Anda di halaman 1dari 113

SKRIPSI

ANALISIS EKSISTENSI MARKETPLACE TERHADAP

POLA KONSUMSI MAHASISWA DI KECAMATAN PITUMPANUA,

KABUPATEN WAJO

ANALYSIS OF THE EXISTENCE OF MARKETPLACE IN STUDENT

CONSUMPTION PATTERNS IN PITUMPANUA SUBDISTRICT, WAJO

DISTRICT

VILDA ARJUMI
1696141026

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
SKRIPSI

ANALISIS EKSISTENSI MARKETPLACE TERHADAP

POLA KONSUMSI MAHASISWA DI KECAMATAN PITUMPANUA,

KABUPATEN WAJO

Diajukan Kepada Program Studi Ekonomi Pembangunan


Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnisn Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

iii
MOTTO

“Selama ada niat dan keyakinan semua akan jadi mungkin.”

“Allah senantiasa akan hadir menyemangati siapapun yang sungguh-sungguh

berjuang di jalan-Nya dengan ketulusan dan kesabaran”

(Susilo Bambang Yudhoyono)

iv
ABSTRAK

Vilda Arjumi, 2021. Analisis Eksistensi Marketplace Terhadap Pola


Konsumsi Mahasiswa Di Kecaamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo.
Skripsi. Program Studi Ekonomi Pembangunan, Jurusan Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Makassar, (dibimbing oleh Dr.
Basri Bado, S.Pd., M.Si dan Andi Samsir, S.Pd., M.Si )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi marketplace


terhadap pola konsumsi mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten
Wajo. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa
yang terdiri dari 75 perempuan dan 25 laki-laki. Metode analisis data
dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Data yang digunakan adalah data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini yaitu purpose sampling. Adapun hasil uji dengan
menggunakan SPSS statistic 21, yaitu variabel Gaya Hidup berpengaruh
dan signifikan terhadap pola konsumsi mahasiswa dalam berbelanja di
marketplace dengan nilai signifikasi 0,021<0,05 dan thitung (2,348) ≥ ttabel
(1,984). Begitupula dengan Sosial Budaya berpengaruh dan signifikan
terhadap pola konsumsi mahasiswa dalam berbelanja di marketplace
dengan nilai signifikasi 0,001<0,05 dan thitung (3,580) ≥ ttabel (1,984).
Sedangkan Harga tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswa
dalam berbelanja di marketplace karena diperoleh nilai signifikasi 0,104
> 0,05 dan thitung (1,640) < ttabel (1,984). Koefisien determinasi sebesar
37,2% dan sisanya 62,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel
dalam penelitian ini.

Kata kunci : marketplace, gaya hidup, sosial budaya, harga, pola


konsumsi.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta kasih hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunana

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Salawat serta salam tetap

tercurahkakn kepada Baginda Rasulullah Myhammad SAW sebagai suri

tauladan bagi setiap umat di seluruh alam. Adapun judul skripsi iini yaitu

“Analisis Eksistensi Marketplace Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa di

Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo”. Dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi

kebaikan skripsi ini. Selain itu penulis menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari

awal sampai akhir yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Husain Syam, M.TP.,IPU. selaku Rektor Universitas

Negeri Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Thamrin Tahir, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ilmu Ek onomi Universitas Negeri Makassar.

vi
3. Bapak Dr. Rahmatullah, S.Pd., M.E. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.

4. Bapak Sahade, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.

5. Bapak Andi Samsir, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Makassar dan sebagai Penasehat Akademik sekaligus Pembimbing II

saya yang telah membimbing, memberikan arahan, motivasi, dan

nasehat kepada penulis hingga tersusunnya s kripsi ini.

6. Bapak Dr. Basri Bado, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing I arahan

mengenai hal-hal akademik dan memberikan arahan, membimbing,

memberikan motivasi pada peneliti dalam memperbaiki dan

menyelesaikan skripsi.

7. Bapak Muhammad Imam Ma’ruf S.P.,M.Sc. selaku Dosen

Penanggap I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran

dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Dr. Citra Ayni Kamaruddin, S.P.,M.Si. selaku Dosen Penanggap

II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh dosen Program Studi Pembangunan Universitas Negeri

Makassar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa hormat saya, yang telah memberikan banyak ilmu

dan mendidik saya dengan penuh kesabaran.

vii
10. Seluruh mahasiswa yang ada di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten

Wajo yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.

11. Terkhusus kedua orang tuaku, Bapak Rahim dan Ibu Arisah yang

telah memberikan semangat, motivasi, doa, cinta kasih dan dukungan

baik berupa moril maupun materil selama ini hingga saya dapat

menyesaikan skripsi ini.

12. Terimakasih pada kakakku Vera Anrina, S.Gz, serta adikku Vidya

Auresya, yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada saya

untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada teman seperjuangan Dialektis016 yang selalu

mendukung satu sama lain, memberi semangat, masukan, dan

motivasi kepada peneliti.

14. Terimakasih kepada seluruh Kader HIPERMAWA Komisariat

Pitumpanua dan HIPERMAWA Koperti Universitas Negeri

Makassar yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada

penulis

15. Terimakasih kepada HIMPOSEP FE UNM karena memberikan

wadah kepada penulis untuk mengembangkan diri dan potensi.

16. Terimakasih teman-teman KKN Angkatan XLII Universitas Negeri

Makassar Kabupaten Polman yang telah menjadi rekan untuk

bertukar pikiran.

viii
17. Terimakasih teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan,

khususnya konsentrasi Moneter yang telah memberikan pengalaman,

dukungan selama perkuliahan.

18. Dan untuk semua baik secara langsung ataupun tidak langsung yang

membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terimakasih yang saya sampaikan kepada

pihak-pihak yang sekiranya membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan pahala yang

berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu diberikan

kesehatan oleh Allah SWT. Dan semoga dengan karya ini dapat

membuahkan hasil yang baik serta bisa bermanfaat bagi orang lain.

Aminn.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Makassar,25 Januari 2021

Vilda Arjumi

NIM. 1696141026

ix
DAFTAR ISI

SKRIPSI.............................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
MOTTO............................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................vi
DAFTAR ISI.....................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian................................................................................................10
BAB II.............................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................12
A. Penelitian Sebelumnya.........................................................................................12
B. Landasan Teori.....................................................................................................14
C. Kerangka Pikir.....................................................................................................32
D. Hipotesis...............................................................................................................35
BAB III............................................................................................................................36
METODE PENELITIAN.................................................................................................36
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian...............................................................36
B. Jenis Penelitian dan Sumber Data.........................................................................36
C. Metode Analisis...................................................................................................36
D. Populasi dan Sampel............................................................................................37
E. Variabel dan Desain Penelitian.............................................................................38
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................40
G. Definisi Operasional.............................................................................................40
H. Indikator Penelitian..............................................................................................41
I. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen..............................................................43

x
J. Mengubah Data Ordinal Ke Data Interval Dengan Metode Suksesif Interval
(MSI)...................................................................................................................45
K. Uji Asumsi Klasik................................................................................................46
L. Uji Statistik..........................................................................................................47
BAB IV............................................................................................................................55
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................55
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian....................................................................55
B. Aspek Geografis...................................................................................................56
C. Gambaran Umum Objek Penelitian......................................................................57
D. Uji Analisis Data dan Uji Instrumen.....................................................................62
E. Hasil Analisis Penelitian.......................................................................................66
F. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................73
BAB V.............................................................................................................................77
PENUTUP.......................................................................................................................77
A. Kesimpulan..........................................................................................................77
B. Saran....................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................78

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Penelitian..........................................................................41

Tabel 3.2 Skala Likert...................................................................................43Y

Tabel 4. 1 Deskripsi Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi....................58

Tabel 4. 2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Semester...................59

Tabel 4. 3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................60

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Situs Markeplace Yang Sering

Dikunjungi..................................................................................60

Tabel 4. 5 Deskripsi Responden Berdasarkan Rata-rata Belanja Mahasiswa

Dalam 1 Bulan............................................................................61

Tabel 4. 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif...........................................................62

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas...........................................................................65

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas........................................................................66

Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedatisitas............................................................68

Tabel 4. 10 Hasil Uji Multikolenaritas............................................................69

Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)................................69

Tabel 4. 12 Hasil Uji F.....................................................................................70

Tabel 4. 13 Hasil Uji T....................................................................................71

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Product Moment....................................................72

xii
DAFTAR GAMBAR

YGambar 1.1 Rata-Rata Belanja di Marketplace Tahun 2017-2019

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian............................................................34

Gambar 3.1 Desain Penelitian 39


Y

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas...................................................................69

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

YLampiran 1 Tabulasi Data.....................................................................................

Lampiran 2 Hasil Olah Data................................................................................91

Lampiran 3 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing..................................95

Lampiran 4 Usulan Judul Tugas Akhir...............................................................96

Lampiran 5 Permohonan Penerbitan Surat Izin Penelitian................................97

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian...................................................98

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan PTSP

Provinsi Sulawesi Selatan..............................................................99

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian DMPTSP Cabang Kabupaten Wajo..............100

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Marketplace merupakan sebuah aplikasi online atau sebuah website yang

menghubungkan antara seorang penjual dan pembelinya melalui via internet. Pada

saat ini internet merupakan suatu kebutuhan bagi banyak orang karena dengan

internet semua orang dari berbagai kalangan memiliki akses untuk mencari

ataupun menemukan informasi di seluruh penjuru dunia dengan cepat dan mudah.

Internet (Interconnected Networks) adalah jaringan komputer yang

menghubungkan komputer satu ke komputer lainnya, smartphone satu ke

smartphone lainnya diseluruh dunia yang terdapat begitu banyak informasi

(Krisnawati, 2015).

Eksistensi marketplace sendiri sudah terbukti dapat menggerakkan roda

perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan dengan berkembang pesatnya

penggunaan internet maka akan meningkatkan situs jual beli online. Bahkan

dengan meningkatnya penggunaan situs tersebut maka akan mengembangkan

industri-industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi bertumpu pada UMKM

(Helmiah & Afrinawati,2018). Oleh karena itu, pemerintah juga perlu terus

mendorong UMKM untuk masuk ke sektor e-commerce, baik yang memilik

produk atau hanya ingin bergerak dalam perdagangan saja. Semuanya harus

1
2

memanfaatkan peluang untuk menjual produknya sampai ke luar negeri dengan

menjangkau pembeli di manapun berada. Dengan adanya internet lebih

memudahkan akses untuk jual beli dari berbagai macam toko. Saat ini hampir

semua barang dapat dijumpai didalam situs online marketplace mulai dari

kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.

Marketplace di era revolusi industri 4.0 adalah sesuatu yang harus

diterima, hal ini mewajibkanmasyarakat dalam penguasaan teknologi agar dapat

mengikuti arus perkembangan bisnis yang ada pada era digital ini, berbagai sistem

sudah tersedia dan untuk selanjutnya tergantung kepada kesiapan masyarakat

untuk menerimanya. Dalam konsep 4.0 bisa menguntungkan segala pihak mulai

dari penjualnya, pembeli sampai pada pengembang marketplace itu sendiri.

Perkembangan perilaku ekonomi masyarakat di era revolusi industri 4.0

kini sudah semakin pesat hal ini ditandai masuknya teknologi yang semakin

canggih yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big

data, robotic dan lain sebagainya atau terkadang disebut dengan fenomena

disruptive innovation. Disruptive innovation ini adalah sebuah inovasi yang

menciptakan suatu mekanisme pasar yang lebih modern dan pada akhirnya nanti

akan mengganggu atau mengubah pasar yang terlebih dahulu sudah ada. Inovasi

ini lebih kepada mengembangkan suatu produk maupun layanan yang tidak akan

diduga oleh pasar lama seperti dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada

pasar baru dan menurunkan harga yang ada pada pasar yang lama. Adapun istilah

disruptive innovation mulai dikenal ketika Clayton M. Christensen seorang

professor bisnis dari Harvard Busines School menerbitkan buku yang berjudul
3

“The Innovator Dillema“ pada tahun 1997. Awalnya Clayton hanya menyebutnya

dengan istilah disruptive technology namun seiring perkembangan zaman maka

kini dikenal dengan istilah disruptive innovation.

Pola konsumsi masyarakat urban di era digital seperti sekarang ini

terbilang cukup besar dan instan. Hal ini terbukti begitu banyaknya kemudahan

yang dapat dijumpai di wilayah tersebut seperti tingkat internet yang cukup tinggi

jadi, tak heran jika masyarakat urban lebih cenderung menggunakan ponsel dalam

beraktivitas maupun dalam bersosialisasi. Masyarakat urban terbuka dalam hal

budaya dan tren sehingga mereka lebih konsumtif dalam hal berbelanja demi

mengikuti budaya maupun tren tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat urban

memiliki mobilitas cukup tinggi yang hanya terfokus pada pekerjaannya sehingga

terkadang tidak sempat mengerjakan aktivitas sederhana seperti pergi berbelanja

di mall maupun pasar.

Berbeda dengan pola konsumsi masyarakat urban, pola konsumsi

masyarakat pedesaan cenderung sedikit dan tergolong masih tradisional.Ini

dikarenakan selera masyarakat dipedesaan berbeda dengan selera masyarakat

urban, adapun munculnya selera ini diakibatkan dari adanya referensi yang dilihat

oleh masyarakat urban salah satunya melalui internet. Di zaman dulu konsumsi

masyarakat pedesaan hanya pada pangan saja, akan tetapi lambat laun seiring

berkembangnya jaman makan pola konsumsi masyarakat sedikit demi sedikit

mulai mengalami perubahan. Pada saat sekarang masyarakat pedesaan pun sudah

mulai berkembang. Hal ini ditandai dengan adanya internet yang sudah dapat

diakses. Di Indonesia ada sebagian daerah pedesaan yang belum terakses internet
4

atau belum terdampak koneksi internet ada juga yang sudah terdampak oleh

internet. Bagi masyarakat yang sudah terdampak oleh internet maka akan

memiliki beberapa pilihan untuk mengonsumsi barang dan jasa, akan tetapi

masalah yang sesungguhnya adalah keterbatasan daerah pedesaan untuk

memperoleh barang dan jasa tersebut. Karena akses jalan dan tempuh jalan yang

agak sulit.

Di Indonesia sendiri pola konsumsi masyarakat urban dan pedesaan

tergantung dari segi tingkatan pelakunya, golongan usia remaja dan dewasa muda

(siswa SMA/sederajat, mahasiswa/i dan pria maupun wanita yang berusia hingga

40 tahun) merupakan golongan yang paling cepat menyerap budaya konsumtif.

Pola konsumsi yang seperti ini terjadi pada semua hampir pada lapisan

masyarakat, meskipun dengan porsi yang berbeda-beda. Remaja merupakan salah

satu contoh yang paling mudah terpengaruh dengan pola konsumsi yang

berlebihan (Mukaromah,2015).

Dikutip dari situs Solutech pada saat sekarang Indonesia memiliki

beberapa marketplace yang memiliki pengunjung terbanyak yang pertama

diduduki oleh Tokopedia dengan jumlah lebih dari 140.000.000 pengunjung per

bulan bahkan Tokopedia menyandang gelar unicorn atau perusahaan yang

memiliki valuasi diatas $1 miliar. Kemudian posisi kedua e-market place yang

memiliki banyak pengunjung diduduki oleh Shopee dengan jumlah pengunjung

mencapai 90.000.000 per bulan, dan yang ketiga yaitu Bukalapak dengan

pengunjung sebanyak 89.000.000 per bulan. Hal ini tentunya mengartikan bahwa

masyarakat Indonesia sudah dapat beradaptasi dengan adanya markeplace.


5

Di dalam situs belanja online mulai dari Tokopedia, Shopee, dan

Bukalapak hampir semua produk yang ditawarkan kurang lebih memiliki

kesamaan hanya saja terkadang penyampaiannya atau caption dari barang tersebut

yang berbeda. Seluruh kebutuhan informasi produk seperti spesifikasi barang,

kemasan, harga, warna sampai lama pengiriman, stock barang ditampilkan secara

mendetail lewat tampilan web. Terbukti dengan dipermudahnya para konsumen

oleh aplikasi digital cenderung akan meningkatkan kegiatan belanjanya entah

karena faktor tren maupun membeli karena barang tersebut diskon maupun sedang

promo jadi hal ini dimanfaatkan untuk membeli barang tersebut. Para pemilik

toko memiliki cara-cara tersendiri untuk membuat para konsumennya terpikat

dengan barang jualannya. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh oleh para

pelaku bisnis atau pemilik toko dalam berjualan melalui via internet, yaitu mereka

tidak perlu lagi mengeluarkan begitu banyak budget untuk mengiklankan

produknya atau sekedar mengenalkan produk jualannya kepada masyarakat

karena mereka tidak perlu lagi menyewa atau membayar jasa marketing untuk

mempromosikan barang jualannya yang tentunya hal ini menjadi peluang baik

karena lebih memudahkan dan menguntungkan.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi seseorang

menurut Godam (2017) dalam Tri Puji Astuti (2018) diantaranya, yaitu: 1) Faktor-

faktor ekonomi, meliputi pendapatan; kekayaan; tingkat bunga; perkiraan masa

depan; 2) Faktor-faktor demografi, meliputi jumlah penduduk; komposisi

penduduk; 3) Faktor-faktor non ekonomi, meliputi kebiasaan adat sosial budaya;

gaya hidup individu. Sedangkan menurut Suparmoko (1998), faktor-faktor yang


6

memengaruhi konsumsi yaitu: 1) orang yang berumur sama dan berpendapat

sama; 2) faktor sosial ekonomi; 3) kekayaan; 4) keuntungan/kerugian kapital; 5)

tingkat bunga; 6) tingkat harga.

Perkembangan zaman yang kian modern membuat konsumsi masyarakat

semakin meningkat, seperti halnya dengan mahasiswa yang menjadi salah satu

dari pelaku yang melakukan kegiatan konsumsi, mahasiswa merupakan orang-

orang yang diperkirakan mampu cepat beradaptasi dengan teknologi melihat dari

jenjang pendidikannya dan termasuk dalam kategori orang-orang yang lebih

konsumtif dikarenakan dari letak kampus mereka yang berada dikota sehingga

memungkinkan banyaknya penyebab dari gaya hidup konsumtif tersebut.

Perubahan perilaku konsumsi mahasiswa dapat dilihat dalam kurung

waktu 3 tahun terakhir pada gambar 1.1 berikut :

Rata-rata Belanja
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2017 2018 2019

Gambar 1.1 Rata-Rata Belanja di Market Place Tahun 2017-2019


(Sumber data: Observasi Awal:2020)

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah transaksi dari

tahun ke tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 jumlah rata-rata

transaksi 12.4 meningkat sebanyak 1.9 sehingga pada tahun 2018 rata-rata jumlah
7

transaksinya sebanyak 14.3. Puncak peningkatannya terjadi pada tahun 2019

yakni sebanyak 16.3 transaksi.

Secara garis besar konsumsi mahasiswa terbagi atas 2 yaitu konsumsi

pangan dan non pangan. Konsumsi pangan meliputi nasi,sayur-mayur, buah dan

cemilan, sedangkan konsumsi non pangan meliputi pengeluaran seperti fotocopy,

print, komunikasi, transportasi, dan pakaian (Astuti,2018). Pola konsumsi

mahasiswa juga tidak selalu berkaitan dengan kebutuhan pokok, seperti makanan

saja, tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan barang maupun jasa sebagai

penunjang keseharian mahasiswa (Nuriyanto,2019). Gaya hidup atau lifestyle

sangat dinamis karena berkembang dan selalu berubah maka gaya hidup manusia

akan selalu mengikuti hal ini yang membuat beberapa mahasiswa atau sebagian

besar mahasiswa mengikuti gaya hidup yang membuatselalu ingin mencoba hal

yang baru karna hal itu memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi

mahasiswa itu. Mahasiswa yang selalu mengikuti perkembangan zaman dan up to

date akan lebih sering mengandalkan internet untuk mencari referensi demi

memenuhi gaya hidupnya. Hal ini bisa mengacu pada kebaikan bisa juga pada

keburukan tergantung mahasiswa tersebut bagaimana menempatkan posisinya

sebagaimana layaknya mahasiswa akan tetapi, sekarang ini konsumsi dilakukan

bukan lagi sekedar kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun fungsional

mahasiswa. Konsumsi dilakukan untuk menaikkan status sosial, mengikuti gengsi

maupun mengikuti trenyang ada pada saat ini hal itu dilakukan demi tatanan

pergaulan dan pengakuan dari lingkungan (A’yun,2019).


8

Perilaku konsumsi mahasiswa dapat dilihat dari seberapa sering atau

seberapa banyak pendapatannya (uang saku) yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhannya yang benar-benar harus dipenuhi sedangkan mahasiswa sendiri

merupakan orang-orang lebih mudah dipengaruhi oleh sosial budaya

konsumerisme. Konsumerisme merupakan paham yang menjadikan seseorang

menjalankan proses konsumsi secara berlebihan dan tidak sepantasnya serta

berkelanjutan. Tanpa disadari konsumtif merupakan penyakit jiwa yang sulit

untuk diubah. Unsur-unsur dari budaya ini sendiri seperti bagaimana penampilan

seseorang, apa yang dimakan maupun diminum serta bagaimana menghabiskan

waktu senggangnya (Ristiyanty dkk, 2004).

Selain dipengaruhi oleh sosial budaya salah satu pertimbangan mahasiswa

dalam memenuhi kebutuhannya adalah harga dari produk itu sendiri. Menurut

Sari (2015) hal ini yang membuat mahasiswa menjadi sasaran dari para pemilik

dari toko online dengan memberikan promo dan diskon untuk produk-produknya

dan secara tidak langsung memberikan mindset kepada mahasiswa bahwa harga

dari barang tersebut lebih murah karena, ketika harga barang rendah maka

konsumsi akan barang tersebut mengalami penurunan sebaliknya jika

barangmengalami kenaikan maka pola konsumsi terhadap barang tersebut

menurun. Dari sinilah yang membuat mahasiswa berperilaku konsumtif dengan

terus mengonsumsi barang yang sebetulnya tidak terlalu penting untuk dirinya.

Menurut Ningrum (2001) dalam Ridwan (2018) perilaku konsumtif adalah

perilaku mengonsumsi barang maupun jasa secara berlebihan tanpa didasari

dengan kebutuhan.
9

Dampak buruk dari perilaku konsumtif ini menjadikan mahasiswa

berperilaku boros dan mengganggu alokasi uang yang telah direncanakan

sebelumnya dengan matang yang harusnya uang tersebut digunakan untuk

keperluan pokok (Fadhilla,2019). Kurangnya sifat selektif yang dimiliki oleh

mahasiswa membuatnya terpaku dan memiliki hasrat untuk membeli barang-

barang yang sebetulnya tidak terlalu penting.

Demikian juga mahasiswa yang ada di Kecamatan Pitumpanua yang

mayoritas berkuliah dikota Makassar. Sebagai mahasiswa yang berkuliah di kota

tentunya memiliki peluang untuk berperilaku konsumtif, karena mahasiswa masih

dalam kategori remaja yang cenderung memiliki perilaku yang konsumtif dengan

terus menghabiskan uangnya sebagai upaya memenuhi kepuasan diri

(Adzkiya:2018).

Pada kajian ini peneliti lebih memfokuskan pada pengaruh dari eksistensi

marketplace terhadap pola konsumsi mahasiswa. Beberapa hal dan faktor yang

dikaitkan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Diketahui dari berbagai pola

konsumsi mahasiswa yang beragam dan sering berubah yang membuat adanya

pergeseran konsumsi masyarakat pada umumnya dan terkhusus kepada

mahasiswa yang seiringan dengan berkembangnya era globalisasi

(Wahyuni,2012) maka peneliti sangat tertarik untuk membahas kajian ini karna

hal ini berdampak kepada pola konsumsi mahasiswa yang ada di Kecamatan

Pitumpanua Kabupaten Wajo.


10

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti akan mencoba meneliti lebih

mendalam tentang Eksistensi Marketplace Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa

di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dari penelitian

ini dapat rumuskan masalah, yaitu apakah gaya hidup, sosial budaya dan tingkat

harga memengaruhi pola konsumsi mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua dalam

berbelanja di markeplace?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

maka tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh gaya hidup, sosial budaya

dan tingkat harga terhadap pola konsumsi mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua

dalam berbelanja di marketplace.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan juga menambah wawasan mengenai eksistensi marketplace

terhadap pola konsumsi mahasiswa.


11

2. Manfaat praktis

a. Untuk sumber bahan referensi atau sumber informasi bagi yang

membutuhkan.

b. Menambah pengetahuan mengenai studi yang terkait dengan

eksistensi markeplace terhadap pola konsumsi mahasiswa.

c. Sebagai sarana penambah pengetahuan di lingkungan kampus

universitas tentang eksistensi marketplace terhadap pola konsumsi

mahasiswa.

d. Digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan

kepada peneliti selanjutnya dan digunakan sebagai salah satu bahan

acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang

dianggap relevan dalam penelitian ini.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya berdasarkan

pada teori-teori dari buku, melainkan penulis juga melihat pada penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan. Adapun penelitian dikaitkan dengan penelitian ini

yaitu:

Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2018) dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa

Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,

memiliki hasil penelitian yang menunjukkan bahwa gaya hidup pada mahasiswa

sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan tempat tinggalnya, hal ini sebagai

adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosialnya dalam rangka memenuhi

kebutuhannya. Adapun pengambilan data dari penelitian menggunakan teknik

wawancara dan kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian dari Syah (2017) menunjukkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh langsung dan

tidak langsung variabel periklanan, kualitas produk, harga dan tingkat

kepercayaan terhadap keputusan pembelian melalui online shop. Adapun

kesimpulan dari penelitian ini yaitu periklanan, kualitas produk, harga maupun

tingkat kepercayaan secara tidak langsung akan memengaruhi calon konsumen

dalam menentukan keputusan pembelian.

Sementara itu, hasil penelitian Aeni (2019) menunjukkan bahwa pengaruh

belanja online mengakibatkan terjadinya konsumsi secara berlebihan dan

12
13

mengarah pada perilaku konsumtif. Adapun faktor yang memengaruhi perilaku

konsumtif, yaitu variabel kemudahan, variabel kualitas informasi, variabel harga,

variabel kualitas produk.

Seperti halnya dari hasil penelitian dari A’yun (2019) yang merupakan

penelitian berdasarkan analisis deskriptif. Adapun hasil dari penelitiannya yang

mengartikan bahwa motif mahasiswa dan cara hidup mahasiswa pengguna online

shop di prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nahdlatul Ulama

Surabaya yaitu meliputi ikut-ikutan teman, selalu ingin update barang terbaru,

ingin memiliki penampilan yang keren dengan yang lebih murah, lebih untung

dan menghemat waktu, sedangkan gaya hidup mahasiswa yang hedonis

ditunjukan dari gaya berpakaian yang menandakan citra diri yang gaul

dilingkungan kampus.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian dari Rohini (2018) dengan metode

penggabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh belanja online terhadap perilaku siswa-siswi SMA

Muhammadiyah Imogiri. Adapun penyebab lainnya yaitu, siswa-siswi tersebut

berfikir bahwa dengan berbelanja online lebih efesien dalam waktu serta strategi

pemasarannya dianggap menarik. Selain itu, faktor yang memengaruhi perilaku

konsumtif siswa-siswi SMA Muhammadiyah, yaitu faktor sosial, faktor pribadi,

faktor psikologi, dan faktor iklan dalam pengambilan keputusan atau dalam

mencari ulasan tetang suatu barang yang hendak dibeli demi mendapatkan hasil

yang maksimal.
14

Hasil penelitian dari Saefulloh (2019) dalam perspektif Teori Konsumsi

Islam yang menyimpulkan bahwa penggunaan media online shop dianggap

informatif, harga yang stabil, dan fleksibel sedangkan, menurut Teori Konsumsi

Islam perilaku konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Walisongo Semarang masih dalam koridor wajar dan tidak melanggar prinsip-

prinsip konsumsi dalam islam.

Sebagai kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yaitu adapun

dampak dari adanya marketplace terhadap pola konsumsi mahasiswa ialah

konsumsi mahasiswa meningkat dengan adanya kemudahan yang diperoleh dalam

menggunakan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak. Hal ini pula

tergantung dari beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi peningkatan

konsumsi mahasiswa tersebut misalnya, faktor gaya hidup, sosial budaya, faktor

lingkungannya dan harga dari barang itu sendiri yang memicu peningkatan pola

konsumsi mahasiswa.

B. Landasan Teori

1. Market Place

Marketplace adalah sebuah website atau aplikasi online yang memfasilitasi

proses jual beli dari berbagai toko. Menurut Strauss (2001) marketplace adalah

penggunaan data elektronik dan aplikasi untuk perencanaan dan pekasanaan

konsepsi, distribusi dan harga sebuah ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi sedangkan menurut

Smith dkk (2005) marketplace didefinisikan sebagai mencapai tujuan pemasaran


15

melalui penerapan teknologi. Adapun menurut menurut Opiida (2014)

marketplace adalah salah satu penyedia media online berbasis internet (web

based) tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan

penjual. Sedangkan pemasaran online menurut Boone dan Kurtz (2005) adalah

komponen dalam e-commerce yang merupakan sistem jual beli online.

Pemasaran online sebagai strategi produksi, distribusi, penetapan harga dan

promosi melalui digital mulai dari segala macam proses pemasaran dari sebuah

produk hingga ke tangan pembeli semua menggunakan media digital.

Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang

diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar sedangkan bagi

supplier/penjual dapat mengetahui perusahaan-perusahaaan yang membutuhkan

produk maupun jasa. Sebenarnya marketplace memiliki konsep yang kurang lebih

sama dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak

bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena tugasnya adalah

menyediakan tempat bagi para penjual yang ingin berjualan dan membantu

penjual tersebut untuk bertemu pela nggan dan melakukan transaksi dengan lebih

simpel dan mudah karena transaksinya sendiri sudah diatur oleh marketplace.

Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke

pembeli. Salah satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena

kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. Banyak yang menggambarkan

online market place seperti department store (Natasya, 2018) .

Didalam marketplace terdapat istilah horizontal dan vertikal. Horizontal

market place menjual berbagai produk dengan kategori yang berbeda-beda.


16

Tokopedia dan Bukalapak masuk ke dalam jenis market place yang satu ini. Di

kedua website tersebut, calon konsumen dapat menemukan banyak barang, mulai

dari buku, furniture, makanan, baju, mainan anak, gadget, dan masih banyak lagi.

Biasanya, horizontal market place menampilkan dirinya sebagai toko serba ada

dan mengangkat kenyamanan sebagai selling pointnya.

Dibanding dengan horizontal market place, vertikal market place lebih

bersifat spesialis. Market place yang dikategorikan sebagai vertikal market place

adalah website yang menjual produk dari satu jenis yang sama. Misalnya, sebuah

market place yang hanya menjual keperluan bayi atau sepatu. Kalau penjual

memilih untuk berjualan di vertikal market place, penjual tersebut bisa

menunjukkan produknya dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan di vertikal

market place pengunjung website sudah pasti mencari barang yang diinginkan dan

bisa lebih fokus untuk menceritakan apa yang membuat produknya unggul

dibanding penjual lain.

2. Teori Konsumsi

a. Konsumsi

Konsumsi adalah segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk

mengambil kegunaan pada suatu produk dan jasa. Produk dan jasa ini dapat

berupa barang atau benda, serta sebuah jenis jasa atau pelayanan. Adapun menurut

Don Slater yang mengatakan bahwa bagaimana manusia dan aktor sosial dengan

kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material,

barang simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka.

Berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka dapat dilakukan


17

dengan berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat, menghabiskan,

mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dengan demikian, tindakan konsumsi

tidak hanya dipahami sebagai makan, minum, sandang dan papan saja tetapi juga

harus dipahami dalam berbagai fenomena dan kenyataan berikut: menggunakan

waktu luang, mendengar radio, menonton televisi, bersolek atau berdandan,

berwisata, menonton konser, melihat pertandingan olahraga, membeli komputer

untuk mengetik tugas kuliah atau mencari informasi, mengendarai kendaraan,

membangun rumah tempat tinggal, dan lain sebagainya. Adapun menurut

Mankiw, konsumsi merupakan sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah

tangga. Istilah pembelanjaan disini mencakup pembelanjaan rumah tangga yang

sifatnya tahan lama seperti kendaraan maupun perlengkapan rumah tangga dan

barang yang sifatnya tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Sementara

istilah kata jasa adalah mencakup barang yang tidak memiliki wujud, seperti

perawatan dan potong rambut. Pendidikan juga termasuk dalam konsumsi jasa.

Kemudian menurut Samuelson dan Nordhaus (2001), konsumsi adalah

pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan jasa untuk

mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya.Konsumsi

digolongkan menjadi 2 yaitu konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya

sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai pengeluaran yang

dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang selama

bertahun-tahun, sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap

tambahan yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.


18

Dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup manusia tidak

terlepas dari kegiatan ekonomi. Adapun pendapat dari beberapa tokoh yang

berkaitan dengan variabel penelitian sebagai berikut:

Hubungan antara gaya hidup dengan pola konsumsi

a) Weber (1922-1978) mengatakan bahwa konsumsi terhadap suatu

barang merupakan gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok status

tertentu. Konsumsi terhadap barang merupakan landasan dari kelompok

status sehingga situasi kelas ditentukan oleh ekonomi sedang situasi status

ditentukan oleh penghargaan sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan,

status guru dan pedagang lebih tinggi guru walaupun sesungguhnya

pendapatan dari pedagang lebih besar. Hal ini dikarenakan guru

mempunyai peluang yang besar untuk mencari peluang tambahan. Sebagai

contoh bekerja sampingan sebagai pedagang. Guru akan lebih berhasil dari

pada pedagang tulen karena masyarakat menganggap guru adalah orang

yang berpendidikan dan tidak mungkin berbuat curang.

b) Vablen (1899-973) mengatakan bahwa penghargaan sosial

terhadap masyarakat luas terletak pada keperkasaan, misalnya perang

sedangkan pada masyarakat industri terletak pada kepemilikan

kesejahteraan seseorang. Juga pada konsumsi yang dilakukan sebagai

indikator dari gaya hidup kelompok status.

c) Han Peter Mueller (1989), mengatakan ada 4 pendekatan dalam

memahami gaya hidup, yaitu:


19

(1) Pendekatan psikolog perkembangan: tindakan seseorang tidak

hanya disebabkan oleh teknik, ekonomi dan politik, tetapi juga

dikarenakan perubahan nilai.

(2) Pendekatan kuantitatif sosial struktur: mengukur gaya hidup

berdasarkan konsumsi yang dilakukan seseorang. Pendekatan ini

menggunakan sederet daftar konsumsi yang mempunyai skala

nilai.

(3) Pendekatan kualitatif dunia kehidupan: memandang gaya hidup

sebagai lingkungan pergaulan.

(4) Pendekatan kelas mempunyai pandangan bahwa gaya hidup

merupakan rasa budaya yang dianggap penting bagi struktur

kelas.

2) Hubungan antara sosial budaya dengan pola konsumsi

Dalam masyarakat modern saat ini konsumsi telah menjadi suatu

kebutuhan vital yang tidak hanya berguna secara instrumental atau sekedar

mengambil atau menghabiskan nilai fungsional dari suatu komoditi. Saat ini

pengertian konsumsi sendiri telah mengalami perubahan. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Baron Isherwood bahwa konsumsi telah merepresentasikan

perolehan, penggunaan dan pertukaran. Saat ini, kebanyakan individu

mengonsumsi bukan hanya memakai atau menghabiskan nilai fungsional suatu

barang, tetapi ketika seseorang mengonsumsi suatu barang maka hal tersebut

mengkomunikasikan secara laten berapa penghasilannya, atau menjelaskan

golongan status sosialnya apakah termasuk high class atau bukan.


20

Jadi kegiatan konsumsi juga bertujuan untuk mengidentifikasikan diri

dalam kelas sosial tertentu sekaligus membedakannya dengan kelas sosial yang

lain. Fenomena konsumsi adalah individu mengkonsumsi sesuatu komoditi secara

ekspresif disebut dengan budaya konsumen. Budaya konsumen sebagai bagian

dari kajian sosiologis tidak berdiri secara sendirinya. Budaya konsumen

merupakan hasil kontruksi dari kapitalis, sehingga saat ini berbelanja telah

menjadi kegiatan rekreasi atau pengisi waktu luang ataupun hanya sekedar

windows shooping. Salah satu instrumen kapitalis dalam upaya penyebaran

budaya konsumen adalah melalui komodifikasi dan komoditifikasi adalah usaha

kaum kapitalis dalam rangka mengubah segala sesuatu menjadi komoditi.

Dikarenakan proses ini saat ini ditunjang dengan proses spasialisasi atau usaha-

usaha menghilangkan batas-batas demografis guna menghilangkan hambatan

ruang dan waktu melalui penciptaan teknologi mutakhir. Saat ini kita lebih

mengenal proses ini sebagai globalisasi.

Menurut Cellia Lurry (1998), penyebab perkembangan budaya konsumen

adalah:

a) Berbagai jenis barang (komoditas) tersedia di pasar.

b) Pasar menempati posisi penting untuk mendapatkan komoditas.

c) Kegiatan berbelanja berubah menjadi kegiatan mengisi waktu

luang.

d) Terciptanya beberapa inovasi dalam kegiatan berbelanja.

e) Berkembangnya model pembelian secara kredit.

f) Terjadinya manipulasi ruang dan waktu melalui media periklanan.


21

Pengaruh budaya terhadap perilaku konsumen dapat dilihat dari produk

dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam memengaruhi budaya

karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya tersebut

nantinya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan

ke konsumen. Makna budaya atau makna simbolis yang telah melekat kepada

produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk

(possession ritual), pertukaran (exchange), pemakaian (grooming ritual),

pembuangan (divestment ritual).

3) Hubungan antara tingkat harga dengan pola konsumsi

Faktor yang memengaruhi konsumsi selanjutnya adalah harga dari barang

maupun jasa itu sendiri. Yang mana jika semakin mahal (tinggi) harga suatu

barang atau jasa maka akan semakin sedikit jumlah dan macam barang yang

dikonsumsi dan begitupun sebaliknya. Sebagai contoh tidak semua orang

terkhususnya mahasiswa memiliki handphone merek Iphone 11 Pro yang

harganya terbilang mahal, sehingga yang mampu membeli handphone tersebut

hanya orang-orang yang kaya saja.

b. Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah suatu persamaan matematik atau suatu grafik

yang menunjukkan hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan

pendapatan disposabel atau pendapatan nasional. Apabila dihubungkan dengan

pendapatan disposabel fungsi konsumsi biasanya dinyatakan dengan

menggunakan persamaan berikut:

C = a + b Yd
22

Keterangan: a adalah konsumsi otonomi, b adalah kecondongan

konsumsimarginal, dan Yd adalah pendapatan disposbel.

c.Pola Konsumsi

Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi. Pola adalah bentuk

(struktur) yang tetap (sumber), sedangkan konsumsi adalah pengeluaran yang

dilakukan oleh individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil

produksi untuk memenuhi kebutuhan. Jadi, pola konsumsi adalah bentuk

(struktur) pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan

jasa hasil produksi sebagai pemenuhan kebutuhan. Menurut Samuelson dan

Nordhaus(2004) menjelaskan keteraturan pola konsumsi secara umum yang

dilakukan oleh rumah tangga atau keluarga miskin adalah membelanjakan

pendapatan mereka terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan

dan perumahan. Setelah pendapatan meningkat, pengeluaran untuk makanan akan

mengalami peningkatan juga akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang

digunakan untuk pengeluaran makanan ketika pendapatan naik. Oleh karena itu,

ketika pendapatan semakin tinggi, proporsi total pengeluaran yang dialokasikan

untuk makanan akan mengalami penurunan.

Kemudian pengeluaran untuk barang yang sifatnya non makanan akan

mengalami peningkatan seperti untuk pakaian, rekreasi dan kendaraan serta

barang mewah. Pola konsumsi yang dilakukan seseorang dapat dijadikan salah

satu indikator dalam kesejahteraan rumah tangga. Pola konsumsi yang cenderung

pada pengeluaran makanan merupakan gambaran masyarakat dengan


23

kesejahteraan yang rendah hal ini disebabkan karena rumah tangga yang memiliki

pendapatan rendah hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja,

seperti makanan sedangkan pola konsumsi yang cenderung pada pengeluaran non

makanan merupakan gambaran masyarakat dengan kesejahteraan yang lebih baik

hal ini disebabkan karena rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih tinggi

dapat memenuhi kebutuhan makanan dan non makanan. Pengeluaran rumah

tangga dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan makanan.

d. Faktor-faktor yang memengaruhi Pola Konsumsi

Dalam mengonsumsi barang maupun jasa manusia akan berusaha

semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tingkat kepuasan

atau tingkat kesejahteraan individu tergantung pada tingkat konsumsinya.

Sedangkan tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor. Berikut

faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Ekonomi

a) Pendapatan

Untuk membeli barang konsumsi individu menggunakan uang dari

penghasilan atau pendapatan.Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap besarnya

pengeluaran konsumsi yang dilakukan. Pada umumnya semakin tinggi pendapatan

individu/rumah tangga maka pengeluaran konsumsinya juga akan mengalami

kenaikan.

b) Tingkat Harga

Apabila harga barang/jasa kebutuhan hidup meningkat maka konsumen

harus mengeluarkan tambahan uang untuk bisa mendapatkan barang/jasa atau


24

konsumen dapat mengatasi dengan mengurangi jumlah barang/jasa yang

dikonsumsi karena kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat

berkurang.

c) Ketersediaan Barang dan Jasa

Meskipun konsumen memiliki uang untuk membeli barang konsumsi,

akan tetapi tetap tidak dapat mengonsumsi barang/jasa yang dibutuhkan apabila

barang/jasa ters ebut tidak tersedia. Semakin banyak barang/jasa tersedia, maka

pengeluaran konsumsi masyarakat/individu akan cenderung semakin besar.

d) Tingkat Bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi karena

orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito

yang tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

e) Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan

menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang

butuh biaya sekolah, ada yang sakit butuh banyak biaya perobatan, dan lain

sebagainya.

2) Faktor Demografi

a) Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak

maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal dikota ada banyak maka

konsumsi suatu daerah akantinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya
25

manusia di wilayah itu tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut

menjadi tinggi.

b) Jumlah Penduduk

Daerah yang memiliki jumlah penduduk banyak maka tingkat konsumsi

masyarakat juga tinggi. Begitu pula sebaliknya, suatu daerah yang memiliki

jumlah penduduk sedikit tingkat konsumsinya tergolong rendah.

c) Letak Demografi

Masyarakat di pedesaan dalam hal konsumsi akan lebih rendah

dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan. Masyarakat di pedesaan hanya

mengeluarkan sebagian pendapatan untuk mengonsumsi makanan saja, untuk

nonmakanan masih rendah sedangkan masyarakat di perkotaan antara konsumsi

makanan dan nonmakanan bisa dikatakan hampir sama.

3) Penyebab Lain

a) Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Kebiasaan disuatu wilayah dapat memengaruhi tingkat konsumsi

seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana

biasanya masyarakatnya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil sedangkan

daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya masyarakatnya

memiliki pengeluaran konsumsi yang besar.

b) Gaya Hidup

Seseorang yang memiliki memiliki gaya hidup tinggi maka akan memiliki

pengeluaran konsumsi yang tinggi pula. Gaya hidup antara mahasiswa perempuan

dengan mahasiswa laki-laki berbeda hal ini yang menjadi sebab kenapa
26

pengeluaran konsumsi mereka berbeda. Latar belakang keluarga dan adat istiadat

yang berbeda membuat pengeluaran konsumsi mahasiswa yang tinggal di

kosdengan mahasiswa yang tinggal di rumah bersama orang tua berbeda.

Kebiasaan di rumah biasanya akan diterapkan juga dalam kehidupan sehari-hari

mahasiswa.

Mahasiswa yang menerima beasiswa memiliki pendapatan (uang saku)

yang lebih banyak atau mengalami peningkatan daripada mahasiswa yang tidak

menerima beasiswa. Ketika pendapatan meningkat, secara langsung tingkat

konsumsi juga mengalami peningkatan yang biasanya digunakan untuk konsumsi

bukan makanan. Mahasiswa yang berada di kelas swadana lebih banyak berasal

dari keluarga yang lebih kaya dibandingkan dengan mahasiswa yang berada

dikelas subsidi.

3. Konsumen

a. Pengertian Konsumen

Konsumen adalah orang yang menggunakan maupun memakai barang,

baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain dan tidak untuk diperdagangkan.

b. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang berkaitan dengan proses

pembelian suatu barang dan jasa. Sedangkan menurut Kotler (2005:183), suatu

proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengankepentingan

tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.

Perilaku konsumen menurut Machfoedz (2005:37), adalah tindakan yang


27

dilakukan orang dalam pembelian dan pemanfaatan suatu produk sedangkan

David L. Loudon berpendapat perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai

proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan

dalam proses mengevaluasi, memperoleh, serta menggunakan barang-barang dan

jasa. Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap

produk tertentu. Beberapa peranan seseorang dalam memengaruhi sebuah

keputusan pembelian (Kotler 2005: 201)

a. Pencetus adalah orang pertama yang menyarankan atau memikirkan

gagasan membeli produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasihatnya

diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

c. Pengambil keputusan adalah seseorang yang pada akhirnya

menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli:

apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau

dimana membeli.

d. Pembeli (buyer) adalah seseorang yang melakukan pembelian yang

sebenarnya.

e. Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati

atau memakai produk dan jasa yang bersangkutan.

Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian (Swastha dan Irawan

2002: 120):
28

1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan. Penganalisaan keinginan dan

kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan

dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan

2. Menilai Sumber-sumber. Tahap kedua dalam proses pembelian ini

sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia

untuk membeli.

3. Menetapkan Tujuan Pembelian. Tahap ketika konsumen memutuskan

untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis

produk dan kebutuhannya

4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian. Tahap ketika konsumen

mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian

5. Keputusan Membeli. Tahap ketika konsumen mengambil keputusan

apakahmembeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang

diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian

keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual,

kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya

6. Perilaku Sesudah Pembelian. Tahap terakhir yaitu ketika konsumen

sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

c.Pola konsumsi

Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi.Pola adalah bentuk

(struktur) yang tetap (sumber), sedangkan konsumsi adalah pengeluaran yang

dilakukan oleh individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil

produksi untuk memenuhi kebutuhan. Jadi pola konsumsi adalah bentuk (struktur)
29

pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil

produksi sebagai pemenuhan kebutuhan.

Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam Sri Mulyani, menjelaskan

keteraturan pola konsumsi secara umum yang dilakukan oleh rumah tangga atau

keluarga-keluarga miskin adalah membelanjakan pendapatan mereka terutama

untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan dan perumahan. Setelah

pendapatan meningkat, pengeluaran untuk makanan akan mengalami peningkatan

juga. Akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang digunakan untuk

pengeluaran makanan ketika pendapatan naik. Oleh karena itu, ketika pendapatan

semakin tinggi, proporsi total pengeluaran yang dialokasikan untuk makanan akan

mengalami penurunan. Kemudian pengeluaran-pengeluaran untuk barang yang

sifatnya non makanan akan mengalami peningkatan seperti untuk pakaian,

rekreasi dan kendaraan sertabarang mewah.

Pola konsumsi yang dilakukan seseorang dapat dijadikan salah satu

indikator dalam kesejahteraan rumah tangga. Pola konsumsi yang cenderung pada

pengeluaran makanan merupakan gambaran masyarakat dengan kesejahteraan

yang rendah, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang memiliki pendapatan

rendah hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja, seperti makanan

sedangkan pola konsumsi yang cenderung pada pengeluaran non makanan

merupakan gambaran masyarakat dengan kesejahteraan yang lebih baik, hal ini

disebabkan karena rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih tinggi dapat

memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan.


30

d. Mahasiwa

Menurut Tonny Trimasanto dalam Fitriah Yatmi mahasiswa digolongkan

ke dalam dua kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan mahasiswa aktif

terhadap organisasi kampus. Mahasiswa yang apatisterhadap organisasi kampus

merupakan mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, yang hanya berfokus

pada indeks prestasi kumulatif yang tinggi dan dapat meraih gelar sarjana

secepatnya. Sedangkan mahasiswa organisasi adalah mahasiswa yang aktif dalam

berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, yang sering disebut dengan

“aktivis kampus”. Menurut Kartono mahasiswa merupakan anggota masyarakat

yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan

tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

2) Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat

bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai

pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses

modernisasi.

4) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas dan profesional.

e.Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa

Menurut Nopirin (1996) dalam Agustina Resi Karoma (2013), konsumsi

dalam istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan
31

minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan

jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.Barang dan jasa

akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh

konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan

barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali.

Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga berberbeda

tergantung kebutuhannya dan pendapatan yang diterimanya. Pendapatan yang

diterimanya tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan makanan maupun

non makanan yang digunakan untuk memeuhi kebutuhannya sehari-hari. Sama

halnya dengan rumah tangga, mahasiswa juga melakukan konsumsi. Pengeluaran

konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk

membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan mahasiswa

dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan makanan dan non

makanan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, mahasiswa akan

mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. .

f. Dampak dari munculnya marketplace terhadap peningkatan pola

konsumsi mahasiswa

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, market

place ikut menjamur di kalangan masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan

mahasiswa. Hal tersebut mengakibatkan munculnya perilaku konsumtif

dikalangan mahasiswa dikarenakan begitu banyaknya kemudahan yang diperoleh

seperti potongan harga, cashback, bonus dan kemudahan dalam bertransaksi.


32

Menurut Ningrum (2001) perilaku konsumtif merupakan perilaku mengkonsumsi

sesuatu secara berlebihan tanpa didasari kebutuhan dan lebih mengedapankan

orientasi keinginan serta hasrat sesaat. Pengertian konsumtif secara luas yaitu

perilaku konsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mengutamakan

keinginan daripada kebutuhan serta tidak ada skala perioritas atau juga dapat

diartikan gaya hidup yang bermewah-mewah (Albarry 1994 dalam O Ridwan

2019).

Adapun dampak negatif dari perilaku konsumtif yaitu kecemburuan social,

tidak dapat menabung untuk masa depan karena seluruh penghasilannya telah

dibelanjakan, bila terlalu berlebihan maka akan menyebabkan terbiasa hidup

boros hal ini mengakibatkan dampak buruk bagi mahasiswa itu sendiri

C. Kerangka Pikir

Bentuk kemajuan teknologi salah satunya adalah market place, kini

aktivitas dalam berbelanja tak harus mengeluarkan tenaga yang lebih untuk keluar

rumah ke pasar maupun ke mall hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan

praktis melalui internet hal ini juga dimanfaatkan oleh mahasiswa yang ada di

Kecamatan Pitumpanua dalam hal memenuhi kebutuhannya terhadap barang

maupun jasa akan tetapi dari adanya kemudahan ini membuat pola konsumsi

sebagian mahasiswa menjadi lebih konsumtif dan berdampak buruk bagi

pengalokasian dana atau uang jajan yang mereka miliki.

Pola konsumsi mahasiswa yang berubah diakibatkan beberapa faktor yang

mempengaruhi akan tetapi dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut dibatasi dan
33

hanya beberapa variabel saja yang akan dibahas. Variabel pertama yaitu gaya

hidup, variabel kedua yaitu sosial budaya, dan variabel ketiga yaitu tingkat harga.

Adapun hubungan dari faktor-faktor tersebut dengan berubahnya pola konsumsi

mahasiswa yaitu yang pertama dengan terus berkembangnya zaman dengan

kemajuan teknologi maka gaya hidup mahasiswa secara tidak langsung akan

meningkat pula. Dengan adanya marketplace memberikan ruang bagi mahasiswa

untuk memenuhi keinginannya agar dapat terlihat modis. Menurut Engel,

Blackwell, dan Miniard menyatakan gaya hidup sebagai pola hidup seseorang

dalam menggunakan uang dan waktunya. Semakin mewah gaya hidup seseorang

maka semakin meningkat pula pola konsumsinya, kemudian yang kedua sosial

budaya acap kali membuat pola konsumsi mahasiswa berubah demi mendapat

pengakuan dilingkungan sosialnya mereka nekad merubah pola konsumsinya

demi memenuhi kepuasannya dan yang ketiga tingkat harga, di dalam

marketplace terkadang mengadakan promo, diskon maupun memberikan

cashback dalam berbelanja, hal inilah yang menarik perhatian mahasiswa

sehingga membuat pola konsumsinya menjadi lebih konsumtif.

Maka dari itu kerangka berpikir ini dijadikan acuan pada penelitian ini

guna mempermudah pengerjaannya maka dibuatlah kerangka pikir sebagai

berikut:
34

Market Place

Eksistensi Market
Kemajuan Teknologi
Place

Mahasiswa

Gaya Hidup Sosial Budaya Harga

Tingkat
Kepuasan/Tingkat
Kesejahteraan
mahasiswa

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan:
: Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial/per-
variabel.

: Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara


simultan/bersamaan.
35

D. Hipotesis

Hipostesis diartikan sebagai suatu yang dianggap benar, meskipun

demikian kebenarannya masih memerlukan pembuktian. Dalam penelitian,

hipotesis pada umumnya didefinisikan sebagai dugaan-dugaan sementara,

pernyataan tentang permasalahan yang dapat diuji secara langsung, disusun dalam

bentuk kalimat. Hipotesis dengan demikian adalah pernyataan yang menunjukan

adanya kemungkinan hubungan tertentu antara dua atau lebih fakta atau variabel.

Berdasarkan latar belakang, teori-teori dan penelitian terdahulu yang

dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian adalah diduga gaya

hidup, sosial budaya, dan tingkat harga berpengaruh terhadap pola konsumsi

mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua dalam berbelanja di marketplace.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya suatu penelitian oleh

peneliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan

Pitumpanua,Kabupaten Wajo dan waktu penelitiannya dilaksanakan pada

01 November-01 Desember 2020.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah menurut Sugiyono penelitian kuantitatif

yaitu, metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data yang digunakan adalah data

primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

responden yang terkait dengan penelitian ini dengan menggunakan media

kuesioner sebagai alat utama dan respondennya merupakan mahasiswa/mahasiswi

dari Kecamatan Pitumpanua yang berkuliah di Kota Makassar.

C. Metode Analisis

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang

diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Model analisis yang
36
37

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Model Regresi

Berganda (Multiple Regression), model ini akan memperlihatkan hubungan antara

variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Alat bantu yang digunakan untuk melakukan regresi adalah software SPSS 21 for

windows.

D. Populasi dan Sampel

a) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari Kecamatan

Pitumpanua Kabupaten Wajo yang menempuh pendidikan di perguruan

tinggi di Kota Makassar.

b) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalah penelitian. Adapun kriteria dalam

menetukan sample adalah mahasiswa /mahasiswi yang berasal dari

Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo yang menempuh pendidikan di

perguruan tinggi di kota Makassar dan telah menggunakan marketplace

minimal tiga tahun. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

menggunakan rumus Lemeshow, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak

diketahui atau tidak terhingga. Berikut rumus Lemeshow yaitu:


38

z 2 . P ( 1−P )
n=
d2

Keterangan :

n= jumlah sampel

z= tingkat kepercayaan =1,96

P= maksimal estimasi= 0,5

d= alpha (0,10) atau sampling error= 10%

Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:

z 2 . P ( 1−P )
n=
d2

1,96 2 .0,5 ( 1−0,5 )


n=
0,12

3,8146 .0,25
n=
0,01

n= 96,04 = 100

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah

96,04 = 100 orang sehingga pada penelitian ini setidaknya penulis harus

mengambil data dari sampel sekarang sekurang-kurangnya sejumlah 100 orang.

E. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel

Variabel Terikat Diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh

variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pola konsumsi.
39

Adapun variabel bebas yaitu suatu variabel yang variasinya memengaruhi variabel

lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya hidup, sosial budaya, dan

harga.

2. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja atau cara untuk melakukan

penelitian dalam hal memperoleh data yang dibutuhkan serta memberikan

gambaran prosedur untuk informasi atau data yang diperlukan. Adapun desain

penelitian adalah sebagai berikut :

Pra Penelitian

Tinjauan Pustaka Permasalahan Penelitian Konsep dan Landasan Teori

Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Uji Statistik
Gambar 3.1 Desain Penelitian
40

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah kuesioner. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar

pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang digunakan

bersifat terstruktur dengan mengkombinasikan pertanyaan tertutup dan

terbuka yang ditujukan untuk mengetahui pola konsumsi mahasiswa

tersebut.

G. Definisi Operasional

a) Marketplace adalah aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari

berbagai toko yang dapat memudahkan konsumen khususnya mahasiswa

dalam memenuhi kebutuhannya.

b) Pola Konsumsi adalah pengeluaran individu atau sekelompok dalam rangka

pemakaian atau penggunaan barang maupun jasa untuk memenuhi

kebutuhan.

c) Gaya hidup atau lifestyle adalah tingkah laku seseorang atau cara hidup

yang ditunjukkan bagaimana aktivitas seseorang kepada lingkungannya

sebagai lambang sosial ataupun identitas diri.

d) Sosial budaya adalah sebuah totalitas ataupun tingkah laku manusia yang

dilakukan secara turun temurun ataupun karena pengaruh lingkungan atau

masyarakat sekitar yang mampu mewujudkan pandangan hidup.

e) Tingkat harga adalah angka yang menentukan nilai,harga, kecepatan

perkembangan, produksi berdasarkan satuan ukur tertentu seperti biaya dan

ongkos.
41

H. Indikator Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian dapat dilakukan dengan

berbagai metode penelitian seperti observasi, wawancara, dokumentasi,

studi pustaka, ataupun menggunakan media kuesioner maupun angket hal

ini digunakan untuk mempermudah dalam penyusunan penelitian ini.

Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan

kuesioner dalam mengumpulkan data dari responden. Adapun tebel

indikator penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 Indikator Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator


.

1. Gaya a.kegiatan (activity) 1) Produk apa yang dibeli.


Hidup 2) Kegiatan apa yang dilakukan
untuk mengisi waktu luang.
3) Apa yang dikerjakan
konsumen.

b.minat Dapat berupa kesukaan,kegemaran dan


prioritas dalam hidup konsumen
tersebut.

c.opini Pendapat pribadi dari setiap


konsumen.

2. Sosial a. faktor lingkungan 1) Pengaruh kelompok atau


Budaya teman.
2) Pengaruh keluarga.

b.kebiasaan Kecenderungan selalu mengikuti tren


masa kini.
42

No Variabel Dimensi Indikator


.

5. Tingkat a.keterjangkauan Adanya promo,diskon dll, yang


Harga harga memicu konsumen untuk berbelanja.

3. b.daya saing harga Adanya harga yang lebih murah


dijumpai oleh konsumen
dibandingkan produsen lain.

4. c.kesesuaian harga Adanya barang yang memiliki kualitas


dengan kualitas bagus sehingga menarik minat calon
produk konsumen.

5. d. kesesuaian harga Adanya pertimbangan oleh calon


dengan manfaat konsumen bahwa barang tersebut
produk memiliki nilai guna yang sangat
bermanfaat baginya.

4. Pola Non Pangan


Konsumsi

Selanjutnya hasil data dari responden akan diukur dengan

menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang hal apa

saja yang memberikan pengaruh tentang fenomena sosial. Skala likert


43

dalam penelitian ini dimodifikasi yaitu berdimensi lima dengan rentang

nilai 1-5 dengan asumsi pada Tabel 3.2 seperti dibawah ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

Indikator Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju ( ST) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

I. Metode Analisis Data dan Uji Instrumen

Analisis data pada penelitian ini merupakan proses pengolahan data yang

diperoleh dilapangan, hasil akhir penelitian tergantung pada data yang diperoleh di

lapangan dan tergantung pada bagaimana menganalisis data. Adapun metode

analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif. Statistik

deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menganalisis nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata nilai dan standar

deviasi dari masing-masing variabel. Adapun alat uji yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Uji Instrumen
44

a.Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji validitas ini membandingkan nilai masing-masing

item pertanyaan dengan nilai total. Jika variabel melebihi nilai signifikasi

maka pertanyaan yang ada dikuesioner tersebut tidak valid. Uji signifikansi

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (nilai Corrected item-Total

Corelation pada Output Cronbach alpha) dengan nilai r tabel untuk degree

of freedom (df) = n-2 (n adalah jumlah sampel). Menghitung korelasi antara

masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus

teknik korelasi Product Moment, yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

r xy = korelasi antara variabel X dengan variabel Y

n = jumlah sampel

x1 = data variabel X ke-i

y1 = data variabel Y ke-i

∑ = jumlah keseluruhan data atau nilai

Jadi butir pertanyaan di kuesioner tersebut akan dikatakan valid,

jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dan nilai r positif signifikan.
45

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur

sebuah kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini untuk menguji reliabilitas

instrumen digunakan rumus alpha yang dikemukakan oleh Cronbach. Metode

jenis ini merupakan suatu metode untuk mencari realibilitas internal (internal

consistency). Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach oleh Sugiyono sebagai

berikut:

ri

Keterangan :

ri = koefisien alpha choancbah

k = banyaknya item

2
∑a = jumlah varians item
b

2
a = varians total.
t

J. Mengubah Data Ordinal Ke Data Interval Dengan Metode Suksesif

Interval (MSI)

Metode Suksesif Interval (MSI) merupakan proses menstranformasi

data ordinal menjadi interval hal ini dikarenakan data ordinal sebenarnya
46

adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal

menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif. Dalam contoh dibawah

ini, misalnya:

Angka 1 mewakili “sangat tidak setuju”

Angka 2 mewakili “ tidak setuju”

Angka 3 mewakili “netral”

Angka 4 mewakili “setuju”

Angka 5 mewakili “sangat setuju”

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, Uji T

dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu,

data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval untuk memenuhi

persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali jika kita menggunakan

prosedur, seperti korelasi Spearman yang mengujinkan data berskala

ordinal, maka tidak perlu mengubah data yang sudah ada tersebut. Pada

penelitian ini penulis menggunakan aplikasi add-ins stat 97.xla yang

disediakan oleh Ms.Excel 2010 untuk mengubah data ordinal menjadi data

interval

K. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data adalah sebuah uji yang dilakukan dengan

tujuan untuk menilai sebaran data pada variabel, apakah sebaran data

tersebut berdistribusi normal atau tidak.


47

b) Uji Multikolenaritas

Uji multikolenaritas adalah suatu keadaan yang dimana suatu variabel

bebas dapat dilihat apakah berhubungan linier dengan variabel lainya, hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sutu regresi yang dilakukan ditemukan

adanya korelasi antar variabel. Jika sampai terjadi korelasi maka disebut dengan

masalah multikolenaritas. Untuk mengetahui adanya multikolenaritas dapat

dilakukan dengan uji VIF yang dihitung dengan rumus: Jika VIF ˃ dari 10 , maka

antar variabel bebas terjadi masalah multikolenaritas.

c) Uji Heteroskedastisitas

. Heteroskedastisitas yaitu ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain dalam sebuah model regresi. Ketika varians satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.

L. Uji Statistik

a. Analisis Regrresi Berganda

Regresi linier berganda merupakan regresi linear yang menguji

lebih dari dua variabel bebas.David Olson dkk (2008) dalam bukunya

mengemukakan bahwa regresi adalah salah satu perangkat dasar untuk

analisis yang dapat digunakan untuk membuat model predikatif untuk

berbagai jenis data. Regresi linier berganda adalah pengembangan dari

regresi sederhana yang datanya untuk mengetahui pengaruh satu variabel


48

bebas terhadap satu variabel terikat yang dinyatakan dalam persamaan Y =

a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y = Pola konsumsi / Variabel terikat

X1 = Gaya hidup

X2 = Sosial budaya

X3 = Tingkat harga

α = Konstanta

e =Error

b1 = Koefisien Regresi 1

b2 = Koefisien Regresi 2

b3 = Koefisien Regresi 3

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel terikat

secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh variabel gaya hidup, sosial budaya, tingkat harga

terhadap pola konsumsi mahasiswa yang ada di Kecamtan Pitumpanua uji-t dan

uji-F sebagai berikut:

a. Uji Parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk membuktikan apakah secara individual atau

parsial ada pengaruh antara variabel-variabel bebas atau dengan


49

variabel terkait. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

Pengujian b1 sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0: b1 =0

Tidak ada pengaruh variabel bebas (X1) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

H α : b1 ≠ 0

Ada pengaruh variabel bebas (X1) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

2) Menentukan Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi menggunakan (α) = 0,05

3) Menentukan thitung dan ttabel

a. thitung lihat pada tabel Coefficients

a. ttabel dapat dilihat pada taraf signifikasi 0,05 df=n - k atau df = jumlah

sampel – jumlah variabel .

4) Pengambilan Keputusan

H0 : diterima jika thitung ≤ ttabel, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas

(X1) secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

H0 : ditolak jika thitung ≥ ttabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (X1)

secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

5) Kesimpulan

thitung≤ ttabel atau thitung ≥ t

Pengujian b2 sebagai berikut:


50

1) Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0: b2 =0

Tidak ada pengaruh variabel bebas (X2) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

H α : b2 ≠ 0

Ada pengaruh variabel bebas (X2) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

2) Menentukan Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi menggunakan (α) = 0,05

3) Menentukan thitung dan ttabel

a. thitung lihat pada tabel Coefficients

b. ttabel dapat dilihat pada taraf signifikasi 0,05 df=n - k atau df = jumlah

sampel – jumlah variabel .

4) Pengambilan Keputusan

H0 : diterima jika thitung ≤ ttabel, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas

(X2) secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

Hα : ditolak jika thitung ≥ ttabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (X2)

secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

5) Kesimpulan

thitung≤ ttabel atau thitung ≥ t

Pengujian b3 sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0: b3 =0
51

Tidak ada pengaruh variabel bebas (X3) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

H α : b3 ≠ 0

Ada pengaruh variabel bebas (X3) secara parsial terhadap variabel

terikat (Y).

2. Menentukan Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi menggunakan (α) = 0,05

3. Menentukan thitung dan ttabel

a. thitung lihat pada tabel Coefficients

b. ttabel dapat dilihat pada taraf signifikasi 0,05 df=n - k atau df = jumlah

sampel – jumlah variabel .

4. Pengambilan Keputusan

H0 : diterima jika thitung ≤ ttabel, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas

(X3) secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

Hα : ditolak jika thitung ≥ ttabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (X3)

secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

5. Kesimpulan

thitung≤ ttabel atau thitung ≥ t

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan memengaruhi variabel

dependen. Prosedur pengujiannya adalah sebagaiberikut:


52

1. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0: b1 = b2 =b3= 0

Tidak ada pengaruh variabel bebas (X1), (X2) dan variabel (X3) secara

simultan terhadap variabel terikat(Y).

Hα : b1 ≠ b2 ≠ b30

Ada pengaruh variabel bebas (X1), (X2) dan variabel (X3) secara

simultan terhadap variabel terikat(Y).

2. Menentukan Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi menggunakan (α) = 0,05

3. Menentukan Fhitung danFtabel

a. Fhitung lihat pada tabel ANOVA

b. Ftabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikasi 0,05 dengan dfl

= k-1, df2 = n-k, dan df3 = df1+df2+df3 (k adalah jumlah variabel).

4. Pengambilan Keputusan

H0 : diterima jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya tidak ada pengaruh variabel

bebas (X1), (X2) dan variabel (X3) secara simultan terhadap variabel

terikat (Y).

Hα: diterima jika Fhitung ≥ Ftabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (X1),

(X2) dan variabel (X3) secara simultan terhadap variabel terikat (Y)

5.Kesimpulan

Fhitung≤ Ftabelatau Fhitung≥ Ftabel.


4. Uji Korelasi

Uji Korelasi digunakan untuk mencari penyelesaian secara statistik mengenai

keeratan (kuat-lemahnya) hubungan dari dua variabel yaitu variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent). Perhitungan korelasi product

moment mensyaratkan bahwa populasi maupun sampel berasal dari dua varian

yang berdistribusi normal. Korelasi product moment (korelasi Pearson) banyak

digunakan untuk mengukur korelasi data yang berskala interval atau rasio. Hasil

analisis korelasi product moment akan memperoleh hasil koefisien korelasi

sebesar (r) yang selanjutnya untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan

(korelasi) akan dikonsultasikan pada kategori berikut:

0- 0,199  :Sangatlemah

0,20–0,399  :Lemah

0,40–0,599  :Sedang

0,60–0,799  :Kuat

0,80–1,0 :Sangat kuat

Dalam model hubungan (korelasi) product moment terdapat 3 (tiga)

macam sifat hubungan yang bisa terjadi, antara  yaitu:

1. Hubungan Positif, artinya semakin meningkatnya variabel bebas

(independent variable) akan diikuti oleh semakin meningkatnya variabel terikat

(dependent variable). 

2. Tidak Ada Hubungan, artinya variabel terikat (dependent variable) tidak

akan mengalami perubahan walaupun variabel bebas (independent variable)

mengalami perubahan. 

53
54

3. Hubungan Negatif. artinya semakin meningkatnya variabel bebas

(independent variable) akan diikuti oleh semakin menurunnya variabel terikat

(dependent variable).
55

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Sengkang merupakan ibu kota dari Kabupaten Wajo yang terletak dibagian

tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2007 Kabupaten Wajo telah terbagi

menjadi 14 wilayah Kecamatan, dari keempat-belas wilayah Kecamatan di

dalamnya terbentuk wilayah-wilyah yang lebih kecil, yaitu secara keseluruhan

terbentuk 44 wilayah yang berstatus Kelurahan dan 132 wilyah yang berstatus

Desa. Masing-masing wilayah kecamatan tersebut memiliki potensi sumber daya

alan dan sumber daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan itu relative

kecil, sehingga pemanfaatan sumber-sumber yang ada relative sama untuk

menunjang pertumbuhan pembangunan wilayahnya.

Kecamatan Pitumpanua adalah salah satu dari 14 kecamatan di Kabupaten

Wajo dan Ibukota dari Kecamatan Pitumpanua adalah Siwa. Siwa merupakan kota

tua yang sudah berabad lamanya. Siwa pernah bergabung dengan Kerajaan Luwu

kemudian bergabung Kerajaan Wajo di bawah pemerintahan Arung Matoa Wajo

IV La Tadampare Puang rimaggalatung. Pada awal abad ke-20 kembali bergabung

ke Wajo setelah menggabung ke Bone. Arung Matowa saat itu adalah, Ishaka

Manggabarani. Dulung pertama di Kota Siwa, Pitumpanua ialah Karaeng Bella,

Petta Kangkung. Kota ini telah berkembang pesat karena hasil buminya yang

cukup kuat yaitu cengkih dan coklat serta empang bandeng/udang. Mercu tanda

kota ini ialah sebuah Pondok Pesantren yang tersergam indah yang diberi nama

Pondok Pesantren Al-Mubarak, Kelurahan Tobarakka. Lembaga Pendidikan Islam

ini didirikan oleh tokoh masyarakat Pitumpanua yang dikendalikan langsung oleh
56

Andre Gurutta Haji Ambo Dalle bersama muridnya Andre Gurutta Haji Andi

Syamsul Bahri selain itu terdapat juga Pondok pesantern Al-mu'munin di desa

tellesang yang didirikan oleh toko masyarakat sekitar. Di samping itu, pelabuhan

BansalaE merupakan andalan transportasi laut yang menghubungkan dengan

Sulawesi Tenggara dan Indonesia bahagian timur. Kota Siwa memiliki pasar raya

permanen sebagai pusat perekonomian modern masyarakat Pitumpanua.

B. Aspek Geografis

Kabupaten Wajo terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan dengan

jarak 250 km dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, memanjang pada arah laut

Tenggara dan terakhir merupakan selat, dengan posisi geografis antara 3º 39º - 4º

16º LS dan 119º 53º - 120º 27º BT. Adapun batas wilayah Kabupaten Wajo

sebagai berikut :

-Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap.

-Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone.

-Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dengan Kabupaten Bone.

-Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sidrap

Dilihat dari Topografinya, Kabupaten Wajo terletak di tengah-tengah

Provinsi Sulawesi Selatan dan berdasarkan topografi Sulawesi Selatan yang

dibagi menjadi 3 Zona Utara, Tengah dan Selatan, maka Kabupaten Wajo terletak

pada zona tengah yang merupakan depresi yang memanjang pada arah laut

tenggara dan terakhir merupakan selat. Luas wilayahnya adalah 2.506,19 km2 atau

4,01% dari luas provinsi Sulawesi Selatan dengan rincian pengguanaan lahan

terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha (34,43%) dan lahan kering 164.322 Ha
57

( 65,75%). Adapun luas wilayah Kecamatan Pitumpanua yaitu 207.13 km 2 dan

dengan jumlah penduduk sebanyak 42.422 jiwa dengan batas wilayah :

Utara : Kabupaten Luwu

Selatan : Kecamatan Keera

Timur : Teluk Bone

Barat : Kabupaten Sidrap

C. Gambaran Umum Objek Penelitian

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi yang sedang

menjalankan pendidikan di Perguruan Tinggi di Kota Makassar khususnya yang

telah menggunakan marketplace. Berikut adalah deskripsi mengenai identias

responden penelitian terdiri dari asal perguruan.

a) Deskripsi Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi

Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai gambaran responden

berdasarkan asal perguruan tinggi. Pembagian responden berdasarkan perguruan

tinggi. Deskripsi responden berdasarkan perguruan tinggi dalam tabel 4.1 sebagai

berikut:
58

Tabel 4. 1 Deskripsi Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi

No Asal Perguruan Tinggi Jumlah Persentase


.
1. Universitas Negeri Makassar 35 35%
2. Universitas Hasanuddin Makassar 15 15%
3. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 14 14%
4. Universitas Muslim Indonesia 11 11%
5. Universitas Muhammadiyah Makassar 7 7%
6. Universitas Bosowa 1 1%
7. Universitas Fajar 1 1%
8. Universitas Islam Makassar 1 1%
9. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan 4 4%
Makassar
10. Politeknik Pariwisata Makassar 1 1%
11. Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) 3 3%
12. Politeknik ATI Makassar 3 3%
13. STIE YPUP Makassar 1 1%
14. STIMIK Dipanegara Makassar 1 1%
15. STIKES Panakukang Makassar 1 1%
16. Akbid Pelamonia KESDAM 1 1%
VII/WIRABUANA
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas yang menujukkan jumlah persentase

responden berdasarkan dari asal perguruan tinggi yaitu jumlah responden pada

perguruan tinggi Universitas Negeri Makassar sebanyak 35%, Universitas

Hasanuddin sebanyak 15%, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

sebanyak 7%, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Makassar sebanyak

4%, Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dan Politeknik ATI Makassar

sebanyak 3%, sedangkan Universitas Bosowa, Universitas Fajar, Universitas

Islam Makassar, Politeknik Pariwisata Makassar, STIE YPUP Makassar, STIMIK

Dipanegara Makassar, STIKES Panakukang Makassar dan Akbid Pelamonia

KESDAM VII/WIRABUANA sebanyak 1%


59

b) Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Semester

Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai gambaran responden

berdasarkan jenjang semester. Pembagian responden berdasarkan jenjang

semester terbagi menjadi 6 yaitu semester I, III, V, VII, IX dan X1. Deskripsi

responden berdasarkan jenjang semester dijelaskan dalam tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4. 2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Semester

No Jenjang Semester Jumlah Persentase


.

1. I 8 8%
2. III 9 9%
3. V 21 21%
4. VII 28 28%
5. IX 33 33%
6. XI 1 1%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah persentase

responden pada jenjang semester I sebanyak 8%, semester III sebanyak 9%,

semester V sebanyak 21%, semester VII sebanyak 28%, semester IX sebanyak

33% dan semester XI sebanyak 1%

c) Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai gambaran responden

berdasarkan jenis kelamin. Pembagian responden berdasarkan jenis kelamin

terbagi menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan. Deskripsi responden berdasarkan


60

jenis kelamin dijelaskan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


.

1. Laki-laki 25 25%
2. Perempuan 75 75%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukka bahwa jumlah persentase

responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang atau 25%

sedangkan perempuan sebanyak 75 orang atau 75 %.

d) Deskripsi Responden Berdasarkan Situs Sering Dikunjungi

Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai gambaran responden

berdasarkan situs marketplace yang sering dikunjungi. Pembagian responden

berdasarkan situs marketplace yang sering dikunjungi. terbagi menjadi 3 yaitu

Shopee. Lazada, Tokopedia dan Onlineshop Media Sosial. Deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Situs Markeplace Yang Sering


Dikunjungi

No. Marketplace Jumlah Persentase


1 Shopee 54 54%
2 Lazada 6 6%
3 Tokopedia 2 2%
4 Facebook 3 3%
2 Marketplace
5 sekaligus 3 3%
6 >2 Marketplace 3 3%
7 Lainnya 29 29%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020
61

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah persentase

responden berdasarkan situs Marketplace yang sering dikunjungi yaitu Shopee

memiliki jumlah yang paling banyak pengunjung dengan persentase 54%, dan

disusul oleh Lazada sebanyak 6%, kemudian Facebook, mahasiswa yang

berbelanja 2 marketplace sekaligus dan lebih dari 2 marketplace masing-masing

sebanyak 3%.

e) Deskripsi Responden Berdasarkan Rata-rata Belanja Mahasiswa Dalam 1

Bulan.

Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai gambaran responden berdasarkan

rata-rata belanja mahasiswa dalam 1 bulan. Pembagian responden berdasarkan

jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Deskripsi responden rata-rata belanja

mahasiswa dalam 1 bulan dijelaskan dalam tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Deskripsi Responden Berdasarkan Rata-rata Belanja Mahasiswa


Dalam 1 Bulan

No Jenis Kelamin Jumla Rata-rata Belanja Dalam 1 Bulan


. h

1. Laki-laki 25 3 kali
2. Perempuan 75 5 kali

Jumlah 100 8 kali


Sumber:
Data
Primer yang Diolah, 2020
Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah persentase rata-

rata belanja mahasiswa laki-laki di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo

dalam 1 bulan yaitu sebanyak 3 kali sedangkan mahasiswa perempuan sebanyak 5

kali dalam sebulan.


62

D. Uji Analisis Data dan Uji Instrumen

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi range, nilai minimum, nilai maksimum, mean, standar

deviasi dar i satu variabel dependen yaitu Pola Konsumsi Mahasiswa dan variabel

independen yang meliputi Gaya Hidup, Sosial Budaya dan Harga. Statistik

deskriptif menggambarkan karakteristik sampel dan berkaitan dengan

pengumpulan data dan peringkat data. Hasil statistik deskriptif dalam penelitian

ini dijelaskan pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Rang Minim Maxim Sum Mean Std. Varian Skewness Kurtosis


e um um Deviati ce
on

Statist Statis Statisti Statisti Statis Statis Std. Statisti Statist Statis Std. Statis Std.
ic tic c c tic tic Err c ic tic Err tic Err
or or or

Gaya 100 28 16 44 2923 29.23 . 4.946 24.462 -.042 . .335 .


hidup 495 241 478
100 31 11 42 2289 22.89 . 4.792 22.968 .473 . 1.647 .
Sosial
479 241 478
budaya

100 16 9 25 2049 20.49 . 2.406 5.788 - . 4.816 .


Harga
241 1.231 241 478
Pola 100 27 16 43 2873 28.73 . 5.226 27.310 .336 . -.089 .
konsu 523 241 478
msi
Valid 100
N
(listwis
e)
63

Sumber: DataPrimer yang Diolah, 2020

a. Deskripsi Gaya Hidup

Dari tabel 4.6 bahwa hasil statistic deskriptif dari Gaya Hidup dapa

disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 100 orang diperoleh range 28, skor

terendah sebesar 16, skor tertinggi sebesar 44, standar deviasi sebesar 4,946, rata-

rata skor sebesar 29,23 dan varian sebesar 24,462. Hal ini mengidentifikasi bahwa

sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Gaya Hidup (X1) pada

Pola Konsumsi Mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo baik.

b. Deskripsi Sosial Budaya

Dari tabel 4.6 bahwa hasil statistic deskriptif dari Sosial Buday dapat

disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 100 orang diperoleh range 31,

skor terendah sebesar 11, skor tertinggi sebesar 42, standar deviasi sebesar 4,792,

rata-rata skor sebesar 22,89 dan varian sebesar 22,968. Hal ini mengidentifikasi

bahwa sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Sosial Budaya

(X2) pada Pola Konsumsi Mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten

Wajo baik.

c. Deskripsi Harga

Dari tabel 4.6 bahwa hasil statistic deskriptif dari Harga dapat

disimpulkan bahwa dari jumlah responden (N) 100 orang diperoleh range 16, skor

terendah sebesar 9, skor tertinggi sebesar 25, standar deviasi sebesar 2,406, rata-

rata skor sebesar 20,49 dan varian sebesar 5,788. Hal ini mengidentifikasi bahwa

sebaran data akan persepsi responden terhadap variabel Harga (X3) pada Pola

Konsumsi Mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo baik.


64

2. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Hasil Uji Validitas

Uji validasi digunakana untuk menguji masing-masing dari pertanyaan.

Suatu variabel dikorelasikan dengan nilai total masing-masing butir pernyataan

dengan munggakan metode korelasi person. Kemudian nilai korelasi

dibandingkan dengan uji signifikasi dengan taraf 5%. Apabila korelasi lebih besar

dari 5% maka nilai korelasi dari masing-masing butir pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun hasil uji menggunakan aplikasi SPSS Statistik 21

diperoleh dari masing-masing pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

variabel gaya hidup (X1), sosial budaya (X2), harga (X3), dan pola konsumsi

mahasiswa (Y). Nilai korelasi dibandingkan dengan rtabel. rtabel dicari pada

signifikan 0,05 dengan N = (100), maka didapat r tabel sebesar 0,195, jika rhitung >

rtabel maka kuesioner tersebut dikatakan valid begitupun sebaliknya jika rhitung < rtabel

maka kuesioner dikatakan tidak valid. Untuk hasil perhitungan validitas variabel

gaya hidup, sosial budaya, harga dan pola konsumsi mahasiswa yang diperoleh

dari hasil skor kuesioner yang diberikan kepada 100, maka hasilnya yaitu sebagai

berikut:
65

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas

Variabel Butir Pertanyaan rtabel rhitung Keterangan

Gaya Hidup (X1) P1 0,19 0,495 Valid


5
P2 0,19 0,734 Valid
5
P3 0,19 0,781 Valid
5
P4 0,19 0,243 Valid
5
P5 0,19 0,672 Valid
5
P6 0,19 0,469 Valid
5
P7 0,19 0,573 Valid
5
P8 0,19 0,710 Valid
5
P9 0,19 0,534 Valid
5
Sosial Budaya (X2) P1 0,19 0,545 Valid
5
P2 0,19 0,609 Valid
5
P3 0,19 0,547 Valid
5
P4 0,19 0,550 Valid
5
P5 0,19 0,680 Valid
5
P6 0,19 0,689 Valid
5
P7 0,19 0,688 Valid
5
P8 0,19 0,602 Valid
5
P9 0,19 0,519 Valid
5
Harga (X3) P1 0,19 0,693 Valid
5
P2 0,19 0,561 Valid
5
P3 0,19 0,719 Valid
5
P4 0,19 0,664 Valid
66

5
P5 0,19 0,680 Valid
5
Pola Konsumsi P1 0,19 0,605 Valid
Mahasiswa (Y) 5
P2 0,19 0,425 Valid
5
P3 0,19 0,713 Valid
5
P4 0,19 0,740 Valid
5
P5 0,19 0,385 Valid
5
P6 0,19 0,687 Valid
5
P7 0,19 0,742 Valid
5
P8 0,19 0,731 Valid
5
P9 0,19 0,282 Valid
5
P10 0,19 0,128 Tidak Valid
5
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Pada hasil pengujian validitas diatas maka diketahui bahwa 33 item yang

di uji terdapat 32 item yang bernilai valid dan 1 item tidak valid. Dimana item

dikatakan valid apabila skor total kurang dari 0,195. Jumlah 33 item yang valid

digunakan sebagai instrument sedangkan yang tidak valid harus dibuang atau

diperbaiki.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Reabilitas diuji dengan uji statistics cronbach’s alpha (α) dengan cara

membandingkan nilai Alpha dengan standarnya. Suatu variable dikatakan valid


67

realiable apabila memiliki Croncbach Alpha > 0,60. Tabel dibawah ini

menunjukan hasil pengujian reliabilitas variabel kualitas informasi, kemuadahan,

harga, kualitas produk, dan perilaku konsumtif menggunakan alat bantu SPSS .

21.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel N of items Croncbach’s Alpha Keterangan


Gaya Hidup (X1) 9 0,767 Reliabel
Sosial Budaya (X2) 9 0,782 Reliabel
Harga ( X3) 5 0,678 Reliabel
Pola Konsumsi Mahasiswa (Y) 10 0,760 Reliabel
Sumber:Data Primer yang Diolah, 2020

Hasil dari pengujian reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa kuesioner

dikatakan reliable jika nila Croncbach’s Alpha > 0,6.

E. Hasil Analisis Penelitian

Analisis dalam penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo. Hasil dari faktor-faktor

yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa dapa dilihat pada pengujian

dibawah ini.

a. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah

distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Data yang

digunakan dalam uji normalitas adalah data dari gaya hidup, sosial budaya, harga

dan pola konsumsi mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo. Untuk

pengujian normalitas, peneliti menggunakan pendekatan grafik yaitu normal


68

probability plot. Data dikatakan normal jika titik titik yang mengambarkan data

akan merapat kegaris diagonalnya.

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas

Sumber:Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan gambar 4.1 grafik normal probability plot dapat diketahui

bahwa sebaran titik- titik menyebar disekitar garis diagonal yang berarti bahwa

data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis regresi layak

digunakan meskipun terdapat sedikit plot yang menyimpang dari garis diagonal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti situasi dimana ada varian variabel pada model

regresi yang tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedasitas dilakukan pengujian dengan menggunakan metode Glejser

dengan ketentuan apabila nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedatisitas dan

apabila sig < 0,05 maka terjadi heteroskedatisitas.


69

Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedatisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -.423 2.057 -.205 .838

Gaya Hidup .019 .070 .035 .267 .790


1
Sosial Budaya -.051 .066 -.100 -.772 .442

Harga .242 .089 .271 2.730 .008

a. Dependent Variable: Abs_RES


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Dari uji Glejser diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa hasil signifikasi

semua variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi gejala heterokedastisitas.

3. Uji Multikolenaritas

Uji multikoliniritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas

atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi

atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolinier. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variable bebas. Dasar pengambilan keputusan dengan

berdasarkan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan nilai tolerance..

Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF < 10,00.

Jika nilai VIP < 10,00 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Multikolenaritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
70

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 2.798 3.236 .865 .389

Gaya Hidup .259 .110 .253 2.348 .021 .564 1.772


1 Sosial .374 .104 .382 3.580 .001 .574 1.742
Budaya

Harga .228 .139 .134 1.640 .104 .977 1.023


a. Dependent Variable: Pola Konsumsi
Sumber: DataPrimer yang Diolah,2020

Berdasarkan hasil dari multikolinieritas pada tabel 4.10 diperoleh bahwa

berdasarkan nilai tolerance masing-masing variabel bernilai >0,1. Dan jika dilihat

berdasarkan nilai VIF masing-masing variabel bernilai <10,00. Maka dapat

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar

variabel bebas.

b. Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Analisis ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh seluruh variabel

bebas terhadap variabel terikat menggunakan nilai koefisien determinasi.

Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .610 .372 .352 3.995

a. Predictors: (Constant), Harga, Sosial Budaya, Gaya Hidup


b. Dependent Variable: Pola Konsumsi
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

` Berdasarkan data diatas diketahui R Square sebesar 0,372, hal ini

mengandung arti bahwa pengaruh variabel gaya hidup, sosial budaya, dan harga

secara simultan terhadap pola konsumsi mahasiswa adalah sebesar 37,2% dan

sisanya (100 % - 37,2 % = 62,8%) dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel

dalam penelitian ini.


71

c. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4. 12 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 906.696 3 302.232 18.941 .000b

1 Residual 1531.834 96 15.957

Total 2438.530 99

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi


b. Predictors: (Constant), Harga, Sosial Budaya, Gaya Hidup
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa thitung fhitung ( 18,941) ≥ Ftabel

(2,699), jadi hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh variabel gaya hidup, sosial budaya dan harga secara simultan terhadap

pola konsumsi mahasiswa.

2. Hasil Uji Parsial (Uji T)

Tabel 4. 13 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.798 3.236 .865 .389

Gaya Hidup .259 .110 .253 2.348 .021


1
Sosial Budaya .374 .104 .382 3.580 .001

Harga .228 .139 .134 1.640 .104


72

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi

dapat dilihat pada Tabel 4.13 yang mengidentifikasi bahwa variabel Gaya

Hidup diperoleh thitung (2,348) ≥ ttabel (1,984) pada taraf signifikasi 5% dengan nilai

sig 0,021<0,05 yang artinya ada pengaruh variabel gaya hidup secara parsial

terhadap pola konsumsi mahasiswa. Hal inipun sesuai denga hasil yang diperoleh

pada variabel Sosial Budaya diperoleh thitung (3,580) ≥ ttabel (1, 984) pada taraf

signifikasi 5% dengan nilai sig 0,001 < 0,05 yang berarti ada pengaruh variabel

sosial budaya secara parsial terhadap pola konsumsi mahasiswa. Sedangkan

variabel Harga diperoleh thitung (1,640) < ttabel (1, 984) pada taraf signifikasi 5%

dengan nilai sig 0,104 > 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh variabel harga

secara parsial terhadap pola konsumsi mahasiswa.

d. Uji Korelasi Product Moment

Uji korelasi Product Moment merupakan pengujian untuk menunjukkan

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Product Moment

Correlations

Gaya Hidup Sosial Budaya Harga Pola Konsumsi

Pearson Correlation 1 .652** .148 .522**

Gaya Hidup Sig. (2-tailed) .000 .140 .000

N 100 100 100 100


Pearson Correlation .652** 1 .074 .557**
Sosial Budaya Sig. (2-tailed) .000 .464 .000
N 100 100 100 100
73

Pearson Correlation .148 .074 1 .200*


Harga Sig. (2-tailed) .140 .464 .046
N 100 100 100 100
** ** *
Pearson Correlation .522 .557 .200 1

Pola Konsumsi Sig. (2-tailed) .000 .000 .046

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2021

Dari tabel output diatas maka dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara

Gaya Hidup (X1) dengan pola konsumsi mahasiswa (Y) adalah sebesar (r) 0,522

disertai signifikasi 0,000. Bedasarkan kriteria keputusan diatas maka disimpulkan

bahwa korelasi dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena

signifikasi yang menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05.

Korelasi yang terjadi bersifat positif,  artinya apabila variabel bebas (independent)

meningkat, maka  akan disertai oleh meningkatnya variabel terikat (dependent),

korelasi yang terjadi berada dalam kategori sedang. Adapun Sosial Budaya (X2)

dengan pola konsumsi mahasiswa adalah sebesar (r) 0,577 disertai signifikasi

0,000. Berdasarkan kriteria keputusan diatas maka disimpulkan bahwa korelasi

dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena signifikasi yang

menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05).

Korelasi yang terjadi bersifat positif,  artinya apabila variabel bebas (independent)

meningkat, maka  akan disertai oleh meningkatnya variabel terikat (dependent),

korelasi yang terjadi berada dalam kategori sedang. Sedangakan Harga (X3)

dengan pola konsumsi mahasiswa (Y) adalah sebesar (r) 0,200 disertai signifikasi

0,046. Bedasarkan kriteria keputusan diatas maka disimpulkan bahwa korelasi

dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena signifikasi yang
74

menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,046<0,05.

Korelasi yang terjadi bersifat positif,  artinya apabila variabel bebas (independent)

meningkat, maka  akan disertai oleh meningkatnya variabel terikat (dependent),

korelasi yang terjadi berada dalam kategori lemah.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Dalam

Berbelanja Di Marketplace

Gaya hidup secara luas diidentifikasikan bagaimana seseorang

menghabiskan waktu mereka seperti aktifitas atau kebiasaan yang di anggap

penting dan menarik didalam kehidupannya. Mahasiswa yang memiliki gaya

hidup tinggi maka akan memiliki pola konsumsi yang tinggi pula biasanya

kebanyakan orang mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat dan apa

yang menjadi tren masa itu. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Han Peter

Mueller (1989) dalam pendekatan “kualitatif dunia kehidupan” yang

mengatakan bahwa gaya hidup sebagai lingkungan pergaulan yang

membedakan antara satu orang dengan orang lain. Hal ini selaras dengan

penelitian A’yun (2019) yang menyatakan bahwa gaya hidup mahasiswa lebih

cenderung selalu ingin membeli dan mengonsumsi barang-barang yang

sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Mahasiswa membeli suatu barang hanya

karena faktor keinginan, kepuasan, kesenangan, mendukung penampilan

sebagai wujud identitas diri dan marketplace memberikan pilihan.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada

mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo yang menyatakan


75

bahwa mahasiswa tersebut merasa senang dan menjadi lebih percaya diri jika

memakai barang yang sedang trend dan untuk mendapatkan barang-barang

tersebut mahasiswa tersebut memanfaatkan marketplace untuk memenuhi

keinginannya.

2. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Dalam

Berbelanja Di Marketplace

Perilaku konsumsi mahasiswa dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa

tersebut berpakaian, jenis makanan dan minuman apa yang dikonsumsi serta

bagaimana mahasiswa tersebut menghabiskan waktu senggangnya, hal ini

dilakukan atas dasar budaya dimana mahasiswa tersebut tinggal seperti halnya

mahasiswa dari Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo yang tengah

menempuh pendidikan di kota Makassar tentunya ada perbedaan budaya

kampung dan kota. Hal ini memicu peningkatan pola konsumsi mahasiwa

tersebut dengan alasan penyesuaian diri selain untuk memenuhi kebutuhan

pokok juga sebagai bentuk pengidentifikasian dirinya. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Rohini (2018) yang menyatakan bahwa meningkatnya pola

konsumsi dikarenakan dipengaruhi oleh banyak kelompok referensi

diantaranya keluarga, teman, tetangga, lingkungan tempat tinggal serta

kelompok organisasi sebesar 25% dalam memilih suatu produk. Hal inipun

diperkuat oleh teori Cellia Lurry (1998) yang menyatakan bahwa pengaruh

budaya terhadap perilaku konsumen dapat dilihat dari produk dan jasa yang

memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena

produk mampu membawa pesan makna budaya.


76

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada

mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo yang menyatakan

bahwa mahasiswa tersebut membeli suatu barang karena mengikuti tren

fashion dan mereka menyukai produk-produk yang digandrungi oleh banyak

orang dan merekapun tertarik untuk memiliki barang tersebut sedangkan

produk-produk yang ada dalam marketplace selalu ter-update yang

memberikan mahasiswa banyak pilihan untuk mengikuti tren fashion yang

mereka sukai.

3. Pengaruh Tingkat Harga Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Dalam

Berbelanja Di Marketplace

Jika harga suatu produk di dalam marketplace dianggap sesuai dengan

kemampuan serta kepuasan yang diperoleh maka pola konsumsi mahasiswa di

Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo meningkat dikarenakan harga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk. Sebagai mahasiswa

yang sedang menempuh pendidikan yang bisa dikatakan jauh dari kampung

halaman tentunya akan selalu mencari produk yang harganya lebih rendah

dikarenakan banyaknya pertimbangan kebutuhan-kebutuhan yang wajib untuk

dipenuhi. Hal inipun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan A’yun

(2019) yang menyatakan bahwa harga barang yang lebih murah merupakan

salah satu motif dari mahasiswa dalam berbelanja online. Kemudian hal lain

yang menarik dari berbelanja melalui online karna adanya banyak keuntungan

yang diperoleh, misalnya adanya cashback, promo maupun diskon yang

banyak dijumpai dalam berbelanja online.


77

Akan tetapi hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa di

Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa harga tidak

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pola konsumsi hal ini bisa

terjadi dikarenakan adanya kecenderungan konsumsi menggunakan daasar

pertimbangan irrasionalitas. Hal ini dikarenakan pilihan atas pengkonsumsian

suatu objek tidak lagi dilandaskan pada rasionalitas anggaran yang dimiliki

mahasiswa melainkan berdasarkan tingkat superioritas citra (prestise) yang

dimiliki objek konsumsi.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup, Sosial Budaya

berpengaruh signifikan terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa di Kecamatan

Pitumpanua Kabupaten Wajo dalam berbelanja di marketplace sedangkan harga

tidak berpengaruh signifikan terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa di Kecamatan

Pitumpanua Kabupaten Wajo dalam berbelanja di marketplace.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.

Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian yang didapat adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel lain

yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa.

2. Bagi konsumen khususnya mahasiswa di Kecamatan Pitumpanua

Kabupaten Wajo agar lebih rasional dalam melakukan konsumsi, dengan lebih

mengutamakan kebutuhann daripada keinginan.

78
DAFTAR PUSTAKA

Adzkiya, A. (2018). Analisis Perilaku Konsumtif Dan Faktor Pendorongnya


(Study Kasus Mahasiswa Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
(Issue 1).Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aeni, E. N. (2019). Pengaruh Online Shop Terhadap Perilaku Konsumtif


Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Wali Songo
Semarang.

Ag, A. A. G., & Kusuma, A. (2018). Peran E-Marketing Dalam Memediasi


Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis. 7(6), 3291–3319.

Ambo, K. (2018).Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Astuti, T. P. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi


Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN
Jakarta).Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Dharmmesta, B. S. (2002). No TitleManajemen Pemasaran Modern.


EdisiKeempat. Penertbit Liberty : Jakarta (4th ed.). Librty.

Endang Tri Wahyuni. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi


Mahasiswa Fakultas Ekonomi.Universitas PGRI Yogyakarta.Universitas
PGRI Yogyakarta.

Fadhilla, M. R. (2019). Budaya Konsumerisme Generasi Milineal.


https://www.qureta.com/post/budaya-konsumerisme-generasi-milenial

Ghoni, A., & Bodroastuti, T. (2012). Pengaruh Faktor Budaya , Sosial , Pribadi
Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen ( Studi Pada Pembelian Rumah
di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang ) The Influence Of
Factor Of Cultural , Social , Personality And Psychology On Customer
Behavior S. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala, 1–23.

Gilarto,T. 1993. Pengantar Ekonomi Mikro Jilid. Yogyakarta:Kansinus

Hanum, N. (2017). Analisis Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumsi


Mahasiswa Universitas Samudra di Kota Langsa. Program Studi Ekonomi

79
80

Pembangunan,Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Langsa Aceh. Jurnal


Samudra Ekonomika, 2.

Hasnira. (2017). Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Pola


Konsumsi Masyarakat Wahdah Islamiyah Makassar.

Helmalia, H. (2018).Pengaruh E-commerce Terhadap Peningkatan Pendapatan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Padang”Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam.Universitas Islam Negeri Imam Bonjol. Universitas Islam
Negeri Imam Bonjol.

https://solutech.id/2019/07/18/5-marketplace-terbaik-di-indonesia-pada-2019/
(diakses pada tanggal 02Maret 2020 pukul 17:53)

Keputusan, P. P., Berbelanja, D., & Kota, D. I. (n.d.).Online shop.18–36.

Krisnawati, E. (2015). Pola Penggunaan Internet Oleh Kalangan Renaja Di


Kabupaten Semarang.Jurnal Penelitian Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana, 4(Pola Penggunaan
Internet Oleh Kalangan Renaja Di Kabupaten Semarang), 2.
https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/view/50

Kroma, A. R. (2013). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi


Mahasiswa Indekos di Kota Makassar.Skripsi Pada Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universutas Hasanuddin Makasssar.
Universutas Hasanuddin Makasssar.

Mahmud, M. (2015).Pengantar Pemasaran Modern, Edisi Pertama, Cetakan


Pertama, (Edisi Pert). UPP AMP YKPN.

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga

Mankiw, N. Gregory. 2013. Pengantar ekonomi makro. Jakarta: Salemba Empat

Mukromah, H. (2016). Masyarakat Hipper-Reality (Kajian Pola Konsumtif


Remaja Desa Bajing Kulon atas Handphone).
https://doi.org/10.1016/j.pocean.2014.05.001

Mulyani, S. (2015). Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi


Pendidikan Ekonomi Fakulta s Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.

Nuriyano,M Zaid. Zaenal Abidin, Alif Syahfiar, Fahrul Agil Firmansyah (2019).
Analisis Pola Konsumsi Dan Gaya Hidup Mahasiswa Pendidikan Gografi
Universitas Jember Angkatan 2018.Majalah Pembelajaran Geografi, 2 no 2.
81

Perkasa, A. A. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi


Mahasiswa Universitas Hasanuddin. Universitas Hasanuddin.

Krisnawati, E. (2015) Pola Penggunaan Internet Oleh Kalangan Remaja di


Kabupaten Semarang. Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 4(2), 319–350.

Ridwan, M. (2018).Keputusan Pembelian Melalui Situs Belanja Online Terhadap


Perilaku Konsumtif Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi
kasus Pada Pengguna Aplikasi Lazada di Medan).

Ridwan, O. (2018). Pengaruh Online Shop Terhadap Munculnya Perilaku


Konsumtif Mahasiswa Angkatan 2018 Fakultas Ilmu Administrasi.

Ristiyanty Prasetyo, J. J. O. .I. (2004).Perilaku Konsumen, Edisi Pertama Jilid 1


Yogyakarta (Edisi Pert).

Saefulloh, A. (2019). Analisis Perilaku Konsumsi Muslim Dalam Belanja Fashion


di Online Shop (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Walisongo Semarang Angkatan 2014-2018).

Sari, C. A. (2015).Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan Mahasiswi


Antropologi Universitas Airlangga.Jurnal Antro Unair, 4(2), 205–216..

Setianingsih, S. A. (2018). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan


Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa (study kasus
mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Purwakerto).

Sukirno, S. (2011).Makroekonomi (teori pengantar) (Edisi 3). Rajawali Pers.

Syah, N. H. (n.d.). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Pembelian Melalui Online Shop Di Kota Medan.2017.

T.Gilarso. (1993). Pengantar Ekonomi Mikro Jilid. In Pengantar Ekonomi


Mikro.Kanisisus.

Yatmi, F. (2017).Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis Yang Terlibat Dalam


Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Islam Negeri
Jakata.Universitas Islam Negeri Jakata.
82

LAMPIRAN
83

Lampiran 1 Tabulasi Data


1.Hasil Skor Variabel X1, X2 dan X3
Pola
Gaya Sosial Konsumsi
No.Responde Hidup Budaya Harga Mahasisw
n (X1) (X2) (X3) a (Y)
1 26 26 20 28
2 34 25 22 33
3 31 21 21 27
4 31 26 22 32
5 34 27 23 39
6 32 28 20 28
7 28 18 20 23
8 34 27 20 29
9 44 42 19 40
10 23 19 21 25
11 26 21 23 26
12 25 18 22 22
13 35 21 19 25
14 20 11 25 20
15 37 21 18 23
16 26 19 18 26
17 32 25 24 27
18 30 22 21 31
19 26 16 21 29
20 28 20 19 30
21 33 25 21 26
22 29 20 18 16
23 32 27 23 36
24 32 27 20 31
25 32 25 16 25
26 35 33 20 39
27 21 13 9 22
28 34 30 21 37
29 31 24 21 29
30 25 26 20 32
31 31 27 24 31
32 26 23 17 26
33 25 21 20 38
34 25 21 20 28
35 24 21 19 26
36 32 18 14 27
84

37 26 25 20 26
38 30 22 19 29
39 30 22 19 29
40 30 22 21 30
41 34 30 19 39
42 22 18 20 28
43 31 21 25 43
44 26 28 19 30
45 31 22 20 25
46 24 15 21 33
47 22 15 18 22
48 30 21 23 30
49 35 28 19 34
50 22 21 23 21
51 34 30 22 34
52 34 26 22 31
53 31 27 23 19
54 27 20 21 26
55 31 20 20 29
56 38 23 17 30
57 25 23 19 21
58 40 31 20 31
59 29 22 23 28
60 36 29 23 33
61 24 20 19 27
62 17 14 19 22
63 28 22 19 29
64 34 29 20 34
65 29 18 21 28
66 26 21 20 23
67 31 20 19 26
68 31 20 22 35
69 31 29 20 26
70 25 27 14 29
71 30 28 24 37
72 32 25 23 35
73 29 22 22 30
74 32 28 21 35
75 31 24 23 23
76 20 18 22 24
77 33 23 25 39
78 23 21 20 28
85

79 25 18 20 23
80 30 19 25 36
81 26 20 23 23
82 33 30 22 34
83 33 28 20 34
84 36 29 23 33
85 26 23 22 24
86 24 22 20 20
87 29 26 20 31
88 32 22 20 26
89 40 19 21 26
90 24 21 21 26
91 33 20 22 33
92 30 25 20 30
93 30 23 19 25
94 23 22 18 25
95 23 14 22 22
96 30 23 22 29
97 28 16 18 25
98 33 26 22 31
99 26 23 21 27
100 16 16 18 27

2.Hasil Data yang Telah Dikonversi

Pola
Gaya Sosial Konsumsi
Hidup Budaya Harga Mahasiswa
No.Responden (X1) (X2) (X3) (Y)
1 27.027 28.667 16.07 24.075
2 34.811 27.545 18.719 27.463
3 32.417 23.287 17.667 21.552
4 31.436 28.13 18.687 26.073
5 34.501 29.769 20.138 33.148
6 31.78 30.578 15.936 24.112
7 28.224 20.684 15.936 18.765
8 34.641 29.319 15.936 24.457
9 45.349 44.592 14.668 33.344
10 23.369 21.682 17.89 20.928
11 26.497 22.446 19.992 20.774
12 25.997 20.258 18.684 16.998
13 35.052 23.251 14.666 20.462
86

14 21.317 11.792 22.798 13.945


15 36.95 23.855 14.25 21.03
16 25.645 20.841 13.499 20.268
17 32.846 27.49 21.493 21.678
18 29.781 24.182 17.667 26.029
19 26.619 17.947 17.237 24.344
20 29.09 22.626 14.77 25.496
21 33.439 23.226 17.421 21.065
22 30.155 21.69 13.844 14.314
23 32.433 29.666 20.134 31.615
24 32.543 30.018 15.936 26.236
25 31.42 27.792 11.784 20.174
26 34.517 35.38 15.936 32.827
27 21.639 14.338 5 19.94
28 33.62 32.351 17.237 32.321
29 30.71 26.474 17.563 24.405
30 25.157 28.581 16.44 27.951
31 31.835 29.817 21.497 25.474
32 26.501 25.656 12.388 21.831
33 25.34 23.135 15.936 32.222
34 26.212 23.668 16.396 22.534
35 24.565 23.197 14.993 21.844
36 31.831 20.563 9.595 22.514
37 26.6 27.651 15.936 21.804
38 30.11 24.69 14.77 24.258
39 30.11 24.69 14.77 24.258
40 30.595 24.093 17.383 24.628
41 34.692 32.696 14.705 32.759
42 21.852 19.708 15.967 22.027
43 31.548 23.508 22.798 36.023
44 26.359 30.172 14.666 24.684
45 31.635 24.777 16.116 20.668
46 24.692 16.358 17.383 27.768
47 22.147 16.417 14.006 16.276
48 30.824 23.165 20.192 25.23
49 35.095 30.572 14.666 29.072
50 23.024 23.299 20.326 14.935
51 34.141 32.533 18.833 28.656
52 34.929 27.643 18.719 26.176
53 31.004 29.907 20.134 13.288
54 27.892 22.691 17.563 21.102
55 31.646 22.557 16.62 24.4
87

56 39.073 24.585 12.136 25.549


57 25.463 25.708 15.7 16.007
58 40.089 33.737 16.247 26.024
59 30.192 24.666 20.326 21.869
60 36.496 31.416 20.134 27.589
61 24.657 22.275 15.387 21.826
62 17.365 15.45 15.453 16.987
63 28.922 24.67 15.453 24.628
64 33.635 31.161 15.936 28.944
65 29.738 19.981 17.383 22.257
66 26.503 22.988 15.936 18.328
67 31.53 21.682 14.946 21.625
68 30.739 22.382 18.688 29.532
69 31.007 31.651 15.936 21.339
70 25.478 30.018 9.283 24.144
71 30.562 29.884 21.348 31.396
72 31.62 26.97 20.138 29.94
73 29.681 24.563 18.542 25.239
74 33.054 30.786 17.417 29.43
75 31.382 25.591 20.169 17.544
76 21.317 19.015 18.864 18.711
77 34.555 24.641 22.798 33.794
78 24.373 23.356 15.936 22.546
79 25.532 19.726 16.22 20.448
80 30.881 21.001 22.798 30.608
81 27.228 22.715 20.192 18.172
82 32.966 32.531 18.542 29.147
83 33.608 30.562 15.936 28.515
84 36.496 31.416 20.134 27.589
85 26.485 24.781 18.684 18.713
86 25.029 24.651 16.217 14.935
87 29.264 28.944 15.936 26.321
88 32.019 24.632 16.07 22.064
89 40.588 20.251 17.417 20.126
90 24.6 22.84 17.697 20.763
91 33.526 22.141 18.542 28.004
92 30.043 27.518 15.936 26.018
93 30.259 25.437 14.949 19.247
94 23.786 24.756 13.827 20.588
95 23.984 15.039 18.833 15.846
96 30.149 25.485 18.687 25.02
97 28.976 17.573 14.166 19.419
88

98 33.104 28.34 18.67 24.712


99 26.99 25.08 17.414 21.2
100 17.091 17.558 13.723 20.905

3. Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Semester

No Asal Perguruan Tinggi Jumla Persentase


. h
1. Universitas Negeri Makassar 35 35%
2. Universitas Hasanuddin Makassar 15 15%
3. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 14 14%
4. Universitas Muslim Indonesia 11 11%
5. Universitas Muhammadiyah Makassar 7 7%
6. Universitas Bosowa 1 1%
7. Universitas Fajar 1 1%
8. Universitas Islam Makassar 1 1%
9. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan 4 4%
Makassar
10. Politeknik Pariwisata Makassar 1 1%
11. Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) 3 3%
12. Politeknik ATI Makassar 3 3%
13. STIE YPUP Makassar 1 1%
14. STIMIK Dipanegara Makassar 1 1%
15. STIKES Panakukang Makassar 1 1%
16. Akbid Pelamonia KESDAM VII/WIRABUANA 1 1%
Jumlah 100 100%

4. Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Semester

No Jenjang Semester Jumlah Persentase


.

1. I 8 8%
2. III 9 9%
3. V 21 21%
4. VII 28 28%
5. IX 33 33%
6. XI 1 1%

Jumlah 100 100%


89

5. Jumlah Responden Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


.

1. Laki-laki 25 25%
2. Perempuan 75 75%

Jumlah 100 100%

6. Jumlah Responden Berdasarkan Situs Markeplace Yang Sering


Dikunjungi

Persentas
No. Marketplace Jumlah e
1 Shopee 54 54%
2 Lazada 6 6%
3 Tokopedia 2 2%
4 Facebook 3 3%
2 Marketplace
5 sekaligus 3 3%
6 >2 Marketplace 3 3%
7 Lainnya 29 29%
Jumlah 100 100%

7. Jumlah Responden Berdasarkan Rata-rata Belanja Mahasiswa


Dalam 1 Bulan

No. Jenis Kelamin Jumlah Rata-rata Belanja


Dalam 1 Bulan

1. Laki-laki 25 3 kali
2. Perempuan 75 5 kali

Jumlah 100 7 kali

Lampiran 2 Hasil Olah Data


8. Hasil Uji Statistik Deskriptif
90

N Rang Minim Maxim Sum Mean Std. Varian Skewness Kurtosis


e um um Deviati ce
on

Statist Statis Statisti Statisti Statis Statis Std. Statisti Statist Statis Std. Statis Std.
ic tic c c tic tic Err c ic tic Err tic Err
or or or

Gaya 100 28 16 44 2923 29.23 . 4.946 24.462 -.042 . .335 .


hidup 495 241 478
Sosial 100 31 11 42 2289 22.89 . 4.792 22.968 .473 . 1.647 .
budaya 479 241 478
100 16 9 25 2049 20.49 . 2.406 5.788 - . 4.816 .
Harga
241 1.231 241 478
Pola 100 27 16 43 2873 28.73 . 5.226 27.310 .336 . -.089 .
konsu 523 241 478
msi
Valid 100
N
(listwis
e)

9. Hasil Uji Validitas

Validitas Butir rtabel rhitung Keterangan


Pertanyaan
Gaya Hidup P1 0,195 0,495 Valid
(X1) P2 0,195 0,734 Valid
P3 0,195 0,781 Valid
P4 0,195 0,243 Valid
P5 0,195 0,672 Valid
P6 0,195 0,469 Valid
P7 0,195 0,573 Valid
P8 0,195 0,710 Valid
P9 0,195 0,534 Valid
Sosial P1 0,195 0,545 Valid
Budaya (X2) P2 0,195 0,609 Valid
P3 0,195 0,547 Valid
P4 0,195 0,550 Valid
P5 0,195 0,680 Valid
P6 0,195 0,689 Valid
P7 0,195 0,688 Valid
P8 0,195 0,602 Valid
91

P9 0,195 0,519 Valid


Harga (X3) P1 0,195 0,693 Valid
P2 0,195 0,561 Valid
P3 0,195 0,719 Valid
P4 0,195 0,664 Valid
P5 0,195 0,680 Valid
Pola P1 0,195 0,605 Valid
Konsumsi P2 0,195 0,425 Valid
Mahasiswa P3 0,195 0,713 Valid
(Y) P4 0,195 0,740 Valid
P5 0,195 0,385 Valid
P6 0,195 0,687 Valid
P7 0,195 0,742 Valid
P8 0,195 0,731 Valid
P9 0,195 0,282 Valid
P10 0,195 0,128 Tidak Valid

10. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel N of items Croncbach’s Alpha Keterangan


Gaya Hidup (X1) 9 0,767 Reliabel
Sosial Budaya (X2) 9 0,782 Reliabel
Harga ( X3) 5 0,678 Reliabel
Pola Konsumsi Mahasiswa (Y) 10 0,760 Reliabel

11. Hasil Uji Normalitas

6. Hasil Uji Heteroskedatisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.


92

B Std. Error Beta

(Constant) -.423 2.057 -.205 .838

Gaya Hidup .019 .070 .035 .267 .790


1
Sosial Budaya -.051 .066 -.100 -.772 .442

Harga .242 .089 .271 2.730 .008

a. Dependent Variable: Abs_RES

7. Hasil Uji Multikolenaritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 2.798 3.236 .865 .389

Gaya Hidup .259 .110 .253 2.348 .021 .564 1.772


1 Sosial .374 .104 .382 3.580 .001 .574 1.742
Budaya

Harga .228 .139 .134 1.640 .104 .977 1.023


a. Dependent Variable: Pola Konsumsi

8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .610a .372 .352 3.995

a. Predictors: (Constant), Harga, Sosial Budaya, Gaya Hidup


b. Dependent Variable: Pola Konsumsi

9. Hasil Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.798 3.236 .865 .389

Gaya Hidup .259 .110 .253 2.348 .021


1
Sosial Budaya .374 .104 .382 3.580 .001

Harga .228 .139 .134 1.640 .104

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi


93

10. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 906.696 3 302.232 18.941 .000b

1 Residual 1531.834 96 15.957

Total 2438.530 99

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi


b. Predictors: (Constant), Harga, Sosial Budaya, Gaya Hidup

11. Uji Korelasi

Correlations

Gaya Hidup Sosial Budaya Harga Pola Konsumsi

Pearson Correlation 1 .652** .148 .522**

Gaya Hidup Sig. (2-tailed) .000 .140 .000

N 100 100 100 100


Pearson Correlation .652** 1 .074 .557**
Sosial Budaya Sig. (2-tailed) .000 .464 .000
N 100 100 100 100
Pearson Correlation .148 .074 1 .200*
Harga Sig. (2-tailed) .140 .464 .046
N 100 100 100 100
Pearson Correlation .522** .557** .200* 1

Pola Konsumsi Sig. (2-tailed) .000 .000 .046

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 3 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing


94
95

Lampiran 4 Usulan Judul Tugas Akhir


96

Lampiran 5 Permohonan Penerbitan Surat Izin Penelitian


97

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian


98

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan PTSP


Provinsi Sulawesi Selatan.
99

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian DMPTSP Cabang Kabupaten Wajo

Anda mungkin juga menyukai