HEMANGIOMA LABIUM
ORIS SINISTRA SUPERIOR
DAN INFERIOR
NINA RUNTING
UJIAN POST OPERASI VIII
TINJAUAN PUSTAKA
Hemangioma adalah tumor jinak yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan
pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah,
termasuk pada organ seperti hati, limpa, otak, tulang dan kulit atau mukosa. (Syafriadi, 2008).
Epidemiologi
Hemangioma adalah tumor vaskular jinak yang lazim pada bayi dan anak-anak.
Bayi perempuan mempunyai risiko tiga kali lipat menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki,
dan insidensnya meningkat pada bayi premature, namun belum ada penjelasan mengapa.(Chan
dan Giam, 2005)
Pada daerah rongga mulut sering ditemukan di bibir, lidah dan mukosa bukal. (Ranchold dkk,
2005). Sekitar 80 % kasus berupa lesi tunggal, dan 1/4-nya merupakan lesi yang multipel.
(Buckmiller, 2004)
ETIOLOGI
Etiologi terjadinya hemangioma sampai saat ini masih belum diketahui. Penyebabnya
diduga berhubungan dengan mekanisme kontrol pertumbuhan pembuluh darah.
Pengaruh hormonal serta iritan fisik, mekanik, dan kimiawi juga diperkirakan menjadi
penyebab proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tetapi penyebab utama yang
menimbulkan defek pada hemangiogenesis masih belum jelas.(Marchuk, 2001)
PATOGENESIS
Hemangioma bisa hanya mengenai bagian superfisial (capillary) pada 50-60% kasus, dalam
(cavernosus) pada 15% kasus, atau campuran (capillarycavernosus) pada 25-35% kasus.
Hemangioma jenis capillary umumnya muncul pada kulit dan jarang pada organ viseral.
Bentuknya bervariasi mulai dari yang lunak, nodul merah-terang hingga ungu atau berbentuk
plak yang sudah kelihatan sejak lahir, atau segera setelah lahir, tumbuh dengan cepat, dan terjadi
involusi spontan biasanya pada usia 5 tahun.
Hemangioma dalam (cavernosus) muncul dalam berbagai bentuk, bisa keras, lentur dan bisa
muncul sebagai suatu massa subkutan berwarna biru atau keunguan tanpa ada bagian yang
menonjol ke permukaaan
Hemangioma campuran muncul sebagai tumor kulit berwarna merah, dengan dasar biru,
dan massa subkutan yang berwarna kemerahan (25-35% kasus). (Bruckner dkk, 2006)
GAMBARAN KLINIS
Hemangioma kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir. Strawberry nevus terlihat sebagai
bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang
dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya
sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan
berwarna kebiru-biruan. (Langlais dan Miller, 2010)
KLINIS
HEMANGIOMA
KAPILER
GAMBARAN KLINIS
Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau
nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya merupakan tonjolan yang timbul dari
permukaan, bila ditekan mengempis dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila
dilepas dan kembali berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang
matang. Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat
permanen.(Neville et al, 2002)
KLINIS
HEMANGIOMA
KAVERNOSA
HEMANGIOMA CAMPURAN
Hemangioma campuran terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan kavernosa.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis di atas. Jarang dijumpai di
rongga mulut, sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas bawah. Biasanya unilateral,
soliter, terjadi beberapa saat sejak kelahiran. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa.
KETERANGAN :
LESI HEMANGIOMA MEMUCAT SETELAH DITEKAN DENGAN PLAT
KACA
GAMBARAN HISTOLOGIS
Hemangioma kapiler terdiri atas kapiler-kapiler
baru yang berisi darah dan membentuk suatu
anyaman (spindle). Tumor ini hanya mengenai satu
segmen dari pembuluh darah. Dari segmen tersebut
sel-sel endotel tumbuh keluar membentuk kapiler-
kapiler baru yang merupakan suatu anyaman.
Berukuran 1-2mm. Lumen trombus dan tampak
hemosiderin saat rupture. Terdapat stroma fibrous.
(Putra, 2010)
GAMBARAN HISTOLOGIS
Arteri Fasialis :
Arteri fasialis berasal dari aspek anterior
Arteri karotis eksternal, cabang utama
arteri fasialis adalah arteri palatina
ascending, arteri submental, cabang bukal
dan masseter, arteri labium inferior dan
superior dan arteri nasal bagian lateral.
DIAGNOSIS
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya khas, tapi pada
beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada
hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997).
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
penunjang lain.
Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan
dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang merupakan karakteristik dari
hemangioma, demikian dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid (Abdel-
Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).
DIAGNOSA BANDING
malformasi vascular
Limfangioma
traumatik hematoma
sarkoma Kaposi
melanoma ganas.
(Laskaris, 2006)
TRANSCATHETER EMBOLISASI
Transcathether embolisasi adalah deposisi intravaskuler dari suatu agen (solid atau
cairan) untuk blokade pembuluh darah. Sumbatan pada pembuluh darah dapat dilakukan
pada arteri yang besar, vena, kapiler yang dapat berdampak sementara atau permanen.
Indikasi dilakukan transcathether embolisasi bervariasi dari kontrol perdarahan sampai
dengan devaskularisasi tumor. (Angle, dkk., 2010)
Peri-operatif embolisasi dari tumur vaskuler dapat mengurangi perdarahan intra-operatif
dan mampu mempersingkat lamanya operasi. Komplikasi dari embolisasi peri-operatif ini
dilaporkan sangat jarang. Tumor embolisasi merupakan suatu prosedur perkutaneus yang
langsung ditusuk ke lesi tumor atau melalui pendekatan endovakuler (biasanya melalui
arteri femoralis) dimana diinjeksikan partikel, agen cairan embolisasi, coils, gelfoam atau
material lainnya dengan tujuan mengurangi vaskularisasi dari tumor tersebut (Duffis dkk.,
2012).
PENATALAKSANAAN
Pasif
Aktif :
Cara konservatif memanfaatkan proses alamiah dari hemangioma tersebut. Dilakukan
observasi untuk melihat hemangioma mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama,
kemudian mencapai besar maksimum dan ber-regresi sampai umur 5 tahun. (Hamzah, 2005)
Penatalaksanaan secara aktif dilakukan dengan pembedahan, terapi kortikosteroid, atau radiasi.
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Meira Aprilia
Tgl lahir/Usia : 1-5-2003/ 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Purbalingga
Status : BPJS
RM : 1-78-19-86
SUBJEKTIF
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan kebiruan pada bibir bawah dan atas kiri yang membe
sar dalam enam bulan terakhir.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Ibu pasien menyatakan bahwa dari lahir telah terdapat warna kebiruan pada daerah bibir a
naknya, namun hanya berupa sedikit bercak kebiruan dan tidak menonjol. Pasien juga tidak
pernah mengeluhkan adanya bercak kebiruan tersebut.
Bulan Agustus 2016 : Ibu pasien mengkhawatirkan benjolan kebiruan pada bibir anaknya
yang dirasakan membesar, dan benjolan tersebut dirasakan mengganggu karena kadang ter
gigit kemudian seperti sariawan. Ibu pasien kemudian memeriksakan anaknya ke sebuah R
S Swasta setempat. Oleh dokter di RS tersebut, pasien kemudian dirawat inapkan untuk m
endapat pengobatan. Keluhan benjolan dirasakan masih ada dan hanya sedikit mengecil. Ol
eh dokter di RS swasta tersebut, pasien dipulangkan dan kemudian dirujuk RS Margono P
urwokerto. Di RS Margono pasien diperiksa oleh dokter Spesialis Bedah Mulut, karena ala
san kurangnya fasilitas alat, pasien kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito.
1 September 2016 : pasien datang ke RSUP Dr Sardjito dengan membawa rujukan dari
RS Margono Soeradji dengan diagnosis Hemangioma pada bibir.
Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien mengaku tidak pernah dirawat inapkan di rumah sakit sebelumnya, selain dari rawat ina
p untuk benjolan di bibirnya. Pasien mengaku tidak memliki riwayat sakit asma/mengi, tidak me
miliki riwayat darah tinggi, tidak memiliki riwayat gula darah tinggi maupun penyakit lainnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita sakit gula darah tinggi, mengi/asma, tekanan darah tinggi. Kel
uarga juga mengaku tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit serupa (benjolan)
seperti anaknya.
Sosial ekonomi :
Pasien adalah seorang pelajar SMP, anak pertama dari dua bersaudara yang tinggal bersama den
gan kedua orangtuanya.
OBJEKTIF
Status Generalis:
KU : Baik, kesadaran kompos mentis, gizi baik
B/BB : 160 cm/60 kg. IMT : 23,437 (normal)
Tanda vital :
Tensi : 115/70 mmHg,
Nadi : 90x/mnt
Respirasi : 20x/mnt
Suhu : 36,5OC (afebris)
VAS :0
Kepala : dalam batasan normal
Konjungtiva : tidak anemis
Lnn : tak teraba
Ekstremitas : dalam batasan normal
Status Internalis:
Cor : dalam batasan normal
Pulmo : dalam batasan normal
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
FOTO EKSTRAORAL
Muka simetris, tampak bibir kiri
bawah terdapat bercak warna
kebiruan
INTRA ORAL :
Planing
Ekstirpasi hemangioma pada bibir dengan GA setelah sebelumnya dilakukan prosedur ar
teriografi dan embolisasi.
PERSIAPAN PRE OPERASI
Pasien masuk bangsal tanggal 28/09/2016, dan tanggal 30/09/ 2016 akan dilakukan
arteriografi dan embolisasi oleh TS radiologi dan tanggal 3/10/ 2016 akan dilakuka
n operasi eksisi biopsi hemangioma pada bibir.
Sebelum operasi tanggal 3/10/2016 dilakukan persiapan di bangsal terhadap pasie
n sebagai berikut :
Cek keadaan umum, vital sign, pemasangan gelang identitas dan diagnosa, konsul u
lang ke bagian anestesi, pendaftaran operasi ke GBST
Penjelasan tentang penyakit, prosedur yang akan dilakukan, resiko dan komplikasi
tindakan kemudian meminta persetujuan tindakan , inform consent.
Persiapan alat dan bahan operasi.
EMBOLISASI TANGGAL 30/10/2016 :
Rabu, 28/09/2016
Pasien mondok 2 hari sebelum dilakukan arteriografi dan embolisasi oleh teman sejawat radiologi dengan teknik
Digital Subtraction Angiography (DSA) dengan menggunaan kateter (selang kecil dengan diameter lebih kecil dari 2
mm) melalui pembuluh kaki (femoral) yang disebut dengan Trans Femoral Cerebral Angiography (TFCA) dengan mat
erial gelfoam/spongostan
Konsul Radiologi guna terapi embolisasi dan direncanakan untuk embolisasi tanggal 30 /10/2016
28 /09/2016
Penjelasan oleh TS Radiologi kepada pasien dan keluarga ,tanda tangan informed consent
Pendampingan prosedur arteriografi dan embolisasi oleh TS anestesi (dilakukan prosedur pemberian obat anest
esi propofol pada sesaat sebelum dilkakukan tindakan untuk membuat pasien tenang dan nyaman)
PERSIAPAN OLEH TS RADIOLOGI :
VS : TD : 110/80 mmHg
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,3 C
VAS : 0-1
EO : Bercak kebiruan pada bibir kering kiri bawah.
IO : 1. Tampak lesi multinodular pada bibir kiri bawah, ukuran sedikit mengecil post embolisasi, warna sediki
t memucat post embolisasi.
2. OH baik
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post arteriografi dan embolisasi H+3
P:
Awasi KU,Vital sign
Puasa sesuai TS Anestesi
Infus RL 20 tpm makro
Konsul anestesi lanjutan, puasa sesuai TS anestesi,8 jam preop
Medikasi :
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Rencana Biopsi eksisi(ekstirpasi) dengan GA di OK 1.02 jam 08.00
PERSIAPAN ALAT (DALAM KEADAAN STERIL) : 1. SPUIT 1 CC (DIAMBIL JARUMNYA) ;
SPUIT 5 CC ; PISAU NO 15 DAN HOLDERNYA; NEEDLE HOLDER; GUNTING DISEKSI ;
PINSET CIRURGIS, PINSET ANATOMIS, GUNTING JARINGAN, GUNTING BENANG;
BENGKOK.
JALANNYA OPERASI :
DIMASUKKAN DEXAMETASON 5MG/I.V SEBELUM INTUBASI
KONDISI POST OPERASI
H+0
Telah dilakukan tindakan eksisi dan biopsy susp. Hemangioma Labium Oris Sinistra dengan GA.
Operasi dimulai jam 8.45 sd 10.15; Lama operasi 1 jam 40 menit, Perdarahan minimal .
S : Pasien masih dalam pengaruh anestesi
O : KU lemah, compos mentis
VS : TD : 120/70 mmHg
N : 90 x/menit
R : 18 x/menit
t : 36,5 C
VAS : 0-1
EO : masih terdapat bercak kebiruan pada bibir kering Labium oris bawah
IO :Terdapat jahitan pada labium oris sinistra superior dan inferior, perdarahan (-)
A: Hemangioma Labium Oris Sinistra post Biopsi eksisi dengan GA H+0, post embolisasi H+3
PLANNING
1. Menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi dan kumur dengan iodin povidon 2
Hari setelah operasi, setelah makan dan minum selalu minum air putih.
2. Tidak makan dan minum panas sampai 2 hari setelah operasi.
3. Mencukupi asupan gizi, makan dan minum melalui sedotan jika khawatir mengenai luka
daerah operasi.
4. Minum obat sesuai dengan anjuran dokter.
5. Kontrol sesuai jadwal (12 oktober 2016), jika terjadi perdarahan segera kontrol ke
RSUP Sardjito.
KONTROL PASIEN KE 1.
12 /10/2016
S : Pasien mengeluhkan adanya jendalan yang keluar dari luka daerah operasi bibir bawah, pasien tidak
mengeluhkan nyeri.
O :
EO : terdapat gumpalan berwarna merah tua, keras, pada daerah bibir bawah daerah operasi. Terdapat bercak
kebiruan pada bibir kering bawah.
IO : Terdapat luka post operasi pada daerah post operasi bibir bawah, terbuka pada bekas operasi sepanjang
2cm, kedalaman 4mm. Tampak beberapa jahitan,ada yang terlepas dan ada yang masih terpasang
Terdapat jahitan terpasang baik pada bekas operasi bibir atas.
Gigi 23 ujung cuspid tajam
A : Post operasi H + 8
PLANNING
Mikroskopik : sediaan menunjukkan jaringan ikat, jaringan otot yang sembab serta jaringan
kelenjar liur. Didapatkan pembuluh darah kavernosa lumen berisi eritrosit, massa
eosinofilik dan fibroblast (trombus) yang mengalami organisasi dan rekanalisasi disebuk
limfosit dan hemosiderofag sedikit. Tidak didapatkan tanda ganas.
Kesimpulan : Labium oris : histologis dapat menyokong hemangioma kavernosa dengan
thrombus dan rekanalisasi hemagioma kapilare.
PEMBAHASAN