% dari
semua hemangioma. Pada daerah kepala dan leher, otot yang paling sering terkena
diduga berasal dari embolisasi sel plasenta, sel progenitor endotel (CD133 atau pada
beberapa penelitian disebut HemSC), dan sel punca mesenkim. Beberapa penanda
jaringan spesifik seperti GLUT-1, Lewis Y, dan merosin yang diekspresikan oleh sel
Hal ini juga diduga disebabkan karena efek dari faktor pertumbuhan pembuluh darah
factor (bFGF).6,7
atau berlobus dengan berbagai ukuran dari beberapa milimeter hingga beberapa
sentimeter. Warna lesi berkisar dari merah muda sampai merah ungu, dan tumor
pemeriksaan klinis. Sering kali, luasnya lesi tidak tampak secara klinis pada
wajah secara tiba-tiba, karena akibat lesi yang membesar yang menyebabkan tekanan
pada saraf pada wajah yang mengakibatkan terganggunya dalam pengunyahan dan
ada dua jenis hemangioma, kapiler dan kavernosa tergantung pada ukuran ruang
1. Hemangioma kapiler terdiri dari pembuluh darah kecil berdinding tipis dengan
ukuran kapiler yang dilapisi oleh satu lapis sel endotel pipih dan dikelilingi
2. Hemangioma kavernosa bentuknya tidak teratur dan sinus yang berisi darah yang
Presentasi klinis biasanya berupa pembesaran massa jaringan lunak dengan atau
tanpa adanya rasa nyeri. Gambar menunjukkan banyak pembuluh kapiler kaliper
sedikitnya sel endotel, sementara yang lain menunjukkan sejumlah besar sel endotel yang
dianggap yang paling definitif dari, meskipun penampilan angiografi lesi intra
osseous kurang baik didefinisikan daripada lesi jaringan lunak. Ultrasonografi dapat
digunakan untuk melihat perluasan lesi. MRI akurat mengklarifikasi keberadaan dan
hemangioma dengan struktur anatomi yang berdekatan, dan MRI tampaknya sangat
Gambar mengungkapkan bahwa lesi hadir dalam otot masseter dan diagnosis
bandingnya meliputi hipertrofi masseter yang dapat unilateral atau bilateral dan
intensitas di antara intensitas otot dan lemak. Pada T2-weighted akan muncul
gambaran hiperintens dengan beberapa area hipointens akibat jaringan fibrosa atau
seperti metilprednisolon atau prednison. Lesi kecil juga dapat diobati dengan
konvensional:13
a) b)
c) d)
e)
Gambar 7. prosedur tehnik bedah eksisi: a) Hemangioma kecil pada mukosa bukal.b) insisi elips
pada batas jaringan normal di sekitar lesi. c)eksisi lesi dengan pisau bedah. d) bidang bedah
setelah pengangkatan hemangioma. e) penjahitan luka dengan jahitan terputus.13
Prognosis pada lesi ini baik dikarenakan masih dikategorikan tumor jinak
tetapi jika tidak dilakukan perawatan dan diagnosa yang tidak tepat maka akan
tindakan definitif.11
Penyakit/kelainan
Ada Disangkal
sistemik
Kelainan √
Pencernaan
Penyakit Hepatitis √
Tekanan darah √
tinggi
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Seorang laki-laki berusia 13 tahun mengeluhkan terdapat pembengkakan pada
pipi bagian dalam kiri. Benjolan pada pipi bagian dalam kiri ini telah ada sejak 6 tahun
yang lalu tetapi dokter tidak melakukan tindakan dikarenakan usia pasien masih 7
tahun. Pasien datang lagi berobat dengan keluhan bejolan di pipi bagian dalam kiri dan
bibir bawah makin membesar dan rasa sakit yang sering muncul pada saat mengunyah
dan berbicara.
Keluhan tambahan
Tidak ada kuluhan tambahan
Riwayat perawatan gigi
Belum pernah dirawat
Kebiasaan buruk
Tidak ada kebiasaan buruk
Riwayat sosial:
Pasien seorang pelajar SMP yang biasa bangun pagi jam 6 pagi untuk persiapan
berangkat sekolah lalu diantar menggunakan kendaraan pribadi. Pasien selalu
mengikuti kegiatan organisasi sekolah dan membeli makanan sehabis sepulang sekolah.
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya.
Tidak dilaporkan
PEMERIKSAAN LANJUTAN
1. Laboratorium :
A B
Gambar 5. A)ditandai dengan adanya banyak kapiler kecil yang melebar B) sejumlah besar
selendotel yang berproliferasi, tetapi hanya sejumlah kecil kapiler pada Histopatologi
Hemangioma intramuscular
2.Radiografi:
Pemeriksaan radiografi dilakukan menggunakan MRI yang untuk detail
jaringan lunak yang lebih baik. MRI lebih sensitif terhadap aliran darah di dalam
pembuluh dan digunakan untuk menentukan sifat dan luasnya lesi, Hemangioma
intramuskular menunjukkan karakteristik intensitas sinyal yang tinggi sebagai lesi
yang lebih terang pada T2 daripada T1 karena terhadap peningkatan air bebas yang
ada dalam darah yang tergenang di pembuluh darah Terlihat di sisi kiri dekat otot
masseter pada T2-weighted MRI, yang merupakan tanda khas hemangioma
intramuskular.
DD/ Limfoma
3.PEMBAHASAN
Pada kasus ini lesi terdapat pembengkakan pada pipi bagian dalam kiri.
Benjolan pada pipi bagian dalam kiri ini telah ada sejak 6 tahun yang lalu tetapi
dokter tidak melakukan tindakan dikarenakan usia pasien masih 7 tahun. Pasien
datang lagi berobat dengan keluhan bejolan di pipi bagian dalam kiri dan bibir bawah
makin membesar dan rasa sakit yang sering muncul pada saat mengunyah. Benjolan
berbatas tegas konsistensi tegas/kaku dan permukaan berdungkul-dungkul. Pasien
memilki gigi geligi normal dan tidak ada tanda spesifik lain di sekitar gigi.2
menunjukkan pembuluh darah tumbuh ke dalam otot menunjukkan variasi pola susunan
otot. Pemerikasaan penunjang berupa MRI. Tidak ada kekambuhan atau komplikasi
kurang dari 1% dari semua kasus hemangioma, dan biasanya terletak di otot rangka.
Diantaranya, otot masseter adalah lokasi yang paling sering, terdiri dari sekitar 36%
dari semua kasus intramuskular hemangioma kepala dan leher. Pembengkakan dapat
terjadi selama bertahun-tahun, tetapi menjadi masalah kosmetik saat pasien memasuki
usia dewasa. Secara klinis, ditandai dengan massa sessile yang tanpa adanya gejala,
lunak, halus, atau berlobus. Lesi ini dapat dilihat dengan berbagai macam ukuran dari
(mukosa bukal, bibir, lidah, langit-langit). Tampilan klinis berwarna biru kemerah-
merahan, berkisar dari merah muda sampai merah ungu. Ketika dilakukannya palpasi
pembengkakan menjadi lunak, tidak nyeri, kompresibel dan tidak terbatas. Nyeri
hanya menjadi masalah ketika ada pertumbuhan yang cepat dari intramuskular
Beberapa faktor untuk kasus ini di duga faktor hormonal dan bawaan dari lahir.
Pada kondisi tertentu juga bisa dapat terjadi dikarenakan adanya peningkatan jumlah
menjelaskan atau edukasi pasien mengenai perjalanan penyakit yang dialami. Lalu
diberikan terapi lokal berupa antibiotik untuk mengatasi nyeri dan mempercepat
hemangioma.2,5,12
eksisi. Pada kasus ini dikarenakan hemangioma berdekatan dengan otot, dilakukan
tindakan eksisi bedah lesi di bawah anestesi umum.2 Berikut prosedur tehnik eksisi
hemangioma pada pipi. Setelah dilakukan anestesi lokal, sayatan elips dibuat pada
mukosa bukal pada batas jaringan normal di sekitar lesi, dan pengangkatannya dilakukan
dengan pisau bedah atau gunting. Margin luka kemudian dirusak dari jaringan di
4.KESIMPULAN
Intramuskular hemangioma adalah tumor jinak yang bisa terjadi pada semua
perubahan warna biru kemerahan pada sebelah kiri lesi, terlihat dekat dengan otot
presdiposisinya diduga faktor hormonal, dan bawaan dari lahir. Perawatan yang diperlukan
pada intramuskular hemangioma adalah bedah eksisi. Pada kasus ini tidak ada kekambuhan
atau komplikasi selama 30 bulan masa tindak lanjut setelah dilakukan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lahrach K, Abdulraza S. Surgical management of intramuscular hemangioma of the
foot: a case report. Patient Safety in Surgery 2019;21:13–17.
2. Park JW, Kim CH. Department of Oral and Maxillofacial Surgery Intramuscular
hemangioma in buccal cheek: a case report. 2017.
3. Carlos ML, Bruno AB. Oral intramuscular hemangioma: Report of three cases. John
Wiley & Sons 2019; 603-607
4. Joseph MW, Jeffrey HH. Intramuscular Hemangiomas. Orthopaedic Surgery. 2013.
448-451. Lahrach K, Abdulraza S. Surgical management of intramuscular
hemangioma of the foot: a case report. Patient Safety in Surgery 2019;21:13–17.
5. Donoff RB.American Academy Of Orthopedic Surgeons. Hmeangioma. (2018)
6. Zheng, et al. (2013). A Practical Guide to Treatment of Infantile Hemangiomas of
the Head and Neck. International Journal of Clinical and Experimental Medicine,
6(10), pp. 851-60.
7. Wassef M, Blei F, Adams D, et al. Vascular anomalies classification:
recommendations from the International Society for the Study of Vascular
Anomalies. Pediatrics. 2015;136:e203-e214
8. Ramanpal SM, Gunjan A. Intramuscular Hemangioma of Masseter Muscle: Case
Report of Rare Clinical Entity Ann Maxillofac Surg 2021;11:148-51.
9. Rajendran R, Sivapathasundharam B, Shafer’s Textbook Of Oral Pathology, seventh
edition. Elsevier 2012 p 148
10. Hamed M, Yaser S, Maryam B. Review Article Peripheral Exophytic Oral Lesions:
A Clinical Decision Tree. Hindawi International Journal of Dentistry. 2017.
11. Vivar KL, Mancini AJ. Infantile hemangiomas: an update on pathogenesis,
associations, and management. Ind Jour Paed Dermatol. 2018;19(4):293-303.
12. Rajakumar S, Revanth M. Orak hemangioma literature – a case report and review
of literature. India Journal of Research. 2019: 8(5); 1-3
13. Fragiskos D.F. Oral and Maxillofacial Surgery.2007. Springer.p.286-289