Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH INOVASI PRODUK, CITRA PRODUK DAN

KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI


KONSUMEN DI PASAR KULINER MALAM BANDUNGAN

PROPOSAL

Disusun Oleh:
Nama : Adhi Setyobudi
NIM : 20.51.1519
Konsentrasi : Manajemen Perhotelan

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA (STIEPARI)
SEMARANG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : “PENGARUH INOVASI PRODUK, CITRA PRODUK DAN


KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN DI PASAR KULINER MALAM BANDUNGAN”

Nama : Adhi Setyobudi

NPM : 20.51.1519

Program Studi : S1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Perhotelan

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama Tanda Tangan Tanggal

Nama Dosen (Krisnawati Setyaningrum, S.TP, MM) (….........................)


Pembimbing I
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “PENGARUH INOVASI PRODUK, CITRA PRODUK


DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN DI PASAR KULINER MALAM
BANDUNGAN”
Nama : Adhi Setyobudi
NPM : 20.51.1519
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manejemen Perhotelan

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama Tanda Tangan Tanggal

Nama Dosen (Krisnawati Setyaningrum, S.TP, MM) (…………………….)


Pembimbing I

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama Tanda Tangan Tanggal

Nama Dosen 1. Dyah Palupiningtyas, S.E., M.Si ……………………..


Penguji I

Nama Dosen 2. Krisnawati Setyaningrum, S.TP, MM ……………………..


Penguji II

Nama Dosen 3. M. Kholil Aswan, S.Kom., M.M ……………………..


Penguji III

Mengetahui
Ketua STIEPARI SEMARANG

(Dr. Samtono, M.Si.)


NIP. 195709121978021006
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobil „alamin puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga diberi kemudahan dan
kelancaran selalu mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan judul “PENGARUH INOVASI PRODUK, CITRA PRODUK DAN
KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI PASAR
KULINER MALAM BANDUNGAN”.
Proposal Skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa ada bantuan dari berbagai
pihak, baik itu berupa dorongan, nasehat, kritik dan saran. Pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Samtono, MSi., selaku Ketua STIEPARI
2. Krisnawati Setyaningrum, S.TP, MM, selaku dosen pembimbing, atas
perhatian, dukungan, ilmu dan bimbingannya;
3. Kepala Camat Bandungan atas izin, bantuan dan kerjasamanya.
4. Orang tua tercinta yang telah memberi doa dan dukungan kepada penulis
baik dari segi moril maupun materil.
5. Teman-teman serta sahabat seperjuangan yang tak hentinya memberikan
support dan motivasi untuk penulis.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah, rahmat dan hidayah-
Nya atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, Agustu 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................6
1.3 Batasan Masalah................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................8
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.......................................................................................9
2.2 Penelitian Terdahulu yang Mendukung...........................................21
2.3 Kerangka Pikir.................................................................................23
2.4 Hipotesa Penelitian..........................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bidang Penelitian.............................................................................25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................25
3.3 Metode dan Desain Penelitian.........................................................25
3.4 Sumber Data....................................................................................27
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................27
3.6 Variabel Definisi Konsep dan Operasional.....................................29
3.7 Alat Pengumpulan Data...................................................................31
3.8 Validitas dan reliabilitas..................................................................32
3.9 Tehnik Analisis Data.......................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................40
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Mndukung.......................................................21
Tabel 3.1 Jumlah Konsumen yang datang ke pasar kuliner malam bandungan.........28
Tabel 3.1 Variabel Definisi Konsep dan Operasional................................................29
DAFTAR GAMBAR

Halama
n Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................23
Gambar 3.1 Desain Penelitian...............................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku sikap konsumen

dalam mengkonsumsi suatu produk. Minat membeli merupakan bagian dari

komponen perilaku konsumen dalam sikap mengonsumsi, kecenderungan respon

untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Sedangkan minat beli ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas

pengalaman pembelian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan adanya

pengalaman dalam membeli produk, konsumen dapat mengetahui nilai produk

yang dirasakannya. Selain itu, mempertahankan pelanggan yang sudah ada jauh

lebih penting bagi perusahaan daripada mencari pelanggan baru, kemungkinan

diperlukan biaya yang lebih besar untuk mendapatkan seorang konsumen baru

daripada mempertahankan seorang yang sudah menjadi pelanggan.

Dalam mempertahankan konsumen yang sudah menjadi pelanggan ini

tidak mudah. Perlu adanya upaya dan langkah-langkah dalam menjalankan

kegiatan usahanya, perusahaan tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat

terjual seperti yang diharapkan, disamping itu konsumen juga akan memiliki

minat beli ulang atas produk tersebut. Tingkat kepuasan yang tinggi

mencerminkan minat beli ulang produk yang tinggi pula. Ketika memutuskan

untuk mengadopsi suatu produk, sehingga keputusan untuk mengadopsi produk

tersebut timbul setelah konsumen mencobanya. Kemudian timbul ketertarikan

terhadap produk. Ketertarikan konsumen terhadap produk dapat diambil bila

konsumen mempunyai
1
persepsi bahwa produk yang mereka pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi

atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dari penjelasan diatas,

peneliti tertarik mengambil lokasi penelitian minat beli konsumen di pasar kuliner

malam bandungan.

Pasar kuliner malam bandungan ini juga dapat dikatakan sebagai objek

wisata yang mana hampir semua makanaan kas Semarang ada di sini yang

tentunya dibuat oleh warga-warga semarang khususnya warga masyarakat

bandungan.Pasar ini Buka mulai Jam 16.00 - 22.00 setiap hari. Suasana pedesaan

terasa disini, seperti suasana yang hangat, senyum ramah dari penjual disekeliling.

Tidak salah apabila tempat ini dijadikan tempat berbelanjanya waisatawan untuk

memenuhi kebutuhan makanan khususnya makanan tradisional khas semarang,

akan tetapi fenomena nyata yang terjadi di lokasi penelitian adalah peneliti

menemukan adanya masalah mengenai ketidaktertarikan konsumen dalam

membeli produk yang tersedia, hal ini peneliti dapatkan setelah melakukan

observasi langsung dengan melihat beberapa konsumen tidak membeli produk

yang dijual, melainkan hanya melihat-lihat saja. Oleh karena itu, perlu dicarikan

solusi kenapa minat beli konsumen tersebut cenderung menurun, dan

diciptakanlah beberapa faktor pengaruh yaitu diantaranya adalah inovasi produk.

Inovasi produk merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh

suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun belum. Dari produk

lama yang telah mencapai titik jenuh di pasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk

mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk pengganti

yang secara total baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern

dan up to date, sehingga dapat terus meningkatkan keinginan konsumen dalam


keputusan pembelian produk tersebut. Inovasi produk merupakan sebagai proses

pengenalan produk atau sistem baru yang membawa kesuksesan ekonomi bagi

perusahaan dan kesuksesan sosial bagi konsumen serta komunitas atau lingkungan

yang lebih luas (Kotler dan Keller, 2012).

Inovasi produk pada umumnya terkait dengan bagaimana produk tersebut

dapat dikelola sedemikian rupa supaya dari proses pembuatan produk kemudian

kemasan produk berupa tampilan pada saat dijual adalah merupakan factor utama

yang dapat mencerminkan inovasi produk tersebut dapat dilakuka secara

maksimal oleh penjual. Inovasi produk yang dimaksudkan disini adalah

keunggulan produk yang akan dijual, kemudian kemasan produk serta biaya yang

dianggarkan untuk produk tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi produk

merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan suatu perusahaan melalui

produk inovatif yang diciptakan guna memuaskan pelanggan. Sebab kunci dari

keberhasilan produk adalah produk mampu beradaptasi terhadap perubahaan yang

terjadi. Fenomena nyata yang terjadi di pasar kuliner bandungan dari hasil

observasi peneliti ditemukan adanya keluhan dari beberapa pengunjung yang

datang mengenai penempatan produk makanan yang disajikan untuk dijual

terletak dipinggir jalan dengan kondisi makanan yang tidak ditutup dengan baik

sehingga mempengaruhi kesehatan dan keamanan produk kuliner tersebut. Oleh

karena itu apabila penjual produk kuliner tidak melakukan inovasi terhadap

produk yang dijualnya akan berpengaruh terhadap penurunan minat beli dari

konsumen yang datang.

Minat beli konsumen sangat mempengaruhi hasil dari penjualan setiap

produk yang ditawarkan oleh penjual. Untuk itu dibutuhkan adanya citra produk
yang baik sehingga ketertarikan konsumen untuk membeli. Menurut Adil (2012)
fungsi utama citra merek dalam suatu produk adalah untuk menjawab pertanyaan

tentang bagaimana konsumen memilih diantara merek alternatif setelah

melakukan pengambilan informasi. Lyonita dan Budiastuti (2012) mengatakan

bahwa sangat menguntungkan bila memiliki suatu produk yang memiliki citra

yang baik dan oleh sebab itu perusahaan harus terus menjaga dan

mempertahankan citra merek secara terus menerus. Akan tetapi penjelasan

tersebut berbanding terbalik dengan fenomena yang terjadi di pasar kuliner

bandungan yaitu peneliti menemukan masalah dari keluhan pengunjung yang

mengatakan bahwa tanggapan di beberapa produk yang dijual di lokasi negative

karena pengunjung mendengarkan saran dari teman dan keluarganya tentang

kualitas makanan yang dijual kurang kondusif. Kemudian terdapat juga beberapa

penjual tidak bersikap baik kepada pengunjung terutama dalam hal tawar

menawar produk yang akan dibeli, seperti: penjual cenderung mengeluarkan

kalimat kasar terhadap konsumen yang akan menawar makanan jika hendak

dibeli. Oleh karena itu, beberapa masalah diatas, menyimpulkan bahwa citra

produk yang ada di pasar kuliner bandungan kurang baik sehingga mempengaruhi

minat beli konsumennya.

Invasi produk dan citra produk bukan satu-satunya faktor pengaruh yang

bisa berdampak pada tingginya minat beli konsumen, tetapi terdapat factor yang

tidak kalah pentingnya juga yaitu kualitas produk. Kualitas produk adalah suatu

kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuaiannya dengan

standar ukur yang telah ditetapkan. Semakin sesuai standar yang ditetapkan maka

akan dinilai produk tersebut semakin berkualitas. Bisnis kuliner juga harus

memiliki kualitas produk yang baik dalam rangka memenuhi kebutuhan


konsumen. Setiap menjalankan proses bisnis kuliner haruslah berkaitan dengan

upaya
mengembangkan produk yang tepat dimana produk yang ditawarkan harus

memiliki kualitas yang baik dan diharapkan sesuai dengan pelayanan yang

diberikan. Dengan kualitas produk yang baik suatu perusahaan dapat

mempertahankan usahanya dan mampu bersaing dengan pesaing lainnya.

Kualitas produk yang dirasakan konsumen akan menentukan suatu

persepsi terhadap kinerja penjual, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada

minat beli konsumen. Fungsi, kualitas dan benefits dari suatu produk merupakan

fokus perhatian konsumen. Kebutuhan konsumen yang terus meningkat dan

didasari oleh tingkat kekritisan yang semakin tinggi, cenderung menuntut

pelayanan secara pribadi dan ikut dilibatkan dalam pengembangan suatu produk.

Adapun fenomena nyata yang terjadi di pasar kuliner bandungan dari hasil

observasi awal peneliti ditemukan adanya masalah tentang kualitas pengemasan

beberapa produk yang dijual kurang kondusif terutama apabila produk tersebut

dibawa pulang. Masalah selanjutnya adalah harga beberapa produk tidak sesuai

dengan rasa yang dihasilkan sehingga mempengaruhi minat beli konsumennya.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan inovasi

produk, citra produk dan kualitas produk berkaitan dengan minat beli konsumen

perlu mendapat perhatian. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan kajian: “Pengaruh Inovasi Produk, Citra Produk dan

Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen di Pasar Kuliner Malam

Bandungan”
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka identifikasi

masalah yang ada di pasar kuliner bandungan adalah sebagai berikut:

1. Ketidaktertarikan konsumen dalam membeli produk yang tersedia,

2. Beberapa konsumen tidak membeli produk yang dijual, melainkan hanya

melihat-lihat saja.

3. Penempatan produk makanan yang disajikan untuk dijual terletak dipinggir

jalan dengan kondisi makanan yang tidak ditutup dengan baik

4. Pengunjung mendengarkan saran dari teman dan keluarganya tentang kualitas

makanan yang dijual kurang kondusif.

5. Beberapa penjual tidak bersikap baik kepada pengunjung terutama dalam hal

tawar menawar produk yang akan dibeli konsumen

6. Kualitas pengemasan beberapa produk yang dijual kurang kondusif

7. Harga beberapa produk tidak sesuai dengan rasa

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada kajian tentang

Pengaruh Inovasi Produk, Citra Produk dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,

maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:


1. Bagaimanakan pengaruh inovasi produk terhadap minat beli konsumen di

Pasar Kuliner Malam Bandungan?

2. Bagaimanakah pengaruh citra produk terhadap minat beli konsumen di Pasar

Kuliner Malam Bandungan?

3. Bagaimanakah pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen di

Pasar Kuliner Malam Bandungan?

4. Bagaimanakah pengaruh inovasi produk, citra produk dan kualitas produk

terhadap minat beli konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan?

5. Variabel apa yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap minat beli

konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh inovasi produk terhadap minat beli konsumen di

Pasar Kuliner Malam Bandungan.

2. Untuk menjelaskan pengaruh citra produk terhadap minat beli konsumen di

Pasar Kuliner Malam Bandungan.

3. Untuk menjelaskan pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen di

Pasar Kuliner Malam Bandungan.

4. Untuk menjelaskan pengaruh inovasi produk, citra produk dan kualitas produk

terhadap minat beli konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan.

5. Untuk menjelaskan variabel yang paling dominan memberikan pengaruh

terhadap minat beli konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan.


1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta memberikan manfaat

pada bidang manajemen perhotelan khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan minat beli konsumen yang dipengaruhi oleh inovasi produk, citra

produk dan kualitas produk

2. Praktis

Dapat dijadikan pertimbangan bagi setiap penjual sehingga dapat

meningkatkan inovasi produk, citra produk dan kualitas produk yang dijualnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Inovasi Produk

2.1.1.1 Pengertian Inovasi Produk

Kotler dan Keller (2012) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi

yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang dipersepsikan

oleh konsumen sebagai produk atau jasa baru. Secara sederhana, inovasi dapat

diartikan sebagai terobosan yang berkaitan dengan produkproduk baru. Namun

Kotler menambahkan bahwa inovasi tidak hanya terbatas pada pengembangan

produk-produk atau jasa-jasa baru. Inovasi juga termasuk pada pemikiran bisnis

baru dan proses baru. Inovasi juga dipandang sebagai mekanisme perusahaan

untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu maka

perusahaan diharapkan menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan baru

yang menawarkan produk inovatif serta memberikan pelayanan yang memuaskan

bagi pelanggan. Inovasi semakin memiliki arti penting bukan saja sebagai suatu

alat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melainkan juga

untuk unggul dalam persaingan.

Prokosa (2005) inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan untuk

beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk

mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dengan

menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang dapat


memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang diajukannya adalah

keinovativan dan capacitas berinovasi. Keinovasian adalah pikiran tentang

keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek budaya perusahaan, sedangkan

kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan

atau menerapkan gagasan, proses/produk baru secara berhasil.

Han et al. (1998) mengemukakan bahwa inovasi tidak hanya terpaku pada

masalah teknis namun juga terkait dengan aspek administrasi organisasi.

Munculnya inovasi produk pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan

pasar, sehingga inovasi produk merupakan salah satu yang dapat digunakan

sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Inovasi produk secara positif

dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi inovasi

produk juga dapat berperan sebagai mediator yang menguatkan hubungan antara

orientasi pasar dan kinerja perusahaan

Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut Crawford & De

Benedetto (2011) adalah “Inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi

perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan danndipasarkan, termasuk

inovasi di segala proses fungsional / kegunaannya.”

Berdasarkan pada definisi inovasi produk di atas maka penulis menarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan inovasi produk adalah: “Suatu usaha

yang dijalankan perusahaan untuk menciptakan produk baru yang bertujuan

untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dan dapat meningkatkan

penjualan.” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bertambah banyaknya

jumlah barang yang ditawarkan kepada konsumen dan ditunjang dengan arus
informasi tentang produk yang mudah diperoleh, menyebabkan mereka semakin

selektif dalam membeli suatu barang, baik dalam kualitas, desain corak, warna

maupun harganya. Inovasi produk bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, karena produk yang telah ada rentan terhadap

perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus hidup produk yang

lebih singkat, serta meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri. Inovasi

produk yang dilakukan haruslah melalui hasil penelitian pasar, sehingga dapat

menghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen. Meskipun

perusahaan mementingkan mutunya, tetapi apabila perusahaan tidak

memperhatikan selera konsumen., maka akan menyebabkan produknya tidak

diminati, bahkan konsumennya akan beralih pada produk lain, sehingga

penjualan akan turun.

2.1.1.2 Dimensi Inovasi Produk

Crawford & De Benedetto (2000) menjelaskan bahwa dalam inovasi

produk terdapat tiga inovasi produk, yaitu:

1. Keunggulan produk.

2. Kesamaan produk.

3. Biaya produk.

Produk inovasi dapat gagal karena banyak alasan, tidak menawarkan

desain yang unik atau salah memperkirakan persaingan merupakan kesalahan

yang umum terjadi. Kadang-kadang gagasannya sendiri sebenarnya baik tetapi

terletak pada desain dan efisiensi biayanya jauh lebih tinggi dari yang semula
diperkirakan. Dengan adanya inovasi produk maka akan memberi nilai tambah

dibanding produk sejenis (keunggulan produk), sehingga akan meningkatkan

penju Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu

dari kesuksesan produk baru (Kusumo, 2006) sehingga suatu produk inovasi

harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Cooper (2000), bahwa keunggulan

produk baru sangat penting dalam lingkungan pasar global yang sangat

kompetitif. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi

yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan di pasar yang selanjutnya

akan menang dalam persaingan.

2.1.2 Citra Produk

2.1.2.1 Pengertian Citra Produk

Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di

benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu. Tjiptono

(2011) berpendapat bahwa pengertian merek adalah sebagai berikut: “Merek

adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Ginting (2011)

mendefinisikan merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain atau

kombinasi daripadanya untuk menandai produk atau jasa dari satu penjual atau

kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing.


Menurut Kotler (2009) menyebutkan citra merek adalah persepsi

masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak

faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh

terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak

dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional

yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus

disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Menurut Hossain (2007) menyatakan bahwa citra merek adalah keseluruhan dari

persepsi konsumen mengenai merek atau bagaimana mereka mengetahuinya. Hal

tersebut dipertegas oleh Simamora (2008) bahwa citra adalah persepsi yang

relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception) maka tidak mudah

untuk membentuk citra, sehingga bila telah terbentuk akan sulit mengubahnya.

Supranto dan Limakrisma (2011) menyatakan citra merek adalah apa

yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar atau melihat suatu merek dan

apa yang konsumen pelajari tentang merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang dapat konsumen rasakan dan

dipikirkan yang diciptakan dan dipelihara oleh pemasar agar terbentuk di dalam

benak konsumen. Kotler dan Keller (2012) citra merek adalah sejumlah

keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.

Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh

konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan


konsumen. Sedangkan menurut Utami (2010) citra merek adalah serangkaian

asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar beberapa tema yang bermakna.

Roslina (2010) mendefinisikan bahwa “Citra merek merupakan petunjuk

yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk ketika

konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu produk”.

Terdapat kecenderungan bahwa konsumen akan memilih produk yang telah

dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan

informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Ferrinadewei (2008) dapat

juga dikatakan bahwa citra merek atau brand image merupakan konsep yang

diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka citra merek menurut

penulis adalah persepsi konsumen untuk mengevaluasi suatu produk ketika

konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu produk.

Konsumen cenderung akan memilih produk yang telah terkenal dan digunakan

oleh banyak orang daripada produk yang baru dikenalnya.

2.1.2.2 Dimensi Citra Produk

Menurut Rahman (2010), Terdapat tiga tipe yang menjadi ukuran dalam

penentuan citra merek suatu produk yaitu sebagai berikut:

1. Attribute brand yakni merek yang mampu mengomunikasikan kepercayaan

terhadap atribut fungsional produk

2. Aspirational brands yakni merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang

yang membeli merek tersebut.


3. Experience brands yakni merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi

bersama antara merek dan konsumen secara individu

2.1.3 Kualitas Produk

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2012), Kualitas produk adalah totalitas fitur

dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk

memuaskan kebutuhan yang ditanyakan atau tersirat. Martono dan Iriani (2014)

arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its

functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease

of operation and refair, and other valued attributes”. Yang artinya kemampuan

sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan

durabilitas, reliabilitas, ketapatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk

juga atribut produk lainnya. Menurut Bailia, Soegoto dan Loindong (2014)

kualitas produk merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk yang

dihasilkan dari pemasaran, rekayasa, produksi dan pemeliharaan yang membuat

produk tersebut dapat digunakan memenuhi harapan pelanggan atau konsumen.

Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan pemilihan

suatu produk oleh konsumen. Produk yang ditawarkan haruslah suatu produk

yang benar-benar teruji dengan baik mengenai kualitasnya. Karena bagi

konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen

akan menyukai dan memilih produk yang mempunyai kualitas lebih baik bila
dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginanannya.

Nasution (2005) kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Konsumen atau konsumen.

Tjiptono (2011) mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu yang diharapkan

dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi

kebutuhan konsumen.

2.1.3.2 Dimensi Kualitas Produk

Gaspersz (2008) menjelaskan bahwa dimensi dari kualitas produk ini

meliputi 8 dimensi, yang terdiri dari:

1. Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti dan dapat didefinisikan

sebagai tampilan dari sebuah produk sesungguhnya. Performance sebuah

produk merupakan pencerminan bagaimana sebuah produk itu disajikan atau

ditampilkan kepada konsumen. Tingkat pengukuran Performance pada

dasarnya mengacu pada tingkat karakteristik dasar produk itu beroperasi.

Sebuah produk dikatakan memiliki Performance yang baik bilamana dapat

memenuhi harapan. Bagi setiap produk/jasa, dimensi performance bisa

berlainan, tergantung pada functional value yang dijanjikan oleh perusahaan.

Untuk bisnis makanan, dimensi performance adalah rasa yang enak.


2. Keandalan (reliability)

Yaitu tingkat keandalan suatu produk atau konsistensi keandalan sebuah

produk didalam proses operasionalnya dimata konsumen. Reliability sebuah

produk juga merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak

atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu. Sebuah produk dikatakan

memiliki Reliability yang tinggi bilamana dapat menarik kepercayaan dari

konsumen terkait kualitas keandalan sebuah produk. Dimensi performance

dan reliability sekilas hampir sama tetapi mempunyai perbedaan yang jelas.

Reliability lebih menunjukkan probabilitas produk menjalankan fungsinya.

3. Keistimewaan tambahan (feature)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap dan dapat didefinisikan sebagai

tingkat kelengkapan atribut-atribut yang ada pada sebuah produk. Pada titik

tertentu, performance dari setiap merek hampir sama tetapi justru

perbedaannya terletak pada fiturnya. Ini juga mengakibatkan harapan

konsumen terhadap dimensi performance relatif homogen dan harapan

terhadap fitur relatif heterogen.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat didefinisikan sebagai tingkat

dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran

yang dijanjikan. Definisi diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat Conformance

sebuah produk dikatakan telah akurat bilamana produk-produk yang


dipasarkan oleh produsen telah sesuai perencanaan perusahaan yang berarti

merupakan produk-produk yang mayoritas diinginkan konsumen.

5. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan dan

dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan

dalam kondisi normal.

6. Kemampuan melayani (service ability)

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta

penanganan keluhan yang memuaskan dan dapat didefinisikan sebagai suatu

ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. Disini

artinya bilamana sebuah produk rusak atau gagal maka kesiapan perbaikan

produk tersebut dapat diandalkan, sehingga konsumen tidak merasa dirugikan.

7. Estetika (Aesthethics)

Yaitu keindahan produk terhadap panca indera dan dapat didefinisikan sebagai

atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk, seperti warna, model atau

desain, bentuk, rasa, aroma dan lain-lain. Pada dasarnya Aesthetics merupakan

elemen yang melengkapi fungsi dasar suatu produk sehingga kinerja sebuah

produk akan menjadi lebih baik dihadapan konsumen.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Yaitu kualitas yang dirasakan. Bilamana diterapkan pada pengukuran kualitas

produk maka perceived quality merupakan kualitas dasar yang dimiliki sebuah

produk
2.1.4 Minat Beli Konsumen

2.1.4.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Minat beli konsumen pada dasarnya merupakan faktor pendorong dalam

pengambilaan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Menurut Yamit

(2001) minat beli konsumen merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi

setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Menurut

Durianto, dkk (2003) minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli merupakan pernyataan

mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian suatu produk dengan

merek terntentu pengetahuan tentang niat beli konsumen terhadap produk perlu

diketahui oleh para pemasar untuk mendeskripsikan perilaku konsumen pada

masa yang akan datang. Minat beli terbentuk dari sikap konsumen terhadap suatu

produk hal tersebut berasal dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk.

Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan

menurunkan minat beli konsumen. Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi

dimana konsumen belum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar

untuk memprediksi perilakuk atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku

yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan pembelian (Amstrong, 2005).

Salah satu bentuk perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan membeli

suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen dari minat beli adalah

konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan pembelian


di pada masa sekarang dan bisa disebut sebagai calon pembeli. Adi (2015)

menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen

dimana konsumen memiliki keinginan dalam memilih, menggunakan, dan

mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.

Kotler dan Keller (2012) minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah

menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, lalu muncul keinginan untuk

membeli dan memilikinya. Schiffman dan Kanuk (2009) Minat beli adalah

sesuatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu, yang berdampak pada

sebuah tindakan. Minat beli dianggap sebagai pengukuran kemungkinan

konsumen membeli produk tertentu dimana tingginya minat beli berdampak pada

kemungkinan yang cukup besar dalam terjadinya keputusan pembelian. Minat

beli menciptakan suatu motivasi yang akan terus terekam dalam pikiran dan

menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika akan

memenuhi kebutuhannya mereka akan merealisasikan apa yang ada dalam

pikiraannya.

2.1.4.2 Dimensi Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2012), beberapa faktor yang membentuk

minat beli konsumen:

1. Sikap orang lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang

akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti

keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi

Faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam

melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen

sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu

barang atau tidak.

2.2 Penelitian Terdahulu Yang Mendukung

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Yang Mendukung

No Nama/Tahun/Judu Variabel Metode Hasil


1 Dany Prastyo dan Inovasi Analisis Dari hasil analisis data diperoleh
Saino/ Pengaruh produk, regresi hasil yaitu inovasi produk dan
Inovasi Dan kualitas linier kualitas produk yoga tablet di
Kualitas Produk produk dan berganda toko smartlone Plaza Marina
Terhadap Minat minat beli Surabaya diperoleh Fhitung
Beli Yoga Tablet sebesar 19.343 dan thitung
Lenovo Di sebesar 4,629 untuk inovasi
Surabaya produk dan 3,057 untuk kualitas
produk dengan taraf signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka
disimpulkan adanya pengaruh
secara simultan dan parsial
antara inovasi produk dan
kualitas produk terhadap minat
beli yoga tablet di toko
smartlone Plaza Marina
Surabaya, dan inovasi produk
merupakan variabel yang paling
dominan mempengaruhi minat
beli.
2 Nur Kholifah Inovasi Regresi Berdasarkan hasil penelitian,
Fatmawati dan produk, harga berganda dapat disimpulkan bahwa
Masreviastuti/201 dan minat beli inovasi produk dan harga
9/ Pengaruh memiliki pengaruh signifikan
Inovasi Produk secara parsial dan simultan
Dan Harga terhadap minat beli. Hasil
Terhadap Minat penelitian ini diharapkan dapat
Beli Produk menjadi informasi untuk
Smartphone perusahaan dalam menciptakan
Samsung inovasi produk dan menetapkan
harga untuk minat beli
konsumen pada produk
smartphone Samsung.
3 Miki Ambarwati Citra merek Regresi Hasil penelitian menunjukkan
Sunarti dan dan minat beli linier bahwa: Citra Perusahaan, Citra
Mukhammad sederhana Konsumen, dan Citra Produk
Kholid secara bersama-sama
Mawardi/2015/ berpengaruh signifikan terhadap
PENGARUH Minat Beli
CITRA MEREK
TERHADAP
MINAT BELI
(Survei Pada
Mahasiswa
Universitas
Brawijaya Yang
Menggunakan
Pasta Gigi
Pepsodent)
Daniel Adhi Satria Citra merek, Regresi Berdasarkan penelitian yang
dan Helena kualitas linier dilakukan, didapat hasil bahwa
Sidharta/2017/ produk dan berganda variabel citra merek dan kualitas
Pengaruh Citra minat beli produk berpengaruh signifikan
Merek Dan terhadap minat beli konsumen
Kualitas Produk produk Porkball.
Terhadap Minat
Beli Konsumen
Porkball
4 Eko Harga, kualitas Analisis Dari hasil analisis regresi linier
Purnomo/2017/ produk, lokasi regresi berganda didapat ketiga variabel
Pengaruh Harga. dan minat beli berganda (harga, kualitas produk dan
Kualitas Produk lokasi) memiliki pengaruh
Dan Lokasi positif terhadap minat beli
Terhadap Minat konsumen
Beli Konsumen
Dalam Membeli
Beras Lokal (Studi
Kasus Desa
Rambah Utama)
2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu diatas, maka model

kerangka pikir disusun sebagai berikut:

Inovasi Produk (X1)


Keunggulan Produk
Kesamaan Produk
Biaya Produk
(Crawford & De Benedetto, 2000)
H1

Citra Produk (X2)


Attribute brand Minat Beli (Y)
Aspirational brands Sikap orang lain
H2 Faktor situasi yang tidak terantisipasi
Experience brands
(Rahman, 2010) (Kotler dan Keller, 2012)

Kualitas Produk (X3) H3


Kinerja
Keandalan
Keistimewaan
Kesesuaian dengan spesifikasi
Daya tahan
Kemampuan melayani
Estetika
Kualitas yang diapersepsikan (Gaspersz, 2008)

H4

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

2.4 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang penulis kemukakan

diatas, maka hipotesa penelitian yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:
1. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan inovasi produk terhadap minat beli

konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan

2. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan citra produk terhadap minat beli

konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan

3. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap minat

beli konsumen di Pasar Kuliner Malam Bandungan

4. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan inovasi produk, citra produk dan

kualitas produk terhadap minat beli konsumen di Pasar Kuliner Malam

Bandungan
25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bidang Penelitian

Bidang yang diteliti dalam penelitian ini adalah ilmu tentang produk

khususnya pasar kuliner, bidang ekonomi restoran pada umumnya yang

mencakup bidang sumber daya manusia yang dipusatkan pada pengaruh inovasi

produk, citra produk dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen di Pasar

Kuliner malam Bandungan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Jl. Tirtomoyo No.4, Gintungan, Kec.

Bandungan, Semarang, Jawa Tengah 50614. Waktu penelitian dilakukan mulai

bulan Juli 2021 sampai dengan bulan November 2021 dengan penjabawan ada

bulan juli untuk pra penelitian dan pada buan agustus untuk penyebaran

kuesioner penelitian

3.3 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, faktual, dan

akurat dengan membuat angket pada responden (konsumen/pelanggan yang

datang ke pasar kuliner bandungan) yang akan menjawab pertanyaan tentang

inovasi produk, citra produk dan kualitas produk dan minat beli konsumen di

pasar kuliner malam bandungan


Dengan menggunakan desain penelitian regresi dan korelasi yang

merupakan garis trend kegiatan terdiri dari 2 faktor atau lebih. Korelasi adalah

cara untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan variabel Y dengan variabel

X. Regresi adalah hubungan antara variabel dari hubungan yang ada dapat

ditaksir nilai variabel yang satu jika variabel lainnya diketahui.

X1

X2 Y

X3

Gambar 3.1
Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Inovasi Produk

X2 = Citra Produk

X3 = Kualitas Produk

Y = Minat Beli
3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Pengertian dari data primer dan data sekunder sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian.

Sumber dari data primer adalah seperti kuesioner dan wawancara langsung

terhadap pengaruh inovasi produk, citra produk dan kualitas produk terhadap

minat beli konsumen

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat peneliti dari pihak manajemen dan

juga dari riset kepustakaan untuk mendapat teori agar diperoleh kerangka dan

pemecahan masalah secara teoritis.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri dari obyek atau subyek

yang mempunyai karakteristik tertentu dan berkualitas yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian hasilnya akan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang

datang ke pasar kuliner bandungan yang diambil secara accidental sampling.

Menurut Sugiyono (2012), Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan/insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data jadi jumlah populasi diambil

dari bulau mei sampau bulan tahun 2021 dengan perincian sebagai berikut:

Table 3.1
Jumlah konsumen yang datang ke pasar kuliner malam bandungan periode bulan
Mei sampai Juli 2021
No Bulan Jumlah
Mei Juni Juli Keseluruhan
1 350 375 200 925
TOTAL 925 Orang
Rata – Rata Kunjungan Per bulan 308
Sumber : data primer 2021

Jadi berdasarkan tabel diatas, maka jumlah populas1 pada penelitian ini

adalah sebanyak 308 orang.

3.5.2 Sampel

Menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik

Slovin menurut Sugiyono (2012). Adapun penelitian ini menggunakan rumus

Slovin karena dalam penarikan 308 sampel, jumlahnya harus representative agar

hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak

memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus slovin

(10%)

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

n = N
1+N (e)2

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang


masih bisa ditolerir; e = 0,1 (10%)
Perhitungannya adalah:

n= 308
1+308(0,1)2

n= 308
1+308(0,01)

n = 75.49019

n = 75

Jadi berdasarkan perhitungan slovin diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 75 responden.

3.6 Variabel Definisi Konsep dan Operasional

Peneliti dalam melakukan penelitian ini memakai dua jenis variabel yaitu

variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel bebas (X) yaitu inovasi produk (X1), citra produk (X2), kualitas produk

(X3) dan variabel terikat (Y) minat beli konsumen

Tabel 3.2
Variabel Definisi Konsep dan Operasional
No Variabe Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala
l Pengukuran
1 Inovasi “Inovasi yang 1. Keunggulan a. Kemasan bagus Skala Likert
Produk digunakan dalam produk b. Rasa beragam berdasarkan
(X1) keseluruhan operasi kesetujuan
perusahaan dimana 2. Kesamaan c. Produk sehat 1 s/d 5
sebuah produk baru produk d. Produk dapat 1=STS
diciptakan dijangkau 2=TS
danndipasarkan, 3=CS
termasuk inovasi di 3. Biaya produk e. Harga murah 4=S
segala proses f. Harga sesuai 5=SS
fungsional / rasa
kegunaannya.”

Crawford & De
Benedetto (2000)
2 Citra Citra merek adalah 1. Atrtribute brand a. Kepercayaan Skala Likert
Produk keseluruhan dari pada produk berdasarkan
(X2) persepsi konsumen b. Atribut kesetujuan
mengenai merek atau fungsional 1 s/d 5
bagaimana mereka 1=STS
mengetahuinya 2. Aspirationa c. Penyampian 2=TS
l brands citra 3=CS
Hossain (2007) d. Karkater 4=S
pembeli 5=SS

e. Citra pedagang
3. Experienc
f. Emosi
e brands
konsumen
3 Kualitas Kualitas produk 1. Kinerja a. Tampilan Skala Likert
Produk merupakan keseluruhan produk berdasarkan
(X3) gabungan karakteristik b. Sesuai harapan kesetujuan
produk yang dihasilkan 1 s/d 5
dari pemasaran, 2. Keandalan c. pengemasan 1=STS
rekayasa, produksi dan d. Tidak mudah 2=TS
pemeliharaan yang kadaluarsa 3=CS
membuat produk 4=S
tersebut dapat 3. Keistimewaan e. Atribut 5=SS
digunakan memenuhi pelengkap
harapan pelanggan atau f. Harga murah
konsumen.
g. Desain produk
Wijaya dalam Bailia, 4. Kesesuaian h. Pemenuhan
Soegoto dan Loindong dengan harapan
(2014) spesifikasi konsumen

i. Kuat
5. Daya tahan j. Tahan lama

k. Komunikasi
6. Kemampuan penjual
melayani l. Keramahan
penjual

m. Model produk
7. Estetika n. Aroma produk

o. Rasa enak
8. Kualitas yang p. Sesuai
dipersepsikan keinginan
konsumen
4 Minat Minat beli adalah 1. Sikap orang lain a. Motivasi Skala Likert
Beli sesuatu yang timbul konsumen berdasarkan
(Y) setelah menerima b. Saran dari orang kesetujuan
rangsangan dari produk lain 1 s/d 5
yang dilihatnya, lalu 1=STS
muncul keinginan 2. Factor situasi c. Pemikiran 2=TS
untuk membeli dan yang tidak konsumen 3=CS
memilikinya terantisipasi d. Keputusan 4=S
konsumen 5=SS
Kotler dan Keller
(2012).

3.7 Alat Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012) pengumpulan data bisa dilakukan dengan

berbagai pilihan, sumber dan berbagai macarn cara. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan, adalah:

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data berdasarkan kuesioner ini dapat dibilang

efisien ketika peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan paham

apa yang bisa diharapkan dari konsumen. Kuesioner yang dilakukan dalam

penelitian ini bersifat tertutup.

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan untuk diisi kepada konsumen yang datang ke Pasar Kuliner

malam Bandungan

Penilaian atas jawaban responden dalam penelitian ini menggunakan

skala Likert berdasarkan tingkat kesetujuan dengan penentuan skoring atas

jawaban tiap item dari masing masing responden sebagai berikut:

a. Skor 1 untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (STS)

b. Skor 2 untuk pilihan jawaban Setuju (TS)


c. Skor 3 untuk pilihan jawaban Cukup Setuju (CS)

d. Skor 4 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (S)

e. Skor 5 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (SS)

2. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk melihat,

mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan perilaku, tindakan serta

peristiwa secara direncana. Dalam penelitian ini, penulis melakukan

pengarnatan untuk rnengetahui fenornena permasalahan yang terdapat dalam

penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data rnelalui proses

mernpelajari dan rnencari data yang berhubungan dengan permasalahan yang

akan dibahas. Seperti yang dilakukan pada penelitian ini, data studi

kepustakaan diperoleh dari buku, internet, jurnal, penelitian terdahulu, artikel

berita serta inforrnasi lainnya yang dianggap relevan berdasarkan standar yang

ditetapkan dan rnenunjang hasil penelitian

3.8 Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dapat dikatakan valid jika mengungkapkan data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas sebuah instrumen

menunjukan sejauh mana data yang diukur tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud. Instrumen yang digunakan peneliti adalah

validitas dan reliabilitas.


3.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan

(a=5%) digunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut

(Arikunto, 2012):

n∑x1y1 – (∑x1) (∑y1)


rxy =
√(n∑x2/1 - (∑x1) 2)(n∑y2/1 – (∑y1) 2)

Keterangan:

Rxy = koefisien relasi antara item dengan skor total

xy = nilai setiap item dikali total skor item

x = nilai setiap item

y = skor total item

N = jumlah subjek

Proses perhitungan dikerjakan dengan cara bantu program SPSS dalam

menguji validitas ini diuji sebanyak 60 responden dengan ketentuan bahwa

dengan nilai kritis product moment 5% maka dapat dikatakan bahwa pertanyaan

tersebut adalah valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur yang memperlihatkan konsistensi alat

ukur yang bersangkutan, jika digunakan berulang kali di kesempatan yang akan

datang. Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alfa cronbach sebagai

berikut (Arikunto, 2012):


K ∑σ2b

rii = 1-

(k – 1) σ21

Keterangan:

rii = realibilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σ2b = jumlah varian total

σ21 = varian total

Dapat dinyatakan bahwa realibel jika harga r ≥ 0.60 (minimal tidak

melebihi 0.60), harga indeks realibilitas standar minimal tidak dibawah 0.60 (r ≤

0.60).

3.9 Tehnik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti akan diolah secara asosiatif

regresi linier berganda secara arsial dan simultan koefisien dengan sarana bantu

program SPSS.

3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda diperlukan agar mengetahui seberapa

tingginya tingkat pengaruh inovasi produk (X 1), citra produk (X2) serta kualitas

produk (X3) terhadap minat beli konsumen (Y). Peneliti menerapkan analisis

regresi linier berganda dengan formula sebagai berikut:

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3


Keterangan:

Y = Minat beli konsumen

X1 = Inovasi produk

X2 = Citra produk

X3 = Kualitas produk

b1.2.3 = Koefisien variabel X1.2.3

3.9.2 Uji Model

3.9.2.1 Uji F (Anova)

Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F merupakan uji

signifikan persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel X1 hingga X3 terhadapa Y dengan langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah

Ho : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1,

X2, X3 terhadap Y

Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3

terhadap Y

2. Menentukan tingkat signifikan α = 5%. df = k/n – k -1

3. Menentukan F hitung atau F statistik dengan program SPSS analisis regresi

berganda menggunakan rumus (Sugiyono, 2012):

R2/k
F=
(1 – R2)(n – k – 1)
Keterangan:

R2 = koefisien determinasi berganda

n = banyaknya sampel

k = jumlah variabel independent (bebas)

4. Membuat kesimpulan

a. Jika Fhitung > Ftabel atau sig < signifikan 0.05 (5%) maka Ho ditolak dan Ha

diterima, model layak untuk diteruskan (ada pengaruh yang signifikan

masing-masing variabel X dan variabel Y secara bersama-sama).

b. Jika Fhitung < Ftabel atau sig > signifikan 0.05 (5%) maka Ho diterima dan Ha

ditolak, model tidak layak untuk diteruskan (tidak ada pengaruh yang

signifikan masing-masing variabel X dan variabel Y secara bersama-

sama).

3.9.2.2 Uji R2

Uji R2 ini berfungsi agar peneliti mengetahui variasi perubahan variabel

terikat (Y) yang disebabkan karena perubahan variabel bebas (X) dan demgan

persentase (%). Koefisien ini digunakan sebagai pendekatan atas suatu hubungan

linier antar variabel (Sugiyono, 2012).

Rumus:

b1∑x1y + b2∑x2y + b3∑x3y


R2
=
y2

Keterangan:
R2 = besar koefisien determinasi
b = koefisien regresi masing-masing
variabel x = nilai variabel x
y = nnilai variabel y
Nilai koefisien determinasi berganda ini merupakan lebih besar dari 0

tetapi lebih kecil dari 1, maka apabila:

1. Nilai koefisien determinasi mendekati angka 1 berarti variabel bebas (X)

memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel terikat (Y).

2. Nilai koefisien determinasi mendakati angka 0 berarti banyak faktor diluar

variabel yang diteliti yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y)

sehingga model tidak layak untuk diteruskan.

3.9.3 Uji Hipotesis

3.9.3.1 Uji t

Cara agar mengetehaui pengaruh antara variabel X khususnya X 1, X2 dan

X3 terhadap Y secara parsial maka digunakan analisis distribusi uji t dengan

langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah

a. Ho : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1,

X2, X3 terhadap Y

b. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2,

X3 terhadap Y

2. Menentukan tingkat signifikan

α = 5%.df = n – k, guna menentukan t tabel

3. Menghitung nilai t hitung menggunakan SPSS dengan statistik hitung berikut:

βi
t=
Se βi
Keterangan:

t = t hitung

βi = koefisien regresi berganda

4. Se βi : error standart pada βi membuat kesimpulan dengan ketentuan apabila:

a. t hitung < t tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada pengaruh

masing-masing variabel X dan Y)

b. t hitung > t tabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh masing-

masing variabel X dan Y)

3.9.3.2 Uji F

Digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) secara bersama-sama, berikut adalah langkahnya:

1. Hipotesis

a. Ho : b1, b2 dan b3 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y)

b. Ha : b1, b2, dan b3 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2,

dan X3 terhadap variabel Y)

2. Menentukan tingkat signifikan

α = 5% dan df1 = k. df2 = n – k – 1 guna menentukan F tabel

3. Menentukan F hitung atau F statistik dengan program SPSS analisis regresi

berganda dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2012):

R2/k
F=
(1 – R2)(n – k – 1)
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi berganda

n = banyaknya sampel

k = jumlah variabel independent (bebas)

4. Membuat kesimpulan

a. Jika Fhitung > Ftabel atau sig < signifikan 0.05 (5%) maka Ho ditolak dan Ha

diterima, model layak untuk diteruskan (ada pengaruh yang signifikan

masing-masing variabel X dan variabel Y secara bersama-sama).

b. Jika Fhitung < Ftabel atau sig > signifikan 0.05 (5%) maka Ho diterima dan Ha

ditolak, model tidak layak untuk diteruskan (tidak ada pengaruh yang

signifikan masing-masing variabel X dan variabel Y secara bersama-sama).

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) secara bersama-sama. Dengan level of significance

5% dan tingkat kebebasan (n – k – l), maka dapat dicari besarnya Ftabel

selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel bila Fhitung ≥ Ftabel, maka inovasi

produk, citra produk serta kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli

konsumen di pasar kuliner bandungan

3.9.3.3 Koefisien Beta Standar

Digunakan untuk menentukan variabel independen yang paling

berpengaruh terhadap variabel dependen. Koefisien yang dihasilkan dari regresi

linier yang telah dinormalisasikan akan mewujudkan variabel independen dengan

tingkat signifikan paling tinggi, berarti variabel tersebut merupakan variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak:Untuk Karyawan,


Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa.Diana, Sari. (2013).
Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama

Adil, Maikul. (2012). The Influence Of Brand Image On Sales. Journal of Basic
and Applied Scientific Research, 2(4), pp: 3552-3556.

Adi, P. 2015. Kaya Dengan Bertani Kelapa sawit. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.

Agung Raharjo Wibowo Kusumo. 2006. Analisis Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Inovasi Produk untuk Meningkatkan Keunggulan
Bersaing dan Kinerja Pemasaran (Studi Industri Batik Skala Besar dan
Sedang di Kota dan Kabupaten Pekalongan). Tesis. Universitas
Dipenogoro, Semarang

Amstrong. M. 2005. Performance Management, New York. Kogan Page Ltd,

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Bailia, J. F., Soegoto, A. S., & Loindong, S. S. (2014). Pengaruh Kualitas Produk
Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Pada Warung-Warung
Makan Lamongan Di Kota Manado. Jurnal Emba ISSN 2303-1174,
Volume 2 Nomor 3, 1768-1780

Bagas Prakosa (2005). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Danorientasi


Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai
Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di
Semarang). Jumal Studi Manajemen & Organisasl Vol. 2 No. 1 Januari
2005.

Barling, Julian dan L.Cooper Cary 2000: Organizational Behavior Volume I –


Micro Approaches: Sage Publications

Bailia, J. F., Soegoto, A. S., & Loindong, S. S. (2014). Pengaruh Kualitas Produk
Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Pada Warung-Warung
Makan Lamongan Di Kota Manado. Jurnal Emba ISSN 2303-1174,
Volume 2 Nomor 3, 1768-1780

Crawford, Merle dan Anthony Di Benedetto. (2011). New Product Management


Tenth Edition. New York: Mc. Graw Hill.
Chistina Whidya Utami, 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel
Modern,Jakarta: Salemba Empat

Durianto, dkk. (2003). Invasi pasar dengan iklan yang efektif: Strategi, program
dan teknik pengukuran. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama

Fandy, Tjiptono. 2011. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi


2. Yogyakarta: Andi.

Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Gaspersz, Vincent. “Total Quality Control”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama. 2008.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro

Han et al, 1998. “Market Orientation, Innovativeness, Product Innovation and


Performance in Small Firm”. Journal of Small Bussiness Management.
Vol 42 NO.2. Program Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.

Hossain, Enayet. 2007. An Evaluation of Brands Image, Product Attributes and


Perceived Quality of a Selected Consumer Non Durable Product.
Administration Management Review, Volume 19 No. 2.

Harga dan Promosi terhadap Minat Beli Konsumen Produk Batik Sendang Duwur
Lamongan. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 2, No. 2

Henry Simamora. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta.


STIE YKPN.

Kotler, P. & Keller, K.L. (2012), Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 12.
Jakarta: Erlangga.

Kotler, K.(2009). Manajemen Pemasaran 1.Edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga

Lyonita, Telly., Dyah Budiastuti. 2012. Analisis Pengaruh Brand Image dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Yang Berdampak Pada
Loyalitas Konsumen Pada PT. Telkom Jakarta Selatan (Produk Speedy).
Disertasi Doktor Bina Nusantara, Jakarta.

Martono, Moh dan Sri Setyo Iriani. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Produk,
Yamit, Zulian. 2001, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta:
Ekonosia
Nasution, M. N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management,
Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor.

Roslina. 2010. “Citra Merek: Dimensi, Proses Pemngembangan Serta


Pengukurannya.” Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 6 No 3, Mei
2010: 333-346.

Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta.

Supranto. Limakrisna, Nandan, 2011, Perilaku Konsumen dan Strategi


Pemasaran. Mitra Wacana Media: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai