Anda di halaman 1dari 11

SEKOLAH TINGGI HUKUM GALUNGGUNG 

TASIKMALAYA 
JL. KH. LUKMANUL HAKIM NO.17 D/H JL GUNUNG TUGU 
TASIKMALAYA 46112 Telp. (0265) 330092/9144194 

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 


TAHUN AKADEMIMK 2020/2021 Mata Kuliah 
: Ahli Sunnah Wal Jamaah Semester/Tingkat :I/ Reguler Prodi 
: Hukum Hari/Tanggal : Selasa, 24 Nopember 2020 Waktu 
: 10.30 - 11.30 Dosen Pengampu : Dr. H. Lukman Hakim, M.SI 

SOAL

1. Materi yang sedang dihadapi adalah ahli sunnah wal jamaah, istilah ini terdiri dari
tiga kalimat ahli, sunnah, dan jamaah. Supaya lebih faham dan mendalam, coba
dijelaskan istilah tersebut secara etimologi dan terminologi, kemudian simpulkan dan
beri contoh dalam kehidupan sehari-hari supaya karya kita 
terhindar dari bid'ah!

2. Sejauh mana anda memahami dan melestarikan nilai-nilai dasar, pemikiran,


amaliyah dan organisasi faham ahli sunnah wal jamaah serta mempedomani dalam
kehidupan sehari-hari!

3.Tiga organisasi keagamaan yang cukup besar di Indonesia adalah Nahdatul Ulama
(NU), Muhammadiyah dan Persis yang bertujuan memelihara tetap tegaknya ajaran
islam ahli sunnah wal jamaah di Indonesia, terlepas anda ada berada di organisasi
mana yang jelas. Coba deskripsikan tiga organisasi tersebut dimana titik temu,
perbedaan, persamaan dan amaliyahnya!

4.Dengan berpedoman kepada Al-Qur'an, Assunnah dan ijtihad ahli sunnah wal
jamaah beridentitas keagamaan, keilmuan, keumatan dan kebangsaan. Beri penjelasan
sehingga ahli sunnah wal jamaah betul betul suatu faham yang menjadikan Rosululloh
Saw sebagai suri tauladan dari berbagai kehidupan!

5.Ahli sunnah wal jamaah (ASWAJA) adalah mereka yang berpegah teguh kepada
sunnah Nabi Muhammad Saw. para sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak
dan jalan mereka baik dari sisi aqidah, fiqh maupun tasawauf. Agar lebih mendalam,
coba berikan gambaran tiga istilah tersebut sehingga antara yang satu dengan yang
lainnya tidak bertolak belakang yang mengakibatkan biasnya 
sunnah!

6. Sebelum paham ahli sunnah wal jamaah lahir, maka terlebih dahulu yang muncul
adalah paham qodariyah 
dan jabariyah. Coba tiga istilah tersebut dikembangkan disertai contohnya! 
NAMA : RESIYANA NURMALIA PUJAWATI
NIM : 30121990
TINGKAT : 1 (SATU) / SMT GANJIL
KELAS : REGULAR

JAWABAN
1. Pengertian Aswaja secara umun , etimologi & terminologi :

Ahlun ( ‫)ﺍﻫﻞ‬, Berarti kalompok, keluarga, golongan


Sunnah (‫ )ﺍﻟﺳﻨﻪ‬Berarti jalan atau ajaran nabi, meliputi perkataan, perbuatan, Ketetapan
Nabi Muhammad SAW.
Al jama’ah (‫ )ﺍﻟﺠﻤﻌﻪ‬Berarti golongan mayoritas (umumnya umat islam) Ahlussunah Wal
Jama’ah menurut istilah artinya ajaran islam yang murni sebagaimana yang diajarkan
oleh Rosululloh SAW., bersama para sahabat-sahabatnya dan para salafu shalih.

Etimologi, Ahlussunnah Wal Jamaah dapat dikonsepsikan  Ahlun berarti pemeluk aliran


atau pengikut mazhab. Al-Sunnah berarti thariqat (jalan), sedangkan Al-Jamaah berarti
sekumpulan orang yang memiliki tujuan.
Kesimpulan: Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu sunnah wal jamaah adalah
semua orang yang berjalan dan selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW dan para
sahabat sebagai pijakan hukum baik dalam masalah aqidah, syari’ah dan tasawwuf.

Terminologi dapat didefinisikan bahwa Aswaja adalah orang yang memiliki metode
berpikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang berlandasan atas dasar-
dasar modernisasi, menjaga kesinambungan dan toleran, dan shalat tarawih 23 rakaat.
Pandangan seperti itu pas betul dengan anggapan sementara orang luar NU terhadap
perilaku warga NU sendiri.
Kesimpulan : Dengan demikian dapat dipahami bahwa madzhab ahlussunnah wa al
jama’ah itu merupakan kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW
dan para sahabatnya. Adapun penamaan ahlussunnah wa al jama’ah adalah sesudah
terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari :


5 praktik aqidah ahlussunnah waljamaa'ah an-nahdliyah dalam kehidupan sehari-hari
adalah berikut ini
• Mengerjakan sholat berjamaah
• Menjaga kerukunan dengan lingkungan
• Melaksankan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehari penuh
• Tidak membantah orang tua
• Mencintai kebersihan
Pembahasan :
Ahlus sunnah wal jamaa'ah atau yang biasa dikenal dengan aswaja ini adalah sebuah
golongan, kelompok, firkah, atau pun faham yang mengajarkan untuk mengerjakan
sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam secara penuh. Aswaja ini berasal dari
kata ahlun yang berarti pengikut, sunnah itu artinya hadits, dan jamaah artinya orang
orang yang memiliki kesepakatan kepada para sahabat. Maka dapat diartikan bahwa
Alhus sunnah wal Jama’ah adalah orang orang yang mengikuti sunnahnya Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam dan kesepakatanya para sahabat.
Dalam pengaplikasanya aswaja ini dapat kita terapkan loh adik adik dalam kehidupan
kita sehari hari, berikut ini akan kakak sampai kan hal apa aja yang bisa kita bisa
terapakan;
1. Menjaga sholat berjamaah
2. Mencintai kebersihan
3. Menjaga akhlak kita terhadap orang tua dan guru
4. Mencintai sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tanpa terkecuali
5. Menjaga keharmonisan lingkungan

2. Melestarikan nilai-nilai dasar, pemikiran, amaliyah dan organisasi faham ahli


sunnah wal jamaah serta mempedomani dalam kehidupan sehari-hari
1. TAWASUT (Sikap tengah-tengah)
Maksud dari sikap tengah-tengah yaitu kita sebagai manusia kita tidak boleh bersifat
ekstrim kanan dan ekstrim kiri, kita harus bersifat sedang-sedang saja atau tengah-
tengah, tidak pilih-pilih, dan dalam konteks kehidupan sehari-hari kita harus bisa
memilih pergaulan yang menurut diri kita itu baik dan bisa mendorong kita untuk
menuju cita-cita atau mencapai apa yang ingin kita tuju.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu, ketika ada temn saya yang sedang
bertengkar disebabkan karna perbedaan pendapat maka saya sebagai temannya ikut
campur untuk mennyelesaikan atau menengahi masalah tersebut, pada saat itu mereka
tetap bercekcok ngomong ini ngomong itu tetapi saya tidak membela salah satu
diantara mereka karena diantara mereka ada yang dekat dengan saya, tetapi saya tetap
untuk tidak pilih kasih akan tetapi saya memilih keputusan tengah-tengah. Dan
disalah satu dari mereka ada yang mengalah karena dia merasa bahwa dia sudah
dewasa, akhirnya masalah tersebut selesai.
2. TAWAZUN ( SEIMBANG)
Maksudnya, seimbang dalam segala hal yaitu dalam sebuah musyawarah pastinya ada
tujuan yang akan dituju dan ada bermusyawarah karena akan merencanakan sesuatu,
didalam musyawarah tersebut ada suatu sikap yaitu berusaha mengintegrasikan antara
pendapat satu dengan pendapat yang lain, maka dalam mengambil keputusan kita
harus seimbang dalam hasil musyawarah tersebut.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu dikamar saya ada perbedaan sifat
yang membut saya tidak nyaman berada di kamar, saya merasa sulit mengintegrasikan
diri saya kepada mereka, tetapi seiring berjalannya waktu saya mulai bisa
menyeimbangkan antara sifat yang satuu dengan yang lain, mereka ada yang hiper
aktif, sukanya lelucon, keras, pendiam, ada juga yang setiap perkataannya
menyakitkan hati, tetapi saya berusaha menyeimbangkan antara sifat saya dengan
mereka, dan akhirnya saya bisa.
3. TASAMUH (Toleransi)
Maksudnya, toleransi yaitu menghargai orang lain,menghargai pendapat yang
diutarakan tidak memikirkan diri sendiri, toleransi disini juga bisa dilihat dari
keragaman budaya, agama, ras, dan bahasa, di indonesia keberagaman-keberagaman
tersebut sangat dihargai oleh semua warga indonesia yang tidak bersifat memaksa.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu, ketika saya presentasi didepan
kelas materi yang dipresentasikan oleh kelompok saya dihargai oleh teman-teman,
tetapi ketika kelompok saya menyampaikan isi dari materi, teman-teman malah sibuk
sendiri dengan hp nya, tetapi wujud dari sikap toleransi menghargai posisi mereka
yang pada saat itu mereka sedang bosen dengan padatnya jadwal mahad maka salah
satunya mainan hp didalam kelas reguler ,tetapi kelompok saya menghargai itu,
kelompok saya lebih memilih untuk membirkan saja.
4. TA’ADUL (Adil)
Maksudnya, adill dalam melihat, menimbang, menyikapi, dan menyelesaikan segala
permasalahan. Adil hanya dilakukan dikehidupan sehari-hari itu benar-benar sama
dan setara secara sama persis dalam segala sifat-sifatnya, apabila terjadi keunggulan
disalah satunya maka keadilan menuntut perbedaan dan keutamaan dan allah
berifrman “Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dengan Taqwa”.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu ketika saya mempunyai uang dan
saya belikan jajan, setelah itu jajan yang saya beli saya kasihkan kepada teman-teman
satu kamar, jajan yang saya beli tidak saya makan sendiri tetapi saya langsung
bagikan kepada teman-teman secara adil dan merata, dan saya taruh di meja dan
setelah itu teman-teman ambil sendiri-sendiri.

3. NU, Muhammadiyah dan organisasi lainnya sebagaimana disebutkan bukanlah aliran


dalam islam, seperti halnya aliran mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah dll. Tetapi
keduanya, dan juga yang lainnya hanyalah organisasi massa, yang tepatnya disebut
organisasi islam.

NU ( Nahdhatul Ulama)
Organisasi ini didirikan pada 31 Januari 1926 oleh KH. Hasyim ‘Asy’ari seorang
ulama karismatik  yang sangat dimuliakan pada masanya. Dalam upaya memantapkan
prisip dasar orgasnisai ini, beliau merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), dan
kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah dan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar
dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan
dan politik.
Dalam AD/RT Nahdhatul Ulama (NU) jelas dinyatakan bahwa NU
beraqidah Ahlussunah waljama'ah, dengan mazhab aqiadahnya Abu Hasan Al-Asy'ari
dan Abu Mansur Al-Maturidi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung
mengikuti mazhab Syafi'i namun tetap mengakui eksistensi tiga madzhab yang lain,
sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara
dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi.
Dalam kiprahnya warga nahdhiyin –demikian anggota organisasi ini disebut- bukan
hanya bergelut dengan dunia kepesantrenan, yang memang dikenal sebagai basis
utama kekuatan organisasi ini. Tetapi juga mereka aktif diberbagai panggung dakwah
lainnya termasuk dunia politik.

Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912 oleh seorang yang
bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan nama KH. Ahmad Dahlan .
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan
sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan
jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak
hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur`an dan Hadist
Berbeda dengan NU yang menyatakan dengan tegas mazhab Aqidah dan fiqihnya,
dalam anggaran dasarnya Muhammadiyah hanya menegaskan dirinya sebagai
organisasi yang berasaskan islam, tidak menyatakan berafiliasi dengan mazhab
manapun. Meskipun dalam prakteknya kader Muhammadiyah tidak bisa dikatakan
tidak bermazhab apalagi anti mazhab.
Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan
perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya
organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Persis (perserikatan Islam)


Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok kaum
muslimin bandung yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang
dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.
Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai
dengan tuntunan Rasulullah Saw dan menolak pemahaman Islam tradisional yang
dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid
buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka
Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad
Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis
menyeru pentingnya kembali kepada kemurnian ajaran al Qur’an dan As-Sunnah.
Persamaan & Perbedaan :
Perbedaan mencolok antara NU dan Muhammadiy adalah pada qunut sholat Subuh.
NU memakai Qunut sedangkan Muhammadiyah dan Persis tidak.
Kedua pendiri organisasi ini juga melakukan diba’an atau pembacaan sholawat untuk
memuliakan nabi Muhammad SAW, sedangkan Persis tidak, dianggap bid’ah.
Pada saat hari raya, kalimat takbir pada takbiran di ulang sebanyak tiga kali oleh
keduanya.
Kalimat qad qamat as-Shalat pada saat iqomah di ulang sebanyak dua kali dan diiringi
dengan berdirinya para makmum dan imam sholat jamaah.
Persamaan terakhir adalah itsbat hilal yang dua-duanya memakai rukyah, salam Persis
hal tersebut bisa dikatakan Bid’ah.

Muhammadiyah = Aqidah Allah bersemayam diatas Arasy (AlQuran dan Sunah )


NU = Aqidah Allah ada dimana mana
Persis = Aqidah Allah bersemayam diatas arasy

Muhammadiyah = AlQuran kalamullah


NU = AlQuran kalamullah
Persis = AlQuran kalamullah

Muhammadiyah = Tidak boleh tawassul dengan orang mati


NU = Boleh tawassul dengan orang mati
Persis = Tidak boleh tawassul dengan orang mati

Muhammadiyah = Tidak sampai hadiah pahala kepada Orang mati


NU = sampai hadiah pahala Orang mati
Persis = Tidak sampai hadiah pahala kepada Orang mati , tawasul itu bidah .

Muhammadiyah = Dzikir bersama bukan ajaran sunah


NU = Dzikir bersama tuntunan sunah
Persis = Dzikir bersama bid'ah

Muhammadiyah = Tidak Qunut


NU = qunut
Persis = Tidak Qunut

Muhammadiyah = Tidak mentahlilkan orang mati


NU = mentahlilkan orang mati
Persis = Kenduri kematian bid'ah

Muhammadiyah = maulidan asalkan bisa menghindar dari bid'ah


NU = Semarakkan maulidan
Persis = Maulidan bid'ah

Muhammadiyah = Boleh isbal asal tidak sombong


NU = bebas isbal
Persis = larangan isbal bagi yang sombong

4. Penjelasan sehingga ahli sunnah wal jamaah betul betul suatu faham yang
menjadikan Rosululloh Saw sebagai suri tauladan dari berbagai kehidupan
Rasulullah Muhammad SAW merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam yang
membawa umat manusia pada jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Petunjuk jalan
tersebut adalah Dienul Islam (Agama Islam). Agama yang membawa pada jalan
kebahagaiaan, kesejahteraan, kedamaian, dan keselamatan umat manusia. Kemuliaan
Rasulullah SAW terletak pada akhlak dan pribadinya.

Meneladani Empat Sifat Wajib Nabi


1. Shidiq
Shidiq artinya benar. Sejak kecil Nabi Muhammad SAW memang telah
menunjukkan sifat siddiq. Di kehidupan sehari-harinya beliau tidak pernah
sedikitpun mengucapkan kebohongan. Sehingga sifatnya itulah yang menjadikan
dia panutan, dan selalu diperhatikan oleh masyarakat sekitarnya. Bahkan dalam
aktivitas berdagangnya pun beliau selalu jujur dan itu menjadikan dagangannya
selalu laris terjual.
2. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad adalah penerima wahyu yang
sempurna. Nabi sama sekali tidak pernah menambah atau mengurangi wahyu
yang diterimanya dari Allah SWT. Apa yang beliau sampaikan kepada seluruh
umat Islam adalah apa yang beliau terima dari Allah SWT.
3. Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan segala firman Allah SWT yang ditujukan kepada
umat manusia melalui Rasulullah SAW. Tidak ada yang disembunyikan meskipun
wahyu tersebut menyinggung Rasulullah sendiri.
4. Fathanah
Fathonah artinya bijaksana.

Dua Belas Sifat Teladan pada diri Rasulullah Muhammad SAW:


1. Baik hati.
Rasulullah terkenal dengan kebaikannya kepada siapapun tanpa pandang bulu.
Bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun. Dan inilah yang membuat
beliau patut menjadi teladan bagi umatnya.
2. Jujur.
Adalah salah satu kebiasaan beliau. Kebiasaan yang selalu beliau utarakan.
Sekalipun kejujuran itu menyakitkan, namun beliau akan selalu
mengatakannya.
3. Pemalu.
Meskipun beliau terkenal garang di medang perang, garang menghadapi
musuh-musuh Allah, namun terdapat sifat pemalu dalam diri beliau. Pemalu di
sini diartikan bahwa beliau selalu malu dalam berbuat dosa, berbuat maksiat,
berbuat kedzoliman, dan kejahatan lainnya.
4. Lemah Lembut.
Rasulullah juga sangat lemah lembut. Terutama kepada anak yatim, wanita,
dan juga orang yang kurang mampu. Bahkan pernah dikisahkan beliau sangat
lemah lembut terhadap orang Yahudi yang kurang mampu.
5. Rendah hati.
Tidak pernah menyombongkan dirinya, apa lagi di depan orang-orang yang
kurang mampu.
6. Tidak pernah memberatkan orang lain.
Salah satu prinsip Rasulullah. Ketika beliau masih merasa mampu melakukan
sesuatu, beliau tidak pernah meminta tolong kepada orang lain.
7. Sangat sederhana.
Beliau terkenal sangat sederhana dari dulu sampai ketika beliau menjadi
Khalifah. Beliau tidak mau terlihat mewah di depan para rakyatnya.
8. Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.
Ketika Rasulullah di lempari batu, beliau tidak membalasnya.
9. Suka memaafkan dan merelakan.
Ketika sanak saudara ataupun orang-orang terdekatnya berbuat salah
kepadanya, beliau selalu memaafkan sekaligus menasehatinya agar tidak
terulang. Jika beliau kehilangan sesuatu hanya tersenyum dan santai-santai
saja, dengan meyakini bahwa Allah pasti akan menggantinya di kemudian
hari.
10. Penuh kasih sayang.
Kasih sayang, ini yang menjadi kesuksesan beliau dalam perjuangannya.
Beliau itu terkenal penuh kasih sayang terutama kepada fakir miskin dan anak
yatim
11. Selalu memberi petunjuk.
Ketika beliau ditanya oleh sahabat atau rakyatnya, beliau pasti berusaha untuk
bisa menjawabnya, sekalipun beliau tak tahu. Beliau akan berusaha
mencarinya meskipun harus bertanya lagi kepada orang lain.
12. Selalu tersenyum.
Dalam keadaan apapun saat itu, beliau selalu bisa memperlihatkan
senyumannya.

5. Gambaran tiga istilah tersebut sehingga antara yang satu dengan yang
lainnya tidak bertolak belakang yang mengakibatkan biasnya sunnah!

1. AQIDAH AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH


 Ketuhanan (Tauhid)
Dalam masalah teologi ketuhanan, Ahlussunah wal Jamaah meyakini bahwa
Tuhan memiliki banyak sifat. Sifat-sifat yang wajib diketahui oleh umat islam
adalah sebagai berikut:
Wujud. Allah itu ada, Mustahil ia tidak ada.
Allah tidak berpermulaan adaNya. Mustahil bila ada yang mendahuluinya.
Baqa’. Allah kekal selama-lamanya. Mustahil bila Ia sirna.
Mukhalafatu lil hawadisi. Tuhan berbeda dengan makhlukNya. Mustahil Allah
menyerupai makhlukNya.
Qiyamuhu bi nafsihi. Allah berdiri sendiri. Mustahil bila Allah membutuhkan
perkara lain.
 Malaikat
Paham aswaja (Ahlussunah Wal Jama’ah) meyakini bahwa ada makhluk yang
tidak bisa dilihat manusia, ia diciptakan dari cahaya, makhluk tersebut bernama
malaikat. Malaikat merupakan ciptaan Allah yang ditugaskan mengatur seluruh
jagat raya dengan tugas masing-masing yang diberikan tuhanya, dan ia terhindar
dari perbuatan salah. Jumlah malaikat tidak terhitung, akan tepapi malaikat yang
wajib diketahui berjumlah sepuluh, dengan tugas masing-masng.
 Kitaab Allah
Aliran aswaja meyakini bahwa Allah menurunkan mukjizat kepada sebagian
NabiNya yang berupa kitab, sebagai tuntunan hidup manusia. Kitab yang
diturunkan Allah berjumlah banyak, karena Rasul berjumlah banyak. Tetapi Kitab
suci yang wajib diketahui oleh umat islam berjumalah empat
 Nabi Dan Rasul
Dalam menyampaikan syari’at kepada hambanya, Allah memilih sebagian
manusia untuk mengabarkan dan mengajak manusia agar melaksanakan syari’at
yang dibawanya, orang tersebutlah yang dinamakan Rasul(Utusan Allah).
Sedangkan yang hanya mendapatkan wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk
menyampaikan syariat tersebut kepada manusia disebut nabi.
 Hari Kiamat
Umat Islam wajib meyakini bahwa setelah kehidupan di dunia ada kehidupan lain,
yaitu kehidupan akhirat. Dimana semua manusia dihidupkan kembali dan 
dimintai pertanggung jawaban atas semua perbuatanya di dunia, kemudian
menerima balasanya, berupa surga dan neraka. Aswaja juga meyakini bahwa
kenikmatan surga bersifat kekal, begitu juga siksa neraka bagi orang yang
menyekutukan Allah
 Qadha’ Dan Qadar
Qadha ialah rencana Allah yang telah ditetapkan terhadap sesuatu sebelum
menciptakanya, sedangkan Qadar ialah pelaksanaan dari ketetapan tersebut.
Contoh: Allah menetapkan Fulan dilahirkan di Indonesia sebelum Allah
menciptakanya, inilah yang dinamakan Qadha. Kemudian Fulan dilahirkan di
Indonesia, inilah yang dinamakan Qadar.
2. FIQH AHLUSSUNAH WAL JAMAAH
Hukum syariat islam bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah yang mana
keduanya turun beangsur-angsur berdasarkan kebutuhan masyarakat ketika itu.
Dalam bidang fiqih dan amaliyah faham Aswaja mengikuti pola bermadzhab
dengan mengikuti salah satu madzhab fiqih yang di deklarasikan oleh para ulama’
yang mencapai tingkatan mujtahid mutlaq. Beberapa madzhab fiqih yang pernah
eksis dan diikuti oleh kaum muslim Aswaja ialah madzhab Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Hanbali, Sufyan al-Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Ibn Jarir, Dawud al-
Zahiri, al-Laits bin Sa’ad, al-Auza’i, Abu Tsaur dan lain-lain. Akan tetapi seiring
perkembangan zaman, dari sekian banyak madzhab fiqih hanya empat yang tetap
eksis digunakan oleh aliran Aswaja, yaitu madzhab Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i
dan Hanbali. Alasan kenapa empat madzhab ini yang tetap dipilih oleh Aswaja
yaitu:
Kualitas pribadi dan keilmuan mereka sudah masyhur.
Keempat Imam Madzhab tersebut merupakan Mujtahid Muthlaq Mustaqil, yaitu
Imam mujtahid yang mampu secara mandiri menciptakan Manhaj al-fikr, pola,
metode, proses dan proses istinbath dengan seluruh perangkat yang dibutuhkan.
Para Imam tersebut mempunyai murid yang secara konsisten mengajar dan
mengembangkan madzhabnya yang didukung dengan buku induk yang masih
terjamin keasliana.
Keempat Imam Madzhab itu mempunyai mata rantai dan jaringan intelektual
diantara mereka.

3. TASAWUF AHLUSSUNAH WAL JAMAAH


Dalam bidang tasawuf Aswaja memiliki prinsip untuk dijadikan pedoman bagi
kaumnya. Sebagaimana dalam masalah akidah dan fiqih, dimana Aswaja
mengambil posisi yang moderat, tasawuf Aswaja juga demikian adanya.
Manusia diciptakan Allah semata-mata untuk beribadah, tetapi bukan berarti
meninggalkan urusan dunia sepenuhnya. Akhirat memang wajib diutamakan
ketimbang kepentingan dunia, namun kehidupan dunia juga tidak boleh
disepelekan. Dalam emenuhi urusan dunia dan akhirat mesti seimbang dan
proporsional.
Dasar utama tasawuf Aswaja tidak lain adalah Al-Qur’an dan Sunnah

6. paham qodariyah dan jabariyah. Coba tiga istilah tersebut dikembangkan


disertai contohnya! 
Ketiga aliran tersebut perbedaan mencoloknya adalah pada pemahaman mereka
terhadap taqdir.
Qodariyah berpendapat bahwa semua taqdir yang berlaku adalah karena ada sebab
dan akibat. Dalam artian kehendak / usaha manusia mampu membuat perubahan
pada taqdir.
Jabariyah mengatakan bahwa semua yang terjadi merupakan kehendak dari tuhan.
Manusia sifatnya "dipaksa" untuk mengikuti jalan taqdir tersebut. Manusia tak
punya pilihan atau kehendak, sedangkan ahlu sunnah banyak yang mengatakan
bahwa pahamnya adalah "perpaduan" dari dua paham tersebut.

Anda mungkin juga menyukai