Anda di halaman 1dari 33

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam Infaq

Secara bahasa infak berasal dari kata anfaqa yang artinya mengeluarkan atau

membelanjakan harta. Secara istilah syariah, infak berarti mengeluarkan sebagian harta

atau penghasilan untuk kepentingan yang diperintahkan Islam. Seperti misalnya membantu

menyumbang kepada anak yatim piatu, fakir, miskin, menyumbang untuk operasional

masjid atau menolong orang yang terkena musibah bencana.

Di dalam beberapa hadis disebutkan, infak merupakan kunci rezeki dari Allah

SWT. Jika seseorang memberikan infak maka Allah akan menggantinya dengan rezeki

yang tidak pernah diduga-duga. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu

Hurairah RA.

“Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat

yang turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak

ganti (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah

kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya).”

Al-Qur'an pun banyak mengandung ayat-ayat tentang anjuran berinfak. Ayat

tentang anjuran berinfak yang dapat menjadi dalil untuk melakukan perbuatan baik:

ُّ‫ ۛ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحب‬8‫َواَ ْنفِقُ ْوا ِف ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ َواَل تُ ْلقُ ْوا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى التَّ ْهلُ َك ِة ۛ َواَحْ ِسنُ ْوا‬

‫ْال ُمحْ ِسنِي َْن‬

Artinya; Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri

sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah

1
Agar lebih paham mengenai infaq, berikut ini adalah macam-macam infaq

berdasarkan hukumnya:

1. Infaq Wajib

Hukum infaq yang pertama adalah wajib. Infaq wajib ini merupakan infaq yang

wajib dikeluarkan oleh seseorang dan jika tidak dilakukan orang tersebut akan

mendapatkan dosa. Salah satu contoh dari infaq wajib adalah membayar mas kawin.

Dalam islam mas kawin merupakan salah satu syarat sah sebuah perkawinan. Mas

kawin juga dimasukkan dalam kategori infaq wajib. Membayar kifarat dan nadzar juga

termasuk dalam infaq yang wajib untuk dibayarkan. Kifarat atau kafarat adalah denda

yang harus dibayarkan oleh seorang muslim karena melanggar hukum Allah. Besaran

kifarat ini bergantung dari jenis kesalahan yang dilakukan. Penerima infaq jenis ini bisa

siapa saja termasuk keluarga atau kerabat yang membutuhkan.

Contoh lain dari infaq wajib adalah menafkahi istri dan keluarga. Ini merupakan

kewajiban suami dan menafkahi istri juga termasuk infaq yang berpahala besar.

2. Infaq Sunnah

Jenis infaq yang selanjutnya adalah infaq sunnah. Infaq sunnah ini merupakan infaq

yang dilakukan dengan tujuan bersedekah. Sedekah masuk dalam kategori infaq sunnah

jika berbentuk harta. Di dalam islam dikenal dua jenis infaq sunnah yaitu infaq untuk

jihad dan infaq untuk membantu orang lain.

Infaq jihad ini diberikan kepada seseorang atau kelompok orang yang akan

berjuang di jalan Allah. Manfaat infaq sunnah ini sangat banyak bagi penerimanya.

Salah satunya yaitu dapat meringankan beban penderitaan seseorang. Bagi pemberi

2
infaq manfaat dan hikmah yang diperoleh jauh lebih besar karena orang yang berinfaq

akan diampuni segala dosanya oleh Allah.

3. Infaq Mubah

Jenis infaq mubah merupakan infaq yang boleh dilakukan tapi yang melakukannya

tidak akan mendapatkan pahala. Jadi infaq jenis ini merupakan infaq yang dilakukan

untuk hal-hal yang hukumnya mubah. Contoh dari infaq mubah adalah memberikan

hartanya untuk kepentingan bercocok tanam ataupun berdagang. Memberikan infaq

untuk kegiatan berdagang atau bisnis ini bukanlah hal yang wajib. Orang yang

melakukannya tidak akan berdosa tapi juga tidak akan mendapatkan pahala.

4. Infaq Haram

Jenis infaq yang terakhir adalah infaq haram. Infaq haram ini merupakan infaq yang

dilarang oleh agama islam.

Salah satu contoh infaq haram adalah memberikan infaq yang tidak ikhlas atau

tidak karena Allah. Kamu yang memberikan infaq dengan niat ingin dipuji ataupun

ingin mendapatkan balasan dari orang lain hukumnya haram.

Hal ini tertuang dalam surat Al Maun ayat 4.

َ ‫فَ َو ْي ٌل لِّ ْل ُم‬


8‫صلِّ ْين‬

Maka celakalah orang yang salat,

َ ‫ْن هُ ْم َع ْن‬8َ ‫الَّ ِذي‬.


‫صاَل تِ ِه ْم َساهُ ْو َن‬

(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

3
‫الَّ ِذي َْن هُ ْم ي َُر ۤا ُء ْو ۙ َن‬.

Yang berbuat ria,

Di dalam surat Al Maun dijelaskan bahwa salah satu ciri orang munafik atau

mendustakan agama adalah orang yang riya. Riya merupakan perbuatan yang tidak

terpuji dan bisa menghapus semua pahala infaq yang seharusnya kamu terima. Oleh

karena itu, berinfaq tidak karena Allah atau riya hukumnya adalah haram.

Contoh lainnya dari infaq yang diharamkan adalah berinfaq untuk menghalang-

halangi syiar agama islam. Hal ini tertuang dalam surat Al Anfal ayat 36.

‫ي ُۡنفِقُ ۡونَهَا‬8 ‫ص ُّد ۡوا َع ۡن َسبِ ۡي ِل هّٰللا ِ‌ ؕ فَ َس‬


ُ ‫اِ َّن الَّ ِذ ۡي َن َكفَر ُۡوا ي ُۡنفِقُ ۡو َن اَمۡ َوالَهُمۡ لِيَـ‬

‫ؕوالَّ ِذ ۡي َن َكفَر ُۡۤوا اِ ٰلى َجهَـنَّ َم ي ُۡح َشر ُۡو ۙ َن‬


َ ‫ثُ َّمتَ ُك ۡو ُن َعلَ ۡي ِهمۡ َح ۡس َرةً ثُ َّم ي ُۡغلَب ُۡو َن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk

menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan

sset nis, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan

dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan”

Di dalam surat ini diberitahukan bahwa orang kafir yang menafkahkan hartanya

untuk menghalangi syiar agama islam akan menyesal dan dimasukkan ke dalam neraka

jahanam. Mengenai infaq haram ini juga dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 38 yang

menjelaskan mengenai orang-orang yang riya.

2.2 Solusi Islam terhadap masalah-masalah Ekonomi

a. Ekonomi Islam Menjamin Kesejahteraan Umat Manusia

4
Dalam ekonomi Islam, kesejahteraan diukur berdasarkan pada prinsip terpenuhinya

kebutuhan setiap individu masyarakat, bukan atas dasar penawaran dan permintaan,

pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, nilai mata uang ataupun indeks harga-harga di

pasar non-riil (Abul Hasan, 1992). Oleh karena itu, untuk mencapai terpenuhinya

kebutuhan setiap individu masyarakat, maka ekonomi Islam dilakukan dengan

melaksanakan hal-hal berikut ini (Abul Hasan, 1987; Rahman, 1995):

1. Pengaturan atas Kepemilikan.

Kepemilikan dalam ekonomi Islam dibagi tiga. Pertama: kepemilikan umum.

Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik yang keras, cair maupun gas, seperti

minyak, besi, tembaga, emas dan gas; termasuk semua yang tersimpan di perut bumi

dan semua bentuk energi, juga industri berat yang menjadikan energi sebagai

komponen utamanya. Dalam hal ini, negara hanya mengekplorasi dan

mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun jasa.

Kedua: kepemilikan negara. Kepemilikan negara meliputi semua kekayaan yang

diambil negara seperti pajak dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri dan

pertanian yang diupayakan oleh negara, di luar kepemilikan umum. Semuanya ini

dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.

Ketiga: kepemilikan individu. Kepemilikan ini dapat dikelola oleh individu sesuai

dengan hukum Syariah.

2. Penetapan Sistem Mata Uang Emas dan Perak

5
Emas dan perak adalah mata uang dalam sistem Islam. Mengeluarkan kertas

substitusi harus ditopang dengan emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat

ditukar, saat ada permintaan. Dengan begitu, uang kertas negara manapun tidak akan

dapat didominasi oleh uang negara lain. Sebaliknya, uang tersebut mempunyai nilai

intrinsik yang tetap dan tidak berubah. Ditinggalkannya mata uang emas dan perak dan

menggantikannya dengan mata uang kertas telah melemahkan perekonomian negara.

Dominasi mata uang dolar yang tidak ditopang secara langsung oleh emas

mengakibatkan struktur ekonomi menjadi sangat rentan terhadap gejolak mata uang

dolar. Goncangan sekecil apapun yang terjadi di Amerika akan dengan cepat merambat

ke seluruh dunia. Bukan hanya itu, gejolak politik pun akan berdampak pada naik-

turunnya nilai mata uang akibat uang dijadikan komoditas (barang dagangan) di pasar

uang yang penuh spekulasi (untung-untungan).

3. Penghapusan Sistem Ribawi

Ekonomi Islam melarang riba, baik nasī’ah maupun fadl; juga menetapkan

pinjaman untuk membantu orang-orang yang membutuhkan tanpa tambahan (bunga)

dari uang pokoknya. Di baitulmal (kas negara daulah islāmiyah), masyarakat dapat

memperoleh pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, termasuk para petani, tanpa

ada unsur riba sedikitpun di dalamnya.

Riba menurut bahasa artinya kelebihan atau tambahan. Sedangkan menurut istilah,

riba dapat diartikan melebihkan jumlah uang pinjaman berdasarkan persentasi tertentu

dari jumlah pinjaman pokok. Sedangkan dalam arti lain, riba artinya bertambah dan

membesar.

6
Praktik riba sangat merugikan bagi salah satu pihak. Inilah salah satu alasan kenapa

Islam melarang adanya praktik riba. Namun, mungkin masih banyak orang yang

kurang memahami atau mengetahui alasan lain kenapa riba itu dilarang dalam Islam.

Di dalam Al-Quran, Allah SWT telah berfirman di dalamnya dan melarang dengan

tegas bagi siapa pun untuk memakan harta riba.

Al-Quran Surat Ali Imran ayat 130

۟ ُ‫ض َعفَةً ۖ َوٱتَّق‬


َ ٰ ‫وا ٱلرِّ بَ ٰ ٓو ۟ا أَضْ ٰ َعفًا ُّم‬
۟ ُ‫وا اَل تَأْ ُكل‬
۟ ُ‫ين َءامن‬ ٓ
َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح‬
‫ُون‬ َ َ ‫ٰيَأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

4. Pengharaman Sistem Perdagangan di Pasar Non-Riil.

Adapun yang termasuk ke dalam pasar non-riil (virtual market) saat ini adalah

pasar sekuritas (surat-surat berharga); pasar berjangka (komoditas emas, CPO, tambang

dan energi dan lain-lain) dan pasar uang. Ekonomi Islam melarang penjualan komoditi

sebelum barang menjadi milik dan dikuasai oleh penjualnya, haram hukumnya menjual

barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindah tangankan kertas

berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga

mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh

Kapitalisme, dengan klaim kebebasan kepemilikan. Inilah Ekonomi Islam yang benar-

benar akan menjamin kesejahteraan masyarakat dan bebas dari guncangan krisis

ekonomi.

b. Solusi yang Ditawarkan

Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka solusi yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:


7
Pertama, Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas

bagi masyarakat (pro-poor growth). Islam mencapai pro-poor growth melalui dua jalur

utama: pelarangan riba dan mendorong kegiatan sektor riil. Pelarangan riba secara

efektif akan mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas

perekonomian tercipta. Bersamaan dengan itu, Islam mengarahkan modal pada

kegiatan ekonomi produktif melalui kerja sama ekonomi dan bisnis seperti mudārabah,

muzāra’ah dan musāqah. Dengan demikian, tercipta keselarasan antara sektor riil dan

moneter sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Kedua, Islam mendorong penciptaan anggaran negara yang memihak pada

kepentingan rakyat banyak (pro-poor budgeting). Dalam sejarah Islam, terdapat tiga

prinsip utama dalam mencapai pro-poor budgeting yaitu: disiplin fiskal yang ketat

(Fiskal adalah segala urusan yang berkenaan dengan pajak atau pendapatan negara),

tata kelola pemerintahan yang baik dan penggunaan anggaran negara sepenuhnya untuk

kepentingan publik. Tidak pernah terjadi defisit anggaran dalam pemerintahan Islam

walau tekanan pengeluaran sangat tinggi, kecuali sekali saja, pada masa pemerintahan

Nabi Muhammad s.a.w, yang disebabkan oleh peperangan. Bahkan pada masa Khalifah

Umar dan Uthman terjadi surplus anggaran yang besar. Yang kemudian lebih banyak

didorong adalah efisiensi dan penghematan anggaran melalui good governance. Di

dalam Islam, anggaran negara adalah harta public sehingga anggaran menjadi sangat

responsif terhadap kepentingan orang miskin.

Ketiga, Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memberi manfaat luas

bagi masyarakat (pro-poor infrastructure). Islam mendorong pembangunan

infrastruktur yang memiliki dampak eksternalitas positif dalam rangka meningkatkan

kapasitas dan efisiensi perekonomian. Nabi Muhammad s.a.w. membagikan tanah di

Madinah kepada masyarakat untuk membangun perumahan, mendirikan permandian

8
umum di sudut kota, membangun pasar, memperluas jaringan jalan, dan

memperhatikan jasa pos. Khalifah Umar bin Khattab membangun kota Kufah dan

Basrah dengan memberi perhatian khusus pada jalan raya dan pembangunan masjid di

pusat kota. Beliau juga memerintahkan Gubernur Mesir, Amr bin Ash, untuk

mempergunakan sepertiga penerimaan Mesir untuk pembangunan jembatan, kanal dan

jaringan air bersih.

Keempat, Islam mendorong penyediaan pelayanan publik dasar yang berpihak

pada masyarakat luas (pro-poor public services). Terdapat tiga bidang pelayanan

publik yang mendapat perhatian Islam secara serius: birokrasi, Pendidikan dan

kesehatan. Di dalam Islam, birokrasi adalah amanah untuk melayani publik, bukan

untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Khalifah Usman tidak mengambil gaji

dari kantornya. Khalifah Ali membersihkan birokrasi dengan memecat pejabat-pejabat

pubik yang korup. Selain itu, Islam juga mendorong pembangunan pendidikan dan

kesehatan sebagai sumber produktivitas untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Kelima, Islam mendorong kebijakan pemerataan dan distribusi pendapatan yang

memihak rakyat miskin. Terdapat tiga instrument utama dalam Islam terkait distribusi

pendapatan yaitu aturan kepemilikan tanah, penerapan zakat, serta menganjurkan

qardul hasan, infak dan wakaf. Qardh al-Hasan adalah pemberian pinjaman kepada

orang lain, dimana peminjam tidak diharuskan mengembalikan apabila dirasakan

benar-benar peminjam tidak mampu untuk mengembalikannya.

2.3 Manajemen Zakat, Shodaqoh dan Wakaf

1. Zakat

a. Pengertian Zakat

9
Zakat berasal dari kata “zakah” yang artinya suci, baik, berkah, tumbuh, dan

berkembang. Di dalam zakat terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan,

kebersihan jiwa, dan memupuk kebaikan. Itulah mengapa disebut dengan zakat.

Dikutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), zakat artinya bagian tertentu

dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat

yang ditetapkan.

Makna tumbuh dan berkembang dalam zakat artinya dalam menunaikan zakat

akan menghasilkan banyak pahala. Sementara itu makna suci dalam zakat

dimaksudkan sebagai sarana untuk mensucikan jiwa dan pencuci dosa-dosa yang telah

lalu.

Allah SWT berfirman dalam Q.S at-Taubah ayat 103 sebagai berikut:

َ َ‫صلَ ٰوت‬
‫ك‬ َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم ٰ َولِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِهم بِهَا َو‬

‫َس َك ٌن لَّهُ ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬


Artinya:

“Ambillah zakat dari sset ni harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan

mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.”

b. Hukum Mengeluarkan Zakat

Para ulama sepakat mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang

memenuhi syarat wajib zakat. Sebagaimana ketentuan dalam syariat agama. Perintah

mengeluarkan zakat tertuang dalam beberapa ayat dalam Al Quran. Salah satunya

pada Q.S Al-Baqarah ayat 110.

10
۟ ۟ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
ٍ 8‫ ُكم ِّم ْن َخ ْي‬8 ‫ َو َءاتُوا ٱل َّز َك ٰوةَ ۚ َو َما تُقَ ِّد ُموا أِل َنفُ ِس‬8َ‫صلَ ٰوة‬
8ُ‫ ُدوه‬8‫ر تَ ِج‬8 َّ ‫وا ٱل‬

‫صي ٌر‬ َ ُ‫ِعن َد ٱهَّلل ِ ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ بِ َما تَ ْع َمل‬


ِ َ‫ون ب‬

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang

kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.

Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

Zakat yang diwajibkan bagi setiap Muslim di bulan Ramadhan adalah zakat fitrah.

Kewajiban ini sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim:

Dari Ibnu Umar ra, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah atau satu sha’ kurma

atau satu sha’ gandum atas umat Muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-

laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau SAW memerintahkannya

dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk sholat.” (HR. Bukhari & Muslim)

c. Jenis-jenis zakat

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan bagi setiap Muslim pada

bulan Ramadhan. Tepatnya saat menjelang Idul Fitri. Besaran zakat fitrah setara

dengan 3,5liter atau sekitar 2,5kilogram makanan pokok. Zakat ini bisa berupa

beras, gandum, dan sejenisnya sesuai dengan daerah yang bersangkutan. Zakat

fitrah juga bisa diganti dengan uang, namun harus setara dengan harga makanan

pokok sesuai besaran zakat tersebut.

Syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut:

 Beragama Islam dan merdeka

11
 Menemui dua waktu yaitu di antara bulan Ramadan dan Syawal walaupun

hanya sesaat

 Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya

dan orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya dan malamnya

2. Zakat Maal

Zakat maal atau zakat harta adalah zakat yang wajib dikeluarkan seorang

Muslim sesuai dengan nisab dan haulnya. Nisab merupakan syarat minimum harta

yang dapat dikategorikan sebagai wajib zakat. Sementara haul adalah masa

kepemilihan harta sudah berlalu selama 12 bulan Qamariyah/tahun Hijriyah.

Tidak ada batasan waktu dalam mengeluarkan zakat maal. Artinya bisa

dikeluarkan sepanjang tahun ketika syaratnya sudah terpenuhi.

Zakat jenis ini akan melahirkan banyak jenis zakat lainnya di antaranya

zakat penghasilan, perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak,

hasil temuan, obligasi, tabungan, emas, dan perak dan lain sebagainya.

Syarat Harta yang Wajib Zakat

1. Kepemilikan sempurna

Pada syarat pertama, pemilik wajib berzakat apabila hartanya berada di

bawah kekuasaannya secara utuh. Lalu, harta harus berasal dari usaha yang halal,

bukan cara haram seperti mencuri, merampok, korupsi.

2. Mencapai nisab

Jika harta telah mencapai batas minimum atau nisab, pemilik wajib

mengeluarkan zakat 2,5 persen dari total jumlah. Pada zakat mal, terdapat

perbedaan cara menghitung nisab, tergantung harta yang dikuasai.

12
3. Berkembang secara produktif atau berpotensi produktif

Melansir dari Dompet Dhuafa, pengertian berkembang yaitu harta

menghasilkan keuntungan atau pendapatan lain. Harta yang berkembang dapat

digunakan sebagai modal usaha atau bisnis berkelanjutan, misalnya sawah,

perdagangan, ternak, emas, perak, dan uang.

4. Kepemilikan satu tahun penuh

Selain mencapai nisab, sebuah harta hukumnya menjadi wajib zakat apabila

sudah dimiliki selama satu tahun penuh menurut perhitungan hijriah. Persyaratan

satu tahun berlaku untuk harta emas, uang, ternak, harta benda yang

diperdagangkan, dan lain sebagainya.

Sementara itu, harta berbentuk pertanian, rikaz (barang temuan), buah-

buahan, dan zakat penghasilan (profesi) tidak wajib mencapai satu tahun. Biasanya,

zakat profesi dilakukan setiap gajian, lalu pertanian apabila berhasil panen.

5. Bebas dari utang

Pemilik terbebas dari hutang jadi syarat wajib zakat. Dalam ketentuan

berzakat, orang yang memiliki utang dianggap sebagai sosok yang tidak memiliki

kemampuan finansial yang cukup. Hal itu lantaran dia masih perlu melunasinya

terlebih dahulu sembari memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6. Melebihi kebutuhan pokok

Syarat selanjutnya untuk wajib zakat adalah kebutuhan pokok terpenuhi.

Jika seorang muslim tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari atau primer

seperti belanja, pakaian, rumah, perabot rumah tangga, kesehatan, pendidikan, dan

transportasi, dia tidak wajib zakat.

13
Indikator utama apakah barang wajib dikeluarkan zakat atau tidak yaitu

telah mencapai batas minimum zakat (nisab) dalam waktu 1 tahun. Umat Islam

harus ingat bahwa zakat berfungsi untuk menyucikan harta sekaligus menyebarkan

nilai pendidikan bahwa tidak semua hal di dunia ini milik kita sepenuhnya,

melainkan ada sebagian porsi untuk 8 golongan penerima zakat.

Pengelolaan zakat diatur dalam Undang-undang (UU) pengelolaan zakat

nomor 38 tahun 1998 “Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang

muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan

agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.”

Menurut PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 52 TAHUN 2014

zakat mal meliputi:

 zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya;

 zakat uang dan surat berharga lainnya;

 zakat perniagaan;

 zakat pertanian, perkebunan dan kehutanan;

 zakat peternakan dan perikanan;

 zakat pertambangan;

 zakat perindustrian;

 zakat pendapatan dan jasa; dan

 zakat rikaz.

Berikut beberapa ketentuan zakat yang ada di Indonesia menurut

PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 52 TAHUN 2014:

 Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya

14
 Zakat emas wajib dikenakan atas kepemilikan emas yang telah mencapai nisab

85gram emas. Kadar zakat atas emas sebesar 2,5%. Dalam hal emas yang

dimiliki muzaki melebihi nisab, zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari

emas yang dimiliki.

 Zakat perak wajib dikenakan atas kepemilikan perak yang telah mencapai nisab

595gram perak. Kadar zakat atas perak sebesar 2,5%. Dalam hal perak yang

dimiliki muzaki melebihi nisab, zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari

perak yang dimiliki.

 Zakat logam mulia lainnya wajib dikenakan atas kepemilikan logam mulia yang

telah mencapai nisab 85gram emas. Kadar zakat atas logam mulia lainnya

sebesar 2,5%. Dalam hal logam mulia lainnya yang dimiliki muzaki melebihi

nisab, zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari logam mulia lainnya yang

dimiliki.

 Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya ditunaikan setelah mencapai haul

dan dibayarkan melalui amil zakat resmi. Muzaki yang memiliki emas, perak,

dan logam mulia lainnya, perhitungan zakatnya disatukan dengan nisab senilai

85gram emas.

 Zakat uang dan surat berharga lainnya

 Zakat uang wajib dikenakan atas kepemilikan uang yang telah mencapai nisab

85gram emas. Kadar zakat atas uang sebesar 2,5%. Dalam hal uang yang

dimiliki muzaki melebihi nisab, zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari

uang yang dimiliki.

 Zakat surat berharga wajib dikenakan atas kepemilikan surat berharga yang

telah mencapai nisab 85gram emas. Kadar zakat atas surat berharga sebesar

15
2,5%. Dalam hal surat berharga lainnya yang dimiliki muzaki melebihi nisab,

zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari nilai surat berharga yang dimiliki.

 Zakat uang dan surat berharga ditunaikan setelah mencapai haul dan dibayarkan

melalui amil zakat resmi. Muzaki yang memiliki uang dan surat berharga,

perhitungan zakatnya disatukan dengan nisab senilai 85 gram emas..

 Zakat Perniagaan

 Nisab zakat perniagaan senilai dengan 85gram emas. Kadar zakat perniagaan

sebesar 2,5%.

 Harta perniagaan yang dikenakan zakat dihitung dari Aktiva Lancar dikurangi

Kewajiban Jangka Pendek.

Penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

a. menghitung aktiva lancar yang dimiliki badan usaha pada saat haul.

b. menghitung kewajiban jangka pendek yang harus dibayar oleh badan usaha

pada saat haul.

c. menghitung selisih Aktiva Lancar dengan Kewajiban Jangka Pendek

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b.

Dalam hal selisih sebagaimana dimaksud pada huruf c telah mencapai nisab,

maka jatuh kewajiban menunaikan zakat perniagaan. Aktiva lancar atau aset

lancar adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang mudah dicairkan dalam

bentuk uang.

 Zakat Zakat Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

 Nisab zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan senilai 653 kg gabah.

16
 Kadar zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebesar 10% jika tadah

hujan atau 5% jika menggunakan irigasi dan perawatan lainnya.

 Dalam hal hasil panen yang diperoleh muzaki melebihi nisab, zakat yang harus

dibayar sebesar 10% jika tadah hujan atau 5% jika menggunakan irigasi dan

perawatan lainnya.

 Zakat Peternakan dan Perikanan

 Zakat peternakan dikenakan pada hewan ternak yang digembalakan di tempat

penggembalaan umum.

 Dalam hal hewan ternak dipelihara di dalam kandang dikategorikan sebagai

zakat perniagaan.

NISHAB (EKOR) ZAKAT YANG WAJIB DIKELUARKAN

5-9 ekor 1 ekor kambing (umur >1 tahun)


10-14 ekor 2 ekor kambing (umur >2 tahun)
15-19 ekor 3 ekor kambing (umur > 1 tahun)
20-24 ekor 4 ekor kambing (umur > 1 tahun)
NISHAB (EKOR)
25-35 ekor ZAKAT
1 ekorYANG WAJIB
anak unta betinaDIKELUARKAN
(umur >1 tahun)
36-45
30-59 ekor 1 ekor
1 ekor anakanak
kudaunta betina (umur >2 tahun)
betina 
46-60
60-69 ekor 1 ekor anak
kudaunta betina (umur >3 tahun)
NISHAB
NISHAB (EKOR) 2 ekor anak jantan
(EKOR)61-75 ZAKAT YANG ZAKAT
WAJIB YANG WAJIB>4DIKELUARKAN
DIKELUARKAN
70-79 ekor 1 ekor
1 ekor anakanak
kudaunta betina
betina dan(umur tahun)
1 ekor anak kuda jantan
76-90
40-120
80-89 ekor
ekor 2 ekor
2 ekor 1anak
anak kudaunta
ekor betina (umur >2 tahun)
kambing
betina
30-59 1 ekor anak sapi betina 
91-120
121-200 ekor
90-99ekor 2 ekor
3 ekor 2anak
anak kudaunta
ekor betina (umur >3 tahun)
kambing
jantan
60-69 2 ekor anak sapi jantan
121-129
201-300
100-109 ekor
ekor 3 ekor
1 ekor 3anak
anak kudaunta
ekor betina
kambing
betina dan(umur
2 ekor>2 tahun)
anak kuda jantan
70-79 1 ekor anak sapi betina dan 1 ekor sapi jantan
Setiap
Setiap tambahan tambahan 40 2300
100 ekor dari
110-119 ekor anakanak
kudaunta
betina dan(umur
1 ekor>2
anak kuda jantan
1 ekor betina tahun)
ekor
80-89 ekor anak sapiZakatnya
dari 1202ekor
ekor betina ditambah 1 ekor kambing
>120 3 ekor anak kuda betina atau 3 ekor anak kuda jantan
Setiap
90-99tambahan 50 anak
3 ekor 1 ekor anak unta betina (umur >3 tahun)
sapi jantan
ekor dari 120 ekor
100-109 1 ekor anak sapi 17
betina dan 2 ekor anak sapi jantan
110-119 2 ekor anak sapi betina dan 1 ekor anak sapi jantan
>120 3 ekor anak sapi betina atau 3 ekor anak sapi jantan
 Hasil perikanan yang dikenakan zakat mencakup hasil budidaya dan hasil

tangkapan ikan. Nisab zakat atas hasil perikanan senilai 85gram emas.

Kadar zakat atas hasil perikanan sebesar 2,5%

 Zakat Perindustrian

 Nisab zakat atas atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang senilai

85gram emas.

 Nisab zakat atas atas usaha yang bergerak dalam bidang jasa senilai 653 kg

gabah.

 Kadar zakat perindustrian sebesar 2,5%.

 Penghitungan zakat perindustrian mencakup penghitungan zakat perniagaan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 12.

 Zakat Pendapatan dan Jasa

Pasal Diganti oleh Permenag 31 tahun 2019 menjadi:

 Nisab zakat pendapatan senilai 85 (delapan puluh lima) gram emas. Kadar

zakat pendapatan dan jasa senilai 2,5% (dua koma lima per seratus).

 Zakat Rikaz

 Zakat rikaz tidak disyaratkan adanya nisab. Kadar zakat rikaz sebesar 1/5 atau

20%.

d. Golongan penerima zakat

18
Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzakki. Ada pun orang yang

berhak menerima zakat disebut mustahik. Zakat ditunaikan untuk disalurkan

kepada golongan orang yang berhak menerima zakat atau disebut dengan Asnaf.

Berdasarkan Q.S At-Taubah ayat 60, terdapat 8 golongan orang yang

menerima zakat.

8َ ِ‫ا ِمل‬88‫ين َو ْال َع‬


۞ ‫ا‬88َ‫ين َعلَ ْيه‬ ِ ‫ا ِك‬88‫را ِء َو ْال َم َس‬88
َ َ‫ات لِ ْلفُق‬ َّ ‫ا‬88‫إِنَّ َم‬
ُ َ‫ َدق‬88‫الص‬

ِ ِ‫يل هَّللا ِ َواب ِْن ال َّسب‬


‫يل‬ ِ ِ‫ين َوفِي َسب‬ ِ ‫ب َو ْال َغ‬
َ ‫ار ِم‬ ِ ‫َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي الرِّ قَا‬

‫يضةً ِم َن هَّللا ِ ۗ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬


َ ‫ۖ فَ ِر‬
“Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil

zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba

sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk

orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah maha

mengetahui, maha bijaksana.”

Berikut masing-masing penjelasannya:

1. Fakir adalah orang yang hampir tidak mempunyai apa-apa sehingga

menyebabkannya tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasar.

3. Amil adalah orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

4. Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk

menguatkan tauhid dan syariah.

5. Riqab adalah budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan diri sendiri.

19
6. Gharimin adalah orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup

dalam mempertahankan jiwa dan izzah.

7. Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah seperti dakwah, jihad,

dan semacamnya.

8. Ibnu Sabil adalah Orang yang dalam perjalanan adalah orang asing yang tidak

memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya.

2. Shodaqoh

a. Pengertian Shodaqoh

Sedekah merupakan kata yang sangat familiar di kalangan umat Islam.

Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq

(sidiq) yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016,

sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan

usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan

dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah

satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271

‫ت فَنِ ِع َّما ِه ۚ َي َواِ ْن تُ ْخفُ ْوهَا َوتُ ْؤتُ ْوهَا ْالفُقَ َر ۤا َء فَه َُو َخ ْي ٌر‬
ِ ‫ص َد ٰق‬
َّ ‫اِ ْن تُ ْب ُدوا ال‬

‫لَّ ُك ْم ۗ َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِّم ْن َسي ِّٰاتِ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ ِب َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر‬

“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu

menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu

lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu.

Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”

20
b. Macam-macam Shodaqoh

1. Sedekah Materi

Jenis sedekah pertama adalah sedekah materi. Sedekah ini bisa berupa uang,

barang, makanan, minuman, atau bahkan takjil berbuka puasa kepada orang-orang

yang berpuasa. Pahala bagi orang yang menjalankan sedekah materi sama besarnya

dengan pahala orang yang diberikan sedekah, termasuk sedekah kepada orang

berpuasa.

“Siapa yang memberi makan berbuka puasa orang yang berpuasa, maka baginya

pahala seperti orang itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sama

sekali.” (H.R. At-Tirmidzi)

2. Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah termasuk salah satu macam sedekah dalam ajaran Islam.

Pahala sedekah jariyah akan terus mengalir bagi orang yang mengamalkan,

sekalipun telah meninggal dunia. Karena, apa yang disedekahkan masih terus

dimanfaatkan di dunia.

Contoh sedekah jariyah yaitu menyedekahkan hartanya untuk membangun

masjid, pesantren, ilmu pengetahuan, ataupun fasilitas-fasilitas umum lain yang

menjadi manfaat bagi banyak orang.

Terkait sedekah jariyah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah

bersabda, “Jika manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya. Kecuali tiga,

yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang

mendoakannya.” (H.R. At-Tirmidzi)

3. Sedekah Non Materi

Selain sedekah materi dan jariyah, ada jenis sedekah non materi dalam

Islam, yaitu sedekah yang dilakukan seseorang tanpa mengeluarkan materi,

21
melainkan dalam bentuk lain seperti tenaga, pikiran, nasihat, atau sebuah senyuman

tulus.

Ya, memberi senyuman tulus kepada sesama Muslimin merupakan salah

satu ibadah sedekah non materi yang pahalanya sangat besar, seperti sabda

Rasululllah:

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, perintahmu kepada berbuat baik

dan mencegah kemungkaran adalah sedekah, petunjukmu kepada seseorang yang

tersesat adalah sedekah, menuntunmu kepada orang yang kabur penglihatannya

adalah sedekah, kamu menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan (yang dapat

membahayakan pengguna jalan) adalah sedekah, dan engkau menuangkan air dari

embermu ke ember saudaramu adalah sedekah.” (H.R. At-Tirmidzi)

c. Manfaat dan Keutamaan Shodaqoh

Selain macam-macam sedekah, kamu juga harus mengetahui keutamaan

dan manfaat yang dihasilkan dari bersedekah. Hal ini sebagaimana firman Allah

SWT melalui Al-quran surat At-Talaq ayat 7:

ۗ ُ ‫هُ هّٰللا‬8 ‫ ْق ِم َّمٓا ٰا ٰتى‬8 ِ‫هٗ فَ ْليُ ْنف‬88ُ‫لِيُ ْنفِ ْق ُذ ْو َس َع ٍة ِّم ْن َس َعتِ ٖ ۗه َو َم ْن قُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزق‬
‫هّٰللا‬ ۗ ‫اَل يُ َكلِّ ُ هّٰللا‬
ٍ ‫ف ُ نَ ْفسًا اِاَّل َمٓا ٰا ٰتىهَا َسيَجْ َع ُل ُ بَ ْع َد ُعس‬
ࣖ ‫ْر يُّ ْسرًا‬

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan

orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

22
Dengan demikian, sedekah adalah perbuatan yang dapat dilakukan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk berbagi. Lalu, seperti apa

keutamaan dan manfaat dari bersedekah? Berikut penjelasannya:

1. Sedekah Tidak Mengurangi Harta

“Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana

Rasulullah SAW bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah sset n Muslim,

sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim).

Mengapa sedekah tidak akan mengurangi harta? Karena meskipun secara

tersurat harta terlihat berkurang, namun kekurangan tersebut akan ditutup dengan

pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah kelipatannya menjadi lebih

banyak. Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba “Dan

barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah

pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

2. Sedekah Menghapus Dosa

Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa

diberikan berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan

menghapus dosa-dosanya dengan cara yang yang diridhai oleh Nya. Salah satunya

dengan sedekah.

Sedekah merupakan ibadah yang istimewa, ia dapat memudahkan kita dalam

menghapus dosa-dosa. Rasulullah SAW pernah bersabda “Sedekah itu dapat

menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api. (HR. At-Tirmidzi).

3. Sedekah Melipatgandakan Pahala

23
Sedekah memberikan banyak keistimewaan kepada pelakunya, salah satu

diantaranya adalah Allah SWT akan memberikan pahala yang banyak untuk orang

yang bersedekah. Allah SWT berfiman,

‫ف لَهُ ْم‬ ً ْ‫ت َواَ ْق َرضُوا هّٰللا َ قَر‬


ٰ ‫نًا ي‬8 ‫ا َح َس‬8 ‫ض‬
ُ ‫ َع‬8 ‫ُّض‬ ِ ‫ص ِّد ٰق‬
َّ ‫ص ِّدقِي َْن َو ْال ُم‬
َّ ‫اِ َّن ْال ُم‬

‫َولَهُ ْم اَجْ ٌر َك ِر ْي ٌم‬


“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan

dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-

gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”

(Qs. Al Hadid: 18)

4. Sedekah Dapat Menjauhi Siksa Neraka

Sedekah merupakan bagian dari amal dan ibadah selama kamu hidup di

dunia sehingga sedekah dapat menjadi bekal kamu yang dapat menjauhkan dari

siksa neraka.

“Jauhilah neraka walaupun dengan bersedekah sebelah butir kurma, maka siapa

saja yang tidak mendapatkannya, maka hendaklah (bersedekah) dengan kata-kata

yang baik’.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Harta Wakaf

a. Pengertian Wakaf

Wakaf merupakan istilah dari bahasa Arab ‘waqaf’. Istilah wakaf secara

bahasa berarti penahanan atau larangan atau menyebabkan sesuatu berhenti. Wakaf

secara istilah diartikan berbeda-beda menurut pandangan ahli fiqih. Menurut Abu

hanifah, wakaf adalah menahan suatu benda sesuai hukum yang ada, dan

menggunakan manfaatnya untuk hal-hal kebaikan, bahkan harta yang sudah

diwakafkan bisa ditarik kembali oleh si pemberi wakaf. Berdasarkan definisi Abu

24
hanifah, kepemilikan harta tidak lepas dari si wakif, pihak yang mewakafkan harta

benda nya.

Mazhab hanafi menyebutkan wakaf adalah tidak melakukan tindakan atas

suatu harta tersebut, yang berstatus tetap hak milik dengan memberikan manfaatnya

kepada pihak tertentu baik untuk saat ini ataupun waktu yang ditentukan.

Sedangkan mazhab Malik berpendapat wakaf tidak melepaskan harta yang dimiliki

oleh pewakaf dan pewakaf berkewajiban untuk memberikan manfaat dari harta

yang diwakafkannya dan tidak boleh menarik kembali harta yang diwakafkan.

Mazhab syafi’I berpendapat bahwa wakaf merupakan pelepasan harta dari

kepemilikan melalui prosedur yang ada. Pewakaf tidak boleh melakukan suatu

tindakan kepada harta yang sudah diwakafkan olehnya. Mazhab syafi’I juga

membolehkan memberikan wakaf berupa benda bergerak dengan syarat barang

yang diwakafkan harus memiliki manfaat yang kekal.

Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 41 tahun 2004, wakaf adalah

perbuatan hukum wakif, si pemberi wakaf, untuk memisahkan dan/atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna untuk keperluan

ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.

Secara umum wakaf harus memenuhi beberapa hal utama yaitu yang

memberikan wakaf dan pengelola harta wakaf harus mengalokasikan untuk amal

kebaikan. Selain itu pemberian wakaf harus bertujuan untuk beramal kepada

penerima atau kelompok yang jelas.

b. Hukum Wakaf

25
Pada dasarnya, hukum wakaf adalah sunnah. Hal ini merujuk pada Al-

quran surah Al-Hajj ayat 77 dan Ali Imran ayat 92.

‫ ْي ٍء‬8‫وا ِم ْن َش‬8ْ 8ُ‫ا تُ ْنفِق‬88‫وا ِم َّما تُ ِحب ُّْو َن َۗو َم‬8ْ 8ُ‫ َّر َح ٰتّى تُ ْنفِق‬8ِ‫الُوا ْالب‬88َ‫لَ ْن تَن‬

‫فَاِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم‬


“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian

harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu

sungguh, Allah Maha Mengetahui” (Ali Imron:92).

c. Jenis-jenis Wakaf

1. Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukan

 Wakaf ahli (wakaf Dzurri/wakaf ’alal aulad) yaitu wakaf yang

diperuntukkan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan

keluarga, dan lingkungan kerabat sendiri.

 Wakaf Khairi (kebajikan) adalah wakaf yang secara tegas untuk

kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum).

2. Jenis Wakaf Berdasarkan Jenis Harta

 Benda tidak bergerak:

Hak atas tanah: hak milik, strata title, HGB/HGU/HP

Bangunan atau bagian bangunan atau satuan rumah susun

Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah

Benda tidak bergerak lain

 Benda bergerak selain uang, terdiri dari:

26
Ada juga wakaf benda bergerak selain uang yaitu benda-benda yang bisa

berpindah seperti kendaraan. Selain itu ada juga benda yang bisa dihabiskan

dan yang tidak, air, bahan bakar, surat berharga, hak kekayaan intelektual

dan lain-lain.

 Benda bergerak berupa uang (Wakaf tunai, cash waqf)

3. Jenis Wakaf Berdasarkan Waktu:

 Muabbad, wakaf yang diberikan untuk selamanya

 Mu’aqqot, wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu

4. Jenis Wakaf Berdasarkan penggunaan harta yang diwakafkan

 Ubasyir/dzati; harta wakaf yang menghasilkan pelayanan masyarakat dan

bisa digunakan secara langsung seperti madrasah dan rumah sakit).

 Mistitsmary, yaitu harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman modal

dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang dibolehkan syara’ dalam

bentuk apapun kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan pewakaf

d. Syarat Sah Wakaf

Menurut hukum Islam, wakaf dikatakan sah apabila memenuhi dua

persyaratan. Pertama, tindakan atau perbuatan yang menunjukkan pada wakaf.

Kedua, mengungkapkan niatan untuk wakaf baik lisan maupun tulisan. Berikut

ini syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan wakaf secara sah.

a. Al-Waqif

27
Pewakaf harus cakap bertindak dalam memakai hartanya. Yang dimaksud

dengan cakap bertindak antara lain merdeka, berakal sehat, dewasa, dan tidak

dalam keadaan bangkrut.

b. Al-Mauquf

Mauquf, yaitu barang milik waqif yang diwakafkan.

Penerima manfaat merupakan seorang atau sekumpulan orang tertentu saja dan

No Syarat Harta Benda yang Diwakafkan Dianggap Sah

1. Benda yang diwakafkan harus berharga atau bernilai.

2. Benda tersebut adalah milik pewakaf sepenuhnya.

3. Benda yang diwakafkan harus diketahui kadarnya.

Benda tersebut dapat dipindahkan kepemilikannya dan dibenarkan


4.
untuk diwakafkan.

c. Al-Mauquf ‘Alaih

Yaitu yang diserahi wakaf, baik orang, golongan, maupun pihak tertentu.

Berdasarkan klasifikasi, ada dua macam pihak yang menerima manfaat

wakaf (nadzir), yaitu pihak tertentu (mu’ayyan) dan pihak tidak tertentu (ghaira

mu’ayyan). Maksud dari pihak tertentu adalah penerima manfaat merupakan

seorang atau sekumpulan orang tertentu saja dan tidak boleh diubah. Sedangkan

28
yang tidak tertentu adalah manfaat wakaf yang diberikan tidak ditentukan

secara terperinci, contohnya kepada fakir miskin, tempat ibadah, dan lain-lain.

Syarat dari penerima wakaf adalah tidak memiliki tujuan maksiat dalam

penggunaan harta wakaf, dan dapat diserah terimakan. Selain itu orang yang

menerima wakaf juga harus berakal, karena orang yang tidak berakal tidak bisa

membelanjakan hartanya untuk tujuan yang baik.

Dalam pasal 10 ayat 1 Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978, Nadzir

berkewajiban mengurus dan mengawasi harta kekayaan wakaf dan hasilnya

metiputi:

a. Menyimpan lembar kedua salinan Akta Ikrar Wakaf;

b. Memelihara tanah wakaf;

c. Memanfaatkan tanah wakaf;

d. Memanfaatkan dan berusaha meningkatkan hasil wakaf;

e. Menyelenggarakan pembukuan/administrasi yang meliputi:

1. buku catatan tentang keadaan tanah wakaf;

2. buku catatan tentang pengelolaan dan hasil tanah wakaf;

3. buku Catalan tentang penggunaan hasil tanah wakaf.

d. Sighah

Ini adalah syarat yang berhubungan dengan isi ucapan pada saat melakukan

wakaf atau pernyataan pewakaf sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan

harta bendanya. Syaratnya antara lain:

 Ucapan harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekal, karena

akan menjadi tidak sah jika ucapan mengandung batas waktu tertentu.

29
 Ucapan bisa direalisasikan segera, tanpa ada syarat-syarat tambahan.

 Ucapan bersifat pasti.

 Ucapan tidak mengandung syarat yang bisa membatalkan

e. Tata Cara Melakukan Wakaf

Dalam perwakafan, secara umum berikut ini adalah tata caranya.

 Wakif atau pewakaf (perorangan ataupun badan hukum) menghadap nadzir

(pihak penerima) di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

PPAIW adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Kementerian Agama

untuk membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW). Jika wakaf dilakukan untuk jumlah tak

tertentu, Nadzir tidak diwajibkan hadir.

 Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nadzir di hadapan PPAIW dengan

membawa dua orang sebagai saksi.

 Ikrar dapat dinyatakan secara lisan atau tulisan, serta dituangkan dalam AIW

oleh PPAIW.

 PPAIW menyampaikan AIW kepada Kementerian Agama dan Badan Wakaf

Indonesia (BWI) untuk dimuat dalam register umum wakaf pada BWI.

 Wakif wajib membawa dokumen sah dan asli atas harta atau asset yang ingin

diwakafkan, contohnya sertifikat tanah, akta tanah, dan lain-lain serta surat

pernyataan yang menyatakan bahwa tanah atau bangunan tersebut dalam

keadaan tuntas dan bebas dari sengketa atau ikatan. Lengkapi dokumen tersebut

dengan identitas diri yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.

30
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Infaq

Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan untuk kepentingan

yang diperintahkan Islam. Beberapa macam infaq menurut hukumnya: Infaq wajib,

misalnya mas kawin, nafkah istri. Infaq sunah adalah sedekah dalam bentuk harta. Infaq

mubah yaitu infaq yang bertujuan untuk bisnis. Dan terakhir infaq haram yaitu infaq yang

ditujukan untuk hal yang tidak baik (tidak sesuai dengan syari’at islam), misalnya infaq

yang tidak diniatkan karna Allah, infaq dengan harapan ingin dipuji, infaq yang digunakan

untuk menghalangi syiar islam.

3.2 Solusi Islam terhadap masalah-masalah Ekonomi

Pertama, Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas

bagi masyarakat (pro-poor growth) dengan pelarangan riba dan mendorong kegiatan sektor

riil. Kedua, Islam mendorong penciptaan anggaran negara yang memihak pada

kepentingan rakyat banyak (pro-poor budgeting) dengan disiplin fiskal yang ketat (Fiskal

adalah segala urusan yang berkenaan dengan pajak atau pendapatan negara), tata kelola

pemerintahan yang baik dan penggunaan anggaran negara sepenuhnya untuk kepentingan

publik. Ketiga, Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memberi manfaat luas

bagi masyarakat (pro-poor infrastructure). Keempat, Islam mendorong penyediaan

pelayanan publik dasar yang berpihak pada masyarakat luas (pro-poor public services).

Terdapat tiga bidang pelayanan publik yang mendapat perhatian Islam secara serius:

birokrasi, Pendidikan dan Kesehatan. Kelima, Islam mendorong kebijakan pemerataan dan

distribusi pendapatan yang memihak rakyat miskin dengan aturan kepemilikan tanah,

penerapan zakat, serta menganjurkan qardul hasan, infak dan wakaf.

31
3.3 Manajemen Zakat, Shodaqoh dan Wakaf

Zakat artinya bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim

apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Jenis-jenis zakat: Zakat fitrah dan zakat

maal. Besaran zakat fitrah setara dengan 3,5liter atau sekitar 2,5kilogram makanan pokok.

Zakat maal penghasilan, perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, hasil

temuan, obligasi, tabungan, emas, dan perak dan lain sebagainya.

Sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan

usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah terbagi menjadi 3 yaitu sedekah

materi, sedekah jariyah dan sedekag non materi.

Wakaf adalah menahan suatu benda sesuai hukum yang ada, dan menggunakan

manfaatnya untuk hal-hal kebaikan. Hukum wakaf adalah sunnah. Contoh wakaf: tanah,

bangunan, surat berharga. Syarat Harta Benda yang Diwakafkan Dianggap Sah: benda

yang diwakafkan harus berharga atau bernilai, benda tersebut adalah milik pewakaf

sepenuhnya, benda yang diwakafkan harus diketahui kadarnya, dan benda tersebut dapat

dipindahkan kepemilikannya dan dibenarkan untuk diwakafkan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Kitabisa.2020.” Macam-Macam Infaq yang Wajib Diketahui Umat Islam”.

https://blog.kitabisa.com/macam-macam-infaq-yang-wajib-diketahui-umat-islam/

(dikunjungi pada 11 november 2021)

Kristina.2021.” Tentang Zakat: Pengertian, Hukum, Jenis, Syarat, dan Penerima”.

https://news.detik.com/berita/d-5557091/tentang-zakat-pengertian-hukum-jenis-

syarat-dan-penerima?single=1 (dikunjungi pada 11 november 2021)

Indozone.id.2020.” Macam-macam Sedekah Menurut Ajaran Islam, Bukan Hanya Sedekah

Uang”. https://www.indozone.id/life/RMsxMgR/macam-macam-sedekah-

menurut-ajaran-islam-bukan-hanya-sedekah-uang/read-all (dikunjungi pada 11

november 2021)

Maharani, Dewi.2018.” Ekonomi Islam: Solusi Terhadap Masalah Sosial-Ekonomi “.

https://media.neliti.com/media/publications/268771-ekonomi-islam-solusi-

terhadap-masalah-so-33582d40.pdf (dikunjungi pada 11 november 2021)

Rumah.com.2021.” 4 Jenis Hukum Wakaf, Pengertian, dan Syaratnya “.

https://www.rumah.com/panduan-properti/tentang-wakaf-hukum-wakaf-jenis-

jenis-syarat-dan-aturan-hukum-23414 (dikunjungi pada 11 november 2021)

Githa, Amanah.2020.” Jenis Jenis Wakaf Yang Perlu Dipahami”.

http://www.amanahgitha.com/jenis-jenis-wakaf-yang-perlu-dipahami/

(dikunjungi pada 11 november 2021)

Ahmad.2021.” Pengertian Wakaf: Jenis, Rukun, Saksi dan Keutamaan Berwakaf”.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-wakaf/ (dikunjungi pada 11

november 2021)

33

Anda mungkin juga menyukai