Anda di halaman 1dari 80

EKSTIRPASI

HEMANGIOMA LABIUM
ORIS SINISTRA SUPERIOR
DAN INFERIOR
NINA RUNTING
UJIAN POST OPERASI VIII
TINJAUAN PUSTAKA

Hemangioma adalah tumor jinak yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan
pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah,
termasuk pada organ seperti hati, limpa, otak, tulang dan kulit atau mukosa. (Syafriadi, 2008).

Epidemiologi
Hemangioma adalah tumor vaskular jinak yang lazim pada bayi dan anak-anak.
Bayi perempuan mempunyai risiko tiga kali lipat menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki,
dan insidensnya meningkat pada bayi premature, namun belum ada penjelasan mengapa.(Chan
dan Giam, 2005)
Pada daerah rongga mulut sering ditemukan di bibir, lidah dan mukosa bukal. (Ranchold dkk,
2005). Sekitar 80 % kasus berupa lesi tunggal, dan 1/4-nya merupakan lesi yang multipel.
(Buckmiller, 2004)
ETIOLOGI

Etiologi terjadinya hemangioma sampai saat ini masih belum diketahui. Penyebabnya
diduga berhubungan dengan mekanisme kontrol pertumbuhan pembuluh darah.
Pengaruh hormonal serta iritan fisik, mekanik, dan kimiawi juga diperkirakan menjadi
penyebab proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tetapi penyebab utama yang
menimbulkan defek pada hemangiogenesis masih belum jelas.(Marchuk, 2001)
PATOGENESIS

Patogenesis hemangioma belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan bahwa hemangioma


terjadi akibat gangguan proses angiogenesis dan vaskulogenesis yang menyebabkan
terjadinya proliferasi elemen vaskuler yang tidak terkontrol. Vaskulogenesis ialah proses
terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh darah, sedangkan angiogenesis ialah
perkembangan pembuluh darah baru dari sistem pembuluh darah yang sudah ada.
Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial mempunyai kontribusi terhadap terjadinya
penyebaran awal hemangioma.(Frieden dkk, 2005).
KLASIFIKASI

Hemangioma bisa hanya mengenai bagian superfisial (capillary) pada 50-60% kasus, dalam
(cavernosus) pada 15% kasus, atau campuran (capillarycavernosus) pada 25-35% kasus.
Hemangioma jenis capillary umumnya muncul pada kulit dan jarang pada organ viseral.
Bentuknya bervariasi mulai dari yang lunak, nodul merah-terang hingga ungu atau berbentuk
plak yang sudah kelihatan sejak lahir, atau segera setelah lahir, tumbuh dengan cepat, dan terjadi
involusi spontan biasanya pada usia 5 tahun.
Hemangioma dalam (cavernosus) muncul dalam berbagai bentuk, bisa keras, lentur dan bisa
muncul sebagai suatu massa subkutan berwarna biru atau keunguan tanpa ada bagian yang
menonjol ke permukaaan
Hemangioma campuran muncul sebagai tumor kulit berwarna merah, dengan dasar biru,
dan massa subkutan yang berwarna kemerahan (25-35% kasus). (Bruckner dkk, 2006)
GAMBARAN KLINIS

Hemangioma kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir. Strawberry nevus terlihat sebagai
bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang
dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya
sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan
berwarna kebiru-biruan. (Langlais dan Miller, 2010)
KLINIS
HEMANGIOMA
KAPILER
GAMBARAN KLINIS

Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau
nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya merupakan tonjolan yang timbul dari
permukaan, bila ditekan mengempis dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila
dilepas dan kembali berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang
matang. Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat
permanen.(Neville et al, 2002)
KLINIS
HEMANGIOMA
KAVERNOSA
HEMANGIOMA CAMPURAN

Hemangioma campuran terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan kavernosa.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis di atas. Jarang dijumpai di
rongga mulut, sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas bawah. Biasanya unilateral,
soliter, terjadi beberapa saat sejak kelahiran. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa.
KETERANGAN :
LESI HEMANGIOMA MEMUCAT SETELAH DITEKAN DENGAN PLAT
KACA
GAMBARAN HISTOLOGIS
Hemangioma kapiler terdiri atas kapiler-kapiler
baru yang berisi darah dan membentuk suatu
anyaman (spindle). Tumor ini hanya mengenai satu
segmen dari pembuluh darah. Dari segmen tersebut
sel-sel endotel tumbuh keluar membentuk kapiler-
kapiler baru yang merupakan suatu anyaman.
Berukuran 1-2mm. Lumen trombus dan tampak
hemosiderin saat rupture. Terdapat stroma fibrous.
(Putra, 2010)
GAMBARAN HISTOLOGIS

Hemangioma kavernosa terdiri atas ruang-


ruang sinusoid yang dibatasi oleh sel endotel berisi
darah yang lebar dan berdinding tipis/ cavern bisa
berukuran 1-2cm, bentuk ireguler, terletak pada
dermis bagian bawah serta subkutis, dilapisi oleh
selapis endotel, serta dikelilingi oleh jaringan fibrosa
yang tebal.
VASKULARISASI DAERAH LABIUM ORIS
(OSBORN,DKK., 1999)

Arteri Fasialis :
Arteri fasialis berasal dari aspek anterior
Arteri karotis eksternal, cabang utama
arteri fasialis adalah arteri palatina
ascending, arteri submental, cabang bukal
dan masseter, arteri labium inferior dan
superior dan arteri nasal bagian lateral.
DIAGNOSIS

Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya khas, tapi pada
beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada
hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997).
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
penunjang lain.
Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan
dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang merupakan karakteristik dari
hemangioma, demikian dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid (Abdel-
Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).
DIAGNOSA BANDING

malformasi vascular
Limfangioma
traumatik hematoma
sarkoma Kaposi
melanoma ganas.
(Laskaris, 2006)
TRANSCATHETER EMBOLISASI

Transcathether embolisasi adalah deposisi intravaskuler dari suatu agen (solid atau
cairan) untuk blokade pembuluh darah. Sumbatan pada pembuluh darah dapat dilakukan
pada arteri yang besar, vena, kapiler yang dapat berdampak sementara atau permanen.
Indikasi dilakukan transcathether embolisasi bervariasi dari kontrol perdarahan sampai
dengan devaskularisasi tumor. (Angle, dkk., 2010)
Peri-operatif embolisasi dari tumur vaskuler dapat mengurangi perdarahan intra-operatif
dan mampu mempersingkat lamanya operasi. Komplikasi dari embolisasi peri-operatif ini
dilaporkan sangat jarang. Tumor embolisasi merupakan suatu prosedur perkutaneus yang
langsung ditusuk ke lesi tumor atau melalui pendekatan endovakuler (biasanya melalui
arteri femoralis) dimana diinjeksikan partikel, agen cairan embolisasi, coils, gelfoam atau
material lainnya dengan tujuan mengurangi vaskularisasi dari tumor tersebut (Duffis dkk.,
2012).
PENATALAKSANAAN

Pasif
Aktif :
Cara konservatif memanfaatkan proses alamiah dari hemangioma tersebut. Dilakukan
observasi untuk melihat hemangioma mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama,
kemudian mencapai besar maksimum dan ber-regresi sampai umur 5 tahun. (Hamzah, 2005)
Penatalaksanaan secara aktif dilakukan dengan pembedahan, terapi kortikosteroid, atau radiasi.
LAPORAN KASUS

Identitas
Nama : Meira Aprilia
Tgl lahir/Usia : 1-5-2003/ 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Purbalingga
Status : BPJS
RM : 1-78-19-86
SUBJEKTIF

Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan kebiruan pada bibir bawah dan atas kiri yang membe
sar dalam enam bulan terakhir.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Ibu pasien menyatakan bahwa dari lahir telah terdapat warna kebiruan pada daerah bibir a
naknya, namun hanya berupa sedikit bercak kebiruan dan tidak menonjol. Pasien juga tidak
pernah mengeluhkan adanya bercak kebiruan tersebut.
Bulan Agustus 2016 : Ibu pasien mengkhawatirkan benjolan kebiruan pada bibir anaknya
yang dirasakan membesar, dan benjolan tersebut dirasakan mengganggu karena kadang ter
gigit kemudian seperti sariawan. Ibu pasien kemudian memeriksakan anaknya ke sebuah R
S Swasta setempat. Oleh dokter di RS tersebut, pasien kemudian dirawat inapkan untuk m
endapat pengobatan. Keluhan benjolan dirasakan masih ada dan hanya sedikit mengecil. Ol
eh dokter di RS swasta tersebut, pasien dipulangkan dan kemudian dirujuk RS Margono P
urwokerto. Di RS Margono pasien diperiksa oleh dokter Spesialis Bedah Mulut, karena ala
san kurangnya fasilitas alat, pasien kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito.
1 September 2016 : pasien datang ke RSUP Dr Sardjito dengan membawa rujukan dari
RS Margono Soeradji dengan diagnosis Hemangioma pada bibir.
Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien mengaku tidak pernah dirawat inapkan di rumah sakit sebelumnya, selain dari rawat ina
p untuk benjolan di bibirnya. Pasien mengaku tidak memliki riwayat sakit asma/mengi, tidak me
miliki riwayat darah tinggi, tidak memiliki riwayat gula darah tinggi maupun penyakit lainnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita sakit gula darah tinggi, mengi/asma, tekanan darah tinggi. Kel
uarga juga mengaku tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit serupa (benjolan)
seperti anaknya.
Sosial ekonomi :
Pasien adalah seorang pelajar SMP, anak pertama dari dua bersaudara yang tinggal bersama den
gan kedua orangtuanya.
OBJEKTIF

Status Generalis:
KU : Baik, kesadaran kompos mentis, gizi baik
B/BB : 160 cm/60 kg. IMT : 23,437 (normal)
Tanda vital :
Tensi : 115/70 mmHg,
Nadi : 90x/mnt
Respirasi : 20x/mnt
Suhu : 36,5OC (afebris)
VAS :0
Kepala : dalam batasan normal
Konjungtiva : tidak anemis
Lnn : tak teraba
Ekstremitas : dalam batasan normal
Status Internalis:
Cor : dalam batasan normal
Pulmo : dalam batasan normal
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
FOTO EKSTRAORAL
Muka simetris, tampak bibir kiri
bawah terdapat bercak warna
kebiruan
INTRA ORAL :

Palatum : dalam batasan normal


Dasar mulut : dalam batasan normal
Gingiva : dalam batasan normal
Lidah : dalam batasan normal
Oral hygiene : baik
Bibir : Tampak lesi berwarna ungu kebiruan pada bibir bawah dan bibir atas.
Letak lesi tampak superfisial. Palpasi : tidak nyeri, tidak berdenyut.
KETERANGAN :
LESI NAMPAK INTRA ORAL SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN
PENEKANAN DENGAN PLAT KACA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL LAB

Albumin : 4,53 INR : 0,87


BUN : 5,64 HbSAg : non reaktif
Creatinin : 0,64 Hb : 13,8
GDS : 87 Hct : 41,4
PPT : 12,2 (kontrol 12,3) AT : 295
APTT : 30,7 (control 29,8) AL : 5,81
HASIL PEMERIKSAAN USG DOPLER
HASIL PEMBACAAN USG
DOPLER
Keterangan :
Uraian Hasil pemeriksaan : tampak lesi inhomogen dengan
sebagian area tubuler di region labial oris inferior aspek la
tero sinistra, batas sebagian tampak tak tegas, tepi regular,
ukuran 2,22 cm x 1,22 cm, hipervaskularisasi, warna mera
h dan biru mengisi area tubuler dengan spectral dominan
biphasic.
Kesan : Hemangioma tipe fast flow (kapiler)
RONTGEN THORAK

Gambaran Ro foto thorak menunjukkan


gambaran pulmo tak tampak kelainan dan
kesan besar cor normal.
Assesment
Dari pemeriksaan klinis, pemeriksaan uji tekan pada lesi dan hasil USG maka kasus ini ada
lah Suspect Hemangioma kapiler

Planing
Ekstirpasi hemangioma pada bibir dengan GA setelah sebelumnya dilakukan prosedur ar
teriografi dan embolisasi.
PERSIAPAN PRE OPERASI
Pasien masuk bangsal tanggal 28/09/2016, dan tanggal 30/09/ 2016 akan dilakukan
arteriografi dan embolisasi oleh TS radiologi dan tanggal 3/10/ 2016 akan dilakuka
n operasi eksisi biopsi hemangioma pada bibir.
Sebelum operasi tanggal 3/10/2016 dilakukan persiapan di bangsal terhadap pasie
n sebagai berikut :
Cek keadaan umum, vital sign, pemasangan gelang identitas dan diagnosa, konsul u
lang ke bagian anestesi, pendaftaran operasi ke GBST
Penjelasan tentang penyakit, prosedur yang akan dilakukan, resiko dan komplikasi
tindakan kemudian meminta persetujuan tindakan , inform consent.
Persiapan alat dan bahan operasi.
EMBOLISASI TANGGAL 30/10/2016 :

Rabu, 28/09/2016
Pasien mondok 2 hari sebelum dilakukan arteriografi dan embolisasi oleh teman sejawat radiologi dengan teknik
Digital Subtraction Angiography (DSA) dengan menggunaan kateter (selang kecil dengan diameter lebih kecil dari 2
mm) melalui pembuluh kaki (femoral) yang disebut dengan Trans Femoral Cerebral Angiography (TFCA) dengan mat
erial gelfoam/spongostan
Konsul Radiologi guna terapi embolisasi dan direncanakan untuk embolisasi tanggal 30 /10/2016
28 /09/2016
Penjelasan oleh TS Radiologi kepada pasien dan keluarga ,tanda tangan informed consent
Pendampingan prosedur arteriografi dan embolisasi oleh TS anestesi (dilakukan prosedur pemberian obat anest
esi propofol pada sesaat sebelum dilkakukan tindakan untuk membuat pasien tenang dan nyaman)
PERSIAPAN OLEH TS RADIOLOGI :

Puasa 6 jam sesudah operasi


Pasang infus RL 20 tpm, pada tangan kiri
Pasang Kateter (DC) sebelum di lakukan angiography
Cukur pubis
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam dan dexametasone 5 mg sebelum berangkat ke radiologi
Membawa bantal pasir dan elastik verban dari bangsal.
GAMBARAN LESI TGL 28/10/2016
JUMAT, 30 /09/ 2016
DILAKUKAN PROSEDUR ARTERIOGRAFI DAN EMBOLISASI OLEH TS RADIOLOGI.

Hasil arteriografi dan embolisasi :


Bacaan :
Tampak hipervaskularisasi di cabang A. fasialis sinistra kearah labium oris sinistra
Telah dilakukan embolisasi dengan gelfoam yang dicampur dengan kontras pada A. fasialis
sinistra, setelah dilakukan embolisasi, kemudian pada arteriografi tak tampak gambaran ko
ntras ke cabang A.fasialis sinistra yang kearah labium oris sinistra.
Kesan hasil arteriografi dan embolisasi : Hemangioma labium oris sinistra.
KONDISI POST ARTERIOGRAFI DAN EMBOLISASI :
30/09/2016 (11.30)

S : Pasien tidak terlalu ada keluhan


O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 18 x/menit
t : 36,7 C
VAS : 0-1
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post Embolisasi
P : (TS RADIOLOGI):

Bedrest total 24 jam dengan kaki tidak boleh ditekuk di inguinal


Awasi vital sign
Awasi tanda-tanda alergi, jika ada berikan dexamethasone 1 ampul/iv
Awasi adanya tanda-tanda hematom di inguinal, jika ada dreg dengan bantal pasir.
Dreg bantal pasir dilepas setelah 8 jam, selanjutnya pasien boleh miring ke kiri-kanan, Setelah 2
4 jam, pasien boleh duduk dan berjalan.
Antibiotik diberikan di bangsal selama 3 hari. (ceftriaxone 1gram/12jam)
Jika kesakitan beri analgetik
(14.00)

S : Pasien mengeluhkan nyeri pada paha kanan


O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 18 x/menit
t : 36,7 C
VAS : 3-4
P : Diberikan injeksi Ketorolac 30mg/iv ; setelah diberikan ketorolac, nyeri sudah jauh ber
kurang, pasien sudah tidak kesakitan lagi.
KONDISI LESI POST EMBOLISASI TGL 30/10/2016
KONDISI TGL 1/10/2016
(06.00)

S : Pasien tidak ada keluhan khusus


O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 100/70 mmHg
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,8 C
VAS : 0-1
EO : 1.Bercak kebiruan pada bibir kering kiri bawah.
2. Terpasang DC
3. Tak tampak perdarahan pada femur kanan
IO : 1. Tampak lesi multinodular pada bibir kiri bawah, ukuran sedikit mengecil post embolisasi, warna sedikit memucat post embolisasi.
2. OH baik
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post arteriografi dan embolisasi H+1
PLANNING TGL 1/10/2016

1.Awasi KU, Vital sign, perdarahan.


2.Diit biasa TKTP
3.Infus RL 20 tpm makro
4.Edukasi duduk dan berjalan 24 jam post operasi (pukul 11.00 WIB)
5.Aff DC 24 jam post operasi dan pasien sudah bisa mobilisasi.
6.Medikasi :
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Rencana ekstirpasi hemangioma labium oris sinistra dengan GA di OK 1.02 pukul 08.00
TGL 01/10/2016
(18.00)
S : Pasien tidak ada keluhan khusus, sudah bisa mobilisasi
O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 100/70 mmHg
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,8 C
VAS : 0-1
EO : 1. Bercak kebiruan pada bibir kering kiri bawah.
2. Sudah tidak terpasang DC
3. Tak tampak perdarahan pada femur kanan
IO : 1. Tampak lesi multinodular pada bibir kiri bawah, ukuran sedikit mengecil post embolisasi,
warna sedikit memucat post embolisasi.
2. OH baik
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post arteriografi dan embolisasi H+1
KONDISI POST EMBOLISASI TGL 01/10/2016
KONDISI TGL 2/10/2016
(06.00)
S : Pasien tidak ada keluhan khusus
O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 110/70 mmHg
N : 68 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,5 C
VAS : 0-1
EO : Bercak kebiruan pada bibir kering kiri bawah.
IO : 1. Tampak lesi multinodular pada bibir kiri bawah, ukuran sedikit mengecil post embolisasi, war
na sedikit memucat post embolisasi.
2. OH baik
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post arteriografi dan embolisasi H+2
P : sama dengan planning kemaren, namun aff infus kemudian ganti dengan injection plug.
KONDISI TGL 2/10/2016
(18.00)
KONDISI PASIEN DAN RENCANA MASIH SAMA DENGAN PAGI HARI.

KONDISI TGL 3/10/2016


(06.00)
S : pasien sudah siap operasi, sudah puasa sejak pukul 24.00
O : KU Baik, Compos Mentis

VS : TD : 110/80 mmHg
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,3 C
VAS : 0-1
EO : Bercak kebiruan pada bibir kering kiri bawah.
IO : 1. Tampak lesi multinodular pada bibir kiri bawah, ukuran sedikit mengecil post embolisasi, warna sediki
t memucat post embolisasi.
2. OH baik
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post arteriografi dan embolisasi H+3

PLANNING TGL 3/10/2016

P:
Awasi KU,Vital sign
Puasa sesuai TS Anestesi
Infus RL 20 tpm makro
Konsul anestesi lanjutan, puasa sesuai TS anestesi,8 jam preop
Medikasi :
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Rencana Biopsi eksisi(ekstirpasi) dengan GA di OK 1.02 jam 08.00
PERSIAPAN ALAT (DALAM KEADAAN STERIL) : 1. SPUIT 1 CC (DIAMBIL JARUMNYA) ;
SPUIT 5 CC ; PISAU NO 15 DAN HOLDERNYA; NEEDLE HOLDER; GUNTING DISEKSI ;
PINSET CIRURGIS, PINSET ANATOMIS, GUNTING JARINGAN, GUNTING BENANG;
BENGKOK.
JALANNYA OPERASI :
DIMASUKKAN DEXAMETASON 5MG/I.V SEBELUM INTUBASI
KONDISI POST OPERASI
H+0
Telah dilakukan tindakan eksisi dan biopsy susp. Hemangioma Labium Oris Sinistra dengan GA.
Operasi dimulai jam 8.45 sd 10.15; Lama operasi 1 jam 40 menit, Perdarahan minimal .
S : Pasien masih dalam pengaruh anestesi
O : KU lemah, compos mentis
VS : TD : 120/70 mmHg
N : 90 x/menit
R : 18 x/menit
t : 36,5 C
VAS : 0-1
EO : masih terdapat bercak kebiruan pada bibir kering Labium oris bawah
IO :Terdapat jahitan pada labium oris sinistra superior dan inferior, perdarahan (-)
A: Hemangioma Labium Oris Sinistra post Biopsi eksisi dengan GA H+0, post embolisasi H+3
PLANNING

1. Awasi KU,Vital Sign, Airway dan perdarahan


2. Jika hemodinamik stabil, peristaltik +,/flatus +/ 3 jam post operasi boleh minum air putih
sedikit demi sedikit dengan sedotan.
3. Medikasi:
Inj. Ceftriaxone 1gr /12 jam
Inj. Paracetamol drip 500mg/8jam
Inj Dexamethasone 5 mg / 24jam (sebelum operasi)
Inj. Ranitidine 50 mg/8 jam
Inj. Asam traneksamat 500 mg/8 jam
Infus RL 20 tpm
KONDISI TGL 4/10/2016
06.00 (H+1)
S : pasien tidak ada keluhan khusus, tidak terlalu merasakan nyeri pada daerah operasi, mobilis
asi aktif.
O : KU Baik, Compos Mentis
VS : TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
t : 36,6 C
VAS : 1
EO : Lesi kebiruan pada bibir kiri bawah.
IO : Terdapat jahitan pada labium oris sinistra superior dan inferior,perdarahan (-)
A : Hemangioma Labium Oris Sinistra post Biopsi eksisi dengan GA H+1, post
embolisasi H+4
PLANNING 4/10/2016

Awasi KU, Vital sign


Rencana BLPL
Aff infus
Konsul anestesi lanjutan, puasa sesuai TS anestesi,8 jam preop
Medikasi BLPL :
R/ Cefadroxil 500 mg tab, tiap 12 jam selama 5 hari
R/ dexamethason 0,5 mg tab, tiap 8 jam selama 3 hari
R/ Paracetamol 500 mg tab, tiap 8 jam selama 5 hari

R/ Vit B kompleks dan vit C tab, tiap 24 jam selama 5 hari


R/ gliserin untuk oles bibir
R/ Povidon Iodine 10%, untuk kumur
EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA :

1. Menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi dan kumur dengan iodin povidon 2
Hari setelah operasi, setelah makan dan minum selalu minum air putih.
2. Tidak makan dan minum panas sampai 2 hari setelah operasi.
3. Mencukupi asupan gizi, makan dan minum melalui sedotan jika khawatir mengenai luka
daerah operasi.
4. Minum obat sesuai dengan anjuran dokter.
5. Kontrol sesuai jadwal (12 oktober 2016), jika terjadi perdarahan segera kontrol ke
RSUP Sardjito.
KONTROL PASIEN KE 1.
12 /10/2016
S : Pasien mengeluhkan adanya jendalan yang keluar dari luka daerah operasi bibir bawah, pasien tidak
mengeluhkan nyeri.
O :
EO : terdapat gumpalan berwarna merah tua, keras, pada daerah bibir bawah daerah operasi. Terdapat bercak
kebiruan pada bibir kering bawah.
IO : Terdapat luka post operasi pada daerah post operasi bibir bawah, terbuka pada bekas operasi sepanjang
2cm, kedalaman 4mm. Tampak beberapa jahitan,ada yang terlepas dan ada yang masih terpasang
Terdapat jahitan terpasang baik pada bekas operasi bibir atas.
Gigi 23 ujung cuspid tajam
A : Post operasi H + 8
PLANNING

Membersihkan luka dari gumpalan disekitar luka post operasi


Hecting aff sebagian pada post operasi bibir bawah.
Hecting aff keseluruhan pada jahitan post operasi bibir atas.
Grinding cusp gigi 23 yang tajam
Medikasi :
Paracetamol 500mg jika pasien mengeluhkan nyeri
Salep triamcinolone acetonide (Kenalog in ora base) pada daerah luka setelah dibersihkan
dengan air garam hangat dengan spuit 5cc
Vitamin dilanjutkan
Edukasi untuk menjaga luka agar selalu bersih, mencukupi asupan makanan dan minuman,
Kontrol kembali 1 minggu kemudian
FOTO KONTROL I
KONTROL PASIEN KE 2
(20/10/ 2016)
S : Pasien sudah tidak ada keluhan
O :
EO : Terdapat bercak biru pada bibir kering
IO : Luka post operasi bibir bawah membaik, tidak nyeri, terdapat celah kedalaman 2mm, konsistensi
lebih keras dari daerah sekitar.
Post operasi H + 20
P:
Observasi luka post operasi
Rencana kontrol kembali 2 minggu lagi
FOTO KONTROL 2
H +16
KONTROL PASIEN KE 3
(3 /11/ 2016)

S : Pasien sudah tidak ada keluhan


O :
EO : terdapat bercak biru pada bibir kering semakin menipis
IO : Luka post operasi bibir bawah sudah menutup dengan baik, konsistensi lebih keras
dari sekitar.
Post operasi H + 30
FOTO KONTROL 3
H+30
HASIL PEMERIKSAAN PA : ( JRS-16-3752) TANGGAL
18 OKTOBER 2016

Mikroskopik : sediaan menunjukkan jaringan ikat, jaringan otot yang sembab serta jaringan
kelenjar liur. Didapatkan pembuluh darah kavernosa lumen berisi eritrosit, massa
eosinofilik dan fibroblast (trombus) yang mengalami organisasi dan rekanalisasi disebuk
limfosit dan hemosiderofag sedikit. Tidak didapatkan tanda ganas.
Kesimpulan : Labium oris : histologis dapat menyokong hemangioma kavernosa dengan
thrombus dan rekanalisasi hemagioma kapilare.
PEMBAHASAN

Kasus ini dicurigai merupakan suatu lesi hemangioma :


1. anamnesis pasien : riwayat perjalanan penyakit, Klinis lesi (warna lesi yang ungu
kebiruan, tes tekan dengan plat kaca yang tampak memucat),
2. pemeriksaan penunjang : USG dopler
Lesi hemangioma dapat tumbuh akibat pengaruh hormonal, hal ini sesuai dengan kondisi
pasien yang mengeluhkan pembesaran sejak 6 bulan yang lalu, pasien menginjak masa
pubertas.
Perawatan kasus ini sebelumnya dengan transcatheter embolisasi. Salah satu indikasi dilakukan
transcatheter embolisasi adalah operasi pada lesi vaskuler. Prosedur embolisasi yang dilakukan
dapat membantu pengurangan resiko perdarahan durante operasi dan mempermudah lapang
pandang operator.
Pasien mendapatkan pengobatan injeksi Ceftriaxone 1 gram sebelum tindakan dan berlanjut
sampai dengan tiga hari post tindakan sesuai dengan dokter radiologi. Pemberian ceftriaxone
pada prosedur embolisasi dan angiografi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, Karena
salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada prosedur angiografi dan embolisasi adalah
terjadinya sepsis.
Embolisasi dilakukan pada cabang arteri fasialis sinistra yang mensuplai arteri labium sinistra
superior dan arteri labium sinistra inferior. Saat dilakukan angiografi nampak kanalisasi
pembuluh darah disekitar arteri labium oris sinistra baik superior maupun inferior. Setelah
dilakukan angiografi kemudian dilakukan embolisasi untuk menyumbat kanalisasi tersebut
dengan menggunakan bahan embolisasi sementara (gelfoam). Setelah dilakukan embolisasi
kemudian pada gambar angiografi tak tampak lagi adanya kanalisasi.
Terjadi perubahan warna dan ukuran lesi setelah dilakukan embolisasi, hal ini disebabkan
Karena devaskularisasi lesi.
Operasi dilaksanakan pada hari Senin, 3/10/ 2016, 3 hari post dilakukan tindakan angiografi
dan embolisasi.Tindakan paling ideal dapat dilakukan 1-8 hari post tindakan embolisasi.
Tanggal 3 /10/2016 dilakukan tindakan eksisi biopsi lesi yang diduga merupakan lesi
hemangioma. Pasien sebelumnya dikonsulkan kepada dokter anestesi, dokter anestesi
setuju (acc) dan mengklasifikasikan pasien sebagai ASA 1. Pasien dilakukan pembiusan
dengan anestesi umum, intubasi nasal. Pasien sudah menerima pemberian antibiotik sejak
prosedur angiografi dan embolisasi, injeksi ceftriaxone 1 gram. Selain antibiotik, juga
diberikan injeksi dexametason 5mg sebelum dilakukan intubasi, hal ini dilakukan bertujuan
untuk mencegah udem endotracheal akibat intubasi dan mengurangi postoperative vomiting,
nyeri paska operasi. Pemberian dexamethasone dilakukan sesaat akan dilakukan intubasi
karena waktu onset dexamethasone sebagai anti emesis 2 jam. Dengan dosis minimun
efektif 5 mg i.v (Borges,dkk.,2007).
Kondisi pasien post operasi tidak terlalu mengeluhkan nyeri, baik pada saat menelan dan pada
area operasi. Perdarahan pada daerah operasi labium oris juga minimal. Pasien diberikan
medikasi post operasi secara intravena : Ceftriaxone 1 gr/12 jam (melanjutkan medikasi
dokter radiologi, Dexamethason 5mg/24 jam, Paracetamol drip 500mg/8jam, Ranitidine
50mg/8jam dan Asam traneksamat 500mg/8jam. Setelah lebih dari 24 jam observasi di bangsal,
pasien tidak ada keluhan bermakna, tidak terdapat perdarahan, hemodinamik stabil, bisa
mobilisasi, bisa memenuhi asupan makan dan minum dengan baik, pasien diperbolehkan pulang.
Pasien datang kontrol sesuai dengan jadwal (12 /10/ 2016) di poli bedah mulut. Pasien datang
dengan keluhan terdapat gumpalan yang keluar dari bekas operasi bibir bawah. Namun pasien
tidak terlalu mengeluhkan rasa nyeri.
Gumpalan yang keluar adalah spongostan. Spongostan merupakan spons gelatin yang dapat
diserap . Diindikasikan untuk prosedur operasi yang bertujuan untuk hemostasis pada
pembuluh darah kapiler, vena dan arteri. Namun spongostan dapat menimbulkan reaksi
jaringan dan penghambatan penyembuhan (Kang, dkk., 2011). Keluarnya gumpalan spongostan
dimungkinkan karena penyebuhan yang terhambat dan gelatin tidak terserap
Pasien direncanakan untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian, dengan rencana
perawatan: edukasi dan instruksi menjaga kebersihan pada daerah operasi dengan
menyemprot luka yang terbuka dengan air garam hangat dengan spuit(dibawakan ke
pasien), dan mengolesi luka yang terbuka dengan oles triamcinolone acetonide tipis sehari
2 kali, sebelum tidur dan sesudah sarapan, pengolesan dilakukan setelah dilakukan
pembersihan dengan spuit.Triamcinolone adalah obat kortikosteroid berfungsi untuk
mengurangi nyeri, inflamasi dan ulserasi pada daerah mulut. Triamcinolone juga dapat
digunakan pada lesi hemangioma. (Tursen dkk, 2012)
Kesimpulan hasil PA ( JRS-16-3752) tanggal 18 Oktober 2016 : Labium oris : histologis
dapat menyokong hemangioma kavernosa dengan thrombus dan rekanalisasi hemagioma
kapilare.
KESIMPULAN

Diagnosis hemangioma dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan klinis,


pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan biopsi histologi.
Penanganan hemangioma dapat dilakukan dengan transcathether embolisasi sebelum
tindakan ekstirpasi (eksisi biopsi) jaringan, prosedur transcatheter sangat membantu
lapang pandang saat dilakukan operasi dan mengurangi resiko perdarahan.
Kasus ini terdapat dehisen luka paska operasi pada bibir bawah, dilakukan pemberian oles
luka dengan triamcinolone acetonide selama 7 hari, penyebuhan luka dapat menutup
dengan baik setelah evaluasi selama I bulan setelah operasi.

Anda mungkin juga menyukai