Anda di halaman 1dari 8

F1 PROMKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. PENYULUHAN STUNTING DAN PEMBERIAN MAKANAN


TAMBAHAN DI POSYANDU BALITA DESA SENDANG
Latar Belakang
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seorang anak lebih pendek
dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Hal ini disebabkan karena kurangnya
asupan gizi sejak dalam kandungan hingga usia 6 tahun. Stunting baru akan nampak setelah
anak berusia 2 tahun. Selain asupan gizi yang kurang baik pada ibu hamil maupun anak
balita, terbatasnya layanan kesehatan berupa Antenatal Care dan Postnatal Care juga menjadi
penyebab terjadinya stunting. Sanitasi dan perilaku hidup bersih juga berperan penting
terhadap terhadap kejadian stunting.
Dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai
37,2%. Pemantauan status gizi tahun 2016 mencapai 27,5%, sedangkan batasan dari WHO <
20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sikitar 8,9 juta anak
Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Lebih dari 1/3 anak berusia di
bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.
Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif pada sasaran
1000 hari pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun. Oleh karena itu, agar
intervensi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, maka perlu diadakannya penyuluhan
mengenai stunting dan pemberian makanan tambahan yang dilakukan di posyandu-posyandu
Permasalahan
- Stunting di Indonesia menempati urutan 4 dunia.
- 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting
- Banyaknya masyarakat yang belum mengetahui pengertian, pencegahan dan bahaya
stunting
- Banyaknya ibu hamil yang belum mengetahui bahwa pemenuhan gizi anak untuk mencegah
stunting dimulai dari konsepsi sampai 1000 hari pertama kehidupan yaitu sekitar anak usia 2
tahun
- Belum adanya program khusus di Puskesmas Tersono dalam pencegahan dan
penatalaksanaan gizi buruk
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Stunting dan Gizi Seimbang serta Pemberian Makanan
Tambahan di Posyandu Desa Sendang
Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit stunting, pencegahan dan bahaya yang
ditimbulkan
2. Memberikan pengetahuan mengenai Gizi Seimbang
3. Memberikan makanan tambahan bagi balita di Posyandu Desa Sendang
Waktu : 3 Februari 2020 pukul 09.00-12.00
Lokasi : Desa Sendang, Kecamatan Tersono
Pelaksanaan
Telah dilaksanakan penyuluhan mengenai stunting dan pedoman gizi seimbang di
Posyandu Desa Sendang pada 3 Februari 2020 pukul 09.00-12.00. Pemberian materi dengan
leaflet dan alat peraga berupa mangkok untuk menjelaskan mengenai program gizi seimbang.
Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada balita lalu dicatat dalam KMS.
Pemberian makanan tambahan berupa nasi, sayur sop, tempe, dan buah-buahan kepada balita.
Menu ini diharapkan dapat menjadi contoh pemberian makanan tambahan agar memenuhi
kebutuhan gizi balita.
Monitoring dan Evaluasi
Peserta antusias dalam penyuluhan ini dilihat dari keaktifan peserta saat sesi tanya
jawab mengenai materi. Saat akan dimulai acara, masih ada beberapa peserta yang belum
hadir sehingga harus menunggu. Peserta senang terhadap menu makanan tambahan yang
diberikan. Diharapkan saat posyandu dapat selalu diberikan materi penyuluhan mengenai
kesehatan, karena antusiasme peserta cukup tinggi. Pemberian makanan tambahan
diharapkan dapat bervariasi sehingga balita tidak bosan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
Puskesmas dapat mengadakan program khusus untuk pencegahan stunting yang melibatkan
masyarakat secara aktif.

2. PENYULUHAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA


POSYANDU LANSIA DESA MARGOSONO
Latar Belakang:
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama
yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Tidak jarang para penderitanya tidak menyadarinya karena penyakit ini tidak mempunyai
gejala khusus dan datang tiba-tiba. Tekanan darah tinggi sering diberi gelar “The Silent
Killer” karena hipertensi merupakan pembunuh diam-diam. Di samping karena prevalensinya
yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingginya
tingkat kecacatan permanen dan kematian mendadak.
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik. Saat ini
diperkirakan 171 juta pasien menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan
menjadi dua kali lipatnya. Penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi
diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan
negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderita DM didunia. Semua pasien
tersebut beresiko mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular yang
dapat menyebabkan tingginya biaya perawatan dan pengobatan.
Permasalahan:
- Masalah-masalah penyebab timbulnya penyakit hipertensi salah satu faktornya adalah
kurangnya pengetahuan masayarakat tentang hipertensi
- Banyak mitos-mitos tentang hipertensi yang berkembang di masyarakat yang tidak terbukti
kebenarannya. Salah satu diantaranya banyak orang beranggapan bahwa hipertensi adalah
penyakit yang sering terjadi sebagai kondisi normal pada orang tua dan tidak berbahaya
karena tidak banyak yang meninggal dunia
- Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah prevalensi
obesitas dan physical inactivity
Perencanaan:
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan mengenai Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Posyandu
Lansia Desa Margosono
Tujuan:
1. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit hipertensi, faktor resiko dan
komplikasinya
2. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit DM, faktor resiko dan komplikasinya
3. Melakukan skrining penyakit hipertensi dan DM
4. Memberikan pengetahuan mengenai diet untuk penderita hipertensi dan DM
Waktu Kegiatan: 10 Februari 2020 pada pukul 08.00-11.00 WIB
Peserta Kegiatan : Peserta posyandu lansia diikuti oleh kurang lebih 25 peserta, Bidan Desa
Margosono
Pelaksanaan:
Telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai Hipertensi dan Diabetes Melitus di
Posyandu Desa Margosono. Kegiatan dimulai dengan absen peserta, lalu dilakukan
pemeriksaan tensi dan kadar gula darah. Peserta dengan hipertensi dan DM diberikan terapi.
Selanjutnya diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi dan DM dan diberikan sesi tanya
jawab antara dokter internsip dengan peserta. Kegiatan diakhiri dengan senam bersama.
Monitoring dan Evaluasi:
Peserta dapat memahami pengertian, faktor resiko, pencegahan dan komplikasi dari
hipertensi dan diabetes melitus. Peserta tampak antusias dengan kegiatan ini, saat sesi tanya
jawab banyak pertanyaan mengenai mitos tentang hipertensi dan diabetes melitus.
3. PENYULUHAN STUNTING DI POSYANDU BALITA DESA AMPEL
WULUNG
Latar Belakang
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seorang anak lebih pendek
dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Hal ini disebabkan karena kurangnya
asupan gizi sejak dalam kandungan hingga usia 6 tahun. Stunting baru akan nampak setelah
anak berusia 2 tahun. Selain asupan gizi yang kurang baik pada ibu hamil maupun anak
balita, terbatasnya layanan kesehatan berupa Antenatal Care dan Postnatal Care juga menjadi
penyebab terjadinya stunting. Sanitasi dan perilaku hidup bersih juga berperan penting
terhadap terhadap kejadian stunting.
Dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai
37,2%. Pemantauan status gizi tahun 2016 mencapai 27,5%, sedangkan batasan dari WHO <
20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sikitar 8,9 juta anak
Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Lebih dari 1/3 anak berusia di
bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.
Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif pada sasaran
1000 hari pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun. Oleh karena itu, agar
intervensi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, maka perlu diadakannya penyuluhan
mengenai stunting dan pemberian makanan tambahan yang dilakukan di posyandu-posyandu
Permasalahan
- Stunting di Indonesia menempati urutan 4 dunia.
- 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting
- Banyaknya masyarakat yang belum mengetahui pengertian, pencegahan dan bahaya
stunting
- Banyaknya ibu hamil yang belum mengetahui bahwa pemenuhan gizi anak untuk mencegah
stunting dimulai dari konsepsi sampai 1000 hari pertama kehidupan yaitu sekitar anak usia 2
tahun
- Belum adanya program khusus di Puskesmas Tersono dalam pencegahan dan
penatalaksanaan gizi buruk
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Stunting di Posyandu Balita Desa Ampel Wulung
Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit stunting, pencegahan dan bahaya yang
ditimbulkan
2. Memberikan pengetahuan mengenai Gizi Seimbang
Waktu : 21 Januari 2020 pukul 09.00-12.00
Lokasi : Desa Ampel Wulung, Tersono
Pelaksanaan
Telah dilaksanakan penyuluhan mengenai stunting dan pedoman gizi seimbang pada
seluruh ibu- ibu balita di desa ampel wulung. Pemberian materi dengan leaflet dan alat peraga
berupa mangkok untuk menjelaskan mengenai program gizi seimbang. Selanjutnya dilakukan
sesi tanya jawab mengenai materi.
Monitoring dan Evaluasi
Peserta antusias dalam penyuluhan ini dilihat dari keaktifan peserta saat sesi tanya
jawab mengenai materi. Saat akan dimulai acara, masih ada beberapa peserta yang belum
hadir sehingga harus menunggu. Peserta senang terhadap menu makanan tambahan yang
diberikan. Diharapkan saat posyandu dapat selalu diberikan materi penyuluhan mengenai
kesehatan, karena antusiasme peserta cukup tinggi. Pemberian makanan tambahan
diharapkan dapat bervariasi sehingga balita tidak bosan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
Puskesmas dapat mengadakan program khusus untuk pencegahan stunting yang melibatkan
masyarakat secara aktif.

4. PENYULUHAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PROLANIS


( PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS) PUSKESMAS
TERSONO
Latar Belakang:
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama
yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Tidak jarang para penderitanya tidak menyadarinya karena penyakit ini tidak mempunyai
gejala khusus dan datang tiba-tiba. Tekanan darah tinggi sering diberi gelar “The Silent
Killer” karena hipertensi merupakan pembunuh diam-diam. Di samping karena prevalensinya
yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingginya
tingkat kecacatan permanen dan kematian mendadak.
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik. Saat ini
diperkirakan 171 juta pasien menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan
menjadi dua kali lipatnya. Penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi
diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan
negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderita DM didunia. Semua pasien
tersebut beresiko mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular yang
dapat menyebabkan tingginya biaya perawatan dan pengobatan.
Permasalahan:
- Masalah-masalah penyebab timbulnya penyakit hipertensi salah satu faktornya adalah
kurangnya pengetahuan masayarakat tentang hipertensi
- Banyak mitos-mitos tentang hipertensi yang berkembang di masyarakat yang tidak terbukti
kebenarannya. Salah satu diantaranya banyak orang beranggapan bahwa hipertensi adalah
penyakit yang sering terjadi sebagai kondisi normal pada orang tua dan tidak berbahaya
karena tidak banyak yang meninggal dunia
- Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah prevalensi
obesitas dan physical inactivity
Perencanaan:
1. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan hipertensi dan diabetes melitus pada prolanis (program
pengelolaan penyakit kronis) Puskesmas Tersono
Tujuan:
1. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit hipertensi, faktor resiko dan
komplikasinya
2. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit DM, faktor resiko dan komplikasinya
3. Memberikan pengetahuan mengenai diet untuk penderita hipertensi dan DM
4. Melakukan pengecekan TD dan pengambilan darah untuk pemeriksaan gula
5. Membagikan obat rutin Hipertensi dan DM selama sebulan
Waktu Kegiatan: 28 Desember 2019 pada pukul 08.00-11.00 WIB
Peserta Kegiatan : Peserta posyandu lansia diikuti oleh kurang lebih 40 peserta, Bidan dan
Kader Prolanis Puskesmas Tersono
Pelaksanaan:
Telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan pengobatan mengenai Hipertensi dan Diabetes
Melitus di Puskesmas Tersono. Kegiatan dimulai dengan absen peserta, lalu dilakukan
pemeriksaan tensi dan kadar gula darah. Peserta dengan hipertensi dan DM diberikan terapi.
Selanjutnya diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi dan DM dan diberikan sesi tanya
jawab antara dokter internsip dengan peserta.
Monitoring dan Evaluasi:
Peserta dapat memahami pengertian, faktor resiko, pencegahan dan komplikasi dari
hipertensi dan diabetes melitus. Peserta tampak antusias dengan kegiatan ini, saat sesi tanya
jawab banyak pertanyaan mengenai mitos tentang hipertensi dan diabetes melitus.
6. PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI MTS
MUHAMMADIYAH TERSONO

LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu masa peralihan
dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak mengalami percepatan pertumbuhan,
perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Oleh karenanya, remaja sangat rentan
sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Pada era globalisasi dan keterbukaan informasi, internet membuat segala bentuk
informasi menjadi sangat mudah didapat. Sayangnya sangat sulit untuk membendung
informasi yang dapat merusak kepribadian remaja, misalnya pornografi dan kehidupan
seksual bebas. Selain itu, orang tua, lingkungan dan juga institusi pendidikan, tampaknya
belum siap untuk menghadapi kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan sangat
cepatnya. Beberapa data menunjukkan bahwa banyak masalah kesehatan remaja berakar dari
kebiasaan merokok dan penyalahgunaan narkoba, kekerasan interpersonal, kecelakaan, serta
hubungan seksual yang tidak aman yang bisa mengakibatkan penyakit menular seksual
termasuk HIV/ AIDS.
Permasalahan
Data SDKI 2012 menunjukkan persentase remaja pria yang pernah minum-minuman
mengandung alkohol sekitar 40% dan 5% dilakukan remaja putri. Studi perilaku lain yang
dilakukan di Papua melaporkan bahwa kaum muda memiliki kecenderungan cukup tinggi
untuk melakukan kegiatan yang berkaitan perilaku seksual seperti berciuman, saling
melakukan rangsangan seksual, melakukan onani/masturbasi, atau bahkan berhubungan seks
sebelum menikah. Kecenderungan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja dewasa ini
semakin banyak terjadi, tercermin dari tingkat aborsi di kalangan remaja diperkirakan sekitar
700 ribu kasus per tahun atau sekitar 30 persen dari seluruh kasus aborsi per tahun di
Indonesia.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Bentuk kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di MTS Muhammadiyah
Tersono

Tujuan :

1. Memberikan pengetahuan mengenai pubertas, tanda-tanda dan permasalahan yang timbul


saat pubertas

2. Memberikan pengetahuan mengenai sistem reproduksi dan siklus menstruasi

3. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit menular seksual


Waktu pelaksanaan : 2 Maret 2020 pukul 09.00-11.00 WIB

Lokasi : MTS Muhammadiyah Tersono

Peserta : Siswa MTS Muhammadiyah Tersono

Pelaksanaan

Telah dilaksanakan program Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di MTS


Muhammadiyah Tersono . Materi yang disampaikan berupa pengertian pubertas, tanda-tanda
serta permasalahan yang timbul saat pubertas. Disampaikan juga mengeai sistem reproduksi
remaja dan siklus menstruasi. Materi dilanjutkan tentang penyakit menular seksual.
Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab mengenai mitos seputar materi.

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan berlangsung kondusif dan peserta tampak antusias dengan materi yang
disampaikan. Peserta banyak yang belum mengerti mengenai penyakit menular seksual. Saat
dilakukan tanya jawab, tampak peserta aktif bertanya seputar materi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai