Anda di halaman 1dari 7

Capillary Hemangioma di Mukosa Palatal

VipinBharti, Jagmohan Singh


Departemen Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Patiala, Punjab, India
Abstrak
Hemangioma adalah tumor umum yang memiliki ciri mikroskopis berupa proliferasi
pembuluh darah. Hemangioma kongenital sering muncul saat lahir, dan dapat terlihat
lebih jelas seiring kehidupan. Hemangioma mungkin lebih berasal dari perkembangan
ketimbang neoplastik. Terlepas dari asal dan perilaku jinaknya, hemangioma di rongga
mulut selalu memiliki kepentingan klinis terhadap profesi kedokteran gigi dan
memerlukan penatalaksanaan klinis yang tepat. Laporan kasus ini membahas kasus
capillary hemangioma di mukosa palatal anterior pada perempuan berusia 13 tahun.
Kata Kunci: capillary hemangioma, portwine stain, malformasi vaskular.
PENDAHULUAN
Anomali vaskular terdiri dari banyak kelompok tumor dan malformasi yang
heterogen. Hemangioma adalah tumor umum yang memiliki ciri mikroskopis berupa
proliferasi pembuluh darah. Hemangioma terkadang merupakan tumor kongenital,
yang muncul saat lahir, dan kemudian tiak menunjukan kecenderungan neoplastik,
hanya mengalami pertambahan ukuran dengan kecepatan yang sama dengan jaringan
normal. Wanita memiliki insidensi yang lebih tinggi (65%) daripada pria (35%).
Hemangioma adalah tumor jinak kepala dan leher paling umum pada anak-anak, tetapi
kemunculannya di mukosa palatal sangat jarang. Hemangioma bisa muncul di
jaringan kutan, yang melibatkan kulit, bibir, dan struktur yang lebih dalam; mukosa,
yang melibatkan lapisan di rongga mulut; intramuskular yang melibatkan otot-otot
pengunyahan dan perioral; atau intra-osseous yang melibatkan maksila dan/atau
mandibula.
Kata hemangioma telah digunakan secara luas dalam literatur kedokteran dan
kedokteran gigi dengan arti berbagai anomali vaskular yang berbeda yang secara
tradisional menyebabkan banyak kebingungan mengenai nomenklatur lesi ini. Tahun
1982, Mulliken dan Glowacki menjelaskan skema klasifikasi yang telah diterima.
Tumor vasoformatif ini diklasifikasikan ke dalam dua bagian luas malformasi
vaskular dan hemangioma. Hemangioma kemudian disubklasifikasikan lebih jauh
berdasarkan tampilan histologisnya menjadi: 1, lesi kapiler; 2, lesi cavernous; dan 3,
lesi campuran. Variasi sklerosis juga terjadi yang cenderung mengalami fibrosis
spontan.

Hemangioma secara klinis terasa halus, sessile (tidak bergerak, immobile) atau
berbandul, dan tidak nyeri. Hemangioma mungkin memliki permukaan halus atau
bulbous iregular. Warnanya bervariasi dari merah pekat sampai ungu dan tumor
memucat saat diberi tekanan. Tumor jinak pembuluh darah ini terkadang muncul di
mukosa palatal, dimana ia muncul sebagai tipe kapiler atau cavernous, bentuk yang
lebih umum. Secara periodontal, lesi ini sering muncul dari papilla gingival
interdental dan menyebar ke lateral untuk melibatkan gigi yang berdekatan.
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan berusia 13 tahun, mendatangi Department of Periodontology, Govt.
Dental College and Hospital, Patiala, dengan keluhan utama pembengkakan di
mukosa palatal maksila anterior sejak empat sampai lima bulan lalu. Ia juga
mengeluhkan perdarahan lokal di area tersebut saat menyikat gigi. Namun, tidak ada
rasa nyeri, hanya sedikit rasa tidak nyaman saat makan. Riwayat terdahulu
menunjukan bahwa ia memiliki pembengkakan sembilan bulan lalu. Pembengkakan
tersebut awalnya berukuran kecil, secara perlahan bertambah besar dan menjadi stabil
setelah tiga sampai empat minggu sampai ukuran saat ini.
Pemeriksaan umum
Pasien memiliki kondisi normal untuk usianya tanpa defek pada postur atau gaya
berjalan. Tidak ada riwayat medis yang relevan.
Pemeriksaan Intra-oral
Pada pemeriksaan intra-oral, terdapat pertumbuhan massa gingiva lokal di antara
insisif sentral dan lateral kanan maksila di sisi palatal (Gambar 1). Lesi muncul dari
regio papilla interdental dan berbandung dengan tangkai yang ramping dan jelas. Lesi
berwarna merah terang, eritematous, dan memiliki dua lobul dengan margin berbatas
jelas. Dua lobul tersebut memiliki diameter berukuran 5x4 cm dan 3x2.5 cm. Lobul
tersebut padat dan kenyal. Tidak ada ulserasi atau infeksi sekunder yang terlihat.
Gingiva labial dari insisif sentral dan lateral kanan tampak normal, sedangkan
permukaan palatal dari insisif lateral menunjukan kedalam poket probing sebesar 4
mm dengan perdarahan saat probing. Insisif lateral memiliki mobiliti grade I.
Kebersihan mulut pasien cukup baik.
Investigasi
Hemogram lengkap, analisis urin, dan radiografi periapikal insisif sentral dan lateral
kanan maksila didapat. Pemeriksaan laboratorium darah dan urin berada dalam batas
normal. Secara radiografi, tidak tampak kehilangan tulang crestal dan lamina dura
masih utuh di sekitar akar insisif sentral dan lateral maksila, namun terdapat sedikit
penipisan trabekula tulang (Gambar 2).

Penatalaksanaan
Scaling dan root planing dilakukan, dan pasien menjalani fase pemeliharaan. Setelah
satu minggu, bedah eksisi lesi dilakukan dalam anestesi lokal sebagai bagian dari
biopsi eksisi. Benang diikatkan di sekitar tangkai lesi, dan ditarik kuat untuk
mengurangi sirkulasi darah ke lesi. Massa kemudian dieksisi bersamaan dengan
tangkai dan kuretase dilakukan di area tersebut. Lesi yang telah dieksisi disimpan
dalam formalin 10% ke laboratorium untuk pemeriksaan histopatologis. Periodontal
dressing ditempatkan di area operasi, dan pasien diberi instruksi pasca operasi; setelah
satu minggu dressing dilepas. Lesi telah sembuh sepenuhnya setelah satu bulan follow
up (Gambar 3).
Laporan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan epitel squamous gepeng yang menunjukan
gambaran hipertrofi, hiperplasia dengan keratosis (Gambar 4). Pembuluh kapiler
berdinding tipis kecil dan besar terdapat di bawah sel epitel. Pembuluh kapiler dilapisi
oleh lapisan tunggal sel-sel endotel yang disokong oleh stroma jaringan ikat dengan
kepadatan yang beragam (Gambar 5). Limfosit tipis dan plasma sel terlihat menyebar
di seluruh stroma (Gambar 6).
Diagnosis
Dari riwayat pasien, pemeriksaan klinis, dan laporan histopatologis, diagnosis yang
ditegakan adalah capillary hemangioma.

Gb. 1 : Foto pre-operatif menunjukkan lokal


pertumbuhan gingiva antara rahang atas gigi
insisivus sentralis kanan dan insisivus lateral
pada aspek palatal

Gb. 2 : Tidak tampak kehilangan


tulang dan lamina dura masih utuh
sekitar akar dari kedua gigi insisivus
sentral dan lateral rahang atas

Gb. 3 : Evaluasi post operatif


penyembuhan lesi setelah sebulan

Gb 5 : epitel skuamosa berlapis meliputi


stroma jaringan ikat yang melibatkan kapiler
kecil dan besar dilapisi oleh lapisan sel
endotel. (H dan E, 40 )

Gb. 4 : stratified epitel skuamosa dengan


hipertrofi, hiperplasia dan keratosis. (H dan

Gb. 6 : kapiler dengan sel darah merah


bersama dengan limfosit jarang dan sel
plasma yang tersebar di seluruh stroma.
(H dan E, 400 i)

DISKUSI
Lesi vaskular yang muncul sebagai proliferasi pembuluh vaskular adalah hamartoma
seperti tumor ketika muncul di masa kanak-kanak; pada orang dewasa (khususnya
lanjut usia), proliferasi vaskular jinak biasanya berupa varicositis. Sekitar 85%
hemangioma yang muncul saat masih kanak-kanak menghilang secara spontan setelah
pubertas, sedangkan varix yang muncul pada individu yang lebih tua, dan ketika
terbentuk, tidak menghilang. Hemangioma adalah tumor jinak kepala dan leher paling
umum pada anak-anak, tetapi kemunculannya di mukosa palatal sangat jarang. Dari
80% kasus, hemangioma terjadi sebagai lesi tunggal. Selain itu, hemangioma kapiler
memiliki rasio wanita dan pria sebesar 3:1 dan lebih sering terjadi pada ras Kaukasian
daripada kelompok ras lain.

Hemangioma biasanya menunjukan perilaku jinak. Walaupun penyebab pastinya tidak


diketahui, beberapa penulis percaya bahwa lesi ini bukan lesi sejati, tetapi lebih ke
anomali perkembangan atau hamartoma. Hipotesis lain menyebutkan bahwa
angiogenesis mungkin berperan dalam pelebaran oklusal yang terjadi. Sitokin, seperti
basic fibroblast growth factor (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF)
diketahui dapat menstimulasi angiogenesis. Faktor angiogenesis yang berlebih atau
penurunan inhibitor angiogenesis (contoh, gamma interferon, tumor necrosis factor
beta, transforming growth factor-beta) berimplikasi dalam perkembangan
hemangioma.
Secara mikroskopis, hemangioma kapiler terdiri dari berbagai pembuluh berukuran
kapiler yang terjalin yang dilapisi oleh sel-sel endotel dan biasanya berisi darah.
Mengenai perawatan, kebanyakan hemangioma sejati tidak memerlukan intervensi;
hemangioma menghilang secara spontan di usia dini. Hanya 10-20% hemangioma
yang memerlukan perawatan karena ukuran, lokasi, dan perilakunya. Walaupun
prosedur terapeutik yang berbeda yang meliputi mikroembolisasi, radiasi, krioterapi,
bahan sklerosis, kortikosteroid dan terapi laser telah dilaporkan, bedah eksisi penuh
lesi ini menawarkan kesembuhan terbaik. Dalam kasus ini, perawatan terdiri dari
bedah eksisi lesi, pengangkatan seluruh dasar lesi diikuti dengan kuretase bersih dan
root planing untuk membuang faktor-faktor lokal dari area tersebut.
Secara umum prognosis hemangioma adalah baik karena tidak ada kecenderungan
untuk kambuh atau mengalami transformasi keganasan setelah perawatan yang
memadai.
Pada kasus yang ditampilkan disini, pasien dipanggil kembali dalam interval reguler
dan tidak ada tanda-tanda kekambuhan dilaporkan sampai satu tahun follow up.
KESIMPULAN
Deteksi dini dan biopsi diperlukan untuk menentukan perilaku klinis tumor dan
potensi komplikasi dentoalveolar. Walaupun merupakan tumor jinak rongga mulut
yang jarang terjadi, capillary hemangioma penting bagi periodontis karena
hubungannya dengan fitur vaskular gingival dan komplikasinya dalam bentuk
gangguan nutrisi dan kebersihan mulut, peningkatan akumulasi plak dan
mikroorganisme, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi mulut, yang dapat
mengganggu kesehatan sistemik individu yang terjangkit. Selain itu, manajemen
bedah periodontal hemangioma harus dilakukan dengan hati-hati karena jaringan
dapat mengalami perdarahan secara intraoperatif dan postoperatif.

REFERENSI
1. Chang MW. Updated classification of hemangiomas and other vascular anomalies.
Lymphat Res Biol 2003;1:259-65.
2. Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A Textbook of Oral Pathology, 4 th ed.
Philadelphia: WB Saunders Co; 1983. p. 154-7.
3. Colyer JF, Sprawson E. Dental surgery and Pathology, 9 th ed. London: Butterworth
and Co; 1953. p. 1042-5.
4. Dilley DC, Siegel MA, Budnick S. Diagnosing and treating common oral
pathologies. Pediatr Clin North Am 1991;38:1227-64.
5. Lale AM, Jani P, Coleman N, Ellis PD. A palatal hemangioma in a child. J Laryngol
Otol 1998;112:677-8.
6. Braun IF, Levy S, Hoffman J. The use of transarterial microembolization in the
management of hemangiomas of the perioral region. J Oral Maxillofac Surg
1985;43:239-48.
7. Mueller BU, Mulliken JB. The infant with a vascular tumour. Semin Perinatol
1999;23:332-40.
8. Hand JL, Frieden IJ. Vascular birth marks of infancy: Resolving nosologic
confusion. Am J Med Genet 2002;108:257-64.
9. Chin DC. Treatment of maxillary hemangioma with a sclerosing 14. agent. Oral
Surg Oral Med Oral Pathol 1983;55:247-9.
10. Carranza FA. Glickmans Clinical Periodontology, 1st ed. Philadelphia:
Philadelphia: WB Saunders Co. London; 1990. p. 335-51. 15.
11. Greenberg MS, Glick M. Blue/purple vascular lesions. In: Burkets, editor. Oral
medicine diagnosis and treatment. Canada: BC Decker Inc; 2003. p. 127-8.
12. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial
Pathology, 2nd ed. Philadelphia: WB Saunders co; 2002. p. 467-8.

13. Chang J, Most D, Bresnick S, Mehrara B, Steinbrech DS, Reinisch J, et al.


Proliferative hemangiomas: Analysis of cytokine gene expression and angiogenesis.
Plast Reconstr Surg 1999; 103:1-9.
14. Emedicine [Internet source]. Sloan SB. Oral Hemangioma Treatment &
Management.
Superscript
no.
26.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/1080571-treatment. [Last accessed on 2011
Dec 18].
15. Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A Textbook of Oral Pathology, 6 th ed.
Philadelphia: WB Saunders Co; 2009. p. 143.

Anda mungkin juga menyukai